Sang Pencabut Nyawa

CHAPTER 2 : SANG PENCABUT NYAWA

3 tahun berlalu sejak perang dunia berakhir dan

munculnya gerbang neraka, Erik kini berumur 20 tahun, dia mengalami depresi

berat, memasrahkan semua apa pun yang akan terjadi padanya demi melindungi

keluarganya. Tinggal bersama ibu dan 2 adiknya di pemukiman kumuh, di kota

Lowu. Saat mereka mengungsi ke kota berharap akan mendapatkan kehidupan yang

aman dan damai, itu semua salah. Kehidupan Erik makin berat akibat perlakuan

orang kota setempat terhadap pengungsi. Erik menjadi anak yang tidak ingin

peduli lagi dengan lingkungan di sekitarnya, tidak bergaul, tidak banyak

berbicara, dan pendiam. Erik selalu menerima siksaan dan bulian orang-orang

kota demi melindungi ibu dan adiknya, tempat Satu-satunya yang membuat dia

punya tujuan bertahan hidup, Yang dia pedulikan hanyalah ibu dan adiknya.

Berjalan pulang ke rumah melewati gang sempit,

beberapa orang pria dewasa berkerumun mencoba menghangatkan diri dengan api.

“woy anak gobl*k!”. seorang warga memanggil Erik lalu mendekatinya.

“kau tahu kan harus apa kalau lewat sini!”.

“berikan uangmu, kami mau minum bir!” sambil

merogoh kantung celana Erik dan memeriksa tubuhnya.

Erik membisu sembari sedikit melawan dan berusaha

lari tapi percuma saja.

“apaan ini anak *****! Seharian kamu pergi Cuma

dapat 5 ribu?” mengambil uang yang digenggam erat Erik.

“KERJA YANG BENAR MAKANNYA BIAR DAPAT UANG DASAR

PEMALAS!”. Pria itu Memegang tangan Erik dengan keras.

“DASAR TIDAK BERGUNA!”. Teriak salah satu dari mereka.

“. . . aku tidak punya lagi”. Erik dengan ekspresi lemas.

Lalu tiba-tiba ibu Erik datang melerai. Menepis tangan pria itu dari cengkeraman kasarnya kepada Erik.

“hentikan kalian, Erik ayo pulang”. Sambil berlari membawa Erik anaknya pergi.

“heh dasar ******* sialan.” bisik orang-orang tadi.

Sesampainya di rumah yang kumuh dan rapuh.

“i-ibu sudah kubilang jangan keluar rumah!

Berbahaya bu!”. Bentak Erik.

“Ibu tidak mau kehilangan laki-laki yang ibu

sayang lagi Erik . . . jadi biarkan ibu melakukan ini”. sambil mengusap pipi

Erik.

“iya kak tenanglah”. Kata Vina, adiknya Erik

berumur 15 tahun.

“AKU JUGA TIDAK INGIN KEHILANGAN IBU DAN JUGA

ADIKKU, JADI JANGAN LAKUKAN ITU LAGI . . . KUMOHON BU!”. Bentak Erik.

“apapun yang terjadi biarkan aku yang menderita

dan menerimanya bu, kalian tidak perlu merasakannya . . . aku mohon, tunggulah

sampai aku menjadi kuat.” Erik sambil menangis.

“Iya ibu minta maaf untuk yang tadi, jadilah anak

yang kuat ya nak, ibu akan menantikan itu”. Ibu Erik mengusap kepalanya.

“benar kak! Aku juga akan menjadi kuat. Ayo kita

berdua menjadi kuat dan kaya raya kak! Kita lewati perang dunia ini.” meninju

perut Erik.

“B-baiklah Vina . . . tapi aku yang akan lebih

dahulu menjadi kuat dan kaya loh.”

“MANA BISA BEGITU! AKU DELUAN!”. Bentak adiknya.

“sudah ayo makan dulu, nasi ini hasil ibu dan

Vina memungutnya dari gudang loh!” kata ibu Erik.

“Bu jangan membuatnya terdengar seperti pemulung menderita

begitu . . .”. kata adik Erik dengan kecewa.

“kan memang begitu hidup kita”. Jelas ibu Erik

dengan tersenyum. Erik yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak.

Hari menjelang malam, Erik terlihat sedang tidur

di tempat tidur kumuh di loteng.

(Manusia memang penuh dosa ya Erik . . . ). Terdengar Suara Bisikan di hati Erik.

Jam 1 malam Erik terbangun dari tidurnya dengan terengah

kesusahan bernapas.

“hah apa tadi itu? Mimpi?”.

“aku merasa berada di dunia lain yang . . . “.

“te-terasa begitu nyata . . .”. Erik mencoba

mengingat mimpinya yang lama kelamaan menghilang.

“t-tangan kiriku terasa panas, demam?”. sambil

memegang telapak tangan kirinya.

Erik lalu pergi untuk meminta ibunya memeriksanya

melewati ruangan yang gelap dan banyak air menetes akibat hujan.

“Bu-ibu kayaknya aku demam- aduh”. Eri tersandung

lalu terjatuh.

“Vina jangan menaruh bantal sembarangan!”. tidak

ada yang merespon perkataan Erik.

“Vina? Ibu? . . .”.

Di balik bayang gelapnya rumah. Suara rintik

hujan mengguyur deras, perlahan terlihat samar. Bantal yang dikira Erik itu

adalah sosok yang sangat dia kenal, sosok yang dia cintai, sosok ibu yang

selalu Erik ingin lindungi kini kaku bersimbah darah, dengan tangannya yang

terpotong.

“ibu . . . ib-bu?”. Erik memerhatikan ibunya yang

telah terkapar dilantai penuh darah.

“bu . . .”.

“jangan bu . . . jangan begini lagi”. Erik tampak

pucat tak karuan sambil meneteskan air mata.

“VINA . . . Vina!”. Erik bergegas mencari Vina.

Terlihat ada segerombolan orang di ruang tengah

rumah. Erik lalu mencoba merangkak pelan untuk memastikan Vina di kamar.

“Vina . . .” Erik bersuara pelan. Sambil melihat

Vina berada di bawah meja yang terlihat begitu pucat.

“Ahh sialan ibu-ibu lacur tadi”. terdengar suara

seorang pria.

“sayang sekali dia cepat sekali matinya padahal

kita mau main lebih lama . . . hahaha”. Orang-orang yang ada di ruang tengah

itu tertawa terbahak-bahak.

“sok banget dia tadi, rasakan itu lacur sialan”.

Erik berusaha menggapai Vina secara perlahan

untuk membawa dia pergi.

“Vina!” Memegang tangan Vina.

“HAAAA!!!”. Vina langsung menjerit keras.

“TIDAKKKK MAU!!! . . . TIDAKK!” Vina terkejut

karena depresi melihat ibunya yang dibunuh dengan keji di depan matanya.

“OH DENGAR! ADA GADIS KECIL DISINI!”. 7 orang

pria asing itu menuju ke arah teriakan Vina.

“Vina! kita harus per-“. Erik berusaha menarik

Vina keluar tapi terlambat.

(WAHAHAHAHA!) 7 orang itu tertawa dengan

mengerumuni mereka berdua.

Erik memeluk adiknya berusaha melindungi Vina

dari mereka.

“Liat sang pahlawan kecil kita, maaf saja ibumu

sudahku habisi ya!”.

“sekarang kau harus liat apa akibat dari sok

melawan orang Kota seperti kami!”.

“kalian pengungsi jangan sok ya!”.

Mereka memegangi Erik, lalu menarik Vina dan

menghantamkan adiknya ke lantai lalu menyiksa Vina dan menggaulinya dengan

paksa.

“TIDAK! TOLONG JANGAN VINA!” Erik berontak namun

sia-sia.

“TOLONG SIAPAPUN ITU!” Terlihat ada beberapa

warga yang melihat namun tidak berani menolong.

Erik yang melihat itu terkejut pucat dengan

reaksi para warga.

(HHAAAAA!!!)

(AAAAAAAAA!!)

“IBU!! KAKAK!”. Vina Menjerit-jerit berontak.

Ke 7 orang itu tertawa terbahak-bahak melucuti

Vina dan menggaulinya.

Erik terus berontak mencoba melepaskan diri dari

pegangan mereka.

“TOLONG KUMOHON! JANGAN BEGINI”

“APA SALAH AKU! IBU! DAN JUGA ADIKKU!!”

“Jangan ibu dan Vina. biar aku saja . . .”. Erik

tak berdaya melihat kenyataan didepanya.

“mereka merenggut semua milikku”. Erik bergumam

dan tampak pucat melihat Vina yang sudah tidak berdaya.

“kenapa kalian manusia sifatnya sangat melebihi

iblis...”. Erik mematahkan jari orang yang menahannya.

“SIALAN BERANI SEKALI KAMU!” orang itu menendang

Erik sampai terpental ke meja makan.

“. . . ayo kita mati bersama saja. Aku sudah

tidak peduli lagi dengan hidupku.”. Erik Berusaha bangkit sambil menggenggam

garpu.

“AKAN KUBAWA KALIAN KE NERAKA BERSAMAKU!”.

Erik  menerjang lalu menusuk-nusuk perut

salah satu orang.

“MANUSIA SEPERTI KALIAN!”.

“MELEBIHI

SETAN IBLIS, HARUS BERSAMAKU MATI MERASAKAN NERAKA!!”

“AKU DAN KALIAN AKAN MENJADI IBLIS PENUH DOSA!” Erik

terus Menusuk membabi-buta.

(Bisikan Bawah sadar) “ya benar,

begitulah manusia melebihi iblis untuk melewati dunia yang berat ini”

“WOY HENTIKAN ANAK KURANG AJAR ITU!” Teriak salah

seseorang dari mereka.

(Bisikan bawah sadar) “kami butuh seorang

manusia yang bisa menentukan jalannya sendiri untuk membawa perubahan di dunia

ini. Dari sisi yang berbeda, untuk menerima kekuatan yang dibenci manusia”.

“ANAK KURANG AJAR!”. salah satu pria asing itu Menarik

leher Erik.

(Bisikan bawah sadar) “terimalah dan gunakan

kekuatan ini sesukamu yang akan kami berikan . . . tentukan tujuanmu Erik!”.

“akan kau gunakan untuk apa wahyu dari kami ini?

Menolong atau justru menghancurkan!”.

“semua itu kami percayakan padamu . . . “.

 

“AKAN KUGUNAKAN UNTUK MEMBUNUH SIAPAPUN DI DUNIA

INI!”.

“BAHKAN WALAU HARUS MEMBUNUH MANUSIA SEKALIPUN!

AKU TIDAK PEDULI!”. Erik terlihat sangat marah dengan penuh dendam di matanya.

“SEMUA IBLIS SEPERTI MEREKA AKAN KUHANCURKAN!”.

Ekspresi Erik tiba-tiba berubah menjadi dingin dengan tatapan datar menatap

tajam ke arah 3 orang pria yang ada di depannya.

Keluar sebuah bilah pedang membara api dari dalam

telapak tangan kiri dengan bercucuran darah.

(SRINGGG!!!) Erik lalu dengan cepat menebas 3

orang yang berada di dekatnya dan membuatnya terbakar akibat efek pedang api

itu.

“AAAAA!!! AAAAA!!!”. Jeritan salah satu orang

tadi yang masih sempat hidup dan terbakar hidup-hidup.

“A-apa-apaan anak ini!” pria itu menghunuskan

pisau ke Erik yang terlihat bergerak cepat dengan pedang apinya dalam gelapnya

rumah.

Erik muncul dengan cepat menghunuskan pedangnya,

membelah pisaunya, dan menusuk menembus pria itu lalu Erik membelahnya ke atas

sampai ke kepala.

“DIA IBLIS!!“ Pedang itu mengenai kepalanya dan

membelahnya lalu terbakar.

Erik dengan penuh darah di wajahnya langsung

menatap tajam pria yang sedang mendekap adiknya dan langsung bergerak cepat ke

arahnya mencoba menebasnya.

“KENAPA DENGAN ANAK ITU, DIA TERLIHAT

MENGERIKAN!” sambil mengangkat tubuh Vina untuk melindunginya dari tebasan

Erik.

Erik yang sudah menghunuskan pedang dengan tangan

kirinya ke leher pria itu terhenti setelah melihat tubuh Vina dijadikan tameng

oleh pria itu.

“COBA SAJA KALAU KAU BERANI BOCAH DIA INI ADIK MU

LOH!”.

Erik yang melihat dengan tatapan kosongnya

menghentikan gerakannya.

Terlihat Vina tampak lemah berusaha berbicara

dengan segenap usahanya ke Erik.

“ti-tidak apa kak . . .”

“a-aku a-akan bahagia disisi lain nanti bersama

ayah dan ibu”.

“J-jadi lakukan . . . lakukan ini de-demi ibu”.

“tidak apa”.

“kumohon lakukan . . . aku tidak mau hidup di

dunia ini lagi”. Vina tersenyum lemah.

Mendengar Kata-kata adiknya sambil meneteskan air

mata, Erik tidak bisa menahan tangisannya. Lalu Muncul pedang hitam dari dalam telapak

kanan Erik.

“Untuk Membunuh Manusia berhati Iblis Sepertimu,

Aku akan menjadi Manusia Berhati iblis juga!”. Erik memegang erat pedang yang

berwarna hitam itu dengan penuh amarah.

“TIDAK JANGAN!!”.

(Sringg...). Dengungan pedang yang

menyakitkan telinga terdengar dalam suasana hening dan gelapnya malam. Kedua

pedang Erik itu layaknya gunting langsung memotong leher Pria itu bersama

dengan adiknya.

“selamat tinggal kak, akan kutunggu bersama ayah

dan ibu di sana”.

“terimakasih . . . “. Di saat terakhir Vina

Berbicara dengan lemah lalu jatuh ke tanah.

Erik tertegun melihat adiknya yang terbelah di

tanah dengan wajah datar dan pucat tanpa perasaan sedih sedikit pun.

Dalam rintik-rintik hujan dan rumah yang terbakar

habis, Erik menguburkan jasad ibu dan adiknya.

“Sekarang apa...”. gumam Erik dengan suara datar.

“Aku tidak punya tujuan, ayah...”. Dengan muka

datar tanpa ekspresi dan mata hitam yang hampa.

Beberapa warga bersama tentara mendatangi

tempat itu. Dari 7 orang yang menghabisi keluarga Erik, 1 berhasil lari dan

bersembunyi di kerumunan warga dan memprovokasi semuanya.

“itu dia pak! Anak itu pasti Iblis!”

“Dia pasti iblis dari gerbang neraka

itu!”

“k-keturunan iblis! dia bukan manusia!”

“DIA MEMBUNUH ADIKNYA SENDIRI! DASAR TIDAK ADA HATI—!”.

(SRINGGG).

(Huagh!) Pedang Erik terbang menancap di kepala

orang yang memprovokasi tadi.

“Siapa yang tidak punya hati tadi . . .” Erik

menatap tajam Dengan tatapan mata kosong.

“Aku atau kalian . . .” Erik berjalan perlahan ke

arah warga.

“kemana kemanusiaan kalian saat, ibu dan

adikku . . . “. Erik memegang erat pedang apinya di tangan kirinya.

“Hentikan nak! Kau bersikap berlebihan akan

kutembak!”. Kata seorang tentara gemetaran melihat Erik.

“kalian semua sama saja sepertiku. Manusia

berhati iblis yang penuh dosa ...”. Erik Berlari lalu menebas orang-orang yang

ada di situ.

Jeritan Tak hentinya terdengar, darah berceceran,

kengerian sang pencabut nyawa di kota pada malam itu tidak ada yang bisa

menghentikannya.

Menyisakan mayat-mayat yang terpotong dan

terbakar di tempat itu, Erik pergi dengan berjalan perlahan.

“Kemana lagi aku harus pergi . . .”.

“apa tujuanku selanjutnya . . . ” .

“Untuk apa kekuatan yang kudapat dari rasa sakit ini”.

sambil menatap langit dengan memegang kedua pedang yang penuh darah dengan

darah.

Flashback Saat Ibu Erik dan Vina di rumah.

“jadilah anak yang kuat ya nak, ibu akan menantikan itu”

“Aku juga akan menjadi kuat. Ayo kita

berdua menjadi kuat kak! Kita akhiri perang dunia ini”

“Menjadi kuat . . .”.

“Mengakhiri dunia yang kelam ini . . .”.

“Menghancurkan semua Iblis dan manusia

yang bersifat iblis . . . ”

“akan kubunuh siapa pun yang menghalangiku”. Erik Berbicara dengan wajah dingin dan datar dengan tatapan

mata kosong.

“Aku sudah tidak peduli lagi dengan kemanusiaanku!”

Sambil pergi berjalan ke kota, Erik menghilang dalam gelapnya malam yang dingin.

 

4  bulan kemudian di samudera Hindia di sebuah Kapal Induk Nuklir USS. Titan sebuah pos komando milik Aliansi PBB yang sebelumnya bernama USS. Gerald R Ford yang disumbangkan Amerika. terlihat sebuah helikopter jenis MV22 Osprey yang di kawal dengan 3 helikopter serbu Apache dan 2 Jet A-10 Warthog, terbang menuju Indonesia dengan membawa seorang tentara Perempuan Berambut Pirang yang terlihat berumur sekitar

18 tahunan, Bersenjata Sniper jenis Barret M82A1-AG 50. Cal. berwarna hitam,

dan mata perempuan itu Berwarna biru.

“Ingat Letnan Agaki, pastikan keberadaan kemunculan kekuatan itu!”. Kata Operator radio dari kapal induk.

“K-kenapa harus aku . . .” Kata Agaki

dengan wajah kesal sambil di liati oleh para tentara yang terlihat bahagia

duduk bersamanya dalam 1 helikopter.

“menurut info . . . kekuatan yang kalian dapatkan kemungkinan sama dengannya”. Kata operator radio.

“Masalahnya adalah dia sepertinya bukan pemilik kekuatan surga seperti Omar Al-Hassan, Svetlana Alicia, dan Kamu

Agaki Ryuuka”.

“Erik Xavier ini kabarnya Memilik kekuatan Mengerikan seperti Iblis dari Neraka dan itu masuk seperti kriteria

kekuatan terakhir, yaitu seorang Assassin”.

“kami rasa kekuatannya di dapat dari malaikat penjaga neraka dan malaikat pencabut nyawa”. Mendengar itu Agaki menelan

ludahnya.

“dia berbeda dengan kalian yang mendapatkan wahyu kekuatan dari 1 malaikat surga”.

“Kalau dia Menggunakan kekuatannya untuk membunuh manusia kau harus menghentikan dia, Cuma

kamu yang bisa kami mintai pertolongan Agaki.” Jelas dari radio tersebut.

“KENAPA KALIAN BARU MEMBERI TAHUKU SEMUA INFO

TADI SAAT AKU SUDAH SAMPAI DISINI!?”. Agaki berteriak marah ke radio.

“ya kalau tidak begini, kau mungkin akan langsung

menolaknya bukan?”.

“apalagi kamu masih jomblo dan targetnya seorang

laki-laki, pasti kamu . . . “. Suara dari radio itu terdengar menyindir.

“haa?? Ke-kenapa kau menghubungkannya kesana

bodoh . . . aku hanya sedikit kesal karena di tipu kalian!”. kata Agaki dengan

suara gugup.

“kalau begitu mohon bantuannya sang penerima

wahyu malaikat Mikael Lucifer .... sang malaikat petir”. Tutup kata dari radio

tadi.

“Erik . . . Assassin”. Kata Agaki

sambil berpikir.

“dia penerima wahyu kekuatan dari Malaikat

penjaga neraka dan Malaikat pencabut nyawa ya . . .”. Agaki terlihat begitu

memikirkan kekuatan Erik itu.

Helikopter yang membawa Agaki mendarat di pantai

yang berjarak 5 kilo meter dari Kota tujuan tempat Erik berada.

“dia punya 2 kekuatan malaikat sekaligus itu mengerikan

. . . semoga saja dia tidak sangat kuat seperti Hassan, supaya bisa kukalahkan

dengan mudah”. Agaki lalu Turun dari helikopter dan pergi berjalan menuju ke

arah kota.

“HQ Titan, Agaki Ryuuka berangkat over!”.

“Roger Letnan! Mulai sekarang kau tidak akan

mendapat kontak radio dan perlindungan dari udara  lagi . . . kita tidak mau mengganggu hubungan

diplomasi dengan negara ini, Out!”. Tutup radio dari kapal induk.

“semoga beruntung Letnan”. Suara radio dari

helikopter.

Rombongan helikopter dan pesawat itu terbang

meninggalkan lokasi.

“Roger Baseplate-one, Agaki Out!”. Agaki lalu

mematikan radionya dan melanjutkan jalannya.

Terpopuler

Comments

miqaela_isqa

miqaela_isqa

Semoga dijadiin komik,

2021-08-26

1

Mistery

Mistery

halo guyss

2020-11-08

1

𝑅𝑖𝑠a

𝑅𝑖𝑠a

Wait! ku baru sadar

"Tinggal bersama ibu dan 2 adik nya di pemukiman kumuh"

perasaan Erik adik nya cuma vina deh🤨

2020-10-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!