hari itu telah berlalu,samapai lah pada hari Rabu yang cerah dan terik
"hei,hari nih buat tugasnya dimana,dirumah siapa." kata emi sambil merapikan buku
"yang pasti Jagan dirumah ku,aku malas harus melihat ibu dan ayah ku berantem terus". Erni menjawab dengan lantang karena orang tuanya memang sering berantem masalah pekerjaan
"rumah ku juga nggak usah,aku malas dirumah pasti selesai mengerjakan tugas aku akan disuruh menjaga tokoh ". kata emi malas karena faktanya ia selalu disuruh menjaga tokoh kelontong milik ibunya
"yaudah dirumah ku aja." Laras menjawab dengan menoleh kearah sahabatnya
"yaudah kita kerjakan sepulang sekolah tapi aku dan emi ganti baju dulu". kata Erni menepuk emi.
"yah terserah aku akan ikut kerumah kalian dulu". rumah emi dan Erni berdekatan dan dekat dengan sekolah bahkan dari rumah Laras.
bel berbunyi tiga kali itu pertanda bahwa aktivitas belajar mengajar disekolah sudah habis itu artinya pulang
"ayok cepet,Erni aku tunggu dirumah Emi ya jadi nggak nunggu dua kali".Laras berbicara sambil memakai helm
"oke beres itu masalah gampang,nanti kalian jumput ku ya oh ya Emi kamu bonceng aku kerumah laras ya motor ku pasti digunakan adik ku nanti ". kata Erni
"yah gampang asal beli aku es buah itu sudah cukup".kata emi tertawa
setelah sampai dirumah Emi dan menunggu akhirnya mereka menjemput Erni yang rumahnya tak jauh dari rumah emi tanpa berlama lama mereka bergegas menuju rumah Laras
setelah 15 menit mereka akhirnya sampai ke rumah Laras dan mereka melihat kalau rumah Laras ada tamu.
"Laras,rumah mu ada tamu apa nggak apa apa ". Emi berkata sambil menaruh helm
"udah nggak usah hirauin ini kan tamu ibu atau ayah ku yaudah kalian masuk lewat sini ayok". laras menggandeng tangan kedua sahabatnya
"asallamualikum" .Laras dan kedua sahabatnya mengucapkan salam.
"wallikumsallam". sepertinya sisi ruang tamu itu menjawab salamnya.
"permisi om Tante saya dan teman saya numpang lewat maaf mengganggu obrolannya".Laras menunduk dan tersenyum
lalu Laras membawa temannya naik keatas mereka melakukan tugas kelompok di kamar laras
"Laras."kata emi
"iya kenapa".Laras menjawab Eni di dalam kamar mandi karena ia sedang berganti baju
"itu keluarga kalian ,mobilnya mewah mewah banget aku liat juga pakaiannya berkelas."Eni berbicara kabur dan menintai kearah jendela luar.
"aku nggak tau juga itu siapa aku belum pernah melihat mereka sebelumnya, bagaimana mungkin mereka keluarga kami keluarga mereka kaya sedangkan kami huuuuu". Laras menjawab sambil mengambil handphonenya
"tau tu emi goblokkkkk, teman kita ini Laras makanya tahu mendoan mana ada punya keluarga kaya yang makanya danging steak". Erni berbicara sambil menyenggol lengan Laras
"iya betul selain makan tempe mendoan aku juga makan nasi intip". berbicara keras dengan muka marah yang konyol
setelah kedua sahabatnya melihat Laras sekocak itu mereka tertawa terpingkal pingkal.tak lama kemudian ada bunyi ketukan pintu.
"laras,Laras". terdengar tidak aneh ternyata suara bang Irfan.
"ehhh bang Irfan ,maaf ya suara ketawa kami sampe bawah ya kami janji nggak bakal ketawa kenceng suer deh".Laras berbicara sambil mengangkat tangannya.
"sudah iya terserah kamu saja tapi sekarang kamu turun dulu".bang Irfan pergi dan menutup pintu
"gaes kalian kerjakan dulu ya nanti aku suruh bibik antar cemilan kalian tetap disini aku kebawah dulu ok". kata laras sambil mengucir rambutnya dan memakai kacamata karena dia telah melapaskan kontak soflenya
"iya beres,gih Sono keluar."Erni dan Ema melambaikan tangannya
Laras menutup pintu kamar dan menuruni tangga dia kedapur sebentar untuk bilang ke bibi untuk mengantar makanan ke atas dan Laras menuju ruang tamu
"Laras,sini nak duduk di kursi ini." ayah Laras menyuruh Laras untuk duduk
"kak Febby aja yah,kak kamu duduk disitu".karena Laras tau bahwa ini masalah perjodohan karena bibi tadi memberi tau Laras
"tapi dek ,kamu yang har..."sebelum kak Febby melanjutkan ibu sudah menyela
"sudah Febby kamu duduk saja ya" .ibu menundukkan kepala seperti memberi isyarat
sementara itu Laras masih belum mengetahui yang tadi terjadi tapi Laras hanya bersandar dan memeluk bang Rama
"Laras sini dekat ayah,kamu belum berkenalan loh dengan tamu kita."kata ayah menunjuk laras
"ohhh iya aku lupa maaf ayah".laras mendekat ke ayahnya.
"hallo Tante,om,kak saya Laras anak bungsu pak Edi dan ibu pipit".Laras mengenalkan diri dan menjabat tangan tamunya
"ya ampun buk pit dia sangat imut dan cantik".kata Tante Novi sambil meraih tangan intan
"pasti dong Bun,dia cantik makanya dewa memilih Laras untuk menjadi pendampingnya". kata pak Burhan tersenyum
"apa pendamping siapa yang akan jadi pendamping kak dewa siapa aku,jelas jelas kak Febby yang dijodohkan". gumaman Laras didalam hati
"Laras,Laras,Laras."ibu memanggil Laras namun ia malah bengong mencerna kata kata tadi
"ehhh,iya buk maaf Laras ngelamun" .Laras segera kembali ke posisi bang Rama
"Laras sekarang kamu harus rela ya nak."ibu berdiri dari kursi dan memeluk Laras
"buk ada apa ,aku pasti rela kan kak Febby memang harus menepati janjinya aku akan merelakan kak Febby menikah."Laras berbicara apa adanya karena dia tidak tau
ibu mulai menangis lagi dan aku merasa pelukan ibu semakin kuat seperti orang yang tidak rela di tinggal pergi
"buk sudah biarkan laras duduk dulu,nak sini duduk dekat bapak" .ayah menyuruh Laras untuk duduk persisi disebelahnya
"kamu harus janji kuat dan tidak marah ya janji dulu kepada bapak". memberi kode janji kelingking yang artinya berjanji
"yah tentu aku berjanji kepada ayah".Laras mengikat janji ayah dengan kelingkingnya untuk persetujuan
"nak hari ini,pak Burhan buk Novi dan den dewa kesini datang untuk perjodohan dan melamar".Laras bisa melihat bahwa bapaknya sedang membendung air mata
"tadi bapak berniat untuk menjodohkan den dewa dengan kakak mu Febby tapi mbah akungmu menuliskan surat yang ia tulis di belakang foto persahabatan mereka."ayah semakin kacau dan hampir mengis dan Laras masih mendengarkanya
"ia menuliskan kalau ia akan menjodohkan anak tertua dari pak Burhan dan ibu Novi dengan anak pak Edi dan ibu pipit yang bungsu begitu ujar Mbah mu dalam surat".bukan membendung lagi tapi ayah meneteskan air mata
Laras yang binggung dan terkejut mendengar perkataan bapak pun berdiri kebingungan atas ucapan bapaknya
"apa aku,aku,aku a.....ku."Isak tangis Laras pecah.
"kenapa aku pak buk kenapa,aku masih muda umurku baru tujuh belas tahun kalian tau itu kan aku baru saja merayakan ulang tahun ku dua bulan yang lalu bahkan KTP ku baru jadi tiga hari yang lalu.aku masih kecil aku belum siap untuk menikah bukk pakkkkkkkkkk". tangisan Laras bergema
"bagaimana bisa aku yang bungsu dan aku yang berkorban seperti ini melepaskan mimpi ku yang aku cita citakan dari dulu dan sekarang akan menikah dengan laki laki yang bahkan aku tidak kenal dan tidak tau."Laras mulai terisak
"sudah nak sudah."ibu menenangkan laras dan mengelap air mata yang membasahi pipi Putri bungsunya
Laras pun memeluk ibu dan melihat ayah dan kakak kakak nya yang menagis sedih bahkan Laras memikirkan ucapan perjanjian Mbah Akung nya.setelah tenang Laras mulai bicara
"terserah saja,aku akan menuruti perintah ibu dan bapak lagian aku juga tidak bisa menolak atau membantah kan."Laras lari dan naik ke atas kamarnya
pintu kamar laras terbuka Eni dan Erni kaget dengan Laras yang menagis terisak Isak seperti sedang merasakan sakit dalam hatinya
"Laras kenapa,coba cerita."kata emi memeluk sahabatnya
"iya benar cerita saya biar kamu lega kami akan mendengarkan".kata Erni khawatir
Laras menceritakan semua kepada sahabatnya itu dan mereka memeluk laras.tugas sekolah sudah selesai Erni dan Ami bergegas pulang dan sudah larut malam sementara itu Laras telah tertidur pulas dengan kejadian tadi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Emi aku tunggu di rumah emi,,,kok dr tadi Emi mulu,,apa emang nama temennya Laras itu Emi semua ya???🤔🤔🤔
2022-12-28
0