Bab 5: Daging Ular Juga Bisa Dimakan?

Karena ikan yang dimasak oleh Mu Yao sangat lezat dan disukai seluruh anggota keluarga, sejak hari itu mereka tak pernah lagi kelaparan. Selain itu, daging ikan juga bergizi, sehingga wajah Liu Shi terlihat jauh lebih segar. Meskipun Ayah Mu (Mu Lao Da) belum bisa duduk, ia merasa tubuhnya lebih kuat dari sebelumnya. Kini, ia bisa sedikit memiringkan tubuh meski hanya sedikit. Kalau tidak diperhatikan dengan saksama, orang tak akan menyadarinya.

Mu Yao hanya ahli dalam mengobati luka luar, karena di kehidupan sebelumnya ia sering menjalankan misi sendirian dan harus merawat lukanya sendiri. Namun, dalam menghadapi penyakit ayahnya, Mu Yao benar-benar tak berdaya. Ia tidak tahu seberapa parah cedera tulang belakang ayahnya. Di zaman ini, tidak ada alat rontgen, dan Mu Yao pun tak bisa meresepkan obat. Andai saja aku bisa ilmu pengobatan! Tak perlu menjadi tabib legendaris seperti Hua Tuo, asalkan bisa menyembuhkan ayah pun sudah cukup! Mungkin karena langit mendengar doa Mu Yao, suatu hari ia benar-benar akan menemukan kitab kuno yang akan memungkinkannya menyelamatkan negeri Xiling dari bencana besar di masa depan!

Adapun Mu Xiao, kini ia tak hanya bisa makan kenyang, tapi juga mengikuti kakaknya berlatih setiap pagi. Anak-anak di desa biasanya baru bangun sekitar pukul delapan, tapi Mu Xiao sudah bangun pukul lima pagi untuk berlatih. Anak ini memang hebat. Namun, seperti pepatah berkata, "Mereka yang mampu menanggung penderitaan, akan menjadi unggul di antara manusia." Semua ini menjadi fondasi kuat bagi pencapaiannya kelak.

Di kehidupan sebelumnya, keahlian utama Mu Yao adalah menembak dan bertarung jarak dekat. Meskipun ilmu meringankan tubuh (qinggong) tidak sehebat yang ditampilkan dalam drama TV — seperti melompat di antara atap — tetapi baginya memanjat gedung setinggi sepuluh lantai bukanlah hal sulit. Ia tak bisa mengajarkan menembak pada Mu Xiao karena tidak ada senjata api. Ia pun tidak bisa membuatnya sendiri, dan dunia ini juga tak memiliki peti harta karun yang bisa mengabulkan semua keinginannya. Maka, Mu Yao memutuskan mengajari adiknya keahlian bertarung.

Setiap hari, Mu Yao mengajak adiknya lari keliling desa. Awalnya hanya satu putaran, lalu meningkat menjadi dua, tiga putaran. Tidak bisa langsung mencapai hasil, semuanya harus bertahap. Setelah lari, ia mengajari adiknya latihan kuda-kuda (zha ma bu). Apa pun jenis seni bela diri yang dipelajari, langkah kaki yang mantap adalah kunci. Karena meskipun keahlian memanah atau menembakmu luar biasa, jika kakimu goyah sebelum menyerang, maka semua itu akan sia-sia. Mu Yao ingin adiknya belajar dari dasar. Tak disangka, kebiasaan ini terus dipertahankan Mu Xiao selama bertahun-tahun dan suatu hari menyelamatkan satu batalion tentara. Tapi itu cerita nanti.

Senjata yang sering digunakan Mu Yao adalah senapan dan belati. Cambuk panjang adalah mainannya saat kecil — digunakan untuk memanjat pohon atau mengambil sarang burung. Meski Mu Yao adalah yatim piatu saat kecil, ia sangat aktif dan nakal. Karena kenakalannya itulah, saat sedang mengambil sarang burung di pohon dekat panti asuhan, ia ditemukan oleh seorang jenderal militer yang lewat, dan dibawalah ia ke kamp militer. Sejak itu, ia menjadi ratu pasukan khusus dan akhirnya datang ke dunia ini.

Mu Yao tidak seberuntung tokoh-tokoh isekai lainnya yang langsung menjadi putri atau bangsawan. Saat pertama datang ke dunia ini, bahkan pakaian layak pun ia tak punya, apalagi senjata. Mu Yao berpikir kalau suatu hari ia punya uang, ia akan membeli belati dan lainnya. Untuk sekarang, ia mengajarkan adiknya bertarung jarak dekat, yang jauh lebih efektif daripada taekwondo dan tidak butuh senjata. Mu Xiao memang masih kecil, tapi sangat cerdas. Gerakan yang diajarkan kakaknya langsung bisa ia tirukan dengan baik — bahkan gaya gerakannya pun mirip! Mu Yao sangat takjub — anak ini benar-benar salinan dirinya! Hmm, walau masih kalah sedikit dariku, pikir Mu Yao diam-diam.

Di waktu senggang, Mu Yao juga mengajari adiknya membaca dan menulis. Ia berencana mengirim Mu Xiao ke sekolah di kota setelah musim dingin berlalu. Keahlian bela diri saja tidak cukup, seseorang harus unggul dalam ilmu dan tenaga.

Untuk membentuk tubuh yang kuat, tentu harus makan cukup. Walau daging ikan enak, jika dimakan terus-menerus bisa membuat eneg. Maka, Mu Yao memandang ke arah gunung di barat desa. Ia juga ingin mencoba sejauh mana pemulihannya. Kalau bisa, ia ingin berburu lebih banyak, menukar hasil buruan dengan uang perak, menyembuhkan ayahnya, dan melewati musim dingin dengan hangat. Setelah salju turun dan menutupi gunung, perburuan akan jauh lebih sulit.

Mu Yao adalah orang yang langsung bertindak begitu punya ide. Sayangnya, di rumah tidak ada senjata yang layak, jadi ia hanya membawa parang kayu. Setidaknya lebih baik daripada tangan kosong. Ia mengasah parangnya hingga mengilap, membawa seutas tali dan keranjang bambu, lalu berangkat setelah sarapan.

Mu Lao Da berulang kali mengingatkan anak perempuannya agar tidak masuk ke hutan terlalu dalam — keselamatan adalah yang utama. Saat ini, keluarga mereka tidak hanya memiliki banyak ikan kering, tapi juga beberapa kantong jamur kering. Setiap kali Mu Yao pulang membawa jamur yang tidak langsung dimasak, Liu Shi akan memotong bagian akarnya, membersihkannya, dan menjemurnya. Kini mereka sudah memiliki lebih dari sepuluh jin (sekitar 5 kg). Ada matsutake berkepala besar dan perut kecil, jamur merah seperti bawang merah, jamur kuning keemasan seperti mentega, jamur bertopi hijau berbaju putih, dan jamur merah kering lainnya. Gunung itu menyimpan banyak jenis jamur, beberapa bahkan tidak dikenali oleh Mu Yao dan hanya bisa diketahui melalui ingatan pemilik tubuh ini sebelumnya.

Liu Shi juga menasihati putrinya agar bertindak sesuai kemampuan dan melindungi diri sendiri — yang terpenting adalah semua tetap selamat. Ia juga membekali anaknya dua buah mantou, khawatir anaknya lapar kalau pulangnya terlambat.

Mu Xiao juga menarik lengan kakaknya, tak rela melepasnya:

“Kakak, cepatlah pulang, Xiao Xiao masih ingin belajar bela diri dengan Kakak!”

Ia ingin sekali ikut kakaknya ke gunung, tapi takut jadi beban. Meskipun umur kakaknya tak jauh di atasnya, di hati Mu Xiao, kakaknya setinggi ayah dan ibu — selama kakak ada, hatinya tenang.

Mu Yao mengusap rambut hitam adiknya. Rambut ini kini terasa jauh lebih lembut. Dulu, saat pertama kali ia datang ke dunia ini, rambut adiknya kering, kuning, jarang dan tak menarik untuk disentuh. Tapi sekarang… Mu Yao mengacak-acak rambut adiknya hingga berantakan sebelum berhenti dengan puas. Mu Xiao melihat rambutnya kembali acak-acakan oleh kakaknya, meski sedikit kesal, ia merasa tangan kakaknya hangat — seperti sentuhan seorang ibu. Xiao Xiao sangat menyukainya!

Mu Yao lalu mencubit pipi chubby adiknya dan berpesan,

“Xiao Xiao yang manis, di rumah harus dengarkan Ayah dan Ibu, ya. Nanti Kakak pulang dan masak daging buruan untukmu!”

Meski Mu Yao tak tahu akan mendapatkan hewan buruan apa, ia yakin dirinya takkan pulang dengan tangan kosong!

Terpopuler

Comments

░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░

░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░

sayang GK punya ruang dimensi harta Karun /Chuckle/

2025-06-30

1

aku

aku

entar ta kasih "Cincin Ruang"

2025-07-06

0

y@y@

y@y@

👍🏿👍🏼👍🏻👍🏼👍🏿

2025-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kecelakaan Pesawat
2 Bab 2: Bepergian Melalui Waktu dan Ruang sebagai Gadis Petani
3 Bab 3: Rasanya Sangat Menyenangkan Dimanja oleh Orang Tuamu
4 Bab 4: Makan Si "Monster Air"
5 Bab 5: Daging Ular Juga Bisa Dimakan?
6 Bab 6 : Mengobati Ayah
7 Bab 7 : Bikin Sepatu Kulit
8 Bab 8 : Dapet Mutiara Secara Gak Sengaja
9 Bab 9 : Naik Gunung Cari Obat
10 Bab 10: Tahu Tapi Tak Dibuka-bukaan
11 Bab 11 : Apa Aja Mau, Asal Jangan Rugi!
12 Bab 12 : Kemampuan Kecil Milik Mu Xiao
13 Bab 13 : Daging Bisa Dimakan Kayak Gini Juga?
14 Bab 14: Manusia Salju
15 Bab 15 : Naik Gunung Bareng Ayah
16 Bab 16 : Kilas Balik Masa Lalu
17 Bab 17 : Masa Kecil Mu Yao
18 Bab 18 : Kejutan yang Tak Disangka
19 Bab 19 : Jeroan Babi yang Enak Banget
20 Bab 20 - Ramuan Ajaib: Akar Huangqi
21 Bab 21 : Bikin Pangsit
22 Bab 22: Salju Lotus yang Tiba-Tiba Menghilang
23 Bab 23 : Si Tuan Muda Su Mo Yang Sial
24 Bab 24 : Penemuan Aneh di Gunung (Bagian 1)
25 Bab 25 : Penemuan Aneh di Gunung (Bagian 2)
26 Bab 26 : Perampok Gunung Masuk ke Desa
27 Bab 27: Persiapan Sebelum Serangan
28 Bab 28 : Menggulung Sarang Bandit
29 Bab 29 : Dapat Hadiah Seratus Tael Perak
30 Bab 30: Menghilang Lagi Tanpa Jejak
31 Bab 31 : Rencana Buka Usaha
32 Bab 32 : Pertama Kali Bertemu Si Rubah Bermuka Tampan
33 Bab 33 : Menjadi Pemegang Saham di Zui Xian Lou
34 Bab 34 : Menerapkan Sistem Keanggotaan
35 Bab 35 : Renovasi Besar - besaran di Zui Xian Lou
36 Bab 36 – Kain Sapu Tangan Bordir
37 Bab 37 : Hari Pertama Pembukaan Zui Xian Lou
38 Bab 38 : Menggali Es untuk Menangkap Ikan
39 Bab 39 : Sekeluarga Tukang Hitung Uang
40 Bab 40 : Pasar Akhir Tahun dan Menyambut Tahun Baru
41 Bab 41 : Tahun Baru Pertama Setelah Transmigrasi
42 Bab 42 : Bahaya di Pegunungan
43 Bab 43 : Terjun Bersama Sang Raja Serigala
44 Bab 44 : Berkah Tersembunyi, Ingatan yang Kembali
45 Bab 45 : Pondok Bambu Ajaib
46 Bab 46: Lembah Labu
47 Bab 47 : Penjaga Desa Xiaonan
48 Bab 48 : Menanam Ubi dan Kacang Tanah
49 Bab 49 : Beli Tanah
50 Bab 50 : Gambar Denah
51 Bab 51 : Mulai Membangun Rumah
52 Bab 52 : Si Salju yang Manja
53 Bab 53 : Kaca Pertama yang Lahir
54 Bab 54: Keluarga Pedagang Kekaisaran: Klan Su
55 Bab 55 : Asal Usul Su Mo
56 Bab 56 : Putri Wilayah Yuyao
57 Bab 57 : Keluarga yang Saling Menyayangi
58 Bab 58: Kusir Bernama Bei Si
59 Bab 59: Pembangunan Bagian Dalam Pabrik Arak
60 Bab 60: Membuat Semprotan Baru
61 Bab 61: Pembukaan Kedai Arak
62 Bab 62 : Si Menyebalkan dari Bayangan Utara
63 Bab 63 : Membangun Jembatan Itu Susahnya Bukan Main
64 Bab 64: Kembali ke Lembah Hulu
65 Bab 65 : Mata-mata dari Negara Dawan
66 Bab 66: Berpisah Menjadi Dua Jalur
67 Bab 67 : Tiga Roh Penjaga Ruang
68 Bab 68: Utusan dari Ibu Kota
69 Bab 69: Penempatan di Lembah Hulu
70 Bab 70: Kembalinya Bei Si
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1: Kecelakaan Pesawat
2
Bab 2: Bepergian Melalui Waktu dan Ruang sebagai Gadis Petani
3
Bab 3: Rasanya Sangat Menyenangkan Dimanja oleh Orang Tuamu
4
Bab 4: Makan Si "Monster Air"
5
Bab 5: Daging Ular Juga Bisa Dimakan?
6
Bab 6 : Mengobati Ayah
7
Bab 7 : Bikin Sepatu Kulit
8
Bab 8 : Dapet Mutiara Secara Gak Sengaja
9
Bab 9 : Naik Gunung Cari Obat
10
Bab 10: Tahu Tapi Tak Dibuka-bukaan
11
Bab 11 : Apa Aja Mau, Asal Jangan Rugi!
12
Bab 12 : Kemampuan Kecil Milik Mu Xiao
13
Bab 13 : Daging Bisa Dimakan Kayak Gini Juga?
14
Bab 14: Manusia Salju
15
Bab 15 : Naik Gunung Bareng Ayah
16
Bab 16 : Kilas Balik Masa Lalu
17
Bab 17 : Masa Kecil Mu Yao
18
Bab 18 : Kejutan yang Tak Disangka
19
Bab 19 : Jeroan Babi yang Enak Banget
20
Bab 20 - Ramuan Ajaib: Akar Huangqi
21
Bab 21 : Bikin Pangsit
22
Bab 22: Salju Lotus yang Tiba-Tiba Menghilang
23
Bab 23 : Si Tuan Muda Su Mo Yang Sial
24
Bab 24 : Penemuan Aneh di Gunung (Bagian 1)
25
Bab 25 : Penemuan Aneh di Gunung (Bagian 2)
26
Bab 26 : Perampok Gunung Masuk ke Desa
27
Bab 27: Persiapan Sebelum Serangan
28
Bab 28 : Menggulung Sarang Bandit
29
Bab 29 : Dapat Hadiah Seratus Tael Perak
30
Bab 30: Menghilang Lagi Tanpa Jejak
31
Bab 31 : Rencana Buka Usaha
32
Bab 32 : Pertama Kali Bertemu Si Rubah Bermuka Tampan
33
Bab 33 : Menjadi Pemegang Saham di Zui Xian Lou
34
Bab 34 : Menerapkan Sistem Keanggotaan
35
Bab 35 : Renovasi Besar - besaran di Zui Xian Lou
36
Bab 36 – Kain Sapu Tangan Bordir
37
Bab 37 : Hari Pertama Pembukaan Zui Xian Lou
38
Bab 38 : Menggali Es untuk Menangkap Ikan
39
Bab 39 : Sekeluarga Tukang Hitung Uang
40
Bab 40 : Pasar Akhir Tahun dan Menyambut Tahun Baru
41
Bab 41 : Tahun Baru Pertama Setelah Transmigrasi
42
Bab 42 : Bahaya di Pegunungan
43
Bab 43 : Terjun Bersama Sang Raja Serigala
44
Bab 44 : Berkah Tersembunyi, Ingatan yang Kembali
45
Bab 45 : Pondok Bambu Ajaib
46
Bab 46: Lembah Labu
47
Bab 47 : Penjaga Desa Xiaonan
48
Bab 48 : Menanam Ubi dan Kacang Tanah
49
Bab 49 : Beli Tanah
50
Bab 50 : Gambar Denah
51
Bab 51 : Mulai Membangun Rumah
52
Bab 52 : Si Salju yang Manja
53
Bab 53 : Kaca Pertama yang Lahir
54
Bab 54: Keluarga Pedagang Kekaisaran: Klan Su
55
Bab 55 : Asal Usul Su Mo
56
Bab 56 : Putri Wilayah Yuyao
57
Bab 57 : Keluarga yang Saling Menyayangi
58
Bab 58: Kusir Bernama Bei Si
59
Bab 59: Pembangunan Bagian Dalam Pabrik Arak
60
Bab 60: Membuat Semprotan Baru
61
Bab 61: Pembukaan Kedai Arak
62
Bab 62 : Si Menyebalkan dari Bayangan Utara
63
Bab 63 : Membangun Jembatan Itu Susahnya Bukan Main
64
Bab 64: Kembali ke Lembah Hulu
65
Bab 65 : Mata-mata dari Negara Dawan
66
Bab 66: Berpisah Menjadi Dua Jalur
67
Bab 67 : Tiga Roh Penjaga Ruang
68
Bab 68: Utusan dari Ibu Kota
69
Bab 69: Penempatan di Lembah Hulu
70
Bab 70: Kembalinya Bei Si

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!