Dari belakang Erik berlari menerjang kerumunan yang sedang berusaha
mengeroyok Agaki lalu menebas semua yang ada di depannya untuk bisa mencapai
Agaki dengan beringasnya.
“APA-APAAN ITU!”.
“ADA ERIK!!!”.
(SRINGG!)
(SRUAATT!!)
Saat sampai tepat dimana Agaki berada, Erik mengayunkan kedua
pedangnya lalu menebas kerumunan warga yang berada di kanan dan kirinya.
Terlihat beberapa warga di sebelah kanan yang tertebas pedang hitam
terbelah dengan mudahnya lalu di sebelah kiri yang tertebas pedang api terbakar
lalu menggeliat.
(GUAAHHH!!!)
(HAAAAAAAA!!!)
“DI-DIA ERIK!!” Teriakan seorang warga yang ketakutan melihat kejadian
yang cepat itu.
“SI MANUSIA IBLIS ADA DISINI!”. Warga panik melihat Erik yang terus menebas
tanpa ampun ke kerumunan warga di sekitarnya.
“. . . coba saja kalian maju selangkah lagi, akan kubunuh kalian
semua”. Kata Erik dengan wajah datar tanpa ekspresi sedikit pun ia menatap
tajam warga dan mengacungkan kedua pedangnya.
“Erik! apa yang kau lakukan ini pelanggaran berat!” Kata Dina sambil
mengarahkan pistolnya ke Erik bersama dengan Polisi lainnya.
“Erik . . . atas tindakan terorismemu itu kemari dan serahkan dirimu”.
Kata Dina sambil mengambil borgolnya.
“. . . kau bisa di tusuk dari belakang”. Kata Erik sambil melihat 3 Polisi
yang berada di belakang Dina.
“apa maksudmu—“.
(DORR! DOR!!) rentetan tembakan keluar dari senjata ke 3 Polisi itu
yang mengincar Erik.
Dengan Sigap kemampuan Erik yaitu Slow Motion mode selama 5 detik Membuat
penglihatan di sekitarnya melambat dengan interval/cooldown 3 detik lalu mengambil
tindakan 2x lebih cepat membuatnya bisa bergerak cepat dalam mode slow motion
untuk membelah peluru tadi.
(SRINGG SRINGG SRINGG).
Semua peluru yang ditembakkan terbelah menjadi 2 dan tidak ada satu
pun yang mengenai Erik.
Warga yang melihat kejadian itu terdiam dan bergerak mundur ketakutan
karena baru melihat Erik melakukan itu, Agaki yang melihatnya dengan lemah
tertegun kagum.
“woah sialan gila! Apa-apaan kejadian cepat itu”.kata Ardi dalam hati yang melihat di belakang
kerumunan warga.
“mu-mustahil”. Kata ketiga Polisi yang menembaknya yang ketakutan dan
mundur secara perlahan.
“mati . . . “. Kata Erik dengan suara datar.
Lalu Erik dengan cepat berlari ke arah Dina, melewatinya dan langsung
menebas ketiga Polisi di belakangnya membuat mereka terbelah menjadi dua.
Warga dan Polisi yang melihat Cuma bisa terdiam melihat pembunuhan yang
terang-terangan terjadi, karena dimana sebelumnya Erik cuma membunuh secara
diam-diam tanpa di ketahui warga.
“ja-jadi ini yang dikatakan PBB, kekuatan pemberian dari malaikat
penjaga neraka dan pencabut nyawa, benar-benar mengerikan”. Kata Agaki dalam hati, lalu memejamkan matanya
dan pingsan.
Dina terlihat cuma bisa terdiam dan pucat, Erik mendatanginya dari
belakang lalu menyayat betis Dina yang membuatnya terduduk di tanah.
“AAAAAAA!!!”. Jerit Dina kesakitan.
“tadi kau menendangnya kan? Akan kumaafkan karena kamu tidak berniat
membunuhnya”. sambil membisikannya ke telinga Dina yang membuatnya merinding
ketakutan.
Rekan Polisi Dina hanya bisa terdiam dan tidak berani bersuara sedikit
pun melihat komandannya di lukai oleh Erik.
“YA! YA! YA! . . . SUDAH BUBAR SANA BUBAR! KALIAN MAU DI PUKUL SAMA
ERIK?”. kata Ardi sambil memarahi dan menendangi warga yang berkerumun membuat
mereka membubarkan diri.
“maaf aku terlambat . . . ”. Mengatakan itu dengan wajah dinginnya
tanpa ekspresi, lalu memapah Agaki yang pingsan karena kehabisan tenaga dan syok.
“kenapa Dina? Kau terlihat syok sekali”. Ardi menghampiri Dina yang
dari tadi terlihat masih terdiam kesakitan.
Lalu Ardi mengambil bungkus rokok dari Polisi yang di bunuh Erik tadi.
“sebenarnya apa-apaan tadi itu, kekuatan pedang anehnya, dan saat dia
berhasil menebas semua peluru . . . tidak bisa dipercaya”.
“entahlah, mungkin itulah kekuatan yang dapat menyelamatkan dunia dari
kehancuran”. Ardi Mengambil sebatang rokok lalu menyalakannya dengan korek api.
“Tentu saja dengan caranya Erik sendiri, tidak seperti orang baik
lainnya”. Sambil melihat Erik yang memapah membawa Agaki terlihat kebingungan
mau di bawa kemana.
“woy Ardi, beri dia perawatan!”. kata Erik dengan wajah datarnya.
“teman main kita waktu kecil sudah kerasukan setan hahaha . . . ”
sambil berjalan pergi arah Erik.
“sini Erik, biar kubantu bawa dia ke tenda medis di posko tempat
berjagaku”
“tidak, tidak perlu biar aku saja”. Erik tidak membiarkan Ardi
membantunya.
“HA! KAU TIDAK PERCAYA SEKALI DENGAN TEMANMU?” Kata Ardi dengan kesal.
“Kekuatan iblis ya . . .” kata Dina dengan pelan.
“itu menarik untuk di selidiki . . . “.
Di gerbang masuk kota, posko medis TNI-AD. Terlihat Agaki sedang di
obati seorang Dokter tentara wanita setelah sebelumnya siuman dari pingsannya
selama 6 jam di dampingi Ardi.
“. . . yap sudah, hanya luka memar dan beberapa sayatan benda tajam
tidak ada luka yang fatal, itu akan sembuh 2-4 minggu”. Kata dokter itu.
“apa kamu merasa syok dengan kejadian tadi malam? Letnan Agaki?”.
Dokter itu bertanya sambil membalut luka yang ada di tangannya.
“. . . tidak, ini tidak apa-apa dokter”. Kata Agaki dengan terlihat
tenang dan tersenyum kecut.
“. . . aku sudah merasakan syok berat saat peperangan di dataran Cina 6
bulan lalu jadi kurasa ini tidak seberapa”.
“heh . . . jadi kau ikut perang besar buat menjatuhkan 1 gerbang di
Cina itu?”. Tanya Ardi sambil menghisap rokoknya.
“kata temanku yang ikut perang, tempat itu seolah menjadi neraka
setelah 4 roket EMP milik Rusia menghantam medan perang, mengubah medan perang
secara drastis membuat 7 juta tentara aliansi PBB terbunuh dan hampir 300-an
juta warga Cina dibantai”. Kata dokter yang menyahut pembicaraan.
“ya begitulah . . . pembantaian manusia terbesar dalam sejarah”. Ardi
mendengarkan dengan serius.
“itu membuat semangat juang tentara Aliansi PBB jatuh . . . dan tidak
melakukan peperangan lagi untuk menghancurkan gerbang berikutnya”.
”di-dimana Erik sersan?”. Kata Agaki yang baru sadar akan keberadaan
Erik.
“oh . . . dia di luar sedang menatapi
warga yang lewat”. Kata Ardi sambil tertawa kecil.
“k-kenapa dia melakukan itu?”. Agaki terlihat kesal.
“ya kurasa ia melakukannya karena tidak ingin ada warga yang menyerang
kamu lagi, jadi dia cukup waspada”. Balas Ardi.
“biar aku panggilkan Letnan, ayo sersan Ardi”. Kata dokter yang
menarik paksa Ardi keluar.
“kenapa saya juga ikut?”. Kata Ardi yang kebingungan.
Erik membuka tenda medis dan berjalan masuk perlahan, sambil melihat
Agaki dengan wajah dinginnya.
“bagaimana? Sudah lebih baik?” kata Erik.
“ya tidak apa, maaf merepotkanmu”. Agaki menundukkan kepalanya.
“ohh . . .” kata Erik kemudian berbalik.
“OH! SAJA? OHH???”.Kata Agaki yang
kesal dalam hati.
“kenapa kau tidak perhatian sedikit! Bahkan kulihat di Time Visionku
dia Cuma berdiri begitu selama 30 detik ke depan!”. Dalam hati Agaki yang kesal menggigit bibirnya.
Erik dan Agaki lalu keluar dari tenda.
“hahhhhh . . . sial sekali, baru juga satu malam di negara ini aku
hampir saja mati dikeroyok warga”. Kata Agaki dengan lemas.
“aku harus menghubungi markas soal kondisiku . . .”. Agaki melirik
Erik yang dari tadi tidak merespons pembicaraannya.
“tolong katakan sesuatu, kau membuatku tambah sedih”. Kata Agaki
dengan lemas.
“aku belum tahu namamu”. Kata Erik dengan bersuara datar.
Terlihat Agaki sedikit senang mendengarnya. Lalu dengan sikap hormat
militer, Agaki memperkenalkan dirinya.
“Agaki Ryuuka, 18 tahun. Seorang Tentara Jepang JSDF, aku pemilik
kekuatan dari surga tipe Marksman (Penyerang Jarak Jauh), salam kenal!” Kata
Agaki dengan semangat setelah hormat menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
“Erik Xavier, 20 tahun. Cuma orang biasa”. Kata Erik dengan wajah
dinginnya tanpa ekspresi lalu melanjutkan jalannya tanpa bersalaman dengan
Agaki.
“AHHHHH DINGIN BANGET!”.Kata Agaki dalam
hati sambil mengepalkan tangannya dengan kesal.
“CUMA ORANG BIASA KAU BILANG! TERUS KEKUATAN ITU KAU SEBUT BIASA?”. Bentak
Agaki dengan kesal lalu pergi berjalan cepat meninggalkan Erik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Mistery
halo guyss
2020-11-08
0