Bab 2: Luka yang membakar

Damian Dirgantara adalah putra sulung dari pasangan Ricky Dirgantara dan Nathalia Putri. Ia memiliki seorang adik perempuan yang sangat cantik dan cerdas, Rose Dirgantara. Keluarga Dirgantara dikenal sebagai keluarga terpandang dan harmonis. Damian tumbuh dalam lingkungan penuh kasih sayang dan didikan yang tegas namun adil.

Kini, Damian menjabat sebagai CEO Dirgantara Company, perusahaan yang didirikan oleh ayahnya dan terus berkembang di tangannya. Ia muda, cerdas, tajir, dan sangat tampan. Hidungnya mancung, alis tebal, bulu mata lentik, rahang tegas, serta bibir seksi membuat banyak wanita tergila-gila. Tapi, tidak hanya parasnya yang menarik. Damian juga dikenal sangat disiplin dan pekerja keras.

Di balik kesempurnaannya, Damian memiliki luka yang mendalam. Selama tiga tahun, ia menjalin hubungan dengan Jesica Rahardian—seorang model ternama yang sering tampil di berbagai iklan dan majalah. Putri tunggal keluarga Rahardian ini tampak seperti pasangan ideal bagi Damian. Namun, pada perayaan anniversary mereka yang ketiga, semuanya hancur.

Malam itu, Damian memutuskan untuk memberikan kejutan di hotel tempat mereka biasa menginap. Tapi kejutan itu berubah menjadi mimpi buruk. Saat membuka pintu kamar, ia mendapati Jesica sedang berhubungan intim dengan pria lain.

"DASAR WANITA MURAHAN, KAU JESICA!" teriak Damian dengan penuh kemarahan.

Jesica langsung panik. "Sayang, aku bisa jelasin. Ini cuma salah paham. Dia yang jebak aku!"

"Salah paham? Aku lihat sendiri kalian! Apa kurangnya aku, Jesica?!" bentaknya, suaranya bergetar karena emosi dan patah hati.

Selingkuhan Jesica, Adrian, malah ikut bicara, "Damian, kamu itu bodoh. Jesica cuma manfaatin kamu buat harta. Dia nggak cinta kamu."

Tatapan Damian mengeras. Kata-kata itu menghantamnya lebih keras dari pukulan mana pun.

"Jesica, mulai sekarang kita selesai. Putus. Jangan pernah ganggu hidup saya lagi," katanya tegas.

Jesica menangis pura-pura. "Damian, sayang, dengerin aku..."

"CUIH! Aku nggak sudi balik sama kamu!"

Jesica akhirnya menunjukkan wajah aslinya. "Oke. Iya, aku nggak pernah cinta kamu. Kamu cuma pria bodoh yang mudah dimanfaatin."

"Mungkin sekarang iya. Tapi nggak akan terjadi lagi," jawab Damian dingin sebelum meninggalkan kamar itu.

Setelah kejadian itu, Damian berubah. Ia menjadi sosok yang dingin, sinis, dan kasar terhadap wanita. Ia menutup rapat hatinya. Semua wanita ia anggap pengkhianat. Gosip pun menyebar—ada yang bilang Damian penyuka sesama jenis karena terlalu cuek pada wanita.

Sementara itu, Rose Dirgantara, adik tercintanya, hidup dengan penuh prestasi. Ia cerdas, santun, dan menjadi favorit para guru di sekolahnya. Rose juga memiliki kekasih bernama Muhammad Adam Malik, pria keturunan Arab yang juga pintar dan sopan. Hubungan mereka sudah berlangsung hampir tiga tahun dan mendapat restu dari kedua keluarga.

Tiga minggu menjelang hari pertunangan, segala persiapan dilakukan dengan matang. Dan akhirnya hari yang ditunggu tiba. Acara pertunangan berjalan meriah dan sakral. Banyak doa baik mengalir dari tamu undangan.

Namun, beberapa hari setelah pertunangan, Adam mendadak jatuh sakit. Ia dirawat di rumah sakit. Rose dengan setia menemani. Suatu sore, kedua orang tua Adam mengajak Rose bicara di luar kamar.

"Rose, sejujurnya kami dari awal tidak merestui hubungan kalian. Tapi demi Adam, kami diam," ujar ayah Adam tenang tapi dingin.

Rose kaget. "Tapi kami sudah bertunangan, pernikahan tinggal selangkah lagi!"

"Kami telah menjodohkan Adam dengan gadis dari pondok. Dia lebih cocok dengan Adam," tambah ibunya.

"Saya dan Adam saling mencintai! Ini tidak adil!" suara Rose meninggi.

"Kami minta kamu batalkan semuanya demi kebaikan bersama," kata mereka.

"Tidak! Saya tetap ingin bersama Adam!" tegas Rose.

"Kalau begitu, lihat saja nanti," ancam ibunya.

Hari itu, Rose pulang dengan hati hancur. Tapi di tengah perjalanan, ia merasa dibuntuti oleh dua orang misterius. Saat berusaha kabur, motornya tergelincir. Kaki dan lengannya terluka, namun ia masih mencoba bangkit. Sayangnya, dua peluru menembus tubuhnya.

Sebelum menutup mata, ia melihat dua orang misterius itu membuka penutup wajah. Betapa terkejutnya Rose—ternyata mereka adalah orang tua Adam. Ada seorang wanita cantik berdiri di kejauhan, ingin menolong tapi tak berani bergerak. Itu adalah Arumi.

Arumi membawa Rose ke rumah sakit, tangannya berlumur darah.

"Apakah Anda keluarga pasien?" tanya dokter.

"Bukan, saya hanya orang yang membawanya ke sini," jawab Arumi panik.

"Pasien meninggal dunia. Pelurunya menembus organ vital," kata dokter.

Beberapa menit kemudian, Damian datang dengan wajah panik. Saat mengetahui adik kesayangannya meninggal, ia langsung ambruk. Tapi ketika melihat Arumi di sana, bajunya berlumuran darah, dan ada pistol tergeletak di lantai rumah sakit, pikirannya langsung terbakar.

"APA KAMU YANG MEMBUNUH ADIK SAYA?!" bentaknya keras.

"Bukan saya! Saya hanya..."

"BOHONG! KAU HARUS BAYAR!"

"Dengar dulu penjelasan saya, Tuan—"

"Lihat! Darah Rose ada di bajumu! Dan ini... PISTOL!"

"Saya hanya... menemukan dia dan—"

"Cukup! Malam ini, kau menikah denganku. Supaya aku bisa balas dendam langsung padamu."

Arumi membelalak. "Apa?!"

"Anggap ini pernikahan kutukan. Aku akan pastikan kamu merasakan sakit seperti aku kehilangan Rose."

 

Ruangan UGD menjadi saksi bisu kematian seorang gadis yang begitu disayangi banyak orang. Hanya dalam hitungan detik, dunia Damian hancur. Rose—satu-satunya cahaya hidupnya—pergi secara tragis dan tidak adil. Dan di saat kehilangan itu begitu menyiksa, ia menemukan sosok perempuan asing yang berlumuran darah adiknya, berdiri di samping pistol. Amarah pun mengambil alih logika.

Petugas rumah sakit berusaha menenangkan Damian, tapi ia mengamuk. "Panggil polisi! Wanita ini harus ditangkap sekarang juga!"

Arumi menunduk, tubuhnya gemetar, napasnya tersengal. “Tolong dengarkan saya... saya bukan pembunuhnya…”

Tapi wajah Damian sudah memucat oleh murka dan duka. Ia tak bisa berpikir jernih. Yang ia tahu, seseorang harus menanggung rasa sakit yang sedang membakar jiwanya.

Beberapa jam setelah kejadian itu, polisi datang dan menginterogasi Arumi. Namun, bukti jelas belum cukup untuk menahannya secara hukum. Arumi pun diperbolehkan pulang, meski tetap dalam pengawasan ketat.

Damian tidak terima. Ia menghampiri Arumi dengan tatapan tajam bak pisau.

“Kau pikir bisa lolos begitu saja? Jangan bermimpi!” ucapnya dingin.

“Saya tidak bersalah,” lirih Arumi, matanya berkaca-kaca.

“Mulai malam ini, hidupmu adalah milik saya. Kau akan jadi istriku. Dan setiap hari, kau akan membayar kematian Rose dengan hidupmu sendiri.”

Arumi menggeleng. “Tidak masuk akal! Saya bukan siapa-siapa, kenapa harus menikah dengan saya?”

Damian mencengkeram lengan Arumi. “Karena hanya itu cara supaya aku bisa mengikatmu dan membuatmu merasakan siksa.”

“Saya tidak bisa... saya tidak sanggup...”

“Terlambat. Semua sudah kuatur. Besok malam kau akan jadi istriku.”

Pernikahan itu dilangsungkan secara tertutup. Hanya keluarga dan notaris yang hadir. Arumi mengenakan gaun putih sederhana, wajahnya pucat. Sementara Damian berdiri kaku dengan jas hitam, mata dinginnya tak pernah lepas dari Arumi.

Saat penghulu mengucapkan ijab kabul, suara Damian tegas dan penuh kebencian.

“Saya Damian Dirgantara, menerima Arumi Natasya sebagai istri saya, dengan mas kawin ini—dendam dan luka.”

Semua orang diam. Kalimat itu tidak tercatat di akta, tapi jelas terdengar. Arumi menggigit bibir, menahan air mata yang hampir tumpah. Hatinya sakit, bingung, dan takut.

Setelah acara, Damian menyeret Arumi ke mobil dan membawanya ke rumah mewah keluarga Dirgantara. Sebuah kamar dingin, tanpa hiasan, menjadi tempat tinggal Arumi yang baru. Tidak ada selamat datang. Tidak ada pelukan. Tidak ada cinta. Hanya luka, tuduhan, dan kebencian.

Beberapa hari kemudian…

Arumi berusaha mencari cara agar Damian percaya padanya. Tapi setiap kali ia bicara, Damian selalu menyela dengan hinaan atau sikap dingin.

“Jangan sok polos! Aku tahu semua wanita itu pembohong. Termasuk kamu.”

“Saya bahkan tidak mengenal adik Anda. Saya hanya kebetulan berada di tempat kejadian. Saya—”

“Diam! Jangan bawa-bawa Rose dengan mulut kotormu.”

Malam-malam Arumi diisi dengan tangis dan ketakutan. Tapi di balik semua itu, ia juga mulai merasakan luka lain—bukan luka karena Damian yang kasar, tapi karena ia melihat pria itu sebenarnya sangat terluka. Kadang, ketika Damian tidur, Arumi mengintip dari balik pintu. Ia melihat Damian memeluk bantal milik Rose, menangis pelan, memanggil nama adiknya dalam tidur.

Damian bukan monster. Ia hanya pria yang kehilangan arah karena kehilangan orang yang paling dicintainya.

Sementara itu, penyelidikan polisi mulai menemukan kejanggalan. CCTV di sekitar area penembakan rusak pada malam kejadian. Namun, seorang saksi anonim mengirim rekaman dari HP-nya ke pihak berwenang. Dalam video itu, terlihat dua sosok yang mengenakan baju khas keluarga Adam keluar dari gang sempit. Wajah mereka terekam sekilas. Salah satunya tampak seperti ibu Adam.

Sayangnya, saksi itu tidak diketahui keberadaannya. Video itu pun tak bisa dijadikan bukti kuat tanpa dukungan lebih lanjut.

Damian belum tahu soal ini. Tapi asistennya, Saka, sedang menyelidiki diam-diam karena tidak percaya Arumi bisa melakukan kejahatan seperti itu. Arumi selama ini menunjukkan sikap baik, sopan, dan tidak pernah membalas perlakuan kasar Damian.

Suatu malam, saat Damian pulang dalam keadaan mabuk, ia melihat Arumi sedang duduk di ruang tengah, menjahit kerah bajunya yang sobek.

“Kenapa kamu masih di sini? Harusnya kamu kabur aja,” ucap Damian dengan suara berat.

“Saya nggak punya tempat untuk kabur,” jawab Arumi pelan. “Dan… saya juga ingin mencari kebenaran tentang kematian Rose.”

Damian mencibir. “Berhenti berpura-pura jadi orang baik. Aku benci topeng orang seperti kamu.”

Arumi berdiri dan menatap Damian dengan mata berkaca. “Saya tahu kamu membenci saya. Tapi saya tetap manusia. Saya bisa terluka juga.”

Untuk pertama kalinya, Damian menatap Arumi lebih lama. Ia melihat mata yang tidak menyimpan kebohongan, hanya ketakutan dan kejujuran.

Dan untuk pertama kalinya juga, ia merasa hatinya terguncang sedikit. Tapi ia segera menepisnya.

“Jangan pernah berharap aku akan mempercayaimu,” ucapnya, sebelum berjalan ke kamar.

Namun, malam itu Damian tidak bisa tidur. Wajah Arumi terus muncul di benaknya. Tatapan itu, kata-kata itu, dan luka itu… mirip dengan dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

filzah

filzah

Karakter-karakternya sangat hidup, aku merasa seperti melihat mereka secara langsung.

2025-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kepergian Yang Menghancurkan
2 Bab 2: Luka yang membakar
3 Bab 3 : Duri di Balik Luka
4 Bab 4: Luka yang Berbisik
5 Bab 5 : Jejak di Balik Nama
6 Bab 6: Luka Yang Terbuka
7 Bab 7 : Kebenaran Tak Pernah Satu
8 Bab 8: Bayangan Di Balik Nama
9 Bab 9: Nama Yang Tak Pernah Di Sebut
10 Bab 10: Pertemuan Yang Tak Bisa Dielakkan
11 Bab 11 : Rooftop
12 Bab 12 : Menemukan Pelabuhan
13 Bab 13 : Kamu dan Aku, Selamanya
14 Bab 14 : Bayangan dari Masa Lalu
15 Bab 15 : Runtuh Diantara Bayangan
16 Bab 16 : Lolos dari jebakan Jesica
17 Bab 17 : Unboxing 21+
18 Bab 18: Menyatakan Perasaan
19 Bab 19: Kabar Bahagia Dan Kembalinya Mantan Tunangan
20 Bab 20: Hubungan Yang Retak
21 Bab 21 : Cinta Dalam Tiap Detik
22 Bab 22 : Menunggu Cinta Kecil Kita
23 Bab 23: Rumah Yang Kita Bangun
24 Bab 24: Pelukan Yang Menyembuhkan
25 Bab 25: Rumah Selamanya ( end kisah Arumi dan Damian)
26 Bab 26: Rumah Tanpa Syarat ( Saka dan Angel)
27 Bab 27 : Ketika Badai Datang
28 Bab 28: Rumah Yang Tak Pernah Sama
29 Bab 29: Kunjungan Yang Menghangatkan
30 Bab 30 : Janji Yang Diukir Waktu
31 Bab 31 : Titik Balik
32 Bab 32 : Keluarga Yang Terus Bertumbuh
33 Bab 33 : Dia Detak Dalam Satu Hati
34 Bab 34 : Peluk aku, Dua kali lebih erat
35 Bab 35: Cinta Yang Tak Terbatas
36 Bab 36: Menanti Kehadiran
37 Bab 37: Pelukan Pertama, Malam Pertama
38 Bab 38: Sepasang Sayap Di Tengah Badai
39 Bab 39: Langkah Kecil, Harapan Besar
40 Bab 40: Tamat Season 1 dan Prolog
41 Season 2 : Menyerah
42 Season 2 : Bertemu
43 Season 2: Bertemu 2
44 Season 2 : Hilang Harapan
45 Season 2 : bingung judulnya apa
46 Season 2
47 Season 2: Kecelakaan dan Kabar Mengejutkan
48 Season 2
49 Season 2 : Hampir Kehilangan
50 Season 2
51 Season 2 : Pelan-pelan Tapi Bersama
52 Season 2
53 Season 2 : Ganti Panggilan
54 Season 2 : Pergi
55 Season 2 : Cerita, Canda, dan Cemburu
56 Season 2 : Lamaran
57 Season 2 : Bertengkar
58 Season 2 : Berkunjung ke Mansion Dirgantara
59 Season 2 : Fitting baju + manja maksimal
60 Season 2: Akad Cinta Elio dan Aluna
61 Season 2 : Malam Pertama
62 Season 2: Kabar Bahagia
63 Season 2 : Dua Garis Bahagia
64 Season 2 : Si Papa Protektif Sampai ke Ubun-ubun
65 Season 2 : Ngidam, Mood Swing, dan Suami Paling Tahan Banting
66 Season 2: Papa Siaga
67 Season 2 : Periksa kandungan
68 Season 2: Trimester kedua
69 Season 2: Lahiran
70 Season 2 : Tamat
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1: Kepergian Yang Menghancurkan
2
Bab 2: Luka yang membakar
3
Bab 3 : Duri di Balik Luka
4
Bab 4: Luka yang Berbisik
5
Bab 5 : Jejak di Balik Nama
6
Bab 6: Luka Yang Terbuka
7
Bab 7 : Kebenaran Tak Pernah Satu
8
Bab 8: Bayangan Di Balik Nama
9
Bab 9: Nama Yang Tak Pernah Di Sebut
10
Bab 10: Pertemuan Yang Tak Bisa Dielakkan
11
Bab 11 : Rooftop
12
Bab 12 : Menemukan Pelabuhan
13
Bab 13 : Kamu dan Aku, Selamanya
14
Bab 14 : Bayangan dari Masa Lalu
15
Bab 15 : Runtuh Diantara Bayangan
16
Bab 16 : Lolos dari jebakan Jesica
17
Bab 17 : Unboxing 21+
18
Bab 18: Menyatakan Perasaan
19
Bab 19: Kabar Bahagia Dan Kembalinya Mantan Tunangan
20
Bab 20: Hubungan Yang Retak
21
Bab 21 : Cinta Dalam Tiap Detik
22
Bab 22 : Menunggu Cinta Kecil Kita
23
Bab 23: Rumah Yang Kita Bangun
24
Bab 24: Pelukan Yang Menyembuhkan
25
Bab 25: Rumah Selamanya ( end kisah Arumi dan Damian)
26
Bab 26: Rumah Tanpa Syarat ( Saka dan Angel)
27
Bab 27 : Ketika Badai Datang
28
Bab 28: Rumah Yang Tak Pernah Sama
29
Bab 29: Kunjungan Yang Menghangatkan
30
Bab 30 : Janji Yang Diukir Waktu
31
Bab 31 : Titik Balik
32
Bab 32 : Keluarga Yang Terus Bertumbuh
33
Bab 33 : Dia Detak Dalam Satu Hati
34
Bab 34 : Peluk aku, Dua kali lebih erat
35
Bab 35: Cinta Yang Tak Terbatas
36
Bab 36: Menanti Kehadiran
37
Bab 37: Pelukan Pertama, Malam Pertama
38
Bab 38: Sepasang Sayap Di Tengah Badai
39
Bab 39: Langkah Kecil, Harapan Besar
40
Bab 40: Tamat Season 1 dan Prolog
41
Season 2 : Menyerah
42
Season 2 : Bertemu
43
Season 2: Bertemu 2
44
Season 2 : Hilang Harapan
45
Season 2 : bingung judulnya apa
46
Season 2
47
Season 2: Kecelakaan dan Kabar Mengejutkan
48
Season 2
49
Season 2 : Hampir Kehilangan
50
Season 2
51
Season 2 : Pelan-pelan Tapi Bersama
52
Season 2
53
Season 2 : Ganti Panggilan
54
Season 2 : Pergi
55
Season 2 : Cerita, Canda, dan Cemburu
56
Season 2 : Lamaran
57
Season 2 : Bertengkar
58
Season 2 : Berkunjung ke Mansion Dirgantara
59
Season 2 : Fitting baju + manja maksimal
60
Season 2: Akad Cinta Elio dan Aluna
61
Season 2 : Malam Pertama
62
Season 2: Kabar Bahagia
63
Season 2 : Dua Garis Bahagia
64
Season 2 : Si Papa Protektif Sampai ke Ubun-ubun
65
Season 2 : Ngidam, Mood Swing, dan Suami Paling Tahan Banting
66
Season 2: Papa Siaga
67
Season 2 : Periksa kandungan
68
Season 2: Trimester kedua
69
Season 2: Lahiran
70
Season 2 : Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!