Tuan Rakha pulang ke rumah. Dia sedang berpikir untuk meluluhkan hati gadis itu secepat mungkin. Tuan Rakha tidak akan melepaskan Dania Andini begitu saja. Ia yakin gadis itu bisa memberikan cinta yang dia inginkan selama ini.
Seperti biasa Tuan Rakha akan duduk di teras rumah saat sedang banyak pikiran. Ditambah lagi dengan istrinya yang sampai sekarang belum sadar dari koma.
Pintu rumah perlahan terbuka, seorang gadis berambut panjang sepinggang keluar dari dalam sana dan tersenyum kepada Tuan Rakha.
"Amel."
"Mas." Amel segera mendekat kearah lelaki itu. Dia berdiri tepat di samping sepupunya itu. "Mas baru pulang kerja?"
"Tidak ... Tadi aku baru dari luar, bertemu dengan teman."
"Oh ... Tapi kok keliatannya Mas capek." Tangan Amel terulur mulai memijat bahu lelaki itu.
"Biasalah ... Banyak hal yang harus dipikirkan."
Sesekali Tuan Rakha memejamkan mata merasakan pijatan lembut wanita itu.
"Ayah sama Ibu di mana?"
"Enggak tau, Mas. Tadi setelah mereka mengantarkan aku, mereka langsung pergi lagi."
"Tidak dibilang pergi kemana?"
"Enggak."
"Hmmm ..." Tuan Rakha menghembuskan nafas dengan perlahan.
"Gimana sama Mbak Poppy?"
Sekilas Tuan Rakha menatap sepupunya itu. Kembali dia menoleh kearah depan memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan dari Amel.
"Masuk ke dalam aja, Mas. Biar aku mudah pijitin badan Mas."
Kembali Tuan Rakha menoleh kearah Amel, dia seperti terhipnotis dengan senyuman wanita itu. Dengan perlahan Tuan Rakha beranjak dari tempat duduknya mengikuti langkah Amel.
Wanita itu membawa Tuan Rakha duduk di sofa, perlahan ia pun ikut duduk di samping sepupunya itu. Kemudian ia menarik tangan Tuan Rakha dan meletakkannya pada pangkuannya.
Amel tersenyum dan melanjutkan pijatan lembut pada lengan besar pria itu. "Udah lama lho Mbak Poppy koma. Apa Mas bisa tahan?"
Tuan Rakha menyipitkan matanya. Dia mulai mengerti dengan keinginan sepupunya itu. Gerak gerik Amel sangat aneh beda dari sebelumnya.
"Jadi kamu sudah selesai dengan pendidikan?"
"Udah ... Ayah bilang nanti aku ikut Mas kerja."
"Hmmm ... Nanti aku akan ajarkan bagaimana caranya bekerja di dalam berbisnis."
"Jangan ajarkan bisnis aja. Aku mau di ajarkan hal yang lain."
Tuan Rakha menghembuskan nafasnya pelan. Makanan sudah di depan mata tidak mungkin jika disia-siakan. Tetapi Tuan Rakha tidak mau menyakiti hati kedua orang tua angkatnya sekaligus saudara orangtuanya.
"Kamu akan bekerja sesuai instruksi ku. Kamu sendiri tau 'kan tujuan kita memasuki kehidupan Poppy."
"Aku mau bekerja di kamar, eh di ruangan Mas."
"Nanti aku pikirkan lagi ... Aku harus bisa mengatur rencana agar perusahaan itu jatuh kepada kita."
Pijatan Amel semakin naik keatas, tatapannya mulai sendu kepada lelaki itu. "Kenapa Mas terus mencoba mengalihkan pembicaraan kita? Mas 'kan tau aku memang punya perasaan sama Mas."
"Amel ... Jangan menghancurkan keluarga kita. Kasian Ibu dan Ayah mu."
"Kamu nggak tau aja kalau keluarga mu hancur karena Ayah." Batin Amel.
Semakin mendekat, Amel mulai menaikkan sebelah kakinya pada pangkuan Tuan Rakha. Tangannya mulai membelai dada bidang lelaki itu.
"Aku sayang sama Mas melebihi sepupu."
Amel mulai melakukan hal lebih kepada lelaki itu. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Tuan Rakha membalas perlakuan wanita itu. Keduanya melakukan hal itu tanpa sadar bahwa mereka adalah sepupu.
Terdengar suara mobil dari arah luar. Wanita itu segera beranjak dari pangkuan sepupunya tersebut.
"Ayah, Mas. Cepat Mas ke kamar." perintah Amel yang sudah mengetahui kondisi Tuan Rakha saat ini.
Tuan Rakha segera berlari masuk ke dalam kamarnya. Setelah Amel merapikan rambut dan juga sofa yang sudah berantakan. Kedua orangtuanya mulai memasuki rumah.
"Amel."
"Ibu, Ayah ... Kalian dari mana?"
"Jenguk Poppy. Keadaannya sudah mulai membaik."
"Oh ... Baguslah kalau gitu."
"Rakha udah pulang?"
"Udah, Ayah. Dia di kamarnya."
Daki menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Kedua orang itu mulai duduk di sofa bersama anak mereka.
"Pipi kamu kenapa? Kok basah?"
"Ha ... Eummm, panas!"
"Panas kok keringatnya di pipi." Ujar Tias kebingungan.
"Besok kamu udah mulai kerja sama Rakha. Kamu harus bisa membuat laki-laki itu merebut harta kekayaan Poppy. Setelah itu baru kita tinggalkan dia."
"Ayah ... Apa nggak terlalu jahat ya? Ayah udah menjadikan dia untuk membuat keuangan kita stabil, tapi kita malah akan meninggalkannya."
"Kamu masih suka sama dia?" tanya Tias tiba-tiba.
"Enggak lah, Bu. Lagian aku punya pacar orang bule."
"Awas aja kalau kamu menggagalkan rencana kita."
"Iya, aku nggak akan melakukan itu."
Amel segera pergi dari hadapan orangtuanya. Dia sangat kasian dengan sepupunya itu yang dijadikan ATM berjalan oleh orangtuanya.
"Mas ... Kalau Amel mengacaukan rencana kita gimana? Nanti kita nggak jadi kaya dong."
"Kamu tenang aja ... Kita pastikan Rakha berhasil dengan bantuan Amel. Setelah itu kita buang mereka berdua."
"Ma-Mas mau buang Amel juga?"
"Tergantung ... Kalau dia macam-macam, kita akan melakukan itu supaya dia sadar kalau dia hanyalah anak panti asuhan."
"Tapi aku sayang sama Amel, Mas. Kita sama sekali nggak memiliki anak." Ucap Tias dengan suara pelan.
"Aku ngerti. Makanya kamu ajarkan dia supaya jangan melewati batasannya."
Amel sendiri tidak tahu bahwa dirinya hanyalah anak yang diangkat oleh Tias dan Daki. Karena pasangan suami istri itu di vonis tidak bisa memiliki keturunan. Itulah sebabnya dulu mereka mengadopsi seorang anak dan membuat cerita bahwa Tias sudah hamil agar tidak mendapatkan hinaan dari keluarga lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Yuni
dimna2 kok isinya orang jahat ya
2025-10-09
0
kalea rizuky
laki bejat
2025-10-19
1