02. Apakah Dia Benar-benar Romo!!
Rully Pratama
Arumi, belilah beras dan beberapa lauk di pasar
Perintahnya saat keluar memang ada anak-anak nya yang sedang duduk bersama. Entahlah apa yang mereka bicarakan
Arumi menerima kantung kecil yang diberikan ayahnya, saat ia melihat isinya ia sedikit kaget dengan isinya
Rully Pratama
Belilah daging dan beberapa sayur, minyak dan bumbu!!
Arumi
Romo apa itu tidak boros?
Panca menatap adiknya dengan tatapan sedih, ia takut ayahnya akan marah
Rully Pratama
Lakukan saja perintahku!!
Rully Pratama
Panca, kamu temani Rayi mu
Rully Pratama
dan kamu bocah cilik ikutlah dengan Kakang dan Mbakyu mu!!
Pancasena [Sena]
Baik Romo
Jakawangsa [Jaka]
Baik Romo
ketiganya pun pergi untuk ke pasar dengan berjalan kaki
Jatiwangsa [Jati]
Lalu apa yang harus saya lakukan Romo?
Rully Pratama
Kamu bantu saya cari kayu bakar
Jatiwangsa [Jati]
Baik romo
Jatiwangsa pergi mendahului Ayahnya. Membuat Wiratmadja mendengus pelan
Rully Pratama
Beruntung nya aku memiliki anak-anak yang berbakti, walau sudah sering ku siksa
Rully Pratama
Benar-benar seorang pria tempramental
Rully Pratama
Bisa-bisanya aku harus masuk ke tubuh nya
Mereka pergi ke hutan dengan membawa keranjang dan kapak serta beberapa tali
Jatiwangsa juga membawa busur dan anak panahnya
katanya siapa tau melihat rusa ataupun kelinci dan ayam hutan,, dengan begitu bisa ia buru nanti
Wiratmadja hanya bisa mengiyakan saja. Terserah saja
"jika di pikir-pikir, anak ini memiliki sifat yang sangat irit berbicara"
"hanya berbicara saat dibutuhkan"
"Dia sangat mirip dengan Bang Juna"
Wiratmadja terus membatin menatap anak keduanya yang berjalan di depan
Se-panjang jalan, banyak yang menatap ke arahnya
Beberapa wanita dan perempuan muda
Terlihat beberapa orang pria yang sedang bertani
Sepertinya dirinya memiliki wajah yang tampan..
Omong-omong sampai sekarang dirinya belum melihat wajah barunya ini, dilihat dari bentuk tubuhnya yang berotot dan memiliki perut sixpack sudah pasti dirinya tampan kan?
Apakah lebih tampan dari rupanya yang sebelumnya
Sialan dirinya jadi penasaran
Sedangkan Jatiwangsa hanya bisa mendengus pelan saat menyadari ayahnya menjadi pusat perhatian para wanita dan gadis muda
Jatiwangsa [Jati]
Romo, kita harus cepat!!
Ujarnya dengan kesal, tak segan-segan dirinya menarik tangan ayahnya itu
Wiratmadja hanya bisa menghela nafas pelan, anaknya ini tidak bisa membiarkan nya senang sebentar saja apa?!
Tidak lama mereka sampai di hutan,
berpencar mencari kayu bakar
Rully Pratama
Jika melihat tanaman yang bisa dimakan atau sebagainya bawa saja!!
Jatiwangsa [Jati]
baiklah Romo
Jatiwangsa pergi menjauh dari ayahnya setelah melepas tangan ayahnya
Jantungnya berdetak tak karuan
Sudah lama dirinya tidak menggenggam tangan ayahnya seperti itu
Untungnya ayahnya itu tidak menepisnya dan menampar nya
Jatiwangsa [Jati]
Sepertinya Romo sedikit berbeda
Gumam nya, ia langsung memotong pohon yang tumbang tidak jauh darinya
Rully Pratama
Hah.. Hutan ini, apa yang bisa didapat disini?
Rully Pratama
Ia melihat-lihat kesana kemari, namun tidak terlihat ada pohon yang tumbang
|Sistem memprediksi adanya tumbuhan langka|
Rully Pratama
Benarkah?, dimana ini?
|Tepatnya berada di pegunungan|
Rully Pratama
Pegunungan?!
Rully Pratama
Memangnya disekitar sini ada pegunungan?
Rully Pratama
Baiklah kalau begitu ayo kita kesana
Wiratmadja terus berjalan semakin jauh. Hutan ini memang terhubung dengan salah satu pegunungan
Dan pegunungan itu bernama pegunungan Arjuno
Beberapa jam berlalu, Wiratmadja berhasil menuju pegunungan
Kakinya benar-benar serasa akan patah. berjalan sejauh ini
Sialan, setelah dirumah dirinya akan meminta dipijati oleh anaknya
|Tuan! Tanaman itu tidak begitu jauh dari kita|
Rully Pratama
Memangnya tanaman apa
|itu tanaman Anggrek Geni atau bisa disebut dengan (Dendrobium Jacobsonii); Anggrek dengan bunga merah menyala yang hanya tumbuh di pegunungan, menempel pada batang dan cabang pohon Cemara gunung.
Habitatnya sangat spesifik sehingga rentan terhadap perubahan lingkungan|
|jika anda menjualnya kepada sistem, anda akan mendapatkan 50 keping koin masa tuan|
Seketika mata nya terbelalak kaget, sungguh menggiurkan
Rully Pratama
Baiklah... Ayo kita cari!!!
Ujarnya dengan semangat 45
Heh lagipula siapa yang tidak akan tergiur dengan uang sebanyak itu!!
Dengan uang itu dirinya bisa membeli baju baru untuknya dan anak-anak
Bisa juga bukan untuk membuat modal bisnis!!
Lagipula tidak bisa dirinya terus menerus mengandalkan sistem
Tidak lama dirinya melihat bunga tersebut disalah satu batang pohon Cemara
Demi apapun dirinya bisa kaya mendadak saat ini
Bunga ini memang dikenal sangat langka di zamannya
Jika ia membawanya di zaman modern sudah pasti akan diperebutkan banyak orang terlebih-lebih lagi bunga ini ia bawa langsung dari zamannya
Sudah pasti ia akan menjadi miliarder mengalahkan orang terkaya didunia
Tanpa pikir panjang ia langsung memetiknya dan hologram kembali terlihat didepannya tanpa pikir panjang dia langsung mengeklik kata YA
seketika bunga anggrek itu menghilang dan tergantikan dengan sekantung uang
tidak jauh darinya ia melihat beberapa pohon yang tumbang
Segera ia memotong nya menggunakan kapak
Untung saja dirinya memang memiliki tenaga yang kuat, ditambah tubuh laki-laki ini juga cukup bagus karena berotot
Jatiwangsa [Jati]
Hari semakin gelap, kenapa Romo tidak terlihat
Jatiwangsa [Jati]
Kemana Romo?, mana mungkin Romo tersesat bukan?!
Tapi benar-benar mengkhawatirkan. Kemana sebenarnya ayahnya pergi
Jatiwangsa terus berjalan menelusuri hutan, sesekali berteriak memanggil ayahnya
Dengan menggendong keranjang berisikan kayu yang sudah di potong-potong dan beberapa tanaman jamur liar yang bisa di konsumsi
Terus berteriak memanggil ayahnya, tangannya terus menggenggam telinga kelinci yang sudah mati karena anak panahnya
Jatiwangsa [Jati]
Kemana sebenarnya. Kenapa bisa Romo tersesat
Jatiwangsa [Jati]
Tidak seperti biasanya
|Tuan Rumah sudah saatnya kembali|
|saya yakin putra anda saat ini tengah mencari anda|
Suara sistem terdengar, dengan ayunan terakhir ia langsung membereskan kayu-kayu itu kedalam keranjang serta kapak yang tidak luput untuk ditaruh di keranjang
lumayan banyak yang ia dapatkan!!!
Ia berjalan menyusuri hutan, beberapa menit lalu ia berhasil turun gunung dan langsung mendapati pohon jati yang tumbang
Tanpa pikir panjang dirinya langsung memotong nya
Sebagain batang hatinya ia jual ke sistem dengan harga 5 keping koin masa
Lumayan,, dirinya telah mengumpulkan uang sebanyak 55 keping koin masa
Ternyata sistem juga memiliki sebuah tabungan, dimana setiap dirinya menjual barang/tanaman ia akan mendapat bonus sebanyak 1 masa, setiap penjualan ia akan mendapat bonus 1 masa
Dirinya harus berhemat agar bisa membeli beberapa barang di sistem menggunakan uang bonus
Sungguh hidup yang sangat enak!!
Samar-samar dirinya mendengar suara teriakan Jatiwangsa
Dengan cepat ia terus kembali berjalan
Terlihat jati yang berlari kencil sambil membawa kelinci, busurnya ia taruh di bahunya, busurnya diletakkan didalam keranjang bersama kayu dan kapak
Jatiwangsa [Jati]
Kemana Romo pergi?
Jatiwangsa [Jati]
Kenapa sangat lama?
Rully Pratama
Hanya berjalan-jalan malah sampai ke pegunungan
Jatiwangsa [Jati]
Apakah ada hewan buas? Romo tidak papa kan?
Wiratmadja agak terhibur dengan wajahnya itu yang konyol
"benar-benar sangat mirip!!"
"hah~ aku jadi merindukan bang Juna, kira-kira sedang apa ya dia?"
Mereka berjalan menyusuri jalan hutan
setelah beberapa jam perjalanan mereka sampai di pedesaan tempat mereka tinggal
Langit kini berwarna jingga, hari sudah mulai sore
Tidak sadar dirinya terlalu bersenang-senang di pegunungan
Begitu banyak tanaman liar yang bisa dirinya jual di sistem
Kantung uangnya ia ikatkan di ikat pinggang nya
Warga Wanita
[Wanita 1]
Sore, Kang Wira!
siapanya ramah berjalan dengan menggendong dari arah samping bakul berisi umbi
Wiratmadja mengangguk dan tersenyum simpul
Rully Pratama
Sore Juga Nyai..
Beberapa bapak-bapak juga terlihat menyapa
Wira dan Jati
"kenapa banyak wanita yang menyapa Romo!" Jatiwangsa menggerutu tidak suka di dalam hati
"Kalau saja biyung masih hidup, pasti tidak akan ada yang berani!!"
Tentu saja, mendiang ibunya adalah seorang yang sangat ahli bela diri
Banyak wanita yang takut kepada ibunya
Akhirnya mereka pun sampai dirumah
Terlihat, anak bungsunya yang sedang memberi makan ayam dan bebek
Anak perempuannya mungkin sedang memasak didapur
Anak pertamanya terlihat sedang menyapu halaman
Jakawangsa berlari dan memeluk romonya
Dan dibalas dengan hangat, langsung saja Wira menggendong tubuh kecil putranya
Dilihat-lihat rumahnya memang terlihat besar!! Tapi tetap saja isi ruangan nya terlalu sempit
Bagian ruang tamu terlalu lebar
Sepertinya dirinya harus menata ulang, dan menambahkan sekat dinding dan pintu untuk dibuat kamar baru
Berjaga-jaga saja siapa tau anak pertama nya sudah ingin cepat menikah
Pancasena [Sena]
Kenapa lama sekali Romo?
Ia membantu menurunkan keranjang milik ayahnya dan adiknya
Rully Pratama
Terlalu banyak hal yang Romo dapatkan jadi terlalu lama. Apakah Rayi'mu sudah memasak?
Pancasena [Sena]
Sudah Romo
Pancasena [Sena]
Mungkin Rayi Rum sudah selesai memasaknya
Rully Pratama
Jatiwangsa, cuci tanganmu dan segeralah ikut masuk kedalam
Jatiwangsa [Jati]
Baik Romo
Saat masuk terlihat Arumi yang sedang menaruh hasil masaknya dimeja
mereka langsung duduk ditempat duduk, Wiratmadja mendudukan putranya di kursi yang berada di sampingnya
Arumi
Semuanya sudah siap Romo!
Rully Pratama
Jati! Cepat makan
Jatiwangsa [Jati]
Baik Romo
Mereka menatap Wiratmadja dengan pandangan yang.. Ya susah di jabarkan
"apa benar ini Romo?!" batin Pancasena, karena biasanya tidak peduli dengan mereka
Bahkan biasanya mereka berempat akan menunggu ayahnya selesai makan, dan mereka baru makan
Namun lihat, sekarang dia meminta Jati untuk ikut makan bahkan membiarkannya dan adik perempuannya untuk duduk dan ikut makan
Setelah kedatangan Jatiwangsa mereka pun langsung makan bersama dengan Wiratmadja yang memulainya dan meminta semuanya untuk makan, setelah beberapa menit ia melihat anak-anak nya tidak menyentuh makanan
"huft.. pria ini benar-benar" Gumamnya kesal di dalam hati
Comments