Bab 3 Elyana Khawatir

      Sudah dua hari Excel belum kembali dari tugasnya. Elyana tidak berani menghubungi suaminya, karena dia pikir tugas mengawal Komandan adalah tugas yang sangat penting dan tidak boleh ada gangguan. Lagian baru dua hari, jadi tidak mungkin mengawal Komandan bisa secepat itu kembali.

     Elyana selalu berpikir positif, sebab resiko menikah dengan seorang anggota TNI adalah menerima resiko di manapun suaminya ditugaskan, termasuk tugas yang saat ini dilakukan suaminya.

     Elyana senang, demam Nada sudah turun. Tinggal rewelnya saja. Tapi dengan sabar Elyana mengasuh dan menjaga anak semata wayangnya dengan setulus hati.

     "Sabar ya, sebentar lagi papa pulang," hibur Elyana seraya menyuapkan nasi tim ke mulut Nada. Elyana bersyukur, Nada makannya mulai bagus lagi.

     Sembari menyuap, Nada iseng membuka aplikasi Nosebook yang sudah seminggu dia abaikan. Rasanya dia jengah, sebab dollar yang dihasilkan dari aplikasi itu termasuk kecil.

     "Kamu sih jarang up load foto atau status, jadinya seperti itu, sepi. Kalau ingin status kita menghasilkan uang dan fyp, kita harus rajin ngonten lalu interaksi dengan beberapa konten kreator lain, misalnya sama aku. Kan lumayan cuannya lama-lama membukit," bujuk Yeri suatu kali.

     Yeri termasuk konten kreator yang lumayan hoki, paling telat dua bulan sekali dia bisa gajian dari aplikasi itu karena Yeri sangat konsisten membuat status.

     "Untuk bantu-bantu suami aku El, sebagian uangnya aku tabung sembunyi-sembunyi dari suami aku, untuk jaga-jaga saja. Saat ini iya suami aku bucin, tapi tidak tahu kalau cobaan itu datang, aku tidak terlalu belangsak kalau seumpama kami tiba-tiba harus berpisah. Kamu juga, diam-diam harus pinter cari cuan. Kalau malas bikin status di Nosebook, lebih baik kamu jualan saja. Jualan barang orang, kamu hanya jadi reseller tidak perlu modal," bujuk Yeri lagi sungguh-sungguh.

     "Iya, Yer, aku mau cari dulu pedagang besarnya dulu yang mau barangnya di reseller sama aku," jawab Elyana.

     "Aduh, banyak di Nosebook agen besar yang menawarkan kerja sama jadi reseller. Kamu jangan cuma satu aja jadi reseller, cari tiga tempat, biar penghasilannya lumayan. Rejeki itu tidak ada yang tahu, kalau kita sungguh-sungguh dan terus berusaha, nanti bakal ada hasil. Percaya deh sama aku."

     "Iya."

     "Iya, iya, kamu ini seperti tidak bersemangat saja. Ah aku tahu, gaji suami kamu memang cukup sih, nggak akan kekurangan." Yeri berkata sinis saat ucapannya ditanggapi tidak bersemangat oleh Elyana.

     "Bukan gitu, Yer. Saat ini aku belum banyak waktu untuk fokus, anak aku akhir-akhir ini rewel." Elyana beralasan.

     "Kamu bisa jalankan usaha itu setelah anakmu tidur. Dan ingat, harus tanpa sepengetahuan suamimu. Aku berkata seperti itu, supaya nasib kita tidak seperti si Yeni. Dia diselingkuhi suaminya diam-diam, sementara si Yeni nggak punya pegangan apa-apa, akhirnya belangsak deh," ujar Yeri lagi terdengar gemas.

     "Hus, itu kan Yeni. Rumah tangga aku adem ayem dan suami aku tidak seperti itu. Kamu, jangan samakan rumah tangga Yeni dengan rumah tangga aku," sergah Elyana kurang suka.

     "Untuk jaga-jaga. Aku hanya ambil contoh saja Yeni," kelit Yeri.

     Obrolan mereka, selalu berakhir dengan makan rujak bersama. Baik Yeri dan Elyana kadang sering saling kunjung karena rumah mereka masih di desa yang sama.

     Obrolan dengan Yeri beberapa bulan yang lalu, kini terngiang kembali. Meskipun uang bulanan dari suaminya cukup dan bahkan kadang bersisa, Elyana kini mulai aktif di media sosial Nosebook, tapi kali ini ia menjadi reseller barang seperti yang disarankan Yeri.

     "Hasilnya aku serahkan saja pada Allah, semoga saja banyak yang tertarik dengan iklan aku di Nosebook," gumamnya penuh harap.

     Elyana tidak hanya mengiklankan barang jualannya di satu aplikasi, di WA maupun IG, ia rajin menawarkan, sehingga para pembeli mulai datang satu per satu. Dia melakukan usaha ini disaat Excel tidak sedang di rumah, jadi dipastikan Excel tidak tahu kalau Elyana diam di rumah tapi tetap produktif.

     "Alhamdulillah, meskipun hasilnya belum jutaan kayak orang, tapi minimal sebulan aku punya simpanan. Dikit-dikit jadi bukit," gumamnya senang setelah ia bisa merasakan bisa menghasilkan uang gara-gara menawarkan jualan orang.

    Empat hari, rasanya waktu yang lama bagi Elyana menunggu kabar dari Excel suaminya. Apalagi Excel sama sekali tidak memberi kabar. Elyana memberanikan diri mengirimkan pesan WA untuk Excel, dia merasa khawatir. Juga merasa takut kalau Excel berpikiran kalau Elyana terlalu cuek padanya sampai tidak bertanya kabar sama sekali.

     Meskipun Excel sering melarangnya untuk menghubungi, kali ini Elyana memaksa hatinya untuk mengirimkan sebuah pesan.

     "Assalamualaikum. Mas, bagaimana, lancar? Kapan pulang, Nada sudah rindu, dia sering menanyakan kamu." Pesan itu belum terkirim dan masih centang satu.

     Elyana sabar menunggu, sehingga empat jam kemudian, pesannya dibaca Excel. Elyana senang. Namun, Excel belum juga memberi kabar, hal ini membuat Elyana khawatir.

     "Kamu baik-baik saja, kan, Mas?" Elyana kembali mengirimkan pesan, berharap yang ini dibalas. Sayang sekali, masih saja belum ada balasan, sehingga Elyana penasaran dan mencoba menghubungi Excel. Namun, ternyata nomernya malah tidak aktif.

     "Duh, sepertinya Mas Excel memang sibuk dan tidak bisa diganggu. Ya sudah, sebaiknya aku hubungi lagi nanti." Elyana menaruh lagi Hp nya di atas meja.

     "Mama, Papa, pan pulang?" Tiba-tiba Nada menghampiri dan menanyakan kapan papanya pulang, meskipun ucapannya belum jelas, tapi Elyana masih bisa memahaminya.

     "Sebentar lagi papa pulang, doakan papa selamat, ya," hibur Elyana seraya memeluk sang putri penuh kasih sayang.

     Tiba-tiba hujan turun begitu deras, sebab sejak siang tadi memang cuaca sudah mendung dan gelap, padahal saat ini masih pukul dua siang.

     Elyana membawa Nada masuk ke dalam kamar dan bercerita di sana, sekalian menidurkannya, karena Nada memang belum bobo siang.

     "Sang Kucing menangkap ikan di kolam, kebetulan ikannya loncat-loncat. Ikan itu akhirnya ditangkap, dan sang Kucing berhasil membawanya kabur dan menjauh dari kolam. Dia memakannya di balik pohon. Namun, kelakuannya diketahui sang pemilik ikan. Pemilik ikan marah dan mengusir sang Kucing."

     Saat asik bercerita, Excel menatap ke arah Elyana yang tengah menidurkan Nada sambil bercerita. Karena hujan sangat lebat, Elyana tidak mendengar deru mobil Excel pulang.

     Elyana tidak lagi bercerita setelah Nada telah tertidur lelap. Ia bangun dengan sangat hati-hati dari ranjang sang putri. Saat berbalik, Elyana begitu terkejut.

     "Mas Excel, kamu sudah pulang, Mas. Ya ampun kamu basa, kamu kehujanan. Sebentar ya, aku siapkan baju dan handuk. Kamu mandi dulu, setelah mandi, aku akan siapkan minuman wedang jahe yang hangat," sambut Elyana dengan wajah bahagia sekaligus khawatir karena melihat Excel basah kuyup kehujanan, serta tubuhnya sedikit menggigil.

     Sementara Excel, merasa terenyuh, ketika melihat Elyana begitu khawatir terhadapnya. Sejenak ia merasa menyesal, karena sering kali mengabaikan pesan WA maupun telpon dari Elyana, padahal Elyana sudah sedemikian perhatian dan khawatir.

Jangan lupa like, komen, hadiah, dan votenya ya, kalau masih ada. Terimakasih yang sudah mampir.

Terpopuler

Comments

Angie Evanz

Angie Evanz

kenapa ku baca tajuknya aja udah nyesek...ada #poligami lg..mampu kah ku bertahan sampai akhir novelnya...😅😅 ya Tuhan,mohon authornya jgn kejam sgt ama elyana..🤭🤭

2025-05-13

3

Dewi Oktavia

Dewi Oktavia

y Allah,jika istri tahu dan menyadari sakit y luar biasa,jika istri mati rasa biasa y seorang istri akan berdoa mati lah suami ku bersama selingkuhan🤲

2025-05-14

2

Murni Zain

Murni Zain

klo sdh selingkuh mending pergi.

2025-05-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ulang Tahun Dan Anniversary
2 Bab 2 Sedatar Lapangan Bola
3 Bab 3 Elyana Khawatir
4 Bab 4 Sebuah Perhatian Yang Ironi
5 Bab 5 Sebuah Penemuan Di Saku Kemeja
6 Bab 6 Penemuan Foto Dan Sebuah Insiden
7 Bab 7 Sikap Ketus Excel
8 Bab 8 Pertengkaran Dan Pengakuan Excel
9 Bab 9 Elyana Mulai Mendiamkan Excel
10 Bab 10 Melampiaskan Amarah
11 Bab 11 Kebodohan Elyana
12 Bab 12 Pelukan Terakhir
13 Bab 13 Excel Yang Culas
14 Bab 14 Pergi
15 Bab 15 Excel Marah
16 Bab 16 Surat Dari Elyana
17 Bab 17 Dompet Elyana Jatuh
18 Bab 18 Kedatangan Kedua Orang Tua Excel
19 Bab 19 Kemarahan Orang Tua Excel
20 Bab 20 Bu Gina Sakit, Excel Resah
21 Bab 21 Excel Menemukan Elyana
22 Bab 22 Keegoisan Excel
23 Bab 23 Wejangan Mama Mertua
24 Bab 24 Elyana Terus Terang
25 Bab 25 Nada Sebagai Senjata
26 Bab 26 Elyana Kabur
27 Bab 27 Pelarian Elyana Dan Pertemuan Dengan Pria Asing
28 Bab 28 Kabar Duka
29 Bab 29 Firasat Orang Tua
30 Bab 30 Nasib Yang Sama, Takdir Berbeda
31 Bab 31 Kedatangan Besan
32 Bab 32 Pertemuan Elyana dan Excel
33 Bab 33 Permohonan Bu Gina
34 Bab 34 Dua Pilihan Yang Sulit
35 Bab 35 Keteguhan Elyana
36 Bab 36 Kemarahan Orang Tua Excel
37 Bab 37 Di Balik Duka Dan Nada
38 Bab 38 Gara-gara Kulit Pisang
39 Bab 39 Menikmati Pasar Malam
40 Bab 40 Diantar Pulang
41 Bab 41 Menjenguk Bu Gina
42 Bab 42 Kekecewaan Excel
43 Bab 43 Ancaman Elyana
44 Bab 44 Pertengkaran Sengit
45 Bab 45 Keputusan Elyana
46 Bab 46 Bercerai
47 Bab 47 Pembicaraan Orang Tua Excel
48 Bab 48 Excel Terpuruk, Elyana Bersinar
49 Bab 49 Penemuan Excel
50 Bab 50 Undangan Owner Skin Care
51 Bab 51 Pria Bersuara Bass
52 Bab 52 Duda Jalur Duka VS Duda Jalur Pisah
53 Bab 53 Siapa Sih Pria Suara Bass Itu?
54 Bab 54 Pertemuan Kembali Dengan Rafka
55 Bab 55 Menalak Erni
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Ulang Tahun Dan Anniversary
2
Bab 2 Sedatar Lapangan Bola
3
Bab 3 Elyana Khawatir
4
Bab 4 Sebuah Perhatian Yang Ironi
5
Bab 5 Sebuah Penemuan Di Saku Kemeja
6
Bab 6 Penemuan Foto Dan Sebuah Insiden
7
Bab 7 Sikap Ketus Excel
8
Bab 8 Pertengkaran Dan Pengakuan Excel
9
Bab 9 Elyana Mulai Mendiamkan Excel
10
Bab 10 Melampiaskan Amarah
11
Bab 11 Kebodohan Elyana
12
Bab 12 Pelukan Terakhir
13
Bab 13 Excel Yang Culas
14
Bab 14 Pergi
15
Bab 15 Excel Marah
16
Bab 16 Surat Dari Elyana
17
Bab 17 Dompet Elyana Jatuh
18
Bab 18 Kedatangan Kedua Orang Tua Excel
19
Bab 19 Kemarahan Orang Tua Excel
20
Bab 20 Bu Gina Sakit, Excel Resah
21
Bab 21 Excel Menemukan Elyana
22
Bab 22 Keegoisan Excel
23
Bab 23 Wejangan Mama Mertua
24
Bab 24 Elyana Terus Terang
25
Bab 25 Nada Sebagai Senjata
26
Bab 26 Elyana Kabur
27
Bab 27 Pelarian Elyana Dan Pertemuan Dengan Pria Asing
28
Bab 28 Kabar Duka
29
Bab 29 Firasat Orang Tua
30
Bab 30 Nasib Yang Sama, Takdir Berbeda
31
Bab 31 Kedatangan Besan
32
Bab 32 Pertemuan Elyana dan Excel
33
Bab 33 Permohonan Bu Gina
34
Bab 34 Dua Pilihan Yang Sulit
35
Bab 35 Keteguhan Elyana
36
Bab 36 Kemarahan Orang Tua Excel
37
Bab 37 Di Balik Duka Dan Nada
38
Bab 38 Gara-gara Kulit Pisang
39
Bab 39 Menikmati Pasar Malam
40
Bab 40 Diantar Pulang
41
Bab 41 Menjenguk Bu Gina
42
Bab 42 Kekecewaan Excel
43
Bab 43 Ancaman Elyana
44
Bab 44 Pertengkaran Sengit
45
Bab 45 Keputusan Elyana
46
Bab 46 Bercerai
47
Bab 47 Pembicaraan Orang Tua Excel
48
Bab 48 Excel Terpuruk, Elyana Bersinar
49
Bab 49 Penemuan Excel
50
Bab 50 Undangan Owner Skin Care
51
Bab 51 Pria Bersuara Bass
52
Bab 52 Duda Jalur Duka VS Duda Jalur Pisah
53
Bab 53 Siapa Sih Pria Suara Bass Itu?
54
Bab 54 Pertemuan Kembali Dengan Rafka
55
Bab 55 Menalak Erni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!