Episode 3
Jeon Jungkook
Hei, gadis bar-bar.
Jeon Jungkook
Kau bisa memasak, bukan?
Lisa mendelik, melirik ke arah Jungkook yang saat ini sedang duduk di kursi kerjanya.
Sampai menjelang jam makan malam, gadis itu bahkan tak diizinkan untuk keluar dari kamar Jungkook terkecuali jika pemuda itu menyuruhnya untuk mengambilkan sesuatu yang mengharuskannya untuk melangkah keluar.
Lisa tidak kelaparan, sih, sebab Mirae memang ditugaskan untuk mengantar banyak camilan dan minuman ke dalam sana.
Tapi tetap saja, yang Lisa butuhkan sekarang hanya kemerdekaan dan kebebasan--terlepas dari kungkungan pemuda bergigi kelinci itu.
Lalisa Choi
LA-LI-SA CHOI!
Lalisa Choi
Jadi berhenti memanggilku gadis bar-bar!
Lalisa Choi
Lagipula aku ini tidak bar-bar, kok!
Lalisa Choi
Hanya sedikit lebih pemberani saja.
Ujar Lisa dengan nada sebal. Selama kurang dari dua belas jam mereka bertatap wajah, Jungkook hanya terus menyebutnya dengan 'gadis bar-bar'. Benar-benar menyebalkan!
Jeon Jungkook
Ya, ya, baiklah.
Jeon Jungkook
Lisa, sekarang buatkan aku sup krim ayam.
Lalisa Choi
Asisten rumah tanggamu sudah memanggilmu untuk makan malam sejak lima belas menit yang lalu dan sekarang kau menyuruhku untuk memasak?!
Lisa menatap jungkook tak Habis pikir.
Lalisa Choi
Sepertinya ada kabel-kabel didalam kepalamu yang perlu diperbaiki, Jung!
Lalisa Choi
Kau sudah mulai bersikap lebih idiot sekarang.
Tidak seperti diawal, Lisa bahkan telah meninggalkan panggilan 'tuan' dan berganti hanya menyebut nama Jungkook.
Masa bodoh, lah! Meskipun ia sedang diperbudak, ia tetap tidak ingin terlihat seperti pembantu yang sesungguhnya.
Jungkook menutup dokumen dihadapannya, kemudian balas menatap Lisa sembari menumpu kedua lengannya diatas meja.
Jeon Jungkook
Aku hanya ingin mencoba memakan masakanmu.
Jeon Jungkook
Apa ada yang salah dengan itu?
Duh, si brengsek ini pakai bertanya segala. Lisa tersenyum, masih mencoba bersabar disana.
Lalisa Choi
Tentu saja salah, Jeon Jungkook.
Lalisa Choi
Mirae eonni dan yang lainnya sudah memasak banyak makanan untukmu.
Lalisa Choi
Tidak seharusnya kau menyianyiakan hasil jerih payah mereka.
Jeon Jungkook
Kau yang harus percaya padaku, Lisa.
Jeon Jungkook
Semua makanan yang tersedia diatas meja akan habis disantap oleh para pekerja dirumah ini sekalipun aku tak memakannya.
Jungkook memasang senyum. Sebuah senyuman menyebalkan yang mampu membuat darah Lisa bergolak kembali.
Jeon Jungkook
Jadi, cepat buatkan pesananku.
jungkook mengibaskan tangannya seolah tengah mengusir Lisa untuk segera keluar dari kamarnya.
Lisa menarik napas dalam. Sabar, Lisa. Sabar.
Kalau stok kesabaran Lisa sudah habis, bukan tidak mungkin jika gadis itu akan langsung mengguyur wajah Jungkook dengan kuah sup mendidih.
Sepeninggal Lisa yang berjalan keluar dengan raut wajah masam, ponsel milik gadis itu yang terletak ditepi ranjang Jungkook tiba-tiba berdering keras.
Berkat sikap kurang ajar dan semena-menanya, Jungkook lantas meraih ponsel tersebut.
Nama kontak 'Sweetheart' tertera disana. Pemuda itu nyaris tertawa dibuatnya. Ah, ternyata Lisa benar-benar tipe seorang gadis yang sayang pacar, ya!
Jeon Jungkook
📞: Yeobose--
Kim Yugyeom
📞: Kau bilang akan segera mengirimkan uang padaku!
Kim Yugyeom
📞: Aku sudah lapar!
Kim Yugyeom
📞: Aku juga ingin segera memesan sepatu baru sebelum kehabisan.
Kim Yugyeom
📞: Dan juga, bisakah kau melebihkan jatah uang bulananku?
Kim Yugyeom
📞: Aku ingin membeli sweater baru.
Jungkook mengernyit, memerhatikan nama kontak yang tertera disana sekali lagi. Sweetheart?
Kekasihnya, bukan? Tapi mengapa ia memerlakukan Lisa layaknya mesin ATM? Ataukah mereka memang memiliki perjanjian khusus semacam itu?
Jungkook bertanya-tanya dalam Hati.
Jeon Jungkook
📞: Mengapa kau mengemis uang pada Lisa?
Jeon Jungkook
📞: Bukankah seharusnya seorang pria yang memenuhi kebutuhan gadisnya?
Kim Yugyeom
📞: Eh, tunggu, tunggu.
Kim Yugyeom
📞: Dimana Lisa-ku?
Jeon Jungkook
📞: Lisa sedang mandi.
Jeon Jungkook
📞: Menurutmu, aku ini siapa?
Sepertinya dikerjai sedikit tidak apa-apa, hehe. Begitu pikir Jungkook.
Kim Yugyeom
📞: Hei, apa yang kalian lakukan?!
Kim Yugyeom
📞: Cepat katakan dimana Lisa?!
Jeon Jungkook
📞: Tentu saja melakukan sesuatu yang menyenangkan.
Kim Yugyeom
📞: Siapa kau sebenarnya?!
Kim Yugyeom
📞: Kembalikan gadisku!
Jungkook menyeringai sembari menahan tawa. Gadisku? Seharusnya padanan kata itu perlu diralat dan diganti menjadi uangku.
Jungkook benar-benar tak habis pikir mengapa ada pemuda yang memerlakukan seorang gadis seperti itu.
Hh~ padahal Jungkook sendiri memerlakukan Lisa seperti seorang pembantu sekarang.
Dasar tidak tahu diri!
Jeon Jungkook
📞: Tidak bisa dikembalikan sekarang.
Jeon Jungkook
📞: Kami belum selesai.
Lalisa Choi
HEI, APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN PONSELKU?!
Lisa berseru panik ketika mendapati ponselnya berada dalam genggaman Jungkook.
Gadis itu segera berjalan cepat ke arah meja kerja Jungkook dan meletakkan nampan berisi sup krim ayam beserta segelas air mineral disana sebelum menyambar ponselnya begitu saja.
Jungkook tertawa konyol tanpa suara, sementara Lisa buru-buru menyahut pada si penelpon.
Lalisa Choi
📞: Hallo, sayang..
Kim Yugyeom
📞: Darimana saja, kau?
Kim Yugyeom
📞: Siapa lelaki tadi?
Kim Yugyeom
📞: Kau sedang tidak mencoba untuk selingkuh dariku, bukan?
Lalisa Choi
📞: Tentu saja tidak.
Lalisa Choi
📞: Mana mungkin aku berselingkuh darimu.
Tiba-tiba Jungkook bersuara layaknya seseorang yang tengah mendesah.
Lisa terkejut, dan Yugyeom segera menyahut.
Kim Yugyeom
📞: Kalian tidur bersama?!
Lalisa Choi
📞: Tidak, tidak!
Gadis itu melirik pada Jungkook yang kini tengah mati-matian menahan tawa.
Kim Yugyeom
📞: Lalu apa yang kalian lakukan disana?!
Kim Yugyeom
📞: Sebenarnya siapa pemuda itu?!
Mendengar nada suara Yugyeom meninggi, membuat Lisa kalut ditempatnya.
Lalisa Choi
📞: Tidak, sayang.
Lalisa Choi
📞: Kami tidak melakukan hal semacam itu.
Lalisa Choi
📞: Kumohon, kau harus percaya padaku.
Lalisa Choi
📞: Jangan marah, okay?
Jeon Jungkook
Bisakah kau matikan teleponnya dan fokus bergerak?
Jungkook tertawa geli tanpa suara. Ia bahkan memegangi perutnya sembari berguling-guling diatas ranjang.
Kim Yugyeom
📞: Oh, jadi pemuda itu benar-benar selingkuhanmu, ya?!
Kim Yugyeom
📞: Aku tidak percaya kau mengkhianati diriku seperti ini.
Kim Yugyeom
📞: Padahal aku sudah memberikan seluruh hatiku hanya untukmu.
Nada suara Yugyeom terdengar menyendu diakhir kalimatnya.
Jeon Jungkook
Jangan menahan desahanmu seperti itu, sayang.
Jeon Jungkook
Sebut namaku, hm?
Dan sekali lagi Jungkook terbahak tanpa suara. Wajahnya tampak memerah karena menahan tawa disana.
Ia bahkan memukul-mukul bantal dibawahnya untuk melampiaskan kekonyolan yang ia buat sendiri.
Ugh, dasar pemuda gila tak tahu malu!
Lisa berjalan menuju balkon dengan jantung yang berdegup panik. Jeon Jungkook ini memang benar-benar ingin mati, rupanya.
Lalisa Choi
📞: Tidak, sayang.
Lalisa Choi
📞: Kau harus mendengarkan penjelasanku.
Lalisa Choi
📞: Aku tidak--
Jeon Jungkook
📞: Kami tidur bersama!
Tiba-tiba Jungkook mengambil alih ponsel Lisa.
Jeon Jungkook
📞: Jadi sebaiknya kau diam karena kami akan melakukannya sampai pagi.
Kemudian panggilan diputus secara sepihak oleh Jungkook. Lama-lama kesal juga mendengar Lisa memohon-mohon pada pemuda tak tahu diri semacam itu.
Lalisa Choi
SEBENARNYA APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?!!!
Lisa memekik marah. Wajahnya bahkan memerah karena kesal. Ia berlari mengejar Jungkook yang juga tengah berlari menghindarinya.
Jeon Jungkook
Biar saja, biar kalian putus sekalian.
Tangannya masih menggenggam ponsel milik Lisa.
Gadis itu menggeram marah. Ia memukul-mukul Jungkook dengan bantal guling.
Lalisa Choi
Dasar lelaki idiot!
Lalisa Choi
Berani-beraninya kau melakukan hal itu padaku!
Jeon Jungkook
Aku sedang mencoba untuk menyelamatkanmu.
Jeon Jungkook
Seharusnya kau paham akan hal itu!
Jungkook masih tertawa, melangkah mundur dan menahan pukulan bantal guling itu menggunakan lengannya.
Lalisa Choi
Menyelamatkan apanya?!
Lalisa Choi
Dasar lelaki menyebalkan!
Lisa mengangkat bantalnya tinggi-tinggi dengan emosi yang meluap-luap, namun..
--Lisa berakhir terjatuh dalam posisi menindih tubuh Jungkook diatas ranjang, sementara bantal tersebut sudah teronggok tak berdaya dilantai karena pemuda itu menepisnya begitu saja.
Semuanya terjadi dalam hitungan detik. Jungkook dan Lisa tampak terkejut dengan apa yang tengah terjadi saat ini.
Keduanya saling bertatapan dengan mata yang membola dalam jarak beberapa inchi. Napas menderu, saling menerpa wajah satu sama lain sementara dada berdegup tak karuan.
Waktu seolah terhenti. Mereka membeku ditempatnya.
Dan terkutuklah pada timing yang datang secara tak terduga, sebab seolah tak hanya sampai disana, pintu kamar Jungkook mendadak terbuka dan menampilkan presensi seorang wanita dalam balutan pakaian mahal.
Lisa dan Jungkook refleks menoleh ke arah sumber suara yang nyatanya mampu menambah kadar keterkejutan mereka. Pemuda itu menelan salivanya dengan susah payah.
Choi Somi hanya terus berjalan dengan langkah cepat menyusuri koridor sekolahnya pagi ini, mengabaikan suara seseorang yang terus saja menyebut namanya sembari mengikuti langkahnya dari belakang.
Soobin tak menyerah. Ia menerobos siswa-siswi lain yang mulai memadati area koridor untuk masuk ke kelas masing-masing.
Akhirnya Soobin berhasil meraih tangan kanan Somi dan menggenggamnya dengan erat.
Choi Somi
Lepaskan aku, Soobin!
Somi berusaha melepaskan tangannya sendiri, namun Soobin malah menariknya menuju halaman belakang sekolah.
Jeon Soobin
Dengarkan penjelasanku dulu.
Choi Somi
Penjelasan apalagi yang harus aku dengarkan?!
Choi Somi
Aku Sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa kau berciuman dengan Yoora.
Somi berujar dengan nada bergetar. Bola matanya memerah. Hatinya sakit sekali.
Jeon Soobin
Aku minta maaf soal itu.
Jeon Soobin
Tapi sungguh, aku hanya mencintaimu.
Ucap Soobin dengan nada memohon. Tangannya masih menggenggam milik Somi, takut kalau gadis itu akan berlari pergi seperti tadi.
Choi Somi
Kau pikir semudah itu, Jeon Soobin?
Choi Somi
Kau berbicara seperti ini hanya karena eonni-ku telah menghajarmu, bukan?
Choi Somi
Jadi sebaiknya kau tidak usah menemuiku lagi.
Choi Somi
Aku berjanji tidak akan mengadukanmu padanya seperti kemarin.
Somi berusaha melepaskan genggaman Soobin, namun pemuda itu tetap menahannya.
Jeon Soobin
Tidak, bukan begitu.
???
Hei, kau tidak lihat kalau tangannya sudah memerah?!
Tiba-tiba seseorang datang ke tengah-tengah mereka dan melepaskan genggaman Soobin begitu saja.
Jeon Soobin
Sebaiknya kau diam dan pergi.
Jeon Soobin
Ini bukan urusanmu!
Soobin berseru marah. Ia hendak menarik pergelangan tangan Somi, namun seseorang tersebut sudah terlebih dahulu berdiri membelakangi Somi--melindungi gadis itu.
???
Tentu saja ini urusanku!
???
Aku merelakannya untuk dibahagiakan olehmu, bukan mengizinkanmu untuk menyakitinya dan membuatnya menangis seperti ini!
Pemuda itu meninju wajah Soobin hingga tubuhnya limbung dan nyaris terjatuh.
Soobin tak terima diperlakukan seperti ini. Ia menggeram marah dan membalas pukulan tersebut.
Saat kedua pemuda itu hampir terlibat dalam baku hantam yang lebih jauh, Somi segera mendorong tubuh keduanya untuk saling menjauh dan memekik dengan air mata yang menggenang.
Mereka terdiam. Somi segera menarik tangan pemuda itu dan melangkah pergi, meninggalkan Soobin yang hanya bisa terpaku ditempatnya sembari memerhatikan dua punggung itu menjauh.
Ah, mengapa dadanya terasa ngilu begini?
Somi mengangguk dan tersenyum tipis.
Choi Somi
Seharusnya aku yang bertanya padamu.
Choi Somi
Kau jadi terluka karena aku.
???
Ini hanya luka kecil saja.
(Tersenyum.)
Somi mengeratkan genggaman tangannya. Jujur saja, kendati ia membenci Soobin, namun ia tetap tak tega meninggalkan pemuda itu begitu saja, apalagi dalam keadaan yang sama terlukanya seperti tadi.
Tapi saat ini Somi lebih mementingkan seorang pemuda yang masih melangkah disisinya, sekaligus ingin menyelamatkan hatinya sendiri agar tidak terus terjebak pada Soobin.
Gadis itu meringis dalam hati. Biar saja, nanti pasti Yoora akan mengobati Soobin, kok. Jadi ia tidak perlu mengkhawatirkan pemuda itu.
???
Mau langsung ke kelas?
Somi menggeleng pelan. Ia tidak ingin bertemu dengan buku dan bolpoin dalam keadaan seperti ini.
???
Baiklah, bagaimana kalau kita menjadi pelanggan pertama untuk kedai es krim bibi Han?
Sebenarnya Somi sungguh terharu dan bersyukur, mendapati pemuda ini yang masih mau berdiri disisinya meski ia belum memiliki perasaan sedikitpun padanya. Gadis itu lantas tersenyum tipis.
Choi Somi
Yeonjun oppa, terima kasih.
luca
Gimana? Gimana? Seru Tidak? Hehe~ Aku Harap Kalian Suka ;).
luca
JANGAN Lupa Like comments and subscribe, And Votenya makasih
luca
Ehhh- btw Kalian Lebih Suka Episode yg PANJANG Atau Episode Yang pendek, Maksudku di cs ini Kan setiap episode Ada seribu Kata, Kalian Mau gga di pendekkin setiap episodenya Di bagi 2 gitu lohh~ mau Tidak? Kalo Mau comment Aja, Kalo GA mau yasudah Saya lanjtkan setiap episode panjang2
luca
Baiikkan Aku Ngasih setiap Perepisode ITU panjang2, heheh~
luca
Aku khawatir Kalian Nanti Lama2 jadi ngantuk/lelah membacanya, Karna Aku Buat ini sampek seribuan Kata🤣🤣, emang agak lain Aku neh~
Comments