Episode 5
Pagi ini Lisa diperbolehkan keluar dari kediaman keluarga Jeon. Gadis itu sudah meminta izin kepada Ahrin dan juga Jungkook bahwa ini adalah hari pertamanya untuk bekerja disalah satu perusahaan di kota ini.
Alih-alih pulang ke apartemennya dan mengecek keadaan Somi, Lisa justru langsung menancapkan pedal gasnya menuju kawasan gedung perkantoran yang terletak ditengah-tengah kota. Sudah tidak ada waktu lagi, pikirnya.
Padahal ia sudah terbangun pukul lima pagi, namun Ahrin segera menyeretnya ke dalam fitting room dan menghadapkannya pada jejeran lemari pakaian yang besar dan menjulang tinggi sembari berujar, 'Kau harus memberikan kesan paling luar biasa dihari pertamamu.
Yang pertama, Lisa senang karena Ahrin tidak menyisipkan nama Jungkook disana. Tapi yang kedua, Lisa menjadi sedikit terlambat karena dibuat bingung bukan kepalang.
Kepalanya pening sekali ketika disuguhkan oleh deretan pakaian mahal didalam sana. Terlalu panik, semuanya bagus. Bingung ingin memilih yang mana.
Lalisa Choi
Ah, masih ada waktu.
( gumam.)
Lisa melangkah dengan sedikit terburu-buru setelah memarkirkan mobilnya secepat kilat. Tangannya bergerak untuk merapikan surai panjangnya.
Beruntung, gadis itu sudah terbiasa mengenakan high heels setinggi sepuluh senti. Jadi meskipun ia berjalan dengan tergesa-gesa, hal itu sama sekali bukan masalah besar baginya.
Ia Berdiri dihadapan pintu bertuliskan 'CEO' membuat jantung Lisa berdegup kencang. Sebenarnya ia tak pernah menyangka akan menempati posisi sebagai sekertaris seorang petinggi perusahaan seperti ini.
Mungkin saat itu Dewi Fortuna sedang berbaik hati padanya.
song yena (Staf)
Kau sudah siap, nona Choi?
Menarik napas sejenak guna menetralkan degub jantungnya, Lisa lantas mengangguk pelan.
Satu ketukan pada pintu mengudara, disusul oleh sebuah sahutan yang terdengar dari dalam sana.
Kenop ditekan, kemudian pintu bercat hitam itu terbuka lebar. Lisa melangkah masuk bersama Yena.
song yena (Staf)
Tuan, ini Lalisa Choi, sekertaris baru anda.
Lisa merasakan telapak tangannya berkeringat karena gugup. Ia belum berani untuk mengangkat wajahnya dan memilih untuk segera membungkuk hormat
Lalisa Choi
Terimah Kasih karena telah memberikan saya kesempatan untuk dapat bekerja pada anda, Tuan.
Keheningan menyelimuti selama beberapa saat sebelum akhirnya suara lain menyahut dengan tawa kering.
???
Ini sekertaris barunya?
Lisa menegang ditempat. Sempat terdiam dan berusaha menyangkal pikiran negatif yang mendadak melintasi kepalanya, gadis itu benar-benar tak ingin menerima kenyataan bahwa suara ini sungguh terasa familiar untuknya.
Dengan ragu, Lisa mengangkat wajahnya, merasakan aliran darahnya berdesir hebat serta jantung yang terpompa kuat-kuat.
Mata bulatnya membola, mendapati dua sosok pemuda disana, dimana salah satunya merupakan seseorang yang ia kutuk mati-matian dihari kemarin.
Lalisa Choi
Jeon Jungkook?!
Jungkook tertawa garing, sementara Yena diam-diam menarik lengan Lisa, memberikan kode pada gadis itu agar menjaga attitude-nya dengan baik.
song yena (Staf)
Pelankan suaramu dan cepat minta maaf pada Tuan Jeon.
( bisik.)
Gadis itu cukup gelisah tatkala melihat reaksi yang ditunjukkan Lisa.
Duh, kalau tahu begini, sebaiknya Yena mengusir Lisa sebelum gadis itu memasuki ruangan ini.
Lisa termasuk tanggung jawabnya. Yena tak ingin mengambil resiko yang lebih besar karena telah membawa seorang gadis tak tahu malu seperti Lisa.
Park Jimin
Kalian berdua saling mengenal?
Seorang pria bersurai cokelat yang duduk dikursi kebesaran itu memandangi Lisa dan Jungkook secara bergantian.
Ialah CEO Park Jimin--sang pewaris utama dalam keluarga Park Jungshin, yang tak lain merupakan pemilik dari perusahaan otomotif terbesar di negara ini.
Jungkook tersenyum miring.
Jeon Jungkook
Tentu saja aku mengenalnya, hyung.
Jeon Jungkook
Dia adalah pelaku utama dalam kasus penganiayaan yang terjadi padaku.
Lalisa Choi
Hei, aku sudah minta maaf padamu, ya!
Lalisa Choi
Sudah kubilang, saat itu aku mengira kalau kau adalah Jeon Soobin, bukan Jeon Jungkook!
Gadis itu seakan benar-benar lupa kalau ia sedang berdiri dihadapan bosnya sendiri.
Yena semakin panik. Wajahnya tampak pucat seketika. Duh, dasar gadis bodoh! Bisa-bisanya ia berseru begitu pada Tuan Jeon, pikir Yena.
Rasa-rasanya Yena ingin sekali menjambak rambut panjang Lisa dan menyeretnya keluar dari ruangan itu.
Park Jimin
Apa yang sebenarnya terjadi?
Jimin benar-benar tidak mengerti. Terjebak dalam situasi seperti ini sungguh membuat kepalanya terasa pening.
Park Jimin
Dan kau, nona Choi..
Park Jimin
Duduklah, dan jelaskan semuanya padaku.
Lisa segera tersadar. Gadis itu tersenyum canggung dan segera menduduki kursi dihadapannya.
'Bodoh! Bodoh! Bodoh! Ingat, Lisa! Ingat! Ini adalah hari pertamamu bekerja disini!' rutuknya dalam hati.
Lalisa Choi
S-sebelumnya aku ingin meminta maaf atas tindakanku yang terasa kurang sopan pagi ini, Tuan.
Lisa dengan raut wajah menyesal.
Lalisa Choi
Aku memang tak sengaja memukul wajah Jung--eh, m-maksudku Tuan Jeon Jungkook.
Lalisa Choi
Itu adalah sebuah kesalah-pahaman.
Lalisa Choi
Adik dari Tuan Jeon telah menyakiti hati adikku.
Lalisa Choi
Aku hanya berniat untuk membalaskan rasa sakit hatinya, namun seperti yang anda lihat, yang terjadi adalah salah sasaran.
Lalisa Choi
Seharusnya aku memukul wajah Tuan muda Soobin, bukan Tuan Jeon Jungkook.
Ada sedikit rasa pahit ketika Lisa menyebut nama Jungkook dengan embel-embel 'Tuan'.
Cih, yang benar saja! Jungkook tidak pantas menjadi Tuannya!
Lalisa Choi
Tapi aku sudah meminta maaf dan melakukan pertanggung jawaban sesuai keinginan Tuan Jeon.
Lalisa Choi
Jadi seharusnya semuanya sudah selesai sekarang.
Jimin mengangguk-angguk pelan. Ia mulai memahami asal-muasal tentang mengapa sepasang manusia ini saling melempar tatapan membunuh satu sama lain sejak tadi.
Jeon Jungkook
Hyung, aku ingin berbicara serius padamu.
Ujarnya Jungkook yang duduk disisi kiri dari meja tersebut. Raut wajahnya tampak serius.
Jeon Jungkook
Bagaimana kalau kau menyumbangkan Lisa padaku?
Jeon Jungkook
Kau harus percaya, gadis ini benar-benar liar.
Jeon Jungkook
Hanya aku yang bisa menghadapinya.
Lisa mengepalkan tangannya yang berada dibawah meja. Tahan, Lisa.
Tahan! Apakah si pemuda Jeon itu benar-benar menganggapnya seperti sebuah barang, huh?
Diam-diam gadis itu tersenyum kecut. Rasanya ingin sekali mematahkan tulang-tulang milik Jungkook, sungguh.
Jimin mengangkat sebelah alisnya. Ia tersenyum misterius, mengetahui ada banyak hal menarik yang bisa ia lakukan setelah kehadiran Lisa disini.
Park Jimin
Lisa akan tetap menjadi sekertarisku.
Park Jimin
Dan kalau kau ingin menuntutnya perihal kasus penganiayaan yang dilakukannya, maka aku akan mengerahkan semua pengacara terbaik untuk membelanya.
Jungkook menatap tak habis pikir.
Jeon Jungkook
Oh, ya ampun.
Jeon Jungkook
Aku ini adik sepupumu, hyung!
Jeon Jungkook
Mengapa kau lebih berpihak padanya?
Jungkook dan Jimin memang merupakan saudara sepupu. Ayah Jimin adalah kakak kandung dari Ibu Jungkook.
Pemuda bergigi kelinci tersebut juga menduduki posisi sebagai CEO dalam perusahaan elektro milik keluarga Jeon.
Sudah mapan, tampan pula. Siapa yang tidak tertarik pada Jungkook dan Jimin? Yah, terkecuali Lisa tentunya.
Ia masih setia pada Kim Yugyeom sampai detik ini. Sudah mentok, sudah tidak bisa diganggu-gugat lagi.
Jimin tersenyum miring disana.
Park Jimin
Karena Lisa hanya akan menjadi sekertarisku saja.
Park Jimin
Ya, hanya milikku.
Menurut Lisa, Park Jimin merupakan tipikal seorang pemuda yang sangat tegas, namun juga sangat lembut pada waktu-waktu tertentu.
Pemuda Park itu benar-benar serius dalam menangani pekerjaannya. Tak ayal, hal itu membuatnya sangat dihormati sekaligus disegani oleh semua karyawannya.
Lisa merasa beruntung dapat bekerja pada Jimin, namun juga merasa tertimpa kesialan saat mengetahui bahwa Jimin merupakan sepupu Jungkook. Mengapa dunia terasa sesempit ini, huh?
Apakah ada banyak malaikat yang ikut ambil bagian dalam garis takdirnya kali ini? Sebab kebetulan yang terjadi benar-benar jauh diluar pemikiran Lisa.
Jeon Jungkook
📞: Pokoknya Lisa harus menjadi sekertarisku.
Malam ini ia melangkah keluar dari mobilnya sembari menempelkan ponselnya pada telinga kanannya.
Park Jimin
📞: Hei, kan sudah kubilang kalau Lisa itu milikku.
Park Jimin
📞: Lagipula kau sudah memiliki satu sekertaris.
Park Jimin
📞: Mana bisa mempekerjakan dua orang begitu.
Jeon Jungkook
📞: Aku akan memindahkan Hana ke bagian lain.
Jeon Jungkook
📞: Aku hanya ingin Lisa.
Kakinya masih meniti langkah untuk memasuki rumah besarnya.
Park Jimin
📞: Apa kau menaruh dendam pada gadis itu karena telah membuat wajahmu membiru?
Jeon Jungkook
📞: Tidak, aku hanya--
Jungkook mendadak mengatupkan mulutnya disertai langkahnya yang terhenti.
Ia mematikan panggilan ponselnya secara sepihak, mematung ditempat, dan beralih untuk memerhatikan serta mendengarkan dengan seksama percakapan antara ibunya dan Lee Hyena--sang kekasih yang berada ditengah-tengah ruang tamu.
Jungkook tampak terkejut sekaligus bahagia mendapati kekasihnya kembali setelah satu bulan lamanya tak bertemu.
Namun ia tetap memilih untuk berdiri disana, memantau apa yang terjadi dalam jarak sekitar sepuluh meter.
Lee Hyena
Kenapa kau begitu membenciku, ibu?
Hyena menatap sendu. Gadis itu terlihat akan menangis dalam beberapa saat ke depan.
Jungkook sangat ingin memeluknya saat itu juga. Tidak tega rasanya.
Tapi ia harus menahannya sebentar lagi. Setidaknya sampai keadaannya sedikit mencair.
Jeon Ahrin
( tersenyum miring.)
Jeon Ahrin
Kau tidak pantas untuk anakku.
Lee Hyena
Aku dan Jungkook sudah menjalin hubungan selama dua tahun.
Lee Hyena
Apa yang membuatmu berpikir kalau aku tidak pantas untuk Jungkook?
Lee Hyena
Kami saling mencintai.
Nada suara Hyena bergetar, menahan tangis.
Namun yang membuat Jungkook seketika menahan napasnya guna menetralkan sesak luar biasa yang tiba-tiba datang menyerang adalah tatkala Ahrin melipat kedua tangannya didada seraya memandang Hyena dengan tatapan serius sembari berujar.
Jeon Ahrin
Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau berselingkuh dengan fotografer ternama itu?
luca
JANGAN Lupa like comments and subscribe, and Vote Nya Juga. TERIMAH Kasih (xie xie.)
luca
Banjirin Komentar, Agar Update ini mendatang.
luca
TERIMAH Kasih Semua, BYE-BYE MAAF Ya Kalo SUDAH Menunggu Xixix~
Comments