Basril yang pergi menuju puncak lembah Bursa telah sampai. Pasukannya sedang beristirahat sejenak. Jalan Emas adalah jalan yang sangat sulit untuk ditempuh. Sempit dan terjal.
Basril berjalan menuju ujung puncak. Dari sana, terlihat jelas posisi dua pasukan yang sedang berkemah. Mata Basril tertuju kepada bendera bintang yang berkibar, Kerajaan Havelar.
"Jumlah mereka lebih unggul dibandingkan kita." Basril berpikir. "Apa rencanamu untuk ini, Abyad?" tanya Basril di dalam hati.
"Tuan Basril, apa perintahmu?" Salah satu pasukan mendekat dan bertanya.
"Aku belum bisa memutuskan. Kita masih harus menunggu sinyal dari Abyad." Basril menjawab. Tangannya erat memegang pedang kilij yang berada di pinggangnya. Pedang bermata satu itu adalah senjata andalannya. Basril sangat mahir menggunakan pedang kilij.
"Baik, Tuan." Salah satu pasukan itu menjawab dan bergegas pergi.
Basril mengangguk. Matanya kembali tertuju kepada lembah yang terpampang di hadapannya. Angin mulai berembus kencang. Membawa hawa dingin yang menusuk.
"Sepertinya akan turun kabut tebal." Basril bergumam.
Tiba-tiba, Basril teringat sesuatu. Dia segera berlari ke arah pasukan yang sedang melepas penat di pepohonan. Pasukan yang sedang beristirahat itu langsung bergegas berdiri melihat Basril yang berlari menghampiri mereka.
"A-ada apa, Tuan?" tanya salah satu pasukan.
"Minyak! Di mana minyak yang kita bawa tadi?" Basril bertanya.
"Di dekat para kuda, Tuan Basril." Salah satu pasukan menjawab.
"Kumpulkan semuanya!" Basril memberi perintah. "Dan juga cari kayu-kayu yang banyak. Kita akan memasang barikade!"
"Baik, Tuan Basril!" Semua pasukan menjawab serentak dan mulai bergerak untuk menjalankan tugas.
"Aku paham rencanamu, Abyad." Basril bergumam sambil tersenyum.
***
Kemah utama Kesultanan Ammaruz.
Abyad dan pasukannya sedang sibuk memasang barikade. Barikade itu terbuat dari kayu-kayu yang disusun menyerupai pagar yang memiliki ujung yang runcing. Selain untuk berlindung, barikade juga berfungsi untuk menghalau pasukan berkuda.
"Susun di sebelah sana!" Abyad memberi komando. Dia dan pasukannya sudah menyusun barikade sepanjang 20 meter.
Dari arah hutan, Sabina dan pasukannya juga sudah datang. Sabina langsung menghampiri Abyad untuk memberi tahu keadaan.
"Aku sudah melakukan pengintaian." Sabina berdiri di belakang Abyad. "Pasukan mereka terdiri dari pasukan berkuda yang banyak. Selebihnya adalah pasukan pejalan kaki. Tidak banyak pemanah yang mereka miliki."
"Seperti dugaanku." Abyad tersenyum. "Pasukan Havelar selalu meremehkan lawan mereka. Siapa yang memimpin mereka?"
"Marco. Jenderal Marco." Sabina menjawab
"Hmm, Marco yang terkenal akan reputasinya dalam pertempuran pantai Siliya? Cukup menarik. Aku tidak menduga orang seperti dia yang akan memimpin pasukan ekspedisi Havelar. Tapi, tidak apa, semua telah berjalan sesuai rencanaku. Bagaimana pancinganmu?"
"Aku telah meninggalkan banyak pesan tersembunyi. Aku yakin sesaat lagi mereka akan menyadarinya dan segera bergerak." Sabina berkata.
"Bagus. Aku juga yakin Basril sudah memahami rencanaku. Sabina, kenakan zirahmu kembali, kita harus bersiap. Pertempuran bisa terjadi kapan saja."
"Baik, Abyad." Sabina berputar arah menuju kemah tempat dia menyimpan baju zirahnya.
Abyad tersenyum. Dia memandang langit yang mulai gelap. Kabut juga sudah mulai tampak. Abyad sangat percaya diri dengan rencananya. Kemenangan ini, baginya akan melambungkan namanya. Kesempatan emas yang selalu dinantinya.
"Ah, aku lupa memberi tahu kalian." Abyad berseru ke arah pasukannya. "Kita tidak akan bertempur menggunakan kuda. Kita hanya akan menunggu mereka datang."
Pasukan di bawah kepemimpinan Abyad saling bertatap-tatapan. Bingung. Mereka hanya bisa mengangguk dengan seribu pertanyaan di kepala.
Abyad bertepuk tangan. "Baiklah, lanjutkan pekerjaan kalian! Barikade ini harus selesai sebentar lagi."
"Baik, Tuan Abyad." Pasukan Kesultanan Ammaruz menjawab serentak.
Hari mulai beranjak menuju malam yang gelap. Karena berada di daerah lembah, kabut mulai menyeruak sedikit demi sedikit. Hawa dingin juga mulai menusuk. Jarak pandang yang bisa di lihat oleh mata telanjang hanya 30 meter, dan akan terus berkurang seiring bertambah tebalnya kabut yang muncul. Kedua pasukan yang akan segera bertempur berada dalam kondisi mental yang sama-sama rentan untuk hancur. Tergantung bagaimana jalannya pertempuran, mental pasukan seperti tali yang di tarik-ulur.
***
Kemah pasukan Havelar.
Marco, si pemimpin pasukan Havelar sedang duduk di atas kudanya. Dia tengah menunggu para pasukannya untuk bersiap-siap. Wajahnya rusak, mungkin akibat pertempuran yang selalu di jalaninya. Marco adalah jenderal veteran di Kerajaan Havelar. Jenderal yang berpengalaman, tapi terkenal nekat dan brutal. Dulu, di pertempuran pantai Siliya yang terkenal, pasukan Kerajaan Havelar yang dipimpin Marco hampir saja kalah oleh Kekaisaran Gastonia. Kondisi medan yang berpasir membuat pasukan berkuda Havelar tidak bisa bergerak bebas. Hasil pertempuran sudah bisa dilihat secara jelas. Namun, Marco mengambil inisiatif untuk berlari tanpa kudanya dan menerobos formasi bertahan musuh yang juga diikuti pasukannya yang berani mati.
Pasukan Kekaisaran Gastonia tidak menduga Marco akan nekat seperti itu. Formasi pertahanan Kekaisaran Gastonia hancur dan Marco berhasil memenangkan pertempuran besar di pantai Siliya itu.
Sekarang, Marco diberi perintah untuk melakukan ekspedisi pembuka jalan menuju kota Quraz, kota penting di Kesultanan Ammaruz. Baginya misi ini adalah misi yang menyenangkan. Marco bisa dengan mudahnya menjarah harta-harta penduduk Kesultanan Ammaruz yang berharga. Kekayaan memberinya gairah untuk bertempur.
"Kita bergerak sekarang! Kesultanan Ammaruz sangat meremehkan kita. 500 pasukan? Bah, mereka akan menyesal nantinya." Marco berseru dari kudanya dan disambut gelak tawa oleh para pasukan Havelar.
Pasukan Havelar mulai bergerak. 2000 tentaranya berjalan menuju arah pasukan Kesultanan Ammaruz. Marco menyeringai lebar. Aku akan menikmati pertempuran ini, gumam Marco.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
rajes salam lubis
aku kirim kopi thor biar tetap semangat
2022-09-22
0
rajes salam lubis
lanjutkan
2022-09-22
0
coni
aku dah mampir kak
ditunggu feedback nya ya 🥰🥰🥰
2021-04-02
1