Lembah Bursa, lembah yang dulunya adalah rekahan dari gempa kuno ribuan tahun yang lalu itu berada di sebelah utara kota Qusra. Lembah indah dan besar itu ibarat sebuah gerbang besar. Kenapa begitu? Karena lembah Bursa adalah perbatasan langsung dua negara. Kesultanan Ammaruz dan Kerajaan Havelar. Lembah Bursa menjadi titik penting bagi kedua kerajaan itu. Dengan dikuasainya lembah Bursa, akses menuju daerah-daerah penting baik di Kesultanan Ammaruz dan Kerajaan Havelar akan terbuka.
Lembah Bursa adalah daerah tidak berpenghuni. Tingkat kelembapannya terlalu tinggi, ditambah dengan suhu yang selalu turun mencapai batas ekstrim. Hanya para pemburu yang selalu berkeliaran di sekitar lembah. Hewan-hewan seperti rusa tanduk besar serta beruang adalah buruan mereka.
***
Pasukan Kesultanan Ammaruz yang bergerak dari kastil Ajjar sudah mulai memasuki lembah tepat tengah hari. Abyad, Basril, dan Sabina yang memimpin pasukan itu. Hanya 500 orang.
"Baiklah, kita berkemah di sini. Tempatnya cocok." Abyad memberi perintah dan turun dari kudanya.
"Apa kau yakin, Abyad? Tempat ini terlalu terbuka." Basril bertanya. Dia juga turun dari kudanya.
"Aku yakin dan, hei, aku tidak menyuruhmu turun dari kuda Basril." Abyad berkata.
"Eh, apa? Maksudmu apa?" Basril terlihat bingung. Banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya.
"Kita akan membagi pasukan menjadi setengah." Abyad menjawab. "Aku dan Sabina akan tetap di sini, sedangkan kau bersama setengah pasukan yang lain akan berhenti di puncak sana." Abyad menunjuk puncak yang menjulang di atas lembah.
Basril mengusap wajahnya. "Kau tidak bilang apa-apa mengenai pembagian pasukan. Lagi pula, kenapa harus di puncak sana. Bukannya itu terlalu jauh?"
"Serangan kejutan." Sabina menjawab.
"Betul sekali!" Abyad berseru. "Aku sangat yakin pasukan Kerajaan Havelar sudah berkemah di utara sana. Kalau perhitunganku tidak keliru, jarak mereka sekarang kurang lebih 6 kilometer. Kesempatan bagus. Kau akan membawa pasukanmu melalui jalan kecil menuju puncak. Tidak banyak orang yang tahu jalan itu, hanya para pemburu handal. Mereka menyebutnya jalan emas. Dari sana tujuanmu akan terlihat jelas."
"Lalu apa yang akan aku lakukan setiba di sana?" Basril bertanya. Dia sudah naik lagi ke atas kuda.
"Puncak itu adalah menara alami. Dari sana kau bisa melihat pergerakan dua pasukan. Aku dan Sabina akan memancing mereka untuk mendekat. Di saat jarak mereka sudah dekat, kau akan melakukan serangan kejutan dari belakang. Jangan lupa untuk menempatkan pemanah di tempat tinggi. Serangan tiga arah." Abyad menjelaskan.
"Baiklah, aku akan segera bergerak." Basril menjawab.
"Tunggu! Bawa ini. Kau akan tahu kegunaannya." Abyad menyerahkan minyak tanah yang sangat banyak.
Basril berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Aku percaya akan rencanamu. Pasukan ikuti aku!" Basril dan setengah pasukan sudah memacu kudanya menuju jalan emas. Jalan yang hanya diketahui oleh para pemburu handal.
Abyad menunjukkan wajah kepuasan. Dia sangat yakin rencananya akan berhasil dan para pasukan kerajaan Havelar akan termakan umpannya. Abyad berjalan menuju pasukannya.
"Kalian bisa beristirahat dulu. Nyalakan api unggun untuk menghangatkan diri kalian! Cuaca akan menjadi sangat dingin nanti." Abyad memberi komando.
Sabina datang menghampiri Abyad. Baju zirah yang dikenakannya sangat cocok. Sabina terlihat menawan. Abyad tanpa sadar tersenyum mematung.
"Apa perintahmu untukku, Abyad?" Sabina bertanya yang membuat Abyad tersadar dari lamunannya.
"E-eh, ah, iya, aku ingin kau membawa beberapa orang untuk mulai mengintai bagian depan. Kalau bisa, aku ingin kau secara terang-terangan membuat pasukan Havelar percaya dengan jumlah kita. Di saat kepercayaan diri mereka semakin tinggi, di situlah kita menghancurkannya." Abyad menjawab. Tangan kanannya mengusap-usap telinga. Ciri khasnya dalam berpikir.
"Baiklah, aku akan melakukannya. Aku juga akan membawa sepuluh orang. Sudah cukup bagiku." Sabina berbalik arah dan mulai mengumpulkan beberapa orang untuk bergerak.
Tidak butuh waktu lama, sepuluh orang pilihan Sabina sudah berkumpul. Sabina membuka zirahnya yang sontak membuat seluruh pasukan terkejut.
"A-apa yang kau lakukan, Sabina?" Abyad berlari menghampiri Sabina. Dengan tangannya, Abyad mencoba menutupi Sabina yang hampir membuat seluruh pasukan mimisan.
"Ini misi pengintaian, bukan? Aku tidak mau mengenakan zirah yang bisa menimbulkan suara. Cukup baju biasa saja." Sabina menjawab dingin.
"A-ah, kau benar, Sabina. Persiapanmu sangat matang." Abyad tertawa sambil memegang kepalanya. Aku kira dia bakal berbuat nekat, pikir Abyad.
"Kalau begitu, aku berangkat sekarang. Aku akan kembali jika sudah menyelesaikan misi." Sabina mulai berlari tanpa kuda, diikuti oleh pasukannya.
Abyad menyaksikan tubuh Sabina yang menghilang di dalam hutan lembah Bursa. Abyad berjalan menuju meja yang sudah disiapkan untuknya. Dibukanya gulungan kertas yang dari tadi disimpan di saku bajunya. Sesuai rencanaku, gumam Abyad.
Musim dingin di penghujung tahun 742 kalender Kasturia. Abyad untuk pertama kalinya terjun ke dalam pertempuran yang akan mengubah hidupnya. Benua Kasturia akan menjadi saksi si jenius yang membenci darah, tapi handal dalam membunuh. Pertempuran besar sudah menanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
rajes salam lubis
ok,.mantap.. lanjutkan
2022-09-22
0
🍃🌻 Imazz 🌻🍃
Semangat...
2021-03-30
0
Mei Shin Manalu
Wooww diksinya baguss... Keren
2021-03-22
0