Cemburu

"Aku harap perasaanmu tidak berubah" kalimat yang diucapkan Aldo kemarin terus terngiang di kepala Aldi. Dia menjadi tidak berselera menuntaskan bacaannya saat ini. Dia pun menutup bukunya, dan mengambil gitar kemudian pergi ke taman depan rumahnya.

Saat sedang bad mood seperti itu, tempat pelariannya adalah gitar kesayangannya. Dia cukup mahir bermain gitar dan dalam bernyanyipun bisa dikatakan suaranya diatas rata-rata. Namun, musik hanya hobi selingannya setelah membaca.

"Al" sapa Tiara yang saat itu sudah di depan Aldi. Dia menautkan tangannya untuk meredakan jantungnya yang berdegup sangat kencang seiring dengan tatapan Aldi yang terus melihatnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Apa?" Tanya Aldi dengan tatapan dingin yang mungkin membuat semua yang ditatapnya membeku😂

"A-apa kamu benar-benar tidak ingin ikut pergi denganku bersama Aldo?" Tanya Tiara yang saat itu tengah menatap rerumputan yang menjadi pijakannya saat ini. Dia sunggu tidak sanggung menatap Aldi terlalu lama. Bisa-bisa dia akan pingsan saat itu juga.

"Tidak, aku sedang sibuk" Kata Aldi kemudian lanjut memainkan gitarnya yang sempat terhenti karena kedatangan Tiara.

"Baiklah" Kata Tiara kemudian menghela nafas pelan. Entah mengapa hati nya selalu terasa sakit ketika Aldi menolaknya. Mungkin ini sudah ke ratusan kalinya dia ditolak Aldi.

"Aku kuat, aku kuat, aku kuat" Kata Tiara sambil berusaha terus tersenyum kemudian berjalan masuk untuk menemui Aldo.

Aldo yang melihat kedatangan Tiara langsung tersenyum bahagia. Dia langsung menghampiri Tiara dan mengajaknya duduk. Dia berlari ke dapur untuk mengambil sesuatu disana. Tiara hanya diam saja melihat kepergian Aldo. Hatinya masih hancur dengan perlakuan Aldi padanya tadi. Sudah beberapa kalipun dia disakiti. Hatinya tetap sakit namun hatinya juga tidak bisa berpaling dari Aldi. Dia mulai tertunduk, setetes air mata jatuh membasahi tangannya. Dia langsung menghapusnya cepat.

Namun, Aldi yang baru saja masuk, melihat itu semua. Dia pun berdehem yang langsung membuat Tiara menoleh melihatnya. Mereka saling bertatapan. Semua perlakuan Aldi tadi, tidak membuat jantungnya berhenti berdegup kencang ketika Aldi menatapnya seperti itu. Tatapan itu. Tatapan dingin yang selalu dia rindukan. Dia berharap tatapan itu hanya untuknya, namun sayang. Itu hanyalah harapan belaka yang tidak mungkin bisa dia dapatkan. Sesaat dia merasa hatinya sedang mempermainkannya Dia menghembuskan nafas dengan kasar kemudian memalingkan wajahnya, karena dia tidak sanggup jika harus bertatapan lama dengan Aldi.

Saat dia menoleh kembali, Aldi sudah tidak ada disana. Dia sungguh kecewa.

"Kenapa aku harus mencintai orang seperti itu?" Batin Tiata

Selang beberapa lama, Aldo keluar dari dapur dengan beberapa kue ditangannya. Dia meletakkan semua kue tersebut di depan Tiara kemudian mengambil tempat duduk disamping Tiara.

"Ra, ini kue buatan Mama loh, pasti enak" Kata Aldo sambil tersenyum. Tiara pun mengangguk kemudian mencicipi kue di depannya.

"Seandainya Aldi sebaik Aldo" Batin Tiara.

"He, kenapa melamun Ra?" Tanya Aldo.

"Tidak, aku tidak melamun, apakah kita jadi pergi?" Tanya Tiara.

"Apakah kamu tetap ingin pergi? Aldi tidak ikut loh Ra, apakah tidak apa-apa?" Tanya Aldo.

"Hmmm, mau bagaimana lagi. Aku sudah terlanjur izin pada Mama untuk pergi hari ini" Kata Tiara yang langsung membuat senyum Aldo mengembang seketika. Dia begitu senang. Akhirnya hari ini dia bisa berkencan dengan Tiara. Walaupun tidak benar-benat bisa dianggap kencan. Tapi dia sangat bahagia.

"Baiklah, ayo kita pergi sekarang, aku tidak ingin kita sampai pulang terlalu malam" Kata Aldo kemudian beranjak mengambil kunci mobilnya. Dia sangat bahagia saat itu. Sampai tidak sadar jika ada seseorang yang memperhatikannya dari lantai 2. Tiara yang merasa ada yang memperhatikannya langsung menengok, namun dia tidak menemukan siapapun. Hingga tangan Aldo menariknya untuk segera berangkat.

Saat di dalam mobil, Tiara hanya diam saja. Pikirannya sedang menerawang entah kemana. Badannya sedang duduk di dalam mobil sedangkan pikirannya di rumah. Aldo melirik Tiara sekilas. Seperti mengerti apa yang dipikirkan Tiara. Dia pun memberhentikan mobilnya. Tiara yang sadar, langsung melihat Aldo.

"Kenapa kita berhenti disini Do?" Tanya Tiara.

"Apa kita balik saja Ra, sepertinya kamu tidak ingin pergi" Kata Aldo.

"Tidak Do, ini juga sudah setengah jalan. Tidak mungkin kita balik lagi. Ayo. Maafkan aku" Kata Tiara.

"He, kenapa minta maaf?" Tanya Aldo. Tiara menggeleng "Hehe, aku juga bingung kenapa aku minta maaf" kata Tiara.

Aldo bisa mengerti dari raut wajah Tiara saat itu. "Pasti karena Bang Aldi lagi" pikirnya. Dia pun melajukan mobilnya kembali. sambil sesekali melihat Tiara yang saat itu tengah melamun lagi. Aldo mendengus pelan. Seandainya Tiara mencintai Aldo, mungkin dia tidak akan seperti ini. Dia tidak akan bertepuk sebelah tangan dan terus-terusan sakit hati. Tapi yang namanya hati. Kita tidak bisa memilih dimana dan pada siapa hati kita berlabuh. Karena cinta itu hadir, begitu saja. Tiba-tiba ada tanpa kita undang. Jatuh cinta seenaknya. Tanpa memikirkan terlebih dahulu. Apakah cinta itu akan menyakitkan atau sebaliknya.

Disisi lain Aldi tengah sibuk dengan pikirannya. Dia bolak balik di kamarnya seperti memikirkan sesuatu. Namun sayangnya hanya dia yang tau apa yang sedang mengganggunya.

Drrtt Drrt

(sebuah pesan singkat masuk ke HP Aldi)

Dia langsung bersemangat, dan berlari mengambil HP nya di meja. Namun saat melihat nama yang tertera di HPnya, dia tampak begitu kecewa. Namun dia tetap membalas pesan tersebut. Dia menghela nafas dengan berat kemudian menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Hatinya terasa tak menentu, Dia pun memejamkan kedua matanya mencoba menenangkan diri. Suara Bel rumahnya menyadarkannya. Dia pun pergi untuk membukakan pintu.

Di depan pintu sudah ada seorang wanita cantik dengan sebuah kantong di tangannya. Dia terlihat gugup di depan pintu hingga beberapa kali meremas kantong yang sedang dia pegang. Selang beberapa lama setelah dia menekan bel. Seseorang pun membukakan pintu untuknya yang tidak lain adalah Aldi.

"Al" Sapanya dengan senyum mengembang di wajahnya.

"Jen, silahkan masuk" Kata Aldi. Jenny pun masuk dan memberikan kantong yang berisikan kue yang dia pegang tadi pada Aldi. Ini pertama kalinya dia memasuki rumah Aldi. Dia begitu canggung bahkan sangat terlihat ketika tangannya berubah dingin.

"Tenang saja Jen, Anggap rumah sendiri. Oya, Mama dan Papa sedang tidak dirumah, Aldo sedang pergi. Disini hanya ada kita dan bibi. Jadi jangan gugup begitu" Kata Aldi yang langsung mempersilahkan Jenny untuk duduk.

"Apa terlihat sangat jelas?" Tanya Jenny yang langsung dibalas anggukan dan senyuman oleh Aldi. Aldi pun meminta izin untuk pergi ke kamarnya untuk mengambil beberapa buku, karena saat itu mereka akan belajar untuk persiapan olimpiade, 1 Minggu lagi di Singapura.

Selang beberapa lama, Aldi kembali dengan beberapa buku ditangannya. Mereka belajar seperti biasanya. Menjawab beberapa soal dan membahas nya bersama-sama. Mereka terkenal dengan kecerdasan mereka di sekolah. Bahkan tidak jarang mereka disanding-sandingkan karena kedekatan mereka. Jenny yang menjadi idola para lelaki di sekolah, sedangkan Aldi yang juga menjadi idola para wanita disekolahnya, membuat mereka menjadi couple yang begitu serasi.

Setelah beberapa lama berkutik dengan soal-soal, tiba-tiba terdengar suara mobil terparkir di garasi. Aldi yang mendengar itu, sangat tahu siapa yang datang. Namun dia memilih tidak peduli dan melanjutkan kegiatan belajarnya bersama Jenny.

Disisi lain, Aldo dan Tiara sedang berjalan menuju ruang tamu. Tiara terlihat begitu bahagia sambil menceritakan beberapa adegan yang telah mereka tonton. Aldo pun terlihat begitu bahagia mendengar setiap cerita Tiara karena dengan seperti ini dia sudah seperti pasangan kekasih. Mereka tidak menyadari jika ada dua pasang mata yang sedang menatap mereka dengan tatapan tak suka.

"Kalian bisa diam tidak? kami sedang berkonsentrasi belajar" Kata Aldi menatap mereka dengan tatapan kesal.

Dan langsung saja Tiara membungkam seribu bahasa. Mereka berempat saling tatap. Mata Tiara langsung terkunci ketika melihat perempuan disamping Aldi.

"Je-jenny" ucap Tiara pelan.

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"

2020-11-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!