Bab 5 Sebuah Penemuan Di Saku Kemeja

     Elyana hanyalah seorang gadis biasa sebelum dijodohkan dengan Excel. Kedua orang tua Elyana dan Excel, merupakan dua sahabat sekaligus tetangga dekat di kampung.

     Ayah Excel merupakan seorang pegawai Pertamina. Suatu hari dia mendapat perintah pindah tugas ke kota, dengan terpaksa ayahnya Excel memutuskan pindah ke kota serta memboyong seluruh keluarganya.

     Kedua orang tua Excel dan Elyana mau tidak mau harus berpisah. Mereka terpaksa meninggalkan rumah yang penuh kenangan masa kecil Excel dan kedua adiknya di kampung.

     Berhubung tidak mau menghilangkan kenangan masa kecil, kedua orang tua Excel memutuskan membangun kembali rumah itu menjadi sebuah villa. Rumah itu selalu dikunjungi enam bulan sekali disaat liburan, untuk bernostalgia di kampung halaman, sembari bersilaturahmi dengan kedua orang tua Elyana.

     Pertemuan kedua sahabat itulah awal menjadinya hubungan Elyana dan Excel. Kedua orang tua Excel menginginkan silaturahmi antara keduanya tetap terjalin semakin erat, salah satunya melalui perjodohan.

     "Aku ingin menjodohkan anakku dengan anakmu Arman, agar hubungan persahabatan kita tetap terjalin lebih erat," ungkap Pak Erik, ayahnya Excel kala itu kepada Pak Arman.

     "Tapi, aku tidak memiliki anak perempuan yang sebaya dengan anakmu Excel. Elyana juga baru menginjak 21 tahun, sepertinya dia kemudaan apabila dijodohkan dengan Excel yang seorang aparat negara. Aku takut Elyana belum cukup dewasa untuk Excel." Saat itu usia Excel sudah 29 tahun, perbedaan yang cukup jauh memang.

     Awalnya Pak Arman memang menolak, karena melihat umur Elyana yang masih terbilang muda. Pak Arman khawatir kalau Elyana masih belum dewasa.

     Namun, keteguhan hati Erik yang tetap ingin menjodohkan anaknya dengan anak perempuan Arman, tidak bisa dibantah. Akhirnya Pak Arman setuju. Dan Excel pun pada akhirnya menerima, meskipun pada awalnya sempat menolak, karena mengaku sudah memiliki kekasih.

     Pernikahan itupun terjadi. Namun baru saja beberapa jam ijab kabul, terdengar kabar bahwa Excel dan kedua orang tuanya sempat berdebat, Excel menyatakan tidak akan pernah mencintai Elyana. Dia menerima perjodohan itu karena terpaksa.

     "Jangan salahkan aku kalau aku tidak bisa mencintai Elyana. Karena cinta aku hanya untuk kekasihku," ucap Excel kala itu yang sempat didengar Pak Arman. Namun, sampai kini Pak Arman tidak pernah bercerita bahwa Excel pernah berkata seperti itu untuk Elyana. Pak Arman menyimpan rahasia itu, dan berharap Excel seiring waktu bisa mencintai Elyana.

***

     Tiga tahun berlalu, dan kini Elyana sudah menjadi istri Excel dengan perasaan bahagia. Meskipun sikap Excel yang terkesan datar dan dingin, akan tetapi Elyana menganggap itu hanyalah setelan Excel yang sudah terbentuk dari sananya. Elyana seperti tidak pernah terpengaruh dengan sikap Excel yang tetap datar.

     Elyana selalu mengimbangi sikap datar Excel dengan perhatian. Bahkan sepertinya Elyana saja yang mencintai Excel, sementara Excel entahlah.

     Namun, pembicaraan Excel di telpon dengan seseorang kemarin yang terdengar mesra, membuat hati Elyana tiba-tiba gundah. Dia tidak berhenti berpikir dan bertanya, apakah Excel memiliki wanita lain? Apakah sikap datar Excel pada akhirnya adalah sebuah jawaban bahwa dia tidak mencintai Elyana?

     Semua pertanyaan itu masih disimpan rapat-rapat di dalam hati Elyana. Dia masih perlu bukti dan tidak mau sembarangan menuduh Excel memiliki hubungan dengan perempuan lain.

     "Mas Excel tidak mungkin tidak mencintai aku, buktinya Nada bisa lahir ke dunia. Betul kata Yeri, kalau Mas Excel tidak mencintai aku, kenapa Nada bisa lahir?"

     "Aku juga belum menemukan bukti kalau Mas Excel menduakan cintaku. Untuk itu, aku harus berusaha bersabar untuk mencari gelagat apakah Mas Excel benar-benar berselingkuh di belakangku," batin Elyana masih tetap positif thinking.

     "Mamaaa." Nada berteriak memanggil Elyana. Elyana tersentak lalu menoleh ke arah Nada. Binar di wajahnya kembali bahagia ketika melihat sang putri sehat dan ceria.

     Elyana menangkap tubuh kecil itu dan menimangnya. "Ada apa? Kenapa Nada memanggil mama, Nada pasti sudah digendong papa sebelum papa berangkat kerja, kan?" tebaknya. Elyana tahu, Nada sang putri selalu bahagia apabila dipeluk Excel sebelum Excel pergi ke kantor.

     Tidak lama dari itu, deru mobil Excel mulai terdengar. Elyana mencelos, padahal hari-hari memang seperti itu sikap Excel. Namun kali ini beda, Elyana merasakan hatinya sakit dan terluka. Sudah jelas, sikap Excel seperti itu ada apa-apa di baliknya.

     Bahkan Elyana tidak sempat menyusul dan melambaikan tangan seperti biasanya kali ini. Excel seperti benar-benar sengaja menghindarinya.

     "Tapi, bukankah sehari-harinya Mas Excel seperti itu? Mengabaikan aku, bahkan tiap berangkat kerja, dia tidak pernah sengaja berpamitan padaku? Hanya aku yang selalu merebut tangannya untuk kucium," batinnya getir. Elyana benar-benar sakit hati kali ini dengan sikap Excel yang memang selama ini seperti itu.

     "Kita harus bicara, Mas. Aku harus tahu apa sebenarnya isi di dalam hatimu? Setelah mendengar obrolan Mas Excel di telpon hari itu dengan seseorang dengan mesra, aku menaruh curiga padamu Mas. Wajar bukan kalau aku menaruh curiga?" batinnya lagi bertekad, bahwa nanti sepulang Excel dari kantor, Elyana harus menanyakan sikap Excel yang datar dalam seminggu ke belakang ini.

     "Mama, minum," pinta Nada dengan gaya bicara yang lucu dan belum jelas. Elyana tersadar, lalu membawa Nada ke dapur dan mengambilkan air bening dari dispenser.

     "Bi Ocoh, waktu itu Bibi mencucikan baju kotor Mas Excel sepulang dari tugas empat hari itukah?" Tiba-tiba Elyana menanyakan apakah Bi Ocoh mencucikan baju kotor Excel saat tugas mengawal Komandan yang empat hari itu.

     "Tidak, Non. Den Excel tidak ada cucian kotor setelah pulang dari tugasnya itu, hanya baju seragam dan jaket lorengnya saja yang bibi cuci karena basah kehujanan," sanggah Bi Ocoh membuat Elyana mengerutkan kening dalam.

     "Tidak ada, yang benar, Bi?" Elyana heran.

     "Benar Non, tidak ada."

     Elyana termenung, dalam hati bertanya-tanya, ke mana baju-baju kotor suaminya, bukankah waktu itu dia memasukkan beberapa baju ganti di dalam koper suaminya.

     "Oh, ya sudah Bi. Kalau begitu saya ke atas dulu, ya. Ayo, Sayang." Elyana buru-buru berpamitan pada Bi Ocoh sembari membawa Nada ke kamar.

     Kecurigaan Elyana semakin hari semakin besar, terlebih ketika menyadari saat pulang dari tugas, Excel ternyata tidak membawa baju kotornya ke rumah.

     "Di ke manakan baju kotor itu oleh Mas Excel?" gumamnya.

     "Mama main," ucap Nada sembari menunjukkan boneka doraemon kesukaannya.

     Elyana meraih boneka kucing itu, lalu dia berikan pada Nada.

     "Nada main dulu boneka, ya. Mama mau bereskan kasur dulu," ucap Elyana. Nada patuh, dia pun anteng ketika bermain dengan boneka doraemonnya.

     Elyana membereskan kasurnya dan seluruh ruangan kamar. Setelah itu mengumpulkan baju-baju kotor termasuk baju kotor Excel yang tergantung di kastop. Elyana meraba seluruh saku celana maupun kemeja milik Excel. Saat meraba saku kemeja, Elyana justru menemukan sesuatu di dalam saku kemeja itu yang membuat matanya terbelalak.

Bersambung, hari ini mohon maaf hanya bisa satu bab. Tangan Author kebas. 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

deg²an, apa yg ditemukan Ellyana

2025-06-11

0

Rini qi

Rini qi

hah... dpt apa kamu elyana

2025-05-15

2

Lela27

Lela27

penasarannn thorrr

2025-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ulang Tahun Dan Anniversary
2 Bab 2 Sedatar Lapangan Bola
3 Bab 3 Elyana Khawatir
4 Bab 4 Sebuah Perhatian Yang Ironi
5 Bab 5 Sebuah Penemuan Di Saku Kemeja
6 Bab 6 Penemuan Foto Dan Sebuah Insiden
7 Bab 7 Sikap Ketus Excel
8 Bab 8 Pertengkaran Dan Pengakuan Excel
9 Bab 9 Elyana Mulai Mendiamkan Excel
10 Bab 10 Melampiaskan Amarah
11 Bab 11 Kebodohan Elyana
12 Bab 12 Pelukan Terakhir
13 Bab 13 Excel Yang Culas
14 Bab 14 Pergi
15 Bab 15 Excel Marah
16 Bab 16 Surat Dari Elyana
17 Bab 17 Dompet Elyana Jatuh
18 Bab 18 Kedatangan Kedua Orang Tua Excel
19 Bab 19 Kemarahan Orang Tua Excel
20 Bab 20 Bu Gina Sakit, Excel Resah
21 Bab 21 Excel Menemukan Elyana
22 Bab 22 Keegoisan Excel
23 Bab 23 Wejangan Mama Mertua
24 Bab 24 Elyana Terus Terang
25 Bab 25 Nada Sebagai Senjata
26 Bab 26 Elyana Kabur
27 Bab 27 Pelarian Elyana Dan Pertemuan Dengan Pria Asing
28 Bab 28 Kabar Duka
29 Bab 29 Firasat Orang Tua
30 Bab 30 Nasib Yang Sama, Takdir Berbeda
31 Bab 31 Kedatangan Besan
32 Bab 32 Pertemuan Elyana dan Excel
33 Bab 33 Permohonan Bu Gina
34 Bab 34 Dua Pilihan Yang Sulit
35 Bab 35 Keteguhan Elyana
36 Bab 36 Kemarahan Orang Tua Excel
37 Bab 37 Di Balik Duka Dan Nada
38 Bab 38 Gara-gara Kulit Pisang
39 Bab 39 Menikmati Pasar Malam
40 Bab 40 Diantar Pulang
41 Bab 41 Menjenguk Bu Gina
42 Bab 42 Kekecewaan Excel
43 Bab 43 Ancaman Elyana
44 Bab 44 Pertengkaran Sengit
45 Bab 45 Keputusan Elyana
46 Bab 46 Bercerai
47 Bab 47 Pembicaraan Orang Tua Excel
48 Bab 48 Excel Terpuruk, Elyana Bersinar
49 Bab 49 Penemuan Excel
50 Bab 50 Undangan Owner Skin Care
51 Bab 51 Pria Bersuara Bass
52 Bab 52 Duda Jalur Duka VS Duda Jalur Pisah
53 Bab 53 Siapa Sih Pria Suara Bass Itu?
54 Bab 54 Pertemuan Kembali Dengan Rafka
55 Bab 55 Menalak Erni
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Ulang Tahun Dan Anniversary
2
Bab 2 Sedatar Lapangan Bola
3
Bab 3 Elyana Khawatir
4
Bab 4 Sebuah Perhatian Yang Ironi
5
Bab 5 Sebuah Penemuan Di Saku Kemeja
6
Bab 6 Penemuan Foto Dan Sebuah Insiden
7
Bab 7 Sikap Ketus Excel
8
Bab 8 Pertengkaran Dan Pengakuan Excel
9
Bab 9 Elyana Mulai Mendiamkan Excel
10
Bab 10 Melampiaskan Amarah
11
Bab 11 Kebodohan Elyana
12
Bab 12 Pelukan Terakhir
13
Bab 13 Excel Yang Culas
14
Bab 14 Pergi
15
Bab 15 Excel Marah
16
Bab 16 Surat Dari Elyana
17
Bab 17 Dompet Elyana Jatuh
18
Bab 18 Kedatangan Kedua Orang Tua Excel
19
Bab 19 Kemarahan Orang Tua Excel
20
Bab 20 Bu Gina Sakit, Excel Resah
21
Bab 21 Excel Menemukan Elyana
22
Bab 22 Keegoisan Excel
23
Bab 23 Wejangan Mama Mertua
24
Bab 24 Elyana Terus Terang
25
Bab 25 Nada Sebagai Senjata
26
Bab 26 Elyana Kabur
27
Bab 27 Pelarian Elyana Dan Pertemuan Dengan Pria Asing
28
Bab 28 Kabar Duka
29
Bab 29 Firasat Orang Tua
30
Bab 30 Nasib Yang Sama, Takdir Berbeda
31
Bab 31 Kedatangan Besan
32
Bab 32 Pertemuan Elyana dan Excel
33
Bab 33 Permohonan Bu Gina
34
Bab 34 Dua Pilihan Yang Sulit
35
Bab 35 Keteguhan Elyana
36
Bab 36 Kemarahan Orang Tua Excel
37
Bab 37 Di Balik Duka Dan Nada
38
Bab 38 Gara-gara Kulit Pisang
39
Bab 39 Menikmati Pasar Malam
40
Bab 40 Diantar Pulang
41
Bab 41 Menjenguk Bu Gina
42
Bab 42 Kekecewaan Excel
43
Bab 43 Ancaman Elyana
44
Bab 44 Pertengkaran Sengit
45
Bab 45 Keputusan Elyana
46
Bab 46 Bercerai
47
Bab 47 Pembicaraan Orang Tua Excel
48
Bab 48 Excel Terpuruk, Elyana Bersinar
49
Bab 49 Penemuan Excel
50
Bab 50 Undangan Owner Skin Care
51
Bab 51 Pria Bersuara Bass
52
Bab 52 Duda Jalur Duka VS Duda Jalur Pisah
53
Bab 53 Siapa Sih Pria Suara Bass Itu?
54
Bab 54 Pertemuan Kembali Dengan Rafka
55
Bab 55 Menalak Erni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!