Mu Yao: Hidup Kembali Di Dunia Yang Berbeda

Mu Yao: Hidup Kembali Di Dunia Yang Berbeda

Bab 1: Kecelakaan Pesawat

Pada suatu malam musim gugur, di dalam sebuah pesawat penumpang kecil yang terbang dari Negara M menuju Negara Huaxia.

“Para penumpang yang terhormat, halo. Saya kapten pesawat ini,” suara seorang pria paruh baya yang dalam dan penuh daya tarik tiba-tiba terdengar di kabin yang sunyi.

“Dalam sepuluh menit, pesawat akan mencapai daerah badai. Pesawat akan bergolak selama beberapa saat. Jangan panik. Kencangkan sabuk pengaman dan duduklah. Penumpang yang berada di kamar mandi, harap segera kembali ke tempat duduk. Penumpang yang membawa anak-anak, harap jaga anak-anak Anda dengan baik.”

Setelah tiga pengumuman berturut-turut, beberapa penumpang yang mengantuk terbangun. Setelah kepanikan awal, mereka berangsur-angsur menjadi tenang berkat kenyamanan dari para pramugari. Mu Yao, yang baru saja menyelesaikan misinya dan hendak pulang, juga berada di pesawat ini.

“Bu, apakah pesawatnya akan jatuh?” Suara kekanak-kanakan terdengar di samping Mu Yao.

“Tidak, An An, sayang. Ini seperti saat kamu naik komidi putar atau berayun di taman kanak-kanak. Sebentar lagi semuanya akan berakhir. Ibumu ada di sini, jangan takut,” sang ibu segera menghiburnya.

“Naik kuda kayu! An An paling suka menunggang kuda. An An tidak takut!” suara anak kecil itu terdengar lagi.

Mu Yao menatap anak laki-laki di sebelahnya. Usianya sekitar empat atau lima tahun dan sangat lucu, dengan sepasang mata hitam besar yang tampak bisa berbicara. Seolah merasakan tatapan Mu Yao, bocah itu menoleh dan menatapnya.

“Jangan takut, adik cantik. An An akan melindungimu!” katanya polos.

Perkataan kekanak-kanakan itu membuat Mu Yao tertawa.

“Yah, dengan An An yang melindungiku, aku tidak takut.”

Mu Yao merasakan sesuatu di hatinya tersentuh. Apakah ini yang dinamakan perasaan memiliki keluarga?

Pesawat segera mencapai daerah badai. Awalnya hanya ada sedikit guncangan, namun lama-kelamaan getarannya menjadi semakin kuat, benar-benar menyerupai menunggang kuda kayu. Sekitar satu menit kemudian, guncangan melemah. Suara pramugari yang menyenangkan terdengar di kabin.

“Para penumpang, kita akan keluar dari area badai dalam sepuluh detik!”

Semua orang mulai merasa tenang. Meskipun tidak pernah ada kecelakaan pada penerbangan ini, tetap saja ketegangan terasa. Anak kecil itu mengayunkan kakinya dengan gembira. Mu Yao pun berencana menutup matanya dan beristirahat. Ia terlalu lelah. Demi menyelesaikan misinya, ia hampir tidak tidur selama tiga hari tiga malam. Ia sangat merindukan tempat tidurnya yang kecil di asrama.

Namun, saat itu juga, sesuatu yang aneh terjadi. Pesawat berguncang hebat seolah menabrak sesuatu. Kekacauan terjadi di kabin.

Apakah ada yang salah? Merasakan bahaya, Mu Yao segera duduk tegak. Pesawat bergetar semakin hebat, dan Mu Yao secara intuitif merasa bahwa pesawat tidak lagi bergerak maju, tetapi jatuh.

“Penumpang, pesawat telah diserang oleh UFO. Kotak surat rusak, dan satu sayap rusak. Kita perlu melakukan pendaratan darurat dan menghubu—”

Kapten belum menyelesaikan kata-katanya ketika terdengar bunyi klik. Badan pesawat tampak terbelah dua, seolah dihantam kapak atau digigit monster, lalu jatuh lurus ke bawah. Tangisan dan jeritan terdengar di dalam kabin.

Ya Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi? Seseorang, selamatkan kami!

Beberapa orang melepaskan sabuk pengaman dan berlari, sementara yang lain jatuh ke lantai sambil menggendong anak-anak mereka. Ibu si anak laki-laki panik, buru-buru membuka sabuk pengaman dan mencoba menggendong anaknya, namun ia terlempar dan jatuh.

“Ibu!” teriak anak laki-laki itu, suaranya tenggelam di antara hiruk-pikuk.

Mu Yao segera melepaskan sabuk pengamannya dan sabuk anak itu. Ia memeluk erat bocah tersebut dengan satu tangan, sementara tangan lainnya mencengkeram kuat bagian belakang kursi.

Pesawat jatuh dengan cepat. Sistem pasokan daya kabin rusak, dan bagian dalam maupun luar menjadi gelap gulita. Mu Yao memandang ke luar jendela dengan penglihatannya yang luar biasa dan melihat sesuatu yang tampak seperti pegunungan di bawah.

Setelah beberapa saat, ia memastikan bahwa memang ada gunung curam di bawah sana—dan pesawat akan menabraknya!

Jika mereka menabrak, mereka pasti mati.

Situasinya kritis. Mu Yao dengan cepat mengangkat kakinya dan menendang kaca jendela. Biasanya, kaca akan pecah dengan satu tendangan, namun kali ini dibutuhkan dua tendangan untuk memecahkannya.

Ia menggendong bocah itu dengan satu tangan, melindungi kepalanya dengan tangan lain, lalu melompat keluar jendela.

Dulu, ia sering terjun dari pesawat saat menjalankan misi. Namun kali ini, kondisi fisiknya sedang tidak prima dan ia juga membawa seorang anak. Setelah berputar beberapa kali di udara, ia tidak mampu menopang dirinya dan jatuh tertelungkup.

Di saat-saat terakhir sebelum menghantam batu, Mu Yao mengerahkan seluruh tenaga untuk membungkukkan badan, melindungi anak laki-laki itu dalam pelukannya. Namun, kepalanya justru membentur batu...

Terpopuler

Comments

░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░

░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░

emang muat gitu min lewat jendela pesawat yg seupil gitu lebarnya/Facepalm//Grin/

2025-06-30

0

aku

aku

ya dari pada tdk ada,..jendela se upil bisa jadi lebar,..
seperti,.vagi

2025-07-06

0

aku

aku

/Smile/

2025-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kecelakaan Pesawat
2 Bab 2: Bepergian Melalui Waktu dan Ruang sebagai Gadis Petani
3 Bab 3: Rasanya Sangat Menyenangkan Dimanja oleh Orang Tuamu
4 Bab 4: Makan Si "Monster Air"
5 Bab 5: Daging Ular Juga Bisa Dimakan?
6 Bab 6 : Mengobati Ayah
7 Bab 7 : Bikin Sepatu Kulit
8 Bab 8 : Dapet Mutiara Secara Gak Sengaja
9 Bab 9 : Naik Gunung Cari Obat
10 Bab 10: Tahu Tapi Tak Dibuka-bukaan
11 Bab 11 : Apa Aja Mau, Asal Jangan Rugi!
12 Bab 12 : Kemampuan Kecil Milik Mu Xiao
13 Bab 13 : Daging Bisa Dimakan Kayak Gini Juga?
14 Bab 14: Manusia Salju
15 Bab 15 : Naik Gunung Bareng Ayah
16 Bab 16 : Kilas Balik Masa Lalu
17 Bab 17 : Masa Kecil Mu Yao
18 Bab 18 : Kejutan yang Tak Disangka
19 Bab 19 : Jeroan Babi yang Enak Banget
20 Bab 20 - Ramuan Ajaib: Akar Huangqi
21 Bab 21 : Bikin Pangsit
22 Bab 22: Salju Lotus yang Tiba-Tiba Menghilang
23 Bab 23 : Si Tuan Muda Su Mo Yang Sial
24 Bab 24 : Penemuan Aneh di Gunung (Bagian 1)
25 Bab 25 : Penemuan Aneh di Gunung (Bagian 2)
26 Bab 26 : Perampok Gunung Masuk ke Desa
27 Bab 27: Persiapan Sebelum Serangan
28 Bab 28 : Menggulung Sarang Bandit
29 Bab 29 : Dapat Hadiah Seratus Tael Perak
30 Bab 30: Menghilang Lagi Tanpa Jejak
31 Bab 31 : Rencana Buka Usaha
32 Bab 32 : Pertama Kali Bertemu Si Rubah Bermuka Tampan
33 Bab 33 : Menjadi Pemegang Saham di Zui Xian Lou
34 Bab 34 : Menerapkan Sistem Keanggotaan
35 Bab 35 : Renovasi Besar - besaran di Zui Xian Lou
36 Bab 36 – Kain Sapu Tangan Bordir
37 Bab 37 : Hari Pertama Pembukaan Zui Xian Lou
38 Bab 38 : Menggali Es untuk Menangkap Ikan
39 Bab 39 : Sekeluarga Tukang Hitung Uang
40 Bab 40 : Pasar Akhir Tahun dan Menyambut Tahun Baru
41 Bab 41 : Tahun Baru Pertama Setelah Transmigrasi
42 Bab 42 : Bahaya di Pegunungan
43 Bab 43 : Terjun Bersama Sang Raja Serigala
44 Bab 44 : Berkah Tersembunyi, Ingatan yang Kembali
45 Bab 45 : Pondok Bambu Ajaib
46 Bab 46: Lembah Labu
47 Bab 47 : Penjaga Desa Xiaonan
48 Bab 48 : Menanam Ubi dan Kacang Tanah
49 Bab 49 : Beli Tanah
50 Bab 50 : Gambar Denah
51 Bab 51 : Mulai Membangun Rumah
52 Bab 52 : Si Salju yang Manja
53 Bab 53 : Kaca Pertama yang Lahir
54 Bab 54: Keluarga Pedagang Kekaisaran: Klan Su
55 Bab 55 : Asal Usul Su Mo
56 Bab 56 : Putri Wilayah Yuyao
57 Bab 57 : Keluarga yang Saling Menyayangi
58 Bab 58: Kusir Bernama Bei Si
59 Bab 59: Pembangunan Bagian Dalam Pabrik Arak
60 Bab 60: Membuat Semprotan Baru
61 Bab 61: Pembukaan Kedai Arak
62 Bab 62 : Si Menyebalkan dari Bayangan Utara
63 Bab 63 : Membangun Jembatan Itu Susahnya Bukan Main
64 Bab 64: Kembali ke Lembah Hulu
65 Bab 65 : Mata-mata dari Negara Dawan
66 Bab 66: Berpisah Menjadi Dua Jalur
67 Bab 67 : Tiga Roh Penjaga Ruang
68 Bab 68: Utusan dari Ibu Kota
69 Bab 69: Penempatan di Lembah Hulu
70 Bab 70: Kembalinya Bei Si
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1: Kecelakaan Pesawat
2
Bab 2: Bepergian Melalui Waktu dan Ruang sebagai Gadis Petani
3
Bab 3: Rasanya Sangat Menyenangkan Dimanja oleh Orang Tuamu
4
Bab 4: Makan Si "Monster Air"
5
Bab 5: Daging Ular Juga Bisa Dimakan?
6
Bab 6 : Mengobati Ayah
7
Bab 7 : Bikin Sepatu Kulit
8
Bab 8 : Dapet Mutiara Secara Gak Sengaja
9
Bab 9 : Naik Gunung Cari Obat
10
Bab 10: Tahu Tapi Tak Dibuka-bukaan
11
Bab 11 : Apa Aja Mau, Asal Jangan Rugi!
12
Bab 12 : Kemampuan Kecil Milik Mu Xiao
13
Bab 13 : Daging Bisa Dimakan Kayak Gini Juga?
14
Bab 14: Manusia Salju
15
Bab 15 : Naik Gunung Bareng Ayah
16
Bab 16 : Kilas Balik Masa Lalu
17
Bab 17 : Masa Kecil Mu Yao
18
Bab 18 : Kejutan yang Tak Disangka
19
Bab 19 : Jeroan Babi yang Enak Banget
20
Bab 20 - Ramuan Ajaib: Akar Huangqi
21
Bab 21 : Bikin Pangsit
22
Bab 22: Salju Lotus yang Tiba-Tiba Menghilang
23
Bab 23 : Si Tuan Muda Su Mo Yang Sial
24
Bab 24 : Penemuan Aneh di Gunung (Bagian 1)
25
Bab 25 : Penemuan Aneh di Gunung (Bagian 2)
26
Bab 26 : Perampok Gunung Masuk ke Desa
27
Bab 27: Persiapan Sebelum Serangan
28
Bab 28 : Menggulung Sarang Bandit
29
Bab 29 : Dapat Hadiah Seratus Tael Perak
30
Bab 30: Menghilang Lagi Tanpa Jejak
31
Bab 31 : Rencana Buka Usaha
32
Bab 32 : Pertama Kali Bertemu Si Rubah Bermuka Tampan
33
Bab 33 : Menjadi Pemegang Saham di Zui Xian Lou
34
Bab 34 : Menerapkan Sistem Keanggotaan
35
Bab 35 : Renovasi Besar - besaran di Zui Xian Lou
36
Bab 36 – Kain Sapu Tangan Bordir
37
Bab 37 : Hari Pertama Pembukaan Zui Xian Lou
38
Bab 38 : Menggali Es untuk Menangkap Ikan
39
Bab 39 : Sekeluarga Tukang Hitung Uang
40
Bab 40 : Pasar Akhir Tahun dan Menyambut Tahun Baru
41
Bab 41 : Tahun Baru Pertama Setelah Transmigrasi
42
Bab 42 : Bahaya di Pegunungan
43
Bab 43 : Terjun Bersama Sang Raja Serigala
44
Bab 44 : Berkah Tersembunyi, Ingatan yang Kembali
45
Bab 45 : Pondok Bambu Ajaib
46
Bab 46: Lembah Labu
47
Bab 47 : Penjaga Desa Xiaonan
48
Bab 48 : Menanam Ubi dan Kacang Tanah
49
Bab 49 : Beli Tanah
50
Bab 50 : Gambar Denah
51
Bab 51 : Mulai Membangun Rumah
52
Bab 52 : Si Salju yang Manja
53
Bab 53 : Kaca Pertama yang Lahir
54
Bab 54: Keluarga Pedagang Kekaisaran: Klan Su
55
Bab 55 : Asal Usul Su Mo
56
Bab 56 : Putri Wilayah Yuyao
57
Bab 57 : Keluarga yang Saling Menyayangi
58
Bab 58: Kusir Bernama Bei Si
59
Bab 59: Pembangunan Bagian Dalam Pabrik Arak
60
Bab 60: Membuat Semprotan Baru
61
Bab 61: Pembukaan Kedai Arak
62
Bab 62 : Si Menyebalkan dari Bayangan Utara
63
Bab 63 : Membangun Jembatan Itu Susahnya Bukan Main
64
Bab 64: Kembali ke Lembah Hulu
65
Bab 65 : Mata-mata dari Negara Dawan
66
Bab 66: Berpisah Menjadi Dua Jalur
67
Bab 67 : Tiga Roh Penjaga Ruang
68
Bab 68: Utusan dari Ibu Kota
69
Bab 69: Penempatan di Lembah Hulu
70
Bab 70: Kembalinya Bei Si

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!