Marco hanya berdiri mematung melihat pasukannya yang gugur satu persatu. 2000 tentaranya berhasil dikalahkan melalui strategi jebakan yang membingungkan. Kabut mulai menghilang, kobaran apa juga mulai mengecil. Sisa pasukan Havelar berkurang drastis. Yang mampu berdiri pun tidak banyak, itu pun dengan luka-luka di sekujur tubuh.
Dari balik barikade yang menghalangi jalan keluar pasukan Havelar, Marco bisa melihat pasukan Kesultanan Ammariz sudah menunggu. Bendera berlambang bulan berwarna hijau muda berkibar-kibar.
Basril berjalan ke tengah, ke tempat tewasnya hampir sebagian besar pasukan Kerajaan Havelar. Tangannya memegang pedang kilij.
"Sebuah kehormatan bagiku bisa bertemu Jenderal Marco, pahlawan Kerajaan Havelar dalam pertempuran Pantai Siliya." Basril membungkukkan badannya. Memberi hormat. Begitulah Basril, dia selalu menghormati lawan-lawannya. Sifat kesatrianya terlihat jelas.
Marco memperhatikan dengan teliti lawannya ini. Anak muda, gumam Marco. Marco memutuskan untuk berjalan mendekat.
"Siapa namamu?" Marco bertanya.
"Aku Basril dari Anhala." Basril menjawab.
Dia masih muda, tentunya dia memiliki pangkat tinggi, pikir Marco lagi. Marco tiba-tiba tersenyum licik. Baginya ini adalah kesempatan. Jika dia berhasil menghabisi nyawa perwira dari Kesultanan Ammariz ini, dia yakin namanya akan melambung tinggi di kerajaan.
"Basril, apa kau tahu etika pertempuran?" Marco bertanya, tapi langkahnya semakin dekat dengan Basril.
Basril hanya menatap Marco, tidak memberikan jawaban.
"Akan aku beritahu etika pertempuran itu apa." Marco sudah semakin dekat, 2 meter jaraknya sekarang. "Jangan berbicara dengan musuhmu ketika sedang berperang!"
Marco mengayunkan pedangnya secara mendadak menuju kepala Basril. Basril yang sudah menduga hal itu akan terjadi segera menunduk, lalu melompat mundur.
Marco tidak menyiya-nyiyakan kesempatan. Dengan satu dorongan, tubuh Marco sudah kembali menerjang Basril. Pedangnya terhunus ke arah dada Basril. Basril segera menangkis serangan Marco dengan pedang kilijnya. Marco tidak berhenti sampai di situ. Tangan kiri Marco yang menggenggam perisai terarah ke kepala Basril. Basril menunduk lagi, lalu menendang perut Marco dengan lututnya.
Marco mundur satu langkah. Dia terbatuk. Basril mengayunkan pedang kilij ke arah bahu kanan Marco. Serangan itu berhasil ditahan oleh Marco dengan perisainya. Marco memutar badannya dan langsung memukul ujung pedangnya ke pelindung kepala Basril. Basril yang bergeser ke samping hampir kehilangan keseimbangan.
"Mati kau orang-orang selatan!" Marco mengayunkan pedangnya ke arah leher Basril. Basril yang hampir jatuh segera menarik pedang kilijnya yang kedua.
CTANG!
Api menyala dari adu pedang Basril dan Marco. Basril sekali lagi menendang perut Marco dan dengan tangan kanannya berhasil menyayat lengan kiri Marco.
Marco meloncat mundur. Dia tidak menduga kalau Basril adalah ahli dua pedang kilij. Kemampuan yang sangat langka. Marco melirik tangan kirinya yang terluka. Darah segar bercucuran. Luka yang diterimanya cukup dalam. Marco meringis kesakitan.
Pedang kilij yang memiliki satu mata sangat terkenal akan ketajamannya. Bentuknya yang bengkok seperti bulan sabit mempermudah si pengguna pedang untuk mengayunkannya agar mendapat kekuatan yang cukup besar.
"Mengagumkan! Namamu Basril, bukan? Kau adalah lawan yang pantas untukku!" Marco tertawa lebar. Dia langsung berlari ke arah Basril. Dia tidak menghiraukan lengan kirinya yang terluka.
Basril cukup terkejut melihat kenekatan Marco. Dia berlari seperti orang kesetanan. Ternyata rumor tentang kenekatannya benar, pikir Basril.
Marco langsung menyerang Basril dengan serangan bertubi-tubi. Cepat sekali gerakannya. Basril dengan tangkas mampu menangkis semua serangan yang di arahkan kepadanya. Percikan api sesekali menyala.
Kedua pasukan, Havelar dan Ammaruz sama-sama terkagum-kagum melihat perkelahian tingkat tinggi itu. Perkelahian yang jarang terjadi. Mereka seakan-akan menghiraukan lawan yang ada di depan mata dan hanya fokus menonton pertunjukkan yang dahsyat itu.
"Aku sudah lama tidak merasakan gairah seperti ini!" Marco berkata sambil terus mengayunkan pedangnya ke arah Basril.
Basril hanya bisa fokus menahan serangan dari Marco. Kekuatannya sangat besar. Basril hampir kewalahan. Sesekali sayatan pedang Marco berhasil merobek baju zirah Basril.
"Argh!"
"Ada apa? Apa kau sudah kelelahan?" Marco tersenyum lebar. Senyumnya sangat mengerikan.
Marco berhasil membuat Basril melepaskan pedang dari tangan kirinya. Pedang itu terlempar jauh. Basril dengan cepat segera menahan laju pedang ke arah tangan kirinya dengan cara memukul tangan kanan Marco. Pedang Marco juga ikut terjatuh. Basril mengayunkan pedang ke arah kepala Marco. Marco dengan cekatan memukul siku Basril yang membuatnya goyah, lalu menendang pedang di tangannya. Keduanya sekarang tidak memegang senjata. Basril berputar, tangan kirinya mengepal membuat tinju. Marco juga melakukan hal yang sama.
DUK!
Kedua orang itu berhasil meninju lawannya masing-masing. Tangan kiri Basril berada di pelipis mata Marco, sedangkan tangan kanan Marco berada di pipi Basril.
Marco dan Basril mundur empat langkah. Marco menatap Basril dengan wajah kebahagiaan. Anak muda ini sangat menarik, pikir Marco. Memang benar, hanya Basrillah yang sampai saat ini mampu membuat Marco kewalahan. Marco yang maniak pertempuran merasa sangat bergairah.
Basril menyeka bibirnya yang berdarah. Baju zirahnya juga sudah banyak sobek di sana-sini. Orang ini monster, gumam Basril.
Dari belakang Marco, Basril bisa melihat sesuatu yang mendekat.
"Tangkap semua pasukan Havelar!" Itu adalah suara Sabina yang memacu kudanya menuju ke arah Basril. Pasukan Kesultanan Ammaruz mengikuti Sabina.
"Sabina!" Basril berseru sambil melambaikan tangan.
Marco menengok ke belakang. Dia lumayan terkejut melihat pasukan Kesultanan Ammariz telah datang.
"Sepertinya kita kedatangan penganggu, Basril. Lain kali kita akan bertemu lagi. Aku harap kau sudah siap." Marco berlari ke arah pasukannya yang sudah menyiapkan kuda. Dalam hitungan detik Marco sudah berhasil kabur meninggalkan pasukannya yang tertangkap.
Basril terduduk di tanah. Tenaganya lumayan terkuras. Dia hanya menyaksikan Sabina menangkap pasukan Havelar yang tersisa.
"Benar-benar melelahkan." Basril berkata sendiri. Dia melepas pelindung kepalanya. "Di mana Abyad?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
rajes salam lubis
lanjutkan
2022-09-23
0
Mei Shin Manalu
Okee deh... Jejak 5 like udh mendarat... Semangat updatenya... Nnti aku mmpir lagi untuk bca kelanjutan cerita ini... 😗
Datang dan kasih feedback juga ke novelku ya... Judulnya Drachenfutter... Terima kasih ♥️
2021-03-22
0
UCHI °OFFICIAL°
Semangat
2020-12-03
0