Keesokan harinya pada pukul 08.00 pagi, setelah mengantar Rena dan Reno ke sekolah aku langsung berangkat menuju dungeon Rank-F lagi. Tapi, kali ini terlihat orang beramai-ramai kumpul di depan dungeon tersebut.
"Arkha! Arkha...!"
Seseorang memanggilku dari kejauhan dengan suara lembutnya sembari melambaikan tangannya kepadaku, aku pun menuju ke arahnya untuk apa dia memanggilku.
"Ada apa memanggilku, Susan?"
Dia adalah Susanti seorang Protector Rank-A, ia memiliki skill penyembuh dan buffer untuk mensupport timnya, skill-nya sangat cocok dengan posisi yang ia ambil juga. Sekaligus kami teman sekolah juga di SMA.
"Begini, aku memanggilmu untuk memandu tim kami."
"Hah?! Memandu? Untuk apa aku memandu kalian dengan dungeon rank rendah ini."
Seorang pria paruh baya menghampiri kami di saat lagi ngobrol.
"Eh, Pak Adrian..."
"Maaf mengganggu pembicaraan anda, Tuan. Perkenalkan nama saya Adrian Handaru, saya adalah ketua tim dari mereka."
Walau dia terlihat tua, tapi... aku merasakan energi yang kuat darinya dan itu membuatku kurang sedikit nyaman berada di dekatnya.
"Saya Arkha Peteng."
Kami saling menjabat tangan masing-masing.
"Kalau boleh tahu, kenapa seluruh tim Anda berkumpul di sini? Padahal dungeon ini hanya untuk pemula."
"Distorsi."
Satu kata yang membuatku terkejut, jadi dungeon ini sudah mengalami perubahan yang mana rank-nya akan meningkat sesuai jumlah Mana-nya, Mana akan dihitung menggunakan alat khusus yang dibuat oleh pemerintah.
Dengan kata lain, aku sudah tidak bisa memasuki dungeon ini lagi sebab rank-ku hanya F dan kemampuanku belum ada kemajuan sama sekali, jadi... aku belum sanggup menjelajahi dungeon rank di atasku walau hanya satu tingkat.
"Jadi ini alasannya Anda memintaku memandu tim. Tapi, aku hanya menjelajahi 30% dari dungeon ini apalagi mengalami distorsi, jadi aku tidak tahu apa di dalamnya akan sama atau sudah berubah juga."
"Tidak masalah, itu sudah sangat membantu kami, jadi... apa kamu mau ikut?"
Keraguan melanda hatiku, aku tidak tahu harus menanggapinya dan pada akhirnya aku membuat keputusan.
"Baiklah, aku ikut tapi... bolehkah aku minta bagian dari jarahannya, hanya sepuluh Krimon level satu saja itu sudah sangat cukup bagiku."
"Jangan khawatir, kamu akan dapat 10% bagian dari jarahannya. Jadi, kita sudah sepakat, 'kan."
Aku hanya mengangguk saja dan pria itu berjalan meninggalkan aku dan Susan untuk memberitahukan seluruh bawahan.
"Saat berbicara dengannya kamu sudah merasakan sesuatu, 'kan?"
"Iya, aku merasa dia sangat mendominasi. Kalau boleh tahu dia sudah rank apa?"
"Baru Rank-C, tapi katanya tinggal selangkah lagi dia naik B."
Aku pikir orang tua ini luar biasa, walau terlihat usianya sudah tidak memungkinkan melakukan aktivitas ekstrim, tapi dia mematahkan semua itu.
Sedangkan wanita di sampingku ini seumuran denganku menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, katanya tubuh dia bisa menampung jumlah Mana yang sangat besar sejak awal kebangkitannya, itu bisa menjelaskan skill-nya berkaitan dengan penyembuhan dan buffer yang mana membutuhkan Mana yang banyak.
"Baiklah, mari kita ke sana juga," ucapnya sembari menepuk pundakku.
Susan berjalan duluan di hadapanku dan aku ikut di belakangnya. Setelah beberapa langkah kami sudah ada di kerumunan itu, dan semua tatapan langsung tertuju padaku.
Terlihat tatapan tidak asing bagiku--tatapan yang selalu merendahkan diriku, aku pikir di antara mereka tidak ada yang setuju kalau rank terendah dan orang yang sangat lemah memimpin jalan mereka.
"Baiklah, kalian semua sudah siap?"
"Siap, Pak!"
"Sekali lagi, Tuan Peteng, mohon bantuannya."
"Hmm," balasku sembari mengangguk.
Selain kuat dia juga pemimpin bijaksana, aku merasakan tatapan tidak merendahkanku sama sekali melainkan sebuah tatapan kekaguman kepada seseorang. Mungkin ini hanya perasaanku saja, sudah lama aku tidak merasakan namanya pujian dari seseorang.
Tuan Handaru maju dan memasuki duluan portal dungeon itu, lalu yang lain mengikuti di belakang.
"Hei, kenapa kamu diam melamun saja," ucap Susan.
"Tidak, hanya saja... perasaanku tidak nyaman begini saat berhadapan dungeon ini, padahal aku tidak pernah merasa seperti ini saat memasuki dungeon ini berkali-kali."
"Mungkin itu hanya rasa gugupmu, ini pertama kalinya kamu ikut party dengan orang lain, selain aku yang dulu selalu menemanimu menjelajahi dungeon ini."
Yang dikatakannya ada benarnya juga, mungkin aku gugup saja karena baru kali ini seseorang mau meminta bantuan kepadaku dalam hal urusan dungeon.
"Tunggu apa lagi, ayo kita masuk," katanya sembari menarik tanganku.
...•••...
Sesaat di dalam dungeon....
"Baiklah, semuanya sudah masuk, kali ini Tuan Peteng akan-"
"Arkah! Hei, kamu kenapa?!"
Seseorang dari belakang mereka panik, terlihat seorang gadis berusaha menenangkan seseorang. Orang itu adalah Arkha Peteng, pria ini terkulai lemas sembari mendekap mulutnya dengan satu tangan.
"Huk..! hup... hoekk...!"
Seketika cairan beserta seluruh isi lambungnya keluar, karena tidak bisa menahannya lagi sehingga ia harus muntah cukup banyak. Gadis yang selalu di sampingnya panik melihat ini, seketika ia mengarahkan kedua tangannya ke pria terlihat lemas ini dan muncullah cahaya putih yang mulai mengelilingi pria ini.
Tapi....
"Tidak usah, aku... tidak apa-apa."
"Kamu yakin tidak apa-apa?! Wajahmu terlihat pucat begitu!"
"Ada apa, apa yang terjadi?"
Karena khawatir ketua tim yaitu Adrian Handaru bergegas ke belakang, karena terkejut mendengar teriakan anggotanya.
"Susan, apa yang terjadi dengan, Tuan Peteng?"
"Aku tidak tahu, Pak. Tiba-tiba ia langsung begini."
Karena sebagai ketua, sudah sewajibnya ia memperhatikan orang-orangnya. Dengan seksama Adrian memperhatikan dan menatap pria yang seharusnya memandu dia beserta timnya.
"Aku rasa, ini kondisi wajar."
"Apa maksud, Bapak?" Tanya Susan.
"Karena kamu terlahir dengan tubuh yang diberkahi Mana yang banyak jadi kamu tidak pernah merasakan ini kan, Susan."
"Tidak pernah, tapi... kita harus mengabaikannya begitu saja?"
"Jangan khawatir, kelamaan nanti dia bisa terbiasa sekaligus ini pengalaman bagus untuknya. Sebab, ini pertama kalinya dirinya memasuki dungeon rank tinggi, dengan kata lain dungeon yang memiliki kapasitas Mana tinggi akan langsung melakukan kontak dengan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Dan selama ini Tuan Peteng, hanya menjelajahi dungeon Rank-F yang mana memiliki kapasitas Mana terendah, ketika dia pertama kali memasukinya seketika Mana di dalam tubuhnya meronta-ronta dan melakukan 'Heart Shield,' pelindung yang aktif secara otomatis untuk inti Mana makhluk hidup."
"Begitu ya, tapi...."
Melihat wajah kecemasannya sang ketua memberitahukan seluruh anggotanya bahwa ekspedisi ini tunda sementara karena pemandunya tidak sehat.
Saat mengatakan itu banyak yang tidak setuju, katanya waktu terbuang hanya untuk orang lemah memandu mereka dan pikirnya lebih baik langsung menjalankan ini tanpa pemandu itu.
Melihat ini Adrian tidak bisa menahan mereka, akan tetapi....
"Pak, jangan ditunda... aku baik-baik saja."
Arkha yang terlihat lemas berusaha bangkit dengan sekuat tenaga.
"Kamu yakin baik-baik saja?" Tanya Adrian.
"Iya, Pak!"
Melihat tatapan tanpa keraguan dari pemuda ini, Adrian tersenyum tipis lalu berkata:
"Baiklah kalau begitu, Susan, beri dia buff penguatan fisik dan Mana agar ia bisa lebih terbiasa dengan lingkungan sekitar."
Susan hanya mengangguk dan segera melakukannya, ia mengarahkan kedua tangannya lagi ke depan dan muncul cahaya dari telapak tangannya, lalu cahaya itu segera menyelimuti pemuda ini.
Pikirnya cahaya yang menyelimuti dirinya terasa hangat dan nyaman.
"Terima kasih, dan maaf merepotkanmu."
"Jangan banyak bicara!"
Terlihat wajah cemberut dari gadis ini, dia tahu bahwa temannya ini berusaha terlihat kuat dan tegar walau orang-orang selalu memandang remeh dirinya.
Setelah cahaya meredup, seketika tubuhnya kembali segar seperti saat pertama kali memasuki dungeon ini.
"Karena sudah selesai, Tuan Peteng, tolong ikut saya ke depan."
Pemuda ini hanya mengangguk dan mengikutinya dari belakang.
"Apa benar perasaan yang kurasakan ini akibat lonjakan Mana dalam diriku? Aku merasa tidak seperti itu, perasaan ini jauh lebih buruk yang pernah kurasakan seolah-olah aku ditusuk ribuan jarum. Aku harap perasaan yang kurasakan ini, tidak terjadi pada nasib kami di depan sana."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Rahmawan Btrdys
gelap thor gelap😅🙏
semangat😁
2023-03-02
1
♡~Yuki.nur019
Terinspirasi Solo Leveling yah...
2022-02-16
1
Jimmy Avolution
Nice...
2021-11-29
1