A Second Chance To Remake My Life
Episode 04 - Aiga Rise/Siaran Langsung Pernyataan Cinta
Yoshiaki Kurisu
(Setelah kembali dari toilet, suasana kelas masih sama seperti biasa.)
Yoshiaki Kurisu
(Pemandangannya persis seperti yang ada di ingatanku. Kibe-san yang menyendiri dengan ponselnya, Yamazaki-san yang dikelilingi teman perempuannya ....)
Yoshiaki Kurisu
(Pengakuan cinta Kibe-san dan ajakan kencan Yamazaki-san tadi seolah-olah tidak pernah ada.)
Yoshiaki Kurisu
(Semuanya seolah-olah berjalan seperti yang ada di ingatanku.)
Yoshiaki Kurisu
(Aku memang tidak mengingat semua kejadian. Tapi, saat menjalaninya kembali, perasaan seperti “Ah, ini pernah terjadi sebelumnya.” terus-terusan kualami.)
Yoshiaki Kurisu
(Kecuali dua pengakuan cinta tadi. Aku berani bersumpah itu tidak pernah terjadi sebelumnya.)
Yoshiaki Kurisu
(Sampai sekarang, aku tidak mengerti kenapa kedua gadis yang seharusnya tidak pernah memiliki ikatan apa-apa denganku tiba-tiba menyatakan cinta seperti itu.)
Yoshiaki Kurisu
(Apakah saat aku kembali ke masa ini, sesuatu yang seharusnya tidak tergerak jadi tergerak?)
Yoshiaki Kurisu
(Aku terus bertanya-tanya apa yang salah, hingga tanpa sadar, kelas berlalu begitu saja.)
Setelah mengikuti pelajaran beberapa waktu, bel berbunyi, menandakan akhir jam pelajaran kedua.
Kurisu menyimpan buku catatan bahasa inggrisnya dan hendak bersiap untuk kelas biologi, tetapi secara tiba-tiba, pengumuman berbunyi.
“Diharap kepada Yoshiaki Kurisu dari kelas 2-C4, diminta untuk datang ke atap sekolah.”
“Sekali lagi, diharap kepada Yoshiaki Kurisu dari kelas 2-C4, diminta untuk datang ke atap sekolah.”
Yoshiaki Kurisu
Huh ...? Atap sekolah?
Yoshiaki Kurisu
Kenapa aku diminta datang ke atap sekolah?
Namun karena merasa penasaran, Kurisu beranjak dari tempatnya dan berangkat memenuhi permintaan tersebut.
Kurisu melewati lorong dan menaiki tangga. Satu-persatu anak tangga ia tapaki hingga akhirnya tiba di depan pintu menuju atap sekolah.
Yoshiaki Kurisu
Biasanya pintu atap sekolah terkunci dan hanya para guru yang memiliki kuncinya, tapi ....
Kurisu meraih gagang pintu menuju atap sekolah dan membukanya.
Yoshiaki Kurisu
Tidak ada siapa pun di sini.
Kurisu melangkahkan kakinya ke lantai atap sekolah dan berjalan lebih jauh.
Pandangannya berkeliling ke sekitar untuk mencari tahu siapa yang memanggilnya. Akan tetapi, atap sekolah tersebut benar-benar kosong. Tidak ada siapa pun di sana.
Sampai suatu titik, Kurisu menyadari ada smartphone yang dipasang pada tripod di sudut atap sekolah.
Smartphone tersebut tampak seperti sedang melakukan rekaman, membuat Kurisu menjadi canggung.
Yoshiaki Kurisu
Eh? Apa ini? Siapa yang meletakkan kamera di sini? Untuk apa?
Kurisu berniat untuk kembali ke kelasnya karena situasi terlihat sangat mencurigakan. Namun, seseorang yang ia kenal menghadangnya di depan pintu atap.
Yoshiaki Kurisu
Huh ...? Rise-chan?
Gadis yang Kurisu kenali itu melangkah mendekatinya, lalu berhenti pada jarak tertentu.
Yoshiaki Kurisu
(Aiga Rise, teman masa kecilku.)
Yoshiaki Kurisu
(Kedua orangtuanya menjadi waliku setelah aku kehilangan kedua orangtuaku karena kecelakaan pesawat.)
Yoshiaki Kurisu
(Bisa dibilang, Rise sudah seperti adikku. Dia setahun lebih muda dariku dan memiliki paras yang sangat manis.)
Yoshiaki Kurisu
(Seingatku, dia cukup populer di sekolah ini. Dia biasa melakukan stream di media sosial dan memiliki lebih satu juta penggemar.)
Yoshiaki Kurisu
(Aku senang melihatnya masih hidup .... Tidak lupakan itu.)
Yoshiaki Kurisu
Apa yang kamu lakukan di sini? Apa mungkin kamu yang memanggilku ke sini?
Yoshiaki Kurisu
*melirik ke arah smartphone yang terpasang di tripod*
Yoshiaki Kurisu
Omong-omong, kamu sedang melakukan stream, ya? Apa kamu perlu semacam bantuan?
Aiga Rise
Tidak, bukan seperti itu.
Rise memalingkan wajahnya dari Kurisu. Ia menghindari kontak mata. Rona merah juga terlihat di kedua pipinya.
Aiga Rise
Aku memanggilmu ke sini untuk mendengarkan pengakuan cintaku.
Yoshiaki Kurisu
Pengakuan— Huh? Apa?
Kurisu mempertanyakan apakah telinga salah tangkap atau tidak barusan. Ia jelas-jelas mendengar Rise menyebut soal pengakuan cinta tadi.
Rise dengan cemas menggesek kedua pahanya satu sama lain. Tangannya bersembunyi di balik punggung.
Sepasang mata merah mudanya sesekali melihat ke arah Kurisu, lalu segera berpaling ke samping dan tampak malu-malu.
Yoshiaki Kurisu
(Ah, ini ....)
Yoshiaki Kurisu
(Sama seperti Kibe-san tadi.)
Kurisu sudah bisa menebak-nebak apa yang sedang terjadi.
Kurisu melirik ke arah smartphone yang merekam, kemudian kembali memperhatikan Rise yang masih belum mengatakan apa-apa.
Aiga Rise
Aku menyukaimu, Kurisu-nii!
Aiga Rise
Tolong jadilah pacarku!
Rise berbicara dengan sangat jelas, dengan nada yang cukup tinggi.
Yoshiaki Kurisu
(Nah, bagaimana aku harus menanggapinya?)
Kurisu mengambil napas dan berpikir sejenak.
Yoshiaki Kurisu
(Baiklah, mari lakukan itu.)
Setelah tahu apa yang akan ia lakukan, Kurisu pun berlakon (dengan senyum dan akting yang kaku.)
Yoshiaki Kurisu
Etto, Rise-chan.
Yoshiaki Kurisu
Aku benar-benar menghargai perasaanmu.
Yoshiaki Kurisu
Tapi, aku sudah menganggapmu sebagai adik perempuanku, jadi aku tidak bisa menuruti permintaan itu.
Aiga Rise
Mustahil—! Kenapa seperti itu?
Sementara Rise tidak terima dengan penolakan Kurisu, komentar pada live streaming di smartphone bergerak dengan cepat.
["Wkwkwk, cintanya tidak terbalas."]
["Baru kali ini ngelihat ada yang ditolak karena dianggap sebagai adek perempuan."]
["Ditolak sambil dilihat seluruh pengikut. Kalo gw malu tuh."]
Yoshiaki Kurisu
Seperti yang sudah kubilang barusan, aku hanya menganggapmu sebagai adik perempuanku.
Yoshiaki Kurisu
Pelajaran ketiga hampir dimulai, jadi aku permisi dulu.
Aiga Rise
Tu—Tunggu sebentar, Kurisu-nii!
Kurisu melewati Rise begitu saja dan pergi meninggalkan atap sekolah, membiarkan Rise tetap di sana.
Rise tidak terpikirkan sesuatu yang tepat untuk menahan lelaki itu, jadi ia hanya bisa melihat bagaimana Kurisu pergi meninggalkannya.
Aiga Rise
Ughh~ Aku ditolak~
Rise mulai menangis. Ia berlari ke arah smartphone-nya yang melakukan live stream untuk mematikannya, tetapi saat melihat keadaan live streaming tersebut ....
Aiga Rise
Gila!? Bagaimana bisa jumlah penontonnya sebanyak ini!?
Aiga Rise
Tapi aku barusan ditolak~ Aku tidak tahu harus menangis atau bahagia di sini.
Rise membaca satu-persatu komentar yang mengalir di live stream-nya.
Aiga Rise
Huh? Kurisu-nii menganggap pengakuanku tadi prank? Benar begitu?
Para penonton berkomentar membenarkan. Mereka berkomentar sesuai keyakinan mereka.
Sedikit demi sedikit, Rise pun berhenti bersedih karena membaca komentar-komentar tersebut, yang mengatakan masih ada harapan.
Aiga Rise
Aku mengerti. Aku hanya harus menjelaskan kalau ini bukan prank, ya, 'kan?
Aiga Rise
Baiklah, aku akan berjuang~!
Rise merasa bersemangat. Ia mengepalkan tangannya dan meninju udara kosong di atas.
Comments