Tawanan Tuan Evan (Hyunlix)
Mr. Evan's Prisoner
Author
Dont forgot to
LIKE 👊🏼
COMENT☠️
AND SUBSCRIBE😇
And you'll get 🌚🌚🌚😴 something in another chapter xi ... xi ... xi ...
Cuma cerita klise tentang seorang anak yang dijual sama bapaknya buat ngelunasin hutang yang bejibun, mau sampe mati pun tetep enggak bakal bisa lunas.
Cerita yang udah Sering Shenaya baca, atau sekedar tau dari beberapa temannya yang gila akan tulisan fiksi yang didramatisir untuk kesenangan hati.
Entah mungkin karena dirinya yang selalu, apa yah? memandang tak minat, bahkan tak jarang mengumpat jika mendengar cerita yang ... agak enggak bisa masuk diotaknya ini.
Sekarang, dirinya lah yang menjalani.
Raja (Ayah Shenaya)
Pakai, pakaian yang bagus!
Bentak Raja dari ambang pintu.
Kepala Shenaya tertunduk semakin dalam, mencoba menyembunyikan kekesalan yang sudah diujung, kepalan tangannya semakin erat, membuat telapaknya putih karena aliran darah yang tersendat.
Memang apanya yang tidak bagus? Shenaya sudah memakai pakaian se feminim mungkin, bahkan ia meminjam baju ini dari Cassie, si centil kembang desa kampus.
Raja (Ayah Shenaya)
Kamu lupa, kita bakal ketemu sama siapa?!
Lagi, Ayahnya memakai nada tinggi, Shenaya tidak tuli, tolong. Bicara dengan nada normal memangnya tidak bisa, ya?
Rasanya telinga Shenaya akan mengalami kerusakan, jika terlalu lama mendengar teriakkan pria itu.
Shenaya Caissara
Iya, terus? aku harus pake kemeja, gitu? ini udah cukup, perempuan!
Kata Shenaya tenang, tak ingin memperkeruh suasana.
Raja (Ayah Shenaya)
Dasar bodoh!
Oh, lihat. Bisa-bisanya si tua itu memanggil Shenaya bodoh, sedangkan dirinya lebih baik menerima sejumlah uang tambahan dan hutang yang lunas, ketimbang bekerja keras.
Raja masuk, mulai mengobrak-abrik lemari pakaian Shenaya, mencari-cari pakaian yang layak untuk dipakai, berjumpa dengan Tuannya.
Raja (Ayah Shenaya)
Dasar, bagaimana bisa dirimu disebut Perempuan, jika seluruh pakaianmu saja hanya kaos polos dan training.
Cecar Raja lagi, masih sibuk memutar otak, waktu terus berjalan, ia tak mau Tuannya menunggu terlalu lama, tempat judi dan alkohol juga menanti untuk didatangi dengan sejumlah uang yang sudah ia angan-angan, akan didapatkan dengan menukar Shenaya.
Berpikir sejenak, akhirnya sebuah ide terlintas, buru-buru ia keluar dari kamar Shenaya, masuk ke kamarnya sendiri dan mencari baju yang tak sengaja tertinggal dikamarnya beberapa malam lalu.
Memang tak tahu diri, beruntung Shenaya tak menusuknya saat ia tertidur.
Kursi ditendang, terdengar suara dentuman kayu yang keras, tangannya terkepal memegang meja kayu tersebut, giginya bergemulutuk.
Shenaya Caissara
Bangsat ...!
Geram Shenaya rendah, untuk apa dirinya mengorbankan jiwa raganya hanya untuk melunasi hutang, yang bahkan dia saja tak tahu.
Merelakan sepenuhnya dirinya, dijadikan hak milik seseorang. Lebih baik Shenaya mati dari pada harus mengabdi.
Tak lama, raja kembali digenggamannya terdapat sebuah gaun berkilap dengan warna merah, sangat minim, bahkan bisa dibilang sama saja itu tidak memakai baju.
Raja (Ayah Shenaya)
Cepat pakai, dan rias wajahmu dengan benar!
Raja melempar gaun tersebut, melayang mengenai wajah Shenaya telak.
Pintu ditutup dengan keras, dengan tak sabar Raja menunggu, mengetuk-ngetuk pintu mengejar waktu.
Comments