BAB 4

Kok dia sih ???

Yaelah... Dunia ini emang bener-bener sempit yaaaa...

" Aretha Zivaa ! Duduk ! "

Tegur Bunda setengah berbisik, seraya menarik tangan Aretha untuk duduk kembali.

Namun Aretha tidak menghiraukan teguran sang Bunda.

Ia menepis tangan sang Bunda dengan halus dan melangkah pergi.

" Maaf, Bun.... Aretha mau ke toilet sebentar. "

Jawab Aretha beralasan. Dan dengan cepat berjalan ke arah pintu sembari melempar senyum kepada para tamu sambil sedikit membungkuk.

Tapi tepat melewati sang tamu laki-laki muda tersebut, Aretha menggandengnya dan langsung menarik sang tamu tersebut keluar dari ruangan.

" Ryū,-dōshita no ? "

( Ryu, ada apa ini ? )

Sang wanita paruh baya terlihat bingung dan meminta penjelasan sang anak, yang tidak lain adalah Ryuzaki.

" Sore wa daijōbudesu, watashi wa sudeni kare o shitte imasu. "

( Nggak papa, aku sudah kenal dia kok. )

Jawab Ryuzaki menenangkan sang Bunda. Dan mau tak mau mengikuti langkah Aretha yang terus saja membawanya pergi.

Aretha keluar menuju lift, dan menekan tombol ke arah lantai basement, area parking.

Di dalam lift, keduanya saling diam.

Ryuzaki yang masih digenggam tangannya oleh Aretha, memperhatikannya.

Malam ini sih nggak keliatan gaya manly nya.

Pake gaun sepanjang betis, pas membentuk lekuk tubuhnya, dengan leher terbuka di bagian belakang, bikin dia lebih feminin.

Okey... untuk wajah sih, cantik.... banget !

Hmmmm....

Kayaknya dia nggak nyaman dengan high heels nya.

Rambutnya sekarang diikat ekor kuda, bikin leher jenjangnya keliatan seksi...

Dih, beda jauh banget waktu pertama kali ketemu di acara ultah adeknya Nano.

Dia pake jeans hitam dipadu kaos oblong berwarna hitam juga, di tutup dengan flanel merah kuning.

Rambutnya waktu itu pendek deh...

Aahhh, dia pasti pake Wig.

Dan juga pake topi baseball.

Ryuzaki melirik ke tangannya yang masih digenggam erat oleh Aretha.

Senyumnya tersungging.

" Tangan ku mulai basah...... "

Ujar Ryuzaki kemudian. Sengaja.

Mendengar ucapan Ryuzaki, Aretha tersadar spontan melepaskan genggamannya.

" Jangan berpikir macam-macam, aku cuma pingin kita ngobrol tanpa gangguan ! "

Kata Aretha mengingatkan begitu memutar tubuhnya, menatap tajam ke arah Ryuzaki.

" Siapa juga yang mau punya pikiran macem-macem sama situ ...... "

Sahut Ryuzaki dengan santai.

Pintu lift terbuka. Aretha melangkah keluar lift dahulu, baru diikuti oleh Ryuzaki.

Berjalan beriringan, sampailah mereka di satu buah moge yang sebelumnya Ryuzaki perhatikan.

Ga disangka, bertemu beberapa kali, selalu selisih paham dan ternyata malah bakal ngabisin waktu seumur hidup dengan dia....

Batinnya takjub. Dilihatnya Aretha merogoh ke dalam tas kecil yang dibawanya sedari tadi. Dan mengeluarkan sebuah kunci motor.

Dan menarik ujung gaunnya ke arah atas.

" Weeiii.... entar dulu ! Kamu mau ngapain ? "

" Merobeknya.... kenapa ? "

" Trus ? "

" Ya, biar aku bisa naik motor ku.... Gaun ini terlalu ketat, aku nggak bebas bergerak ! "

" Kamu pikir, aku nggak bisa boncengin kamu ?!... Sini !! "

Dan Ryuzaki merebut kunci motor dari tangan Aretha. Dalam hitungan detik, ia sudah ada di atas motor Aretha, kemudian menyalakannya.

BRRUUMMM... BBRRUUMMM....

" Buruan naik ! "

Kata Ryuzaki dengan nada memerintah. Aretha yang sempat bengong, tersadar dan segera membonceng di belakang, dengan posisi duduk menyamping.

Dengan tidak nyaman dalam posisi duduknya, malu tak malu, berpegangan pada Ryuzaki dengan canggung.

Karena tempat bangku belakang itu lebih tinggi dari depan, jadi Aretha merangkulkan tangannya ke dada Ryuzaki, dan bersandar sepenuhnya.

Tubuh mereka menempel satu sama lain.

Ryuzaki tersenyum, Aretha manyun.

BBRRUUUMMMMMMM......

Motor pun melesat, meninggalkan area parking hotel.

Apartemen M, tempat tinggal Ryuzaki.

Aretha diam tak bergerak di depan pintu masuk. Ryuzaki membawanya ke apartemen.

Aku kan cuma pingin ngobrol....

Kenapa malah diajak kesini ?

Aahhh.... Sialan !!!

" Mau sampai kapan berdiri disitu ? "

Tanya Ryuzaki, membuat Aretha tersadar dari lamunan. Dengan ragu, Aretha pun melangkah masuk ke dalam.

Khas cowok....

Tapi bersih juga yaaa !

Ia memperhatikan ke sekeliling ruangan. Tiba-tiba ia melihat, Ryuzaki membuka kancing bajunya.

" Aku kan cuma mau ngobrol ! "

Seru Aretha cepat. Ryuzaki menoleh ke arahnya. Lalu tertawa kecil.

" Apa yang ada di otak mu, hah ?? Aku cuma mau ganti baju doang. Hahaha... Omes !! "

Muka Aretha memerah karena malu, salah persepsi. Akhirnya tanpa sungkan, ia melangkah berjalan ke arah balkon. Membuka pintu kaca dan terasa angin malam menyentuh kulitnya.

Bersandar di pagar, Aretha menatap hiruk pikuk jalanan kota yang terang benderang oleh lampu kota dan kendaraan yang lalu lalang.

Enak juga ya tinggal di apartemen, apalagi di lantai tinggi begini....

Batinnya seraya mengagumi apa yang dilihatnya.

" Mau ganti ? "

Mendadak Ryuzaki muncul dengan satu stel pakaian di tangannya dan menyodorkannya kepada Aretha. Ia sendiri sudah berganti pakaian. Mengenakan celana kolor selutut motif army dan kaos oblong berwarna hitam.

Dia tau ya, aku nggak nyaman dengan gaunku.....

" Peka sekali kamu.... "

Kata Aretha sambil tersenyum, dan mengambil pakaian di tangan Ryuzaki. Ryuzaki memberi tanda dengan jarinya, menunjuk ke dalam apartemen, pada sebuah pintu di ujung sebelum pintu keluar apartemen.

Aretha melangkah ke arah yang ditunjuk. Dan ternyata, sebuah toilet dengan bathtube yang besar dan ruang toilet yang wangi.

Pencinta kebersihan ya....

Iya sih, kebanyakan etnis china gitu, orangnya suka yang bersih-bersih dan rajin.

Aretha melepas gaunnya. Menggantinya dengan kaos oblong berwarna putih dengan lambang brand produk olahraga ternama di dada nya, dan celana kolor berwarna hitam dan merah bergaris horizontal.

Kegedean sih... tapi celananya ada tali kolornya, bisa ditarik.

Secara... emang dia juga kan lebih besar dari ku...

Setelah selesai, ia melangkah keluar toilet seraya menarik ikat rambutnya dan mengikat ulang dengan acak. Semua diikat, dikumpulkan di tengah, seperti di gulung. Sebenarnya Aretha tidak nyaman dengan rambut panjangnya, tapi karena Bunda memaksanya untuk memanjangkannya, Aretha menurutinya.

Ryuzaki sudah menunggunya, duduk di lantai beralaskan karpet cendol. Sambil menonton televisi, Ryuzaki menikmati minuman bir kalengnya. Ada beberapa minuman semacamnya di samping Ryuzaki.

Aretha mengambilnya, dan segera membukanya. Memilih duduk di sofa. Dan kemudian menikmati minumannya.

" Apa yang mau diomongin ?... Bukannya udah jelas ya, kalo tujuan makan malam ini adalah perjodohan kamu dan aku ?... Keberatan ? "

Ryuzaki membuka obrolan lebih dahulu. Tanpa mengalihkan pandangan nya dari acara di televisi.

" Iya, aku keberatan. Bukan apa-apa, aku nggak bisa nikah sama kamu, aku punya alasan yang tepat buat menolak.

Cumaaa..... aku nggak bisa jelasin alasan ku. Kamu kan juga masih muda, kenapa nurut aja sih dijodohin kayak gini ?... Ini bukan jaman nya Siti Nurbaya lho, kita berhak buat bilang no atas perjodohan kayak gini. "

" Aku nggak terbiasa menentang apa yang orangtua ku inginkan. Buatku, selama mereka bahagia, apapun yang mereka pinta, aku akan lakuin. Belum tentu aku bisa bahagiain mereka, kayak mereka bahagiain aku selama ini. "

Aretha merenung mendengar penjelasan dari Ryuzaki.

Iya.... dia benar juga.

Sebagai anak, sudah seharusnya emang menurut apa kata orang tua.

Nggak ada orangtua yang nggak ingin anaknya nggak bahagia.

Termasuk pasti Ayah dan Bunda.

Masalahku adalah....

SARA !!!

Terpopuler

Comments

🐾Ocheng🐾

🐾Ocheng🐾

aku mampir kembali kak 🖒😆, mari saling mendukung👍😊

2020-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!