04. Pancasena Jatuh Cinta?

Happy Reading
(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)
Seperti dengan rencananya semalam, Wiratmadja telah membeli beberapa bibit di toko sistem
tentu dengan menggunakan uang tabungan nya
Ia membeli bibit kangkung, Sawi, lalu tomat dan cabai, serta daun bawang
Bagaimana pun semuanya sangat di butuhkan
Sesampainya disawah dirinya memang bisa melihat, 3 petak ladang yang masih kosong dan itu sangat luas
Sawahnya telah tumbuh subur diperkirakan besok dirinya dan para warga desa akan melakukan panen
Untungnya panen dilakukan sebelum adanya wabah belalang itu
Tiba-tiba dirinya jadi memikirkan ladang yang baru akan ditanaminya
Biarlah biar itu bisa Wiratmadja pikirkan nanti
Arumi sekarang berada di gubug, menata beberapa cemilan dan daging kering yang mereka bawa dari rumah, satu rantang nasi dan satu rantang berisikan Daging kelinci yang dimasak hingga berwarna hitam
bukannya pait tapi rasanya sangat manis, bahkan masih ada kuahnya
Ayahnya bilang sih itu katanya daging kelinci kecap
Katanya dari kedelai hitam!!
Dan satu rantang berisikan kue kring, dan beberapa buah seperti Gedhang(pisang) dan Gandul(pepaya)
Jatiwangsa dan Panca bertugas memacul ladang dengan membuat lubang kecil untuk isi bibit
Jakawangsa terlihat mengambil air di sungai kecil dekat ladang dengan ember
Bersama dengan ayahnya tentu saja
Tiba-tiba seseorang datang
Tidak Dikenal [Wanita]
Tidak Dikenal [Wanita]
Arumi, kamu membawa bekal?, tumben sekali
Tidak Dikenal [Wanita]
Tidak Dikenal [Wanita]
Saya juga lihat Romo mu mulai pergi ke ladang dan sawahnya, tumben
Arumi
Arumi
Ah iya Mbakyu, kemarin Romo terlihat berbeda
Arumi
Arumi
Sepertinya Romo sudah berubah
Tidak Dikenal [Wanita]
Tidak Dikenal [Wanita]
Benarkah?
Arumi
Arumi
Tentu saja mabkyu
Tidak Dikenal [Wanita]
Tidak Dikenal [Wanita]
Emm Arumi
Ia berujar dengan sedikit ragu untuk menanyakan nya
Arumi
Arumi
Ada apa ya mbak Wulan?
Wulandari [Wulan]
Wulandari [Wulan]
Kakangmu Pancasena apakah telah memiliki kekasih?
Arumi
Arumi
Hahahaha, Mbakyu ada apa ini? Tiba-tiba sekali
Arumi
Arumi
Kakang panca masih sendiri omong-omong, dia sedang tidak menyukai seorang wanita
Wulandari [Wulan]
Wulandari [Wulan]
Bagus sekali!!
Arumi
Arumi
Apakah mbakyu tertarik dengan kang panca?
Wulandari [Wulan]
Wulandari [Wulan]
Tentu saja!! Siapa yang tidak tertarik
Wulandari [Wulan]
Wulandari [Wulan]
Kakangmu itu sangat tampan
Arumi
Arumi
Hemmm, kebetulan sekali mbakyu. Kemarin Romo membicarakan pernikahan kakang
Arumi
Arumi
Sepertinya Romo sudah mengharapkan seorang menantu dirumah
Wulandari [Wulan]
Wulandari [Wulan]
Benarkah?
Wulandari [Wulan]
Wulandari [Wulan]
Itu artinya, saya memiliki kesempatan untuk mendapatkan restu dari Romo'mu bukan?
Arumi
Arumi
Benar Mbakyu
Wulandari [Wulan]
Wulandari [Wulan]
Hahaha
Arumi
Arumi
Hahaha
Terlihat dua perempuan itu tengah saling berbincang dan bercanda
Pancasena sempat mengalihkan perhatian nya, menatap kearah sumber suara
Demi Dewata, seorang bidadari tengah berbincang dengan Adiknya
Mengapa dirinya jarang melihat Perempuan itu?
Siapakah gerangan namanya?
setelah dirumah nanti akan ia tanyakan kepada adiknya itu
Sungguh indah ciptaan mu ya Dewata
Rambut hitam yang panjang
Kulit Tan yang sangat bersih dan terlihat cantik
Rully Pratama
Rully Pratama
Pancasena apa yang sedang kamu lihat?
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Bidadari Romo
Jawabnya tanpa sadar
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Ah Romo maaf
Rully Pratama
Rully Pratama
Hahahaha tidak papa putraku
Rully Pratama
Rully Pratama
Sepertinya sebentar lagi, saya akan mendapatkan menantu
Rully Pratama
Rully Pratama
Hahahaha
setelah berujar demikian Wiratmadja mulai menanam bibitnya satu persatu dibantu dengan ketiga putranya, setelah Pancasena tersadar
Arumi
Arumi
Mbakyu, sepertinya kakang Pancasena tadi melihat ke arahmu
Wulandari [Wulan]
Wulandari [Wulan]
Benarkah Rumi?
Wulandari [Wulan]
Wulandari [Wulan]
Saya terlihat cantik kan?
Arumi
Arumi
Tentu saja, mbakyu selalu terlihat cantik
Wulandari benar-benar sangat menyukai Pancasena pertama kalinya dirinya menginjakkan kaki di desa ini, dirinya langsung jatuh hati
Katakanlah dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama
Ia memang bukan berasal dari desa ini, dirinya hanya mengikuti Ayahnya yang pindah ke desa ini
Tidak lama Wulandari pergi meninggalkan Arumi, ia baru ingat harus membeli beberapa kebutuhan dipasar
Arumi
Arumi
Romo!! Kakang!! Rayi!! waktunya istirahat sebentar
Arumi
Arumi
Makanlah beberapa bawaan yang kita bawa!
Mendengar seruan Arumi, mereka pun berjalan menuju ke arah gubug
Terlihat rantang yang sudah di tata dengan rapi
NovelToon
Rully Pratama
Rully Pratama
Ya kalian harus makan yang banyak, Agar bisa membantu Saya!!
Rully Pratama
Rully Pratama
Dengan begitu pekerjaan akan selesai dengan cepat!
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Nggih Romo
Arumi
Arumi
Nggih Romo
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
nggih Romo
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Nggih Romo
Rully Pratama
Rully Pratama
Hahaha bagus... Bagus...
Mereka pun menikmati makanan dan minuman dengan khidmat sesekali berbincang dengan ringan
Berusaha memendam pertanyaan nya, pancasena akan menanyakan nya saat dirumah saja
saat tidak bersama dengan Romo
Dirinya malu
Rully Pratama
Rully Pratama
Kamu tidak penasaran dengan bidadari yang kamu lihat Panca?
Wiratmadja bertanya dengan nada menggoda, jangan lupakan kedua alisnya yang naik turun menggigit daging kering seraya menggoda
Menggoda putranya yang pemalu adalah kesenangan tersendiri baginya
Terlihat pancasena yang menunduk malu masih dengan memegang daun pisang berisikan makanan
telinganya juga terlihat memerah
Sialan menggemaskan... Lucu sekalii
Memikirkannya mengingat kan dirinya pada Abang keduanya, Bang Hazel!!
Tingkah dan wataknya sama persis dengan putranya ini
Melihat mereka berempat dia jadi teringat kebersamaan dengan saudara-saudaeinya
Mereka juga sama-sama empat bersaudara
Sejenak Wiratmadja terpikirkan. Apakah mereka berempat reinkarnasi dari dirinya dan keempat saudara dimasa lampau ini?
Bukankah sebuah pemikiran yang epik? Siapa tau saja benar bukan?
Hanya saja jatiwangsa dan pancasena terbalik
Dimana disini bang hazel yang ia ibaratkan pancasena adalah anak pertamanya, sedangkan bang hazel adalah anak kedua
Lalu bang Juna yang seorang anak sulung, tapi Jatiwangsa dia anak kedua
Sifat mereka benar-benar persis yang membedakan hanyalah antara di antara mereka yang terlebih dahulu dilahirkan
Heol!! Bukankah masuk akal?
Lalu Arumi dan Mbaknya Lisa... Mereka persis
Dan untuk jakawangsa bisa dikatakan seperti dirinya
Namun jika dilihat lebih teliti lagi, jakawangsa memang terlihat mirip dengannya saat masih kecil!!
Di kehidupan sebelumnya
Sungguh benar-benar
Tidak bisa menyangka!!
Mereka berempat adalah dirinya dan kakak-kakak nya yang berada di masa depan
Plot twist macam apa ini?... Sungguh diluar dugaannya
Rully Pratama
Rully Pratama
Hahahaha
Rully Pratama
Rully Pratama
Benar-benar
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Ada apa Romo? Kenapa tiba-tiba tertawa?
Rully Pratama
Rully Pratama
Hahaha tidak papa bocah cilik.. Romo hanya terfikir kan sesuatu yang menyenangkan
Rully Pratama
Rully Pratama
jadi Panca?? Kamu tidak penasaran dan ingin bertanya kepada Rayi Estrimu?
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Ah hahaha itu Romo... Nanti saja, Saya malu jika harus bertanya disini. Lagi pun ada Romo dan saudara yang lain
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Saya benar-benar malu
Telinganya semakin memerah
Arumi
Arumi
Hahaha Kakang, anda sangat menggemaskan
Arumi
Arumi
Saya tidak menyangka.. Bahkan kakang memanggil Mbakyu dengan panggilan Bidadari?
Arumi
Arumi
Kakang sepertinya jatuh cinta
Arumi
Arumi
Benar bukan begitu Romo?
Rully Pratama
Rully Pratama
Iya bener sekali!!
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Baguslah jika kakang menyukai wanita
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Saya fikir kakang tidak suka wanita
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Heh apa maksudnya
Jatiwangsa [Jati]
Jatiwangsa [Jati]
Saya hanya berspekulasi
Rully Pratama
Rully Pratama
sudah-sudah
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
Apakah Jaka akan mendapatkan mbakyu lagi?
Rully Pratama
Rully Pratama
Benar bocah cilik
Jakawangsa [Jaka]
Jakawangsa [Jaka]
YEEEYYYY
Mereka melanjutkan makan, lalu setelah itu di lanjutkan dengan acara berkebun menanam bibit yang masih belum tertanam
Mereka. Melakukan nya hingga matahari tepat berada diatas kepala
Sudah sangat siang!!
Mereka pun kembali kerumah
Selama perjalanan banyak yang memperhatikan sesekali bertegur sapa
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Kang Wira
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Sebentar kang
Rully Pratama
Rully Pratama
Nggih, enten nopo(ada apa) kang?
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Saya hanya ingin bertanya, apa yang kamu tanam di ladang?
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Bibit apa saja itu?
Rully Pratama
Rully Pratama
Oh itu ada beberapa bibir tanaman sayur dan cabai
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Cabai?
Rully Pratama
Rully Pratama
Iya
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Apa itu semacam buah?
Wiratmadja Menaikan sebelah alisnya
Ah ia baru ingat, di zaman ini mereka mengandalkan merica sebagai rasa pedas
Rully Pratama
Rully Pratama
Itu salah satu bahan masakan agar masakan kita terasa pedas
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Benarkah itu?
Rully Pratama
Rully Pratama
Iya benar sekali
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Apakah saya bisa membeli bibit nya kepada kamu?
Wiratmadja terdiam sebentar
Rully Pratama
Rully Pratama
Oh tentu saja
langsung saja dirinya mengambil sebuah kantong berisikan biji cabai
Rully Pratama
Rully Pratama
Ini.. Harganya 2 Kupang saja
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
sungguh?
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Ini murah sekali!!
Kepala Desa [Kuncoro]
Kepala Desa [Kuncoro]
Terimakasih Kang Wira
Rully Pratama
Rully Pratama
Sama-sama kang
Setelah melakukan transaksi
Mereka pun langsung kembali berjalan
Pancasena dan Arumi yang berjalan dibelakang, Pancasena langsung mendekati adiknya itu
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Siapa namanya?
Arumi
Arumi
Apa maksud kakang?
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Tentu saja bidadari berbicara denganmu
Arumi
Arumi
Hahaha
Arumi
Arumi
Dia mbak Wulan
Arumi
Arumi
Namanya Wulandari
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Pantas saja rupanya ayu(cantik) bersinar koyo Wulan(bulan)
Arumi
Arumi
ternyata kakang pandai berbicara manis
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Jangan bicara terlalu kencang, bagaimana jika Romo tau
Arumi
Arumi
Bukankah itu Bagus?
Mereka berbicara dengan pelan
Wiratmadja masih terus berjalan dengan Jaka yang duduk dipundaknya, dan jatiwangsa yang berada di belakangnya membawa cangkul milikinya dan milik Wiratmadja
Arumi
Arumi
kakang jatuh hati pada mbak Wulan?
Pancasena [Sena]
Pancasena [Sena]
Sepertinya iya.. saya sangat jatuh hati kepadanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!