keesokan harinya di hari minggu pun Sofi sibuk seperti biasa di pagi hari, menyiapkan sarapan, beberes dan menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya.
Rencananya hari ini Sofi mau mengajak Ara untuk pergi ke taman yang tak jauh dari rumahnya. Dika sudah ada acara sendiri bersama temannya. Vina dan ibunya pergi jalan-jalan sendiri.
"Ra, kita ke taman yuk," Ajak Sofi pada Ara.
"Ayo, aku juga sudah lama tidak pergi ke taman," jawab Ara.
Mereka berdua bersiap-siap pergi ke taman untuk sekedar refreshing menghilangkan penat, lelah setelah seminggu ini beraktivitas.
Ayah Sofi sudah berangkat kerja pagi-pagi. Ayahnya bekerja sebagai karyawan produksi biasa disalah satu perusahaan. Jadi tak jarang hari minggu pun harus berangkat kerja untuk lembur.
Sofi sudah siap duluan menunggu adiknya di luar rumah. Tak lama Ara keluar menghampiri kakaknya. Mereka memesan taxi online untuk mengantarkan ke tempat tujuan. Karena kalau memakai angkot harus menunggu sampai penumpangnya penuh, keburu siang dan panas. Suasana taman paling enak di nikmati saat pagi, sore dan malam hari.
🍁🍁🍁
"Hemm.... udara di sini sangat segar Ra."
"Ya ka, segar sekali," jawab Ara.
Di hari minggu, banyak pengunjung yang datang ke taman. Tamannya tidak begitu besar tapi tertata rapi. Tidak jarang orang-orang elite pun datang ke sini hanya untuk sekedar minum kopi dan menghirup udara segar di Taman ini.
Sofi memesan satu porsi mendoan dan dua cangkir teh hangat pada salah satu kios di taman. Harga-harga makanan di sini cukup mahal. Untuk satu porsi mendoan dan dua cangkir teh saja sudah lumayan harganya.
"Ini mendoan dan teh hangatnya Ra. Maaf ya, kakak belum bisa membelikan makanan yang lain. Tapi nanti kalau kakak sudah kerja, kakak ajak kamu ke sini lagi. Kamu boleh pilih makanan apa saja yang ada di sini yang kamu mau."
"Ya... tidak apa-apa ka, ini juga sudah cukup."
Mereka pun menikmati mendoan dan teh hangat, sambil menikmati indahnya taman. Melihat banyaknya orang yang berlalu lalang di taman.
Setelah selesai makan, Sofi mengantarkan piring dan cangkir teh ke kios. Padahal tidak usah diantarkan juga tidak apa-apa, nanti ada pelayan yang mengambilnya. Mungkin karena kebiasaan Sofi di rumah, selalu membereskan piring dan gelas setelah makan.
Ditengah jalan tak sengaja Sofi mengijak kelereng yang membuatnya hampir terjatuh. Sofi tidak sengaja menyipratkan sisa air teh yang dibawanya mengenai baju lelaki yang sedang berjalan di depannya. Sontak lelaki itu pun kaget.
"Maaf pak, aku tidak sengaja," ucap Sofi.
"Pak, katamu!! Hey... kamu tidak lihat mukaku masih muda begini. Emang aku terlihat seperti bapak-bapak. Kamu lihat baju aku ini!! kotor karena kecerobohanmu," ucapnya sambil memperlihatkan bajunya yang terkena teh.
"Aku tidak sengaja dan aku sudah minta maaf. Baju itu kan bisa di cuci di rumah," jawab Sofi dengan nada kesal.
"Kalau aku tidak memaafkanmu, bagaimana?" Kalau semua orang minta maaf dan dimaafkan begitu saja nanti penjara kosong," celetuk laki-laki itu.
"Apa hubungannya dengan penjara!! ga nyambung banget. Terus mau kamu apa!! Aku harus mencuci bajumu gitu?" ucap Sofi semakin kesel.
Dasar orang aneh bersikap seolah-olah paling hebat sedunia.
"Sini buka bajumu!! jangan ngeres ya pikiranmu. Aku hanya ingin mencucikan saja, supaya kamu puas dan aku tidak merasa bersalah seumur hidupku," lanjut Sofi.
Wahh punya nyali juga perempuan ini, beraninya melawan.
"Tidak perlu!! nanti yang ada bajuku malah rusak. Sudahlah buang-buang waktuku saja. Aku masih banyak pekerjaan. Tidak penting juga debat dengan orang sepertimu," ucapnya sambil meninggalkan Sofi.
Semoga saja aku tidak di pertemukan lagi dengan orang yang sombong seperti dia, gumam Sofi.
Sofi merasa malu diperlakukan seperti itu. Banyak orang memperhatikannya. Setelah mengantarkan piring dan cangkir ke kios, Sofi langsung lari menghampiri Ara sambil menutupi mukanya dengan tasnya.
"Ayo Ra kita pulang." Ajak Sofi sambil menarik tangan adiknya dan mengajaknya pulang.
Ara bingung dengan sikap kakaknya itu. Tidak ada angin tidak ada hujan sikapnya berubah setelah mengantarkan piring dan cangkir. Ara tahu kakaknya sedang kesal. Tapi Ara bingung apa yang membuat kakaknya kesal seperti itu. Ara membiarkan kakaknya cerita dengan sendirinya. Mereka menunggu angkot di pinggir jalan dekat taman.
"Angkotnya sudah datang ka. Ayo kita masuk kak," ajak Ara. Mereka pun masuk ke dalam angkot.
"Kakak kesel banget Ra," ucap Sofi yang mulai bercerita di dalam angkot.
"Tadi tuh kakak ketemu lelaki yang angkuh dan sombong. Masa hanya gara-gara bajunya kecipratan teh sedikit saja langsung marah-marah tidak jelas. Dia sudah bikin malu, semua orang memperhatikan kakak," ucap Sofi menceritakan kejadian tadi.
"Kak Sofi kalau lagi marah tambah cantik loh, hehe.." ledek Ara menghibur kakaknya.
"Kamu malah ngetawain kakak, seneng ya Kakak di perlakukan seperti itu." Ara hanya tersenyum mendengar ucapan kakaknya.
Kak Sofi orangnya sangat sabar. Baru kali ini ada orang yang sudah bikin kak Sofi kesal seperti itu, tapi kira-kira siapa ya lelaki itu?
Tak terasa sudah sampai gang jalan masuk rumah mereka. Sofi dan Ara pun turun dari angkot dan berjalan kaki menuju rumah yang jaraknya tidak jauh. Hanya butuh waktu 5 menit untuk sampai rumah.
🍁 Ketika kita pergi dari rumah untuk keperluan atau sekedar refreshing kita tidak pernah tahu siapa yang akan kita temui di luar rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
nayla ais
syuka sampai disini
2020-12-01
0
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Tetap semangat
2020-11-13
0
Au Rora
Masuk faforit kak.. Smangatttsss
2020-11-12
1