Hanya status

"Pa! Papa!!" Seru Safa saat baru saja memasuki rumahnya.

Safa langsung menghampiri Papanya yang duduk di ruang tengah sendirian. Sudah tak ada lagi asisten yang menemani Tirta, ataupun asisten rumah tangga di sana. Semuanya sudah diberhentikan karena Tirta tak sanggup lagi membayar mereka.

"Kamu sudah pulang?" Tirta terlihat tak bersemangat menyambut putrinya. Seolah dia tau kalau apa yang dilakukan Safa tidak membuahkan hasil sama sekali.

Tirta tau betul bagaimana sifat Lingga. Pria itu menjadi tak tersentuh oleh wanita manapun setelah ditinggal pergi tunangannya, wanita yang hampir dinikahi oleh Lingga.

"Pa, kita ke rumah sakit sekarang. Papa sudah janji akan ke rumah sakit dan melakukan operasi kalau Safa berhasil meyakinkan Lingga untuk menikah!" Safa sudah menarik tangan Papanya, tak sabar ingin membawa Tirta ke rumah sakit.

"Tunggu! Apa maksud kamu Safa?" Tirta sebenarnya sudah menangkap maksud dari putrinya itu, tapi rasanya mustahil baginya.

"Lingga bersedia menikah dengan ku Pa. Dia juga mau membayar semua hutang Papa sebagai gantinya. Papa nggak akan masuk penjara!" Mata Safa berkaca-kaca karena Papanya tak terancam pidana lagi.

"Apa kamu serius? Kamu nggak bohong sama Papa?"

"Papa bisa tanyakan sendiri kalau tidak percaya!"

Bukannya berteriak senang karena harapannya untuk menjadikan Safa menantu dari keluarga konglomerat tercapai. Tirta saat ini justru terlihat sendu, perlahan air matanya keluar kemudian memeluk putrinya.

"Maafkan Papa Safa, kamu mengorbankan hidup kamu demi Papa. Seharusnya Papa membahagiakan kamu, bukan menjadikan kamu tumbal seperti ini. Papa minta maaf"

Safa tak kuasa menahan air matanya lagi. Dia menangis di pelukan Ayah angkatnya itu.

"Selama ini Papa sudah membahagiakan Safa. Papa tidak pernah menuntut apapun sama Safa. Papa juga selalu menuruti apa yang Safa mau. Sekarang gantian Safa yang membantu Papa, Safa rela melakukan apa saja asalkan Safa bisa selalu sama Papa. Jadi Papa harus operasi biar cepat sembuh. Safa cuma punya Papa di dunia ini, jadi Papa harus sehat. Papa mau kan?"

Tirta melepaskan pelukannya pada Safa. Dia memegang kedua bahu putrinya itu.

"Tapi kalau operasi, uang dari mana Safa? Uang kita sudah habis!"

"Safa masih punya uang hasil dari menjual barang-barang punya Safa. Kalau cuma untuk biaya operasi Papa, itu masih cukup"

Tirta kembali terlihat lesu, dia benar-benar merasa bersalah. Dia merasa tidak bisa bertanggungjawab pada Safa. Dia yang mengambil Safa dari panti asuhan, seharusnya dia bertanggungjawab penuh, bukannya membebani seperti saat ini.

"Papa jangan pikirkan apapun. Safa hanya mau Papa sehat dan menemani Safa. Memangnya Papa nggak mau lihat Safa punya anak nanti? Papa pingin punya cucu kan?" Safa mencoba tersenyum untuk menghibur Papanya.

Tirta hanya bisa menarik sedikit bibirnya untuk tersenyum, namun itu hanya senyum kepedihan karena merasa kasihan pada Safa yang harus berkorban demi dirinya.

🌺🌺🌺🌺

Safa tidak tau apa yang Lingga lakukan, setelah pertemuan mereka waktu itu, mereka tak pernah lagi bertemu.

Tapi dua hari setelah hari itu, Safa dijemput seseorang yang mengaku sebagai orang suruhan Novita, Nyonya besar dari keluarga Kusuma Jati.

Ternyata Lingga memang benar-benar serius menerima tawarannya karena saat Safa dijemput, ternyata dia dibawa ke butik untuk memilih gaun pengantin. Dia juga dibawa ke toko perhiasan untuk membeli cincin pernikahan.

Tapi waktu itu, Safa hanya berdua dengan Novita. Tidak ada Lingga sama sekali, pria itu terlihat tak peduli dan menyerahkan semuanya pada Mamanya.

"Mama senang karena akhirnya Lingga mengubah keputusannya dan mau menikahi kamu. Tapi Mama minta maaf karena justru Mama yang menemani kamu menyiapkan semua ini. Mama mohon, kamu bersabar untuk menghadapi Lingga. Mama yakin suatu saat hatinya akan terbuka untuk kamu"

Begitulah kira-kira yang diucapkan Nyonya besar itu saat menemani Safa ke butik dan ke toko perhiasan.

Setidaknya, Safa mendapatkan mertua yang baik walau Lingga seperti itu. Safa juga sadar diri, dia tidak boleh menuntut apapun termasuk meminta Lingga menemaninya karena itu memang kesepakatan dari awal.

Tapi tampaknya Nyonya besar tidak tau kalau sebelumnya, dirinya dan Lingga telah membuat kesepakatan hingga akhirnya Lingga mau merubah keputusannya.

Lingga bahkan mempercepat semuanya. Dari Safa datang ke perusahaan Lingga, hanya sekitar dua minggu kemudian, pernikahan mereka sudah dilakukan.

Safa sekarang sudah sah menjadi istri dari Lingga Kusuma Jati. Pewaris dari Kerajaan bisnis Kusuma Jati. Memang secepat itu, Safa sendiri masih tak percaya. Tapi semua memang bisa dilakukan oleh Lingga ibarat hanya membutuhkan waktu satu kedipan mata.

Tapi walau sekarang Safa berada di tengah pesta yang megah. Gaun yang indah yang membuatnya menjadi ratu semalam, namun perasaannya gamang.

Dia bisa dibilang mendapatkan pesta pernikahan seperti yang dia impikan. Namun untuk merasa bahagia dia terhalang sebuah kesepakatan.

Andai saja dia menikah dengan pria yang ia cintai, atau minimal Lingga mencintai dirinya, pasti rasanya akan jauh berbeda.

Tapi ada satu kebahagian terselip di antara kegamangan itu, yaitu wajah cerah Papanya. Meski jadwal operasi akan dilakukan beberapa hari setelah pernikahan, namun Papanya terlihat lebih sehat. Itulah yang bisa membuat Safa tersenyum dengan tulus saat ini.

Namun untuk senyum yang lainnya, itu hanya sebuah formalitas. Dia tak ingin terlihat menjadi pengantin terburuk karena memperlihatkan wajah sedihnya. Sementara pria di sampingnya, Safa meliriknya sekilas.

Pria itu terlihat begitu tampan dengan setelan jas hitam yang melekat sempurna ditubuh tinggi kekarnya. Lingga memang definisi pria sempurna, kaya raya, tampan ditambah postur tubuh yang bagus. Namun wajah dinginnya itu tak bisa dihilangkan. Meski saat ini dia berada di atas pelaminan, tak sedikitpun senyum terukir di wajahnya.

Safa masuk ke dalam kamar hotel yang begitu mewah dengan hiasan bunga dan segala tetek bengeknya. Benar-benar terlihat seperti kamar pengantin yang begitu indah.

Jelas Safa terpana saat pertama kali masuk. Betapa bahagianya jika dia berada dikamar itu bersama dengan pria yang ia cintai.

Tapi lamunannya itu harus buyar karena suara pintu yang ditutup agak keras di belakangnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan pria yang berstatus sebagai suaminya saat ini.

Saat Safa ingin berbalik, tiba-tiba saja dia merasakan sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya.

Punggungnya juga menabrak sesuatu yang keras. Kemudian tengkuknya langsung merinding karena hembusan nafas seseorang disana.

"Apa yang kau tawarkan sampai akhirnya kau bisa menikah denganku?"

Safa semakin merinding karena Lingga bicara tepat di telinganya.

"A-aku bersedia melahirkan anak untukmu" Jawab Safa dengan gugup karena posisi mereka saat ini.

"Kalau begitu, lakukan tugasmu mulai malam ini!"

*

*

Terpopuler

Comments

Herni Haryani

Herni Haryani

langsung pada intinya tanpa basa-basi dulu,bener2 dingin melebihi salju x ya,lingga jangan terlalu dingin takutnya jatuh cinta tanpa di sadari karena terbiasa sama safa.

2025-06-03

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

meskipun bkn bapak dn anak kandung tp mereka bner² saling menyayangi 🥺
lingga capcus bgt sih,,padahal gk cinta tp nafsu ya klo cwo mah 🤦‍♀️🤣

2025-06-03

1

Herman Lim

Herman Lim

klo dpt suami model gini mah ga perlu di ragu kan 🤣🤣

2025-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Menawarkan diri
2 Hanya status
3 Malam pertama
4 Bagaikan sampah
5 Tidak ada perjanjian
6 Permintaan Indra
7 Gejala kehamilan
8 Tentang Asyifa
9 Dokter Juna
10 Bertemu Juna
11 Rencana Safa
12 Ngidam
13 Meminta tolong
14 Melahirkan
15 Baby Ken
16 Hadiah untuk Safa
17 Kamu mencintainya kan?
18 Lepaskan dia!
19 Aku tak segila itu!
20 Khawatir
21 Lingga sakit
22 Nasehat Bi Sri
23 Kangen Papa
24 Dia berhak bahagia!
25 Aneh
26 Cincin di jari manis
27 Aku yang harusnya minta maaf!
28 Banyak bicara
29 Lingga berulah
30 Cincin yang hilang
31 Kedatangan tamu
32 Terlihat bisa saja
33 Tawaran Juna
34 Semakin aneh
35 Suamiable
36 Kamu cemburu?
37 Makan siang
38 Hadiah dari Lintang
39 Mempersiapkan diri
40 Tak melanggar kesepakatan
41 Lingga yang liar
42 Nggak expect
43 Posesif
44 Tak direncanakan
45 Makan siang di kantor
46 Khawatir?
47 Menginap di rumah mertua
48 Safa..
49 Masalah apa sebenarnya?
50 Rencana Safa
51 Kedatangan Juna
52 Tamu di pagi hari
53 Mirip atau sama?
54 Keputusan Safa
55 Perdebatan Safa dan Lingga
56 Bertubi-tubi
57 Keputusan Safa
58 Berada di tempat yang sama
59 Kamu cemburu?
60 Mencuri dengar
61 Tidak tau apa-apa!
62 Indra yang murka
63 Sebenarnya....
64 Lupa segalanya
65 Safa pingsan
66 Kemarahan yang meluap
67 Hanya secuil perhatian
68 Tarik ulur
69 Kamu kenapa?
70 Hampir terbongkar
71 Leci
72 Lingga Pov I
73 Lingga Pov II
74 Meminta kesempatan
75 Ketakutan Lingga
76 Bukan karena kasihan!
77 Keras kepala
78 Apa yang Lingga sembunyikan?
79 Kebenaran kamar Lingga
80 Kedekatan Kendra dan Zahra
81 Kemarahan Lingga
82 Sudah muak
83 Kalah telak
84 Aku tidak sekarat!
85 Jangan bercanda!
86 Lentera cinta
87 Nyonya besar
88 Rubah betina
89 Pengakuan Lingga
90 Bukan Ayah yang gagal
91 Ingatan yang hilang
92 Rencana di balik rencana
93 Janji Zahra
94 Tidak percaya
95 Takut kalah
96 Aku pasrah
97 Catatan kecil
98 Permintaan kecil Safa
99 Terima kasih Mas
100 Menantikan jawaban
101 Pilihan yang berat
102 Tuduhan pada Zahra
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Menawarkan diri
2
Hanya status
3
Malam pertama
4
Bagaikan sampah
5
Tidak ada perjanjian
6
Permintaan Indra
7
Gejala kehamilan
8
Tentang Asyifa
9
Dokter Juna
10
Bertemu Juna
11
Rencana Safa
12
Ngidam
13
Meminta tolong
14
Melahirkan
15
Baby Ken
16
Hadiah untuk Safa
17
Kamu mencintainya kan?
18
Lepaskan dia!
19
Aku tak segila itu!
20
Khawatir
21
Lingga sakit
22
Nasehat Bi Sri
23
Kangen Papa
24
Dia berhak bahagia!
25
Aneh
26
Cincin di jari manis
27
Aku yang harusnya minta maaf!
28
Banyak bicara
29
Lingga berulah
30
Cincin yang hilang
31
Kedatangan tamu
32
Terlihat bisa saja
33
Tawaran Juna
34
Semakin aneh
35
Suamiable
36
Kamu cemburu?
37
Makan siang
38
Hadiah dari Lintang
39
Mempersiapkan diri
40
Tak melanggar kesepakatan
41
Lingga yang liar
42
Nggak expect
43
Posesif
44
Tak direncanakan
45
Makan siang di kantor
46
Khawatir?
47
Menginap di rumah mertua
48
Safa..
49
Masalah apa sebenarnya?
50
Rencana Safa
51
Kedatangan Juna
52
Tamu di pagi hari
53
Mirip atau sama?
54
Keputusan Safa
55
Perdebatan Safa dan Lingga
56
Bertubi-tubi
57
Keputusan Safa
58
Berada di tempat yang sama
59
Kamu cemburu?
60
Mencuri dengar
61
Tidak tau apa-apa!
62
Indra yang murka
63
Sebenarnya....
64
Lupa segalanya
65
Safa pingsan
66
Kemarahan yang meluap
67
Hanya secuil perhatian
68
Tarik ulur
69
Kamu kenapa?
70
Hampir terbongkar
71
Leci
72
Lingga Pov I
73
Lingga Pov II
74
Meminta kesempatan
75
Ketakutan Lingga
76
Bukan karena kasihan!
77
Keras kepala
78
Apa yang Lingga sembunyikan?
79
Kebenaran kamar Lingga
80
Kedekatan Kendra dan Zahra
81
Kemarahan Lingga
82
Sudah muak
83
Kalah telak
84
Aku tidak sekarat!
85
Jangan bercanda!
86
Lentera cinta
87
Nyonya besar
88
Rubah betina
89
Pengakuan Lingga
90
Bukan Ayah yang gagal
91
Ingatan yang hilang
92
Rencana di balik rencana
93
Janji Zahra
94
Tidak percaya
95
Takut kalah
96
Aku pasrah
97
Catatan kecil
98
Permintaan kecil Safa
99
Terima kasih Mas
100
Menantikan jawaban
101
Pilihan yang berat
102
Tuduhan pada Zahra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!