Episode 3 : Kabut Tebal

Basril yang pergi menuju puncak lembah Bursa telah sampai. Pasukannya sedang beristirahat sejenak. Jalan Emas adalah jalan yang sangat sulit untuk ditempuh. Sempit dan terjal.

Basril berjalan menuju ujung puncak. Dari sana, terlihat jelas posisi dua pasukan yang sedang berkemah. Mata Basril tertuju kepada bendera bintang yang berkibar, Kerajaan Havelar.

"Jumlah mereka lebih unggul dibandingkan kita." Basril berpikir. "Apa rencanamu untuk ini, Abyad?" tanya Basril di dalam hati.

"Tuan Basril, apa perintahmu?" Salah satu pasukan mendekat dan bertanya.

"Aku belum bisa memutuskan. Kita masih harus menunggu sinyal dari Abyad." Basril menjawab. Tangannya erat memegang pedang kilij yang berada di pinggangnya. Pedang bermata satu itu adalah senjata andalannya. Basril sangat mahir menggunakan pedang kilij.

"Baik, Tuan." Salah satu pasukan itu menjawab dan bergegas pergi.

Basril mengangguk. Matanya kembali tertuju kepada lembah yang terpampang di hadapannya. Angin mulai berembus kencang. Membawa hawa dingin yang menusuk.

"Sepertinya akan turun kabut tebal." Basril bergumam.

Tiba-tiba, Basril teringat sesuatu. Dia segera berlari ke arah pasukan yang sedang melepas penat di pepohonan. Pasukan yang sedang beristirahat itu langsung bergegas berdiri melihat Basril yang berlari menghampiri mereka.

"A-ada apa, Tuan?" tanya salah satu pasukan.

"Minyak! Di mana minyak yang kita bawa tadi?" Basril bertanya.

"Di dekat para kuda, Tuan Basril." Salah satu pasukan menjawab.

"Kumpulkan semuanya!" Basril memberi perintah. "Dan juga cari kayu-kayu yang banyak. Kita akan memasang barikade!"

"Baik, Tuan Basril!" Semua pasukan menjawab serentak dan mulai bergerak untuk menjalankan tugas.

"Aku paham rencanamu, Abyad." Basril bergumam sambil tersenyum.

***

Kemah utama Kesultanan Ammaruz.

Abyad dan pasukannya sedang sibuk memasang barikade. Barikade itu terbuat dari kayu-kayu yang disusun menyerupai pagar yang memiliki ujung yang runcing. Selain untuk berlindung, barikade juga berfungsi untuk menghalau pasukan berkuda.

"Susun di sebelah sana!" Abyad memberi komando. Dia dan pasukannya sudah menyusun barikade sepanjang 20 meter.

Dari arah hutan, Sabina dan pasukannya juga sudah datang. Sabina langsung menghampiri Abyad untuk memberi tahu keadaan.

"Aku sudah melakukan pengintaian." Sabina berdiri di belakang Abyad. "Pasukan mereka terdiri dari pasukan berkuda yang banyak. Selebihnya adalah pasukan pejalan kaki. Tidak banyak pemanah yang mereka miliki."

"Seperti dugaanku." Abyad tersenyum. "Pasukan Havelar selalu meremehkan lawan mereka. Siapa yang memimpin mereka?"

"Marco. Jenderal Marco." Sabina menjawab

"Hmm, Marco yang terkenal akan reputasinya dalam pertempuran pantai Siliya? Cukup menarik. Aku tidak menduga orang seperti dia yang akan memimpin pasukan ekspedisi Havelar. Tapi, tidak apa, semua telah berjalan sesuai rencanaku. Bagaimana pancinganmu?"

"Aku telah meninggalkan banyak pesan tersembunyi. Aku yakin sesaat lagi mereka akan menyadarinya dan segera bergerak." Sabina berkata.

"Bagus. Aku juga yakin Basril sudah memahami rencanaku. Sabina, kenakan zirahmu kembali, kita harus bersiap. Pertempuran bisa terjadi kapan saja."

"Baik, Abyad." Sabina berputar arah menuju kemah tempat dia menyimpan baju zirahnya.

Abyad tersenyum. Dia memandang langit yang mulai gelap. Kabut juga sudah mulai tampak. Abyad sangat percaya diri dengan rencananya. Kemenangan ini, baginya akan melambungkan namanya. Kesempatan emas yang selalu dinantinya.

"Ah, aku lupa memberi tahu kalian." Abyad berseru ke arah pasukannya. "Kita tidak akan bertempur menggunakan kuda. Kita hanya akan menunggu mereka datang."

Pasukan di bawah kepemimpinan Abyad saling bertatap-tatapan. Bingung. Mereka hanya bisa mengangguk dengan seribu pertanyaan di kepala.

Abyad bertepuk tangan. "Baiklah, lanjutkan pekerjaan kalian! Barikade ini harus selesai sebentar lagi."

"Baik, Tuan Abyad." Pasukan Kesultanan Ammaruz menjawab serentak.

Hari mulai beranjak menuju malam yang gelap. Karena berada di daerah lembah, kabut mulai menyeruak sedikit demi sedikit. Hawa dingin juga mulai menusuk. Jarak pandang yang bisa di lihat oleh mata telanjang hanya 30 meter, dan akan terus berkurang seiring bertambah tebalnya kabut yang muncul. Kedua pasukan yang akan segera bertempur berada dalam kondisi mental yang sama-sama rentan untuk hancur. Tergantung bagaimana jalannya pertempuran, mental pasukan seperti tali yang di tarik-ulur.

***

Kemah pasukan Havelar.

Marco, si pemimpin pasukan Havelar sedang duduk di atas kudanya. Dia tengah menunggu para pasukannya untuk bersiap-siap. Wajahnya rusak, mungkin akibat pertempuran yang selalu di jalaninya. Marco adalah jenderal veteran di Kerajaan Havelar. Jenderal yang berpengalaman, tapi terkenal nekat dan brutal. Dulu, di pertempuran pantai Siliya yang terkenal, pasukan Kerajaan Havelar yang dipimpin Marco hampir saja kalah oleh Kekaisaran Gastonia. Kondisi medan yang berpasir membuat pasukan berkuda Havelar tidak bisa bergerak bebas. Hasil pertempuran sudah bisa dilihat secara jelas. Namun, Marco mengambil inisiatif untuk berlari tanpa kudanya dan menerobos formasi bertahan musuh yang juga diikuti pasukannya yang berani mati.

Pasukan Kekaisaran Gastonia tidak menduga Marco akan nekat seperti itu. Formasi pertahanan Kekaisaran Gastonia hancur dan Marco berhasil memenangkan pertempuran besar di pantai Siliya itu.

Sekarang, Marco diberi perintah untuk melakukan ekspedisi pembuka jalan menuju kota Quraz, kota penting di Kesultanan Ammaruz. Baginya misi ini adalah misi yang menyenangkan. Marco bisa dengan mudahnya menjarah harta-harta penduduk Kesultanan Ammaruz yang berharga. Kekayaan memberinya gairah untuk bertempur.

"Kita bergerak sekarang! Kesultanan Ammaruz sangat meremehkan kita. 500 pasukan? Bah, mereka akan menyesal nantinya." Marco berseru dari kudanya dan disambut gelak tawa oleh para pasukan Havelar.

Pasukan Havelar mulai bergerak. 2000 tentaranya berjalan menuju arah pasukan Kesultanan Ammaruz. Marco menyeringai lebar. Aku akan menikmati pertempuran ini, gumam Marco.

Terpopuler

Comments

rajes salam lubis

rajes salam lubis

aku kirim kopi thor biar tetap semangat

2022-09-22

0

rajes salam lubis

rajes salam lubis

lanjutkan

2022-09-22

0

coni

coni

aku dah mampir kak

ditunggu feedback nya ya 🥰🥰🥰

2021-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Tugas Pertama
2 Episode 2 : Lembah Bursa
3 Episode 3 : Kabut Tebal
4 Episode 4 : Pertempuran Lembah Bursa
5 Episode 5 : Basril VS Marco
6 Episode 6 : Puncak Lembah
7 Episode 7 : Pasukan Orentas
8 Episode 8 : Bunga Lili
9 Episode 9 : Berita Baru
10 Episode 10 : Firasat Sabina
11 Episode 11 : Kastil Ajjar
12 Episode 12 : Bandit Hutan
13 Episode 13 : Tombak Perak
14 Episode 14 : Perbedaan Pendapat
15 Episode 15 : Pilihan Sulit
16 Episode 16 : Anak Panah
17 Episode 17 : Strategi Abyad
18 Episode 18 : Pertempuran Desa Padang Rumput
19 Episode 19 : Kepala Desa Yassir
20 Episode 20 : Bergerak Bersama
21 Episode 21 : Kastil Zyad
22 Episode 22 : Kemah Utama
23 Episode 23 : Strategi Penaklukan
24 Episode 24 : Serangan Malam
25 Episode 25 : Tangkapan Emas
26 Episode 26 : Rencana Baru
27 Episode 27 : Hujan Badai
28 Episode 28 : Formasi Barikade
29 Episode 29 : Musuh Lama
30 Episode 30 : Basril Vs Marco II
31 Episode 31 : Kekuatan Sabina
32 Episode 32 : Rencana Gila
33 Episode 33 : Pasukan Askeler
34 Episode 34 : Perintah Mundur
35 Episode 35 : Sorban Putih
36 Pengumuman!
37 S2 Episode 36 : Kota Isdhigar
38 S2 Episode 37 : Ali Pasha
39 S2 Episode 38 : Hari Penobatan
40 S2 Episode 39 : Gelar Pasha
41 S2 Episode 40 : Wazir Agung
42 S2 Episode 41 : Jawaban Abyad
43 S2 Episode 42 : Petualangan Dimulai
44 S2 Episode 43 : Kapal Frigate
45 S2 Episode 44 : Basril Bertarung
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Episode 1 : Tugas Pertama
2
Episode 2 : Lembah Bursa
3
Episode 3 : Kabut Tebal
4
Episode 4 : Pertempuran Lembah Bursa
5
Episode 5 : Basril VS Marco
6
Episode 6 : Puncak Lembah
7
Episode 7 : Pasukan Orentas
8
Episode 8 : Bunga Lili
9
Episode 9 : Berita Baru
10
Episode 10 : Firasat Sabina
11
Episode 11 : Kastil Ajjar
12
Episode 12 : Bandit Hutan
13
Episode 13 : Tombak Perak
14
Episode 14 : Perbedaan Pendapat
15
Episode 15 : Pilihan Sulit
16
Episode 16 : Anak Panah
17
Episode 17 : Strategi Abyad
18
Episode 18 : Pertempuran Desa Padang Rumput
19
Episode 19 : Kepala Desa Yassir
20
Episode 20 : Bergerak Bersama
21
Episode 21 : Kastil Zyad
22
Episode 22 : Kemah Utama
23
Episode 23 : Strategi Penaklukan
24
Episode 24 : Serangan Malam
25
Episode 25 : Tangkapan Emas
26
Episode 26 : Rencana Baru
27
Episode 27 : Hujan Badai
28
Episode 28 : Formasi Barikade
29
Episode 29 : Musuh Lama
30
Episode 30 : Basril Vs Marco II
31
Episode 31 : Kekuatan Sabina
32
Episode 32 : Rencana Gila
33
Episode 33 : Pasukan Askeler
34
Episode 34 : Perintah Mundur
35
Episode 35 : Sorban Putih
36
Pengumuman!
37
S2 Episode 36 : Kota Isdhigar
38
S2 Episode 37 : Ali Pasha
39
S2 Episode 38 : Hari Penobatan
40
S2 Episode 39 : Gelar Pasha
41
S2 Episode 40 : Wazir Agung
42
S2 Episode 41 : Jawaban Abyad
43
S2 Episode 42 : Petualangan Dimulai
44
S2 Episode 43 : Kapal Frigate
45
S2 Episode 44 : Basril Bertarung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!