Fall from The Sky

,.........

Alunan nada lembut dari pemain musik profesional terdengar dari ujung ruangan, bercampur samar dengan suara obrolan bertemu peralatan makan tamu di sela musik.

Resto bintang lima itu sangat mewah, pengunjungnya kalau bukan orang yang sangat kaya pastinya pejabat yang harus memesan tempat dari jauh hari hanya sekedar untuk bisa bersantap di sana.

Dari pintu besar muncul Dokter Yunita, tak lama seorang staff mengantarnya ke tempat di mana orang yang hendak ditemuinya malam itu sudah duduk menunggunya.

"Silahkan Bu"

Perlahan wanita itu duduk di kursi yang sudah disediakan, dari belakang pria yang ditemuinya bertubuh agak besar dan gempal, dari pakaiannya yang resmi ia sepertinya bukan orang biasa, seperti orang penting lainnya yang mendapat perlakuan VVIP di sana, ia duduk dengan salah satu kakinya yang besar disilangkan di depannya santai, menyilangkan dua tangannya di depan perutnya yang bulat besar.

"Eh pak, selamat malam" sapa dokter Yunita.

"Jangan buang waktuku, kau bilang ada hal yang penting? aku masih ada janji dengan pejabat kota" suara pria itu berat.

Dokter Yunita mengeluarkan isi tasnya, sebuah amplop coklat dan mendorongnya ke depan pria itu. Sejenak pria itu tidak bergerak, hingga perlahan meraih amplop tersebut, mengeluarkan isinya.

"Apa ini?"

Dokter Yunita menelan ludahnya bulat,

"Ini, bukan hanya masalahku pak, anda tahu apa yang bisa terjadi kalau sampai masalah ini muncul ke permukaan, bukan hanya aku, namun reputasi dan bahkan hidup Anda jadi taruhannya"

Pria itu menegakkan duduknya.

"Anda mengancam ku?"

Dokter Yunita menundukkan kepalanya.

"Maaf bukan maksudku, tapi, sampai saat ini tidak ada yang tahu, aku, merasa, anak ini mungkin mengetahui sesuatu, dan, ia bisa jadi ancaman buat kita, anda ingat, kalau, orang itu pernah menyinggung soal seorang mahasiswa, yang mungkin mengetahui semua rahasia kita, aku curiga mungkin kita sudah menemukannya"

Pria itu menatap dokter Yunita lama, hingga menoleh ke atas meja, selembar photo Cody kini di tangannya, sebuah cincin dengan batu cukup besar berwarna merah tua di jari tangannya.

"Hemmh"

*-*-*-*-*-*-*-

Hujan turun rintik-rintik.

Lampu jalan baru saja menyala otomatis menerangi jalan antar gedung perkantoran.

Angin berhembus dingin membawa beberapa daun kering yang kemudian melayang hingga jatuh di atas genangan air di pinggir jalan.

Sandy, gadis muda yang baru selesai bekerja di salah satu gedung beranjak keluar cepat. Ia membuka payung dan bergegas mengingat beberapa sahabatnya sudah mengingatkan akan janji makan malam mereka hari ini, dan ia sudah sangat terlambat.

Baru beberapa langkah yang penuh semangat di jalan kecil antar gedung menuju ke jalan besar.

"Brukk!!"

Diam seketika.

Sesuatu jatuh tepat di depan matanya, sangat mengagetkan ia hampir meloncat karenanya, mungkin akan tertimpa benda itu jika saja ia berjalan sedikit lebih cepat lagi tadi.

Sejenak, Sandy masih berdiri diam di tempatnya, di bawah kakinya air hujan yang berbaur dengan cairan berwarna bergerak membasahi stileto kuning barunya, langit mulai gelap hingga ia harus memperjelas pandangannya mengikuti arah cairan berwarna gelap itu berasal, dan matanya membelalak lebar melihat lebih jelas apa yang jatuh tepat dua langkah di depannya.

"Ackkkhhhhh!!!"

Ia berlari hingga melempar payungnya dan jatuh di atas genangan menyerupai kolam berwarna merah di samping sosok tubuh yang sudah kaku tak bergerak.

*-*-*-*-*-*-*

Hujan turun makin deras,

Tenda darurat kepolisian sudah dipasang di TKP, langit sudah gelap ditambah hujan yang turun deras membuat tidak ada satupun orang lain tersisa selain petugas berwajib di lokasi kejadian.

Beberapa kendaraan forensik dan dinas polisi diparkir agak jauh di ujung menutup akses jalan lintas.

Rio baru menerima sambungan telepon saat melihat Cody muncul dari area parkir.

"Yah baik pak, setelah ini akan saya bereskan"

Cody mendekat dengan payung transparan miliknya, ia menutupnya saat tiba di dalam tenda darurat milik kepolisian.

Suara rintik hujan terdengar semakin jelas saat berdiri di bawah tenda.

"Duk duk Duk Duk!"

Kondisi jenazah terlungkup dan sudah basah oleh air hujan, walau demikian masih tampak darah yang keluar dari kepala, kaki, tangannya hingga berbaur dengan air hujan di bawahnya.

Cody menoleh.

Seorang pria muda, persis sama dengan yang kini tengah berdiri tak jauh di depannya di antara kerumunan beberapa orang yang penasaran, pandangannya kosong, diam, dan sosok itu menyadari kehadiran Cody yang juga melihat ke arahnya, asap hitam menyelubunginya, sekilas, Cody bisa melihat sosok menyerupai pria berkerudung hitam berdiri di belakang pemuda itu, bulu kuduknya berdiri seakan bisa merasakan hawa dingin yang dibawanya.

Rio mendekat setelah sambungan teleponnya selesai, tepukannya sepertinya mengejutkan Cody yang sedikit tersentak.

"Maaf memanggilmu saat kau ada jam kuliah Cod, tapi anggota lain tidak bisa datang, akhir-akhir ini kekurangan team karena banyak tindak kejahatan di tempat lain juga"

Cody tersenyum, saat ia menoleh kembali ke arah kerumunan pemuda itu sudah tidak ada di sana. Disiapkan kameranya, tak lama nyala flash dan Shutter kamera sudah memenuhi area itu.

"Harus di jam kerja seperti ini juga yah?"

"Apa? Orang bunuh diri? Kapan saja bisa khan?" Sambung Rio.

Cody menghentikan ucapan Rio, Rio sadar itu saat tatapan Cody diam padanya.

"Kenapa menatapku seperti itu? Aku salah yah?"

Cody melanjutkan pekerjaannya kembali. Ia mengarahkan moncong kameranya pada setiap detail jenazah di depannya, wajah, tubuh, tangan kaki, genangan darah, semua yang diperlukan untuk penyelidikan.

"Kau sengaja mengetes ku yah" suara Cody datar.

Rio tersenyum "he Cody ini tahu darimana kalau ini bukan bunuh diri? Memang sangat jelas yah?"

Cody menurunkan tubuhnya, menyibak sedikit tangan dingin yang telungkup di depannya, ada luka menyerupai bekas goresan pisau di telapak tangannya, dan juga pakaiannya yang sedikit sobek, wajahnya sedikit luka seperti bekas pukulan, belum lagi robek di dagunya, beberapa luka yang seharusnya tidak timbul kalau ia jatuh seketika dari atas.

Rio memang sengaja mengejek Cody, ia tertawa kecil melihat wajah serius Cody, senang sekali menggodanya.

"Hehe memang ada bekas perlawanan, tapi bukan berarti ia dibunuh khan"

Tak lama Georgie dan teamnya dari kamar otopsi muncul.

"Hai guys, sorry yah telat, hujan deras sekali jadi banjir dan harus memutar tadi"

Cody berdiri dan memberi ruang team koroner melakukan pekerjaannya, Rio mendekat.

"Ayo kita naik, menurut saksi ia jatuh dari lantai paling atas, kemungkinan dari atap, hemm"

Rio melihat langit yang gelap dan hujan belum juga mau berhenti..

"Pasti akan basah-basahan nich, kau bukan manusia kerupuk khan Cod?" ejek Rio merangkul pundak Cody, Cody menurunkan tangan Rio.

"Apa-apaan sih Rio"

Seperti biasa polisi muda itu memang paling senang menggoda Cody, Wajah Cody yang manis dan imut membuat siapa saja bisa menyukainya dengan cepat, tidak tahan ingin sekali menggodanya, pikir Rio geli.

"Ayo!"

Sesampainya di atap gedung.

Cody dan Rio hanya bisa berdiri di dalam, hujan bukannya mereda malah semakin deras.

"Heh benar-benar kacau, hilang semua barang bukti"

Cody melihat pemuda tadi berdiri di pinggir gedung, dalam remang gelap tampak ia hanya menundukkan kepalanya diam di sana, arwah yang meninggal dengan cara tidak wajar memiliki tekanan roh lebih besar dari lainnya, hawanya cukup terasa berat bahkan untuk Cody.

*** Arwah yang meninggal dalam kondisi tidak wajar dan tiba-tiba memiliki tekanan roh lebih kuat bagi seorang yang sangat sensitif seperti Cody, hanya menunggu berapa lama waktu untuk roh tersebut mau melanjutkan kepergiannya atau tinggal terus di dunia manusia untuk menyelesaikan urusan duniawinya, yang membuat ia semakin menjadi arwah penasaran.

Rio menepuk pundak Cody, keduanya membalik kembali ke arah tangga.

"Ayo, kita tunggu di bawah saja sampai hujan reda di sini dingin sekali"

Cody mengangguk dan mengikuti Rio, namun baru beberapa langkah ia berhenti, di depannya kini sudah berdiri pemuda yang tadi dilihatnya di luar, melihatnya dengan tatapan dingin dan tajam, pemuda itu tidak memberinya jalan.

"Eh, Rio, aku di sini sebentar yah"

Rio membalikkan tubuhnya melihat Cody dengan dahi berkerut.

"Mau apa di sini? kondisi hujan deras begini memang kau bisa kerja apa lagi, ayo turun dulu aku traktir kopi"

Cody gagap, ia maunya begitu, tapi pemuda di depannya, yang hanya bisa dilihatnya tidak memberinya jalan sedikitpun.

Walau ia bisa menembus melewatinya tapi mengacuhkan setiap arwah yang meminta tolong padanya bukan solusi yang selama ini ia pikirkan.

"Eh, sebentar saja"

Rio menurunkan dadanya, Cody memang selalu aneh.

"Heh yah sudah, jangan lama-lama yah" diteruskan langkahnya menuruni tangga, meninggalkan Cody yang masih mematung di tempatnya.

+-+-+-+-+-+-

Fall From The Sky

Terpopuler

Comments

Aqua_Chan

Aqua_Chan

mantap

2022-10-28

0

Han@beb

Han@beb

agak merinding bacanya

2020-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 I'm Cody
2 Body in The Rain
3 Shadow
4 Fall from The Sky
5 Stalker
6 Dream
7 I can See Death
8 Women In Red
9 Its a body! Real one!
10 House with White Fence
11 Glow like Diamonds
12 Between dating, the blast and body in the trunk
13 Empty Body
14 Jane Doe
15 Body In The Bag
16 Little Girl in Bag
17 I Can see Ghost's
18 Not Easy to Be Cody
19 The Scene
20 Bump!!
21 Hurt.
22 Target
23 Suspect
24 Fierce Riana
25 Alily
26 In The Rain...
27 I'm Shrink
28 Encounter and Encounters
29 Not Time for Party Guys!
30 This is Personal
31 Rest In peace?
32 In the Middle of the Night
33 Eyes in The Dark
34 Cody's Fame
35 Broken Heart
36 Man in Black Hood
37 Being Patient-ly
38 Work keeps going
39 In Search For Dian
40 Cody Missing!
41 Body For Sales
42 Trace
43 The Basement
44 Take a Deep Breathe
45 Let the Sky Crying.
46 Another Brand new Day
47 Just Enjoy the View
48 Things, happened
49 Anneke
50 Not Superman
51 Charlie the Protector
52 Eyes in the Dark
53 Case Close?
54 Heart
55 Introducing New Consultant Cody
56 Black Smoke
57 Blue Bag, not bags
58 The Smell
59 Informan
60 Mysterius Attacker
61 Too Close
62 Stab in Your Heart
63 Heart Attack!
64 Extra : Gedung Kepolisian, ruang kantor team investigasi.
65 Extra : Malam Halloween
Episodes

Updated 65 Episodes

1
I'm Cody
2
Body in The Rain
3
Shadow
4
Fall from The Sky
5
Stalker
6
Dream
7
I can See Death
8
Women In Red
9
Its a body! Real one!
10
House with White Fence
11
Glow like Diamonds
12
Between dating, the blast and body in the trunk
13
Empty Body
14
Jane Doe
15
Body In The Bag
16
Little Girl in Bag
17
I Can see Ghost's
18
Not Easy to Be Cody
19
The Scene
20
Bump!!
21
Hurt.
22
Target
23
Suspect
24
Fierce Riana
25
Alily
26
In The Rain...
27
I'm Shrink
28
Encounter and Encounters
29
Not Time for Party Guys!
30
This is Personal
31
Rest In peace?
32
In the Middle of the Night
33
Eyes in The Dark
34
Cody's Fame
35
Broken Heart
36
Man in Black Hood
37
Being Patient-ly
38
Work keeps going
39
In Search For Dian
40
Cody Missing!
41
Body For Sales
42
Trace
43
The Basement
44
Take a Deep Breathe
45
Let the Sky Crying.
46
Another Brand new Day
47
Just Enjoy the View
48
Things, happened
49
Anneke
50
Not Superman
51
Charlie the Protector
52
Eyes in the Dark
53
Case Close?
54
Heart
55
Introducing New Consultant Cody
56
Black Smoke
57
Blue Bag, not bags
58
The Smell
59
Informan
60
Mysterius Attacker
61
Too Close
62
Stab in Your Heart
63
Heart Attack!
64
Extra : Gedung Kepolisian, ruang kantor team investigasi.
65
Extra : Malam Halloween

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!