Umi terpuruk dalam kesedihan nya dan juga rasa bingung dia yang harus menghadapi kematahan Umar, belum lagi dia juga merasa amat sedih atas kematian nya Siti. orang orang sudah pada bergunjing atas kejadian itu, sebab Umar marah marah di depan orang banyak sehingga sudah pasti semua orang mendengar dan sekarang jadi bahan tentu nya.
"Yang kuat dan sabar lah, Siti pasti sudah bahagia di syurga." Abi mendekati istri nya.
"Kenapa Siti juga mendadak begitu meninggal nya, Umi takut dia kena serangan ghaib." cemas Umi.
"Astagfirullah, buang pikiran buruk mu itu! dia meninggal memang karena kehendak Allah." Abi langsung berseru marah dengan ucapan istri nya.
"Tapi di malam itu memang ada suara kuntilanak, Abi." kekeh Umi tidak mau kalah.
Abi menarik nafas panjang karena dia tidak ingin percaya dengan hal hal seperti itu, apa lagi mereka ini termasuk orang yang agama nya sangat kuat sehingga tidak mungkin pula mau pergi kedukun untuk bertanya, saat ini saja Umar sudah pergi dari rumah membawa semua baju nya.
Umar bersumpah akan pergi kedukun karena dia yakin istri nya meninggal akibat sesuatu yang tidak beres, mana Kopsah juga terus menyebut ada suara tawa kuntilanak sehingga membuat Umar yakin sekali ini memang ulah setan yang jahat. lagi pula rasa nya aneh bila tidak melakukan apa apa tapi mendadak keguguran, apa lagi kata dokter kandungan Siti juga kuat.
"Janin lima bulan itu sudah ada bentuk nya, tapi lihat lah kami tidak menemukan janin nya Siti." lirih Umi.
"Mungkin memang tidak keluar, cuma pendarahan saja dan telat di bawa kedokter." Abi tetap saja tidak mau percaya.
"Ah sudah lah, susah bicara dengan Abi yang tidak mau percaya." Umi lama lama kesal juga dengan suami nya.
"Umi mau kemana? Abi tidak mau ya kalau sampai kamu percaya dengan segala macam omongan Purnama, dia itu sudah seperti dukun!" jelas Abi sengit.
"Jangan mencari masalah dengan ucapan mu, dia bukan dukun dan selama ini banyak orang yang sudah di tolong nya!" Umi menggeram marah.
Abi menarik nafas berat karena sia sia saja berdebat dengan istri nya yang sudah yakin bahwa Siti mati akibat ganguan setan, sedangkan dia yakin sepenuh nya bahwa Siti meninggal memang murni karena pendarahan yang tidak ada sangkut paut nya dengan hal hal ghaib.
"Assalamualaikum." Tamrin datang membawa satu kantong belanjaan.
"Walaikum sallam, ada apa?" Abi bingung pula melihat Tamrin.
"Aku ada belanjaan sedikit untuk bantu Abi, siapa tau untuk acara nanti malam ada yang kurang." Tamrin memberikan belanjaan nya.
"Loh memang nya nanti malam ada acara apa?" Abi yang bingung.
"Apa ndak ada acara tahlilan, Bi?!" Tamrin menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Tidak ada, yang meninggal ya di bacakan doa sendiri tanpa harus mengundang orang untuk makan makan segala!" tegas Abi.
Tamrin melongo karena mungkin dalam keluarga ini memang tidak ada acara tahlil begitu sehingga tidak butuh juga bantuan orang, agak malu juga Tamrin karena tau tau malah datang membawa belanjaan akibat di suruh Kopsah. sebab biasa nya memang begitu bila ada yang meninggal, sampai malah ketujuh akan terus baca doa di rumah nya almarhum dan sambil ada camilan memang.
Dengan hati yang bingung maka Tamrin pun pulang membawa belanjaan nya lagi karena tadi sudah di tolak oleh Abi, dalam hati juga menggerutu karena Kopsah yang sok tau sehingga sembarangan saja menyuruh dia mengantarkan belanjaan untuk membantu acara tahlil nanti malam, padahal mereka tidak membuat acara itu.
"Kok di bawa pulang lagi, apa tidak ada mereka di rumah?" tanya Kopsah bingung.
"Kamu itu yang sok tau, mereka tidak mengadakan acara tahlil!" sewot Tamrin yang malu.
"Lah kok bisa sih, apa karena mereka bukan islam seperti kita ya?" Kopsah bingung juga.
"Udah lah tidak usah di bahas, aku malu sudah bawa bawa begini tapi malah di tolak!" Tamrin meletakan belanjaan nya.
"Lagian kau itu tidak tanya dulu, mereka kan memang beda." celetuk Puspita yang saat ini sedang hamil juga.
Kopsah mengangguk paham dan mendorong masuk belanjaan nya tadi, tidak mau ya sudah karena dia yang akan memakai nya. Kopsah juga tidak tau kalau mereka tidak membuat tahlil, jadi ya di antarkan.
"Kau hati hati lah biar tidak mengalami nasib seperti Siti." bisik Kopsah.
"Apa benar menurut kabar yang beredar kalau malam itu ada kuntilanak?" tanya Puspita mulai deg degan.
"Aku yang mendengar sendiri, dia tertawa nyaring dan saat kami masuk rumah Siti sudah meninggal." jelas Kopsah sangat bangga sebagai sumber berita.
Puspita memegang perut nya yang mulai membuncit karena dia pun mulai cemas, mana jarak rumah dia dengan rumah Siti tidak lah jauh sehingga rasa takut nya benar benar bisa di rasakan. kalau ada yang meninggal dan agak aneh begini, pasti sudah jelas akan jadi kabar hot setiap saat bagi semua warga.
"Cari lah tangkal yang bisa membuat kuntilanak takut, itu setan kan yang paling suka sama wanita hamil." jelas Kopsah.
"Tangkal nya apa, kalau ada aku mau lah mencari nya." Puspita setuju.
"Buah kundur itu bisa, banyak orang hamil memakai tangkal itu! dulu aku peniti yang di isi delingu bengle, pokok nya aman saja kalau sudah ada itu." Kopsah semangat memberi tau.
"Cari nya di mana ya?" Puspita ingin cari sekarang agar aman.
"Ayo lah ku temani, takut nya nanti malam kau di datangi kuntilanak pula! mana suami mu kan dinas malam ya?" Kopsah menatap istri polisi ini.
"Iya, dia ada yang di jaga pas malam jadi aku sendirian." angguk Puspita.
Kedua wanita ini segera berjalan pergi untuk mencari yang nama nya tangkal untuk wanita hamil, tidak sadar kalau dari tadi pembicaraan mereka di dengar langsung oleh kuntilanak nya. mereka mana mungkin bisa melihat hal hal seperti itu, sehingga walau kuntilanak duduk di sebelah nya pun cuek saja.
"Kau lihat itu, gara gara kau tertawa tidak jelas sekarang kita yang kena fitnah!" geram Wati.
"Maafkan aku, ketua!" Micel merasa bersalah juga.
"Lain kali kalau ada yang tidak beres maka tidak usah datang, kita jadi terfitnah begini." Wati kesal bukan kepalang.
"Aku datang saat itu ya memang karena mencium bau darah dia, tapi tidak masuk karena di dalam ada kekuatan yang sangat besar." jelas Micel.
"Apa yang sudah membunuh Siti itu ya?" Wati juga bertanya tanya heran.
Purnama juga masih mencari tau apa yang sudah membunuh Siti malam itu, menurut Micel ada kekuatan besar di dalam rumah dan itu lah pasti nya yang sudah membunuh Siti. Micel tidak tau bentuk nya seperti apa, sebab dia memang tidak masuk kedalam rumah walau sebentar saja.
Hallo guys semangat pagi, biar pun mendung tetap semangat ya. jangan lupa like dan comen nya, sedikit pesan kalau cerita horor yang ini bisa jadi akan banyak lawak nya, semoga kalian suka dan salam hangat buat semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
ρυтяσ✨
boleh g thor q curiga sama Abi'y😣😣😣😣kata'y dia sangat kuat agama'y tapi ko anak'y meninggal g ada acara ngaji 🤔🤔🤔bukan kah kalo dia agama'y kuat pasti mengadakan ngaji/baca doa sampe malam ke 7 ini mala sebalik'y...aneh dech ini Abi,entah lah othor yang tau...
2025-05-09
2
evi siagian
aku waktu hamil,bawa gunting kecil,bungle juga Alhamdulillah sehat sampai lahiran,tapi pas hari ketiga lahiran anak q ada yg ganggu,kata ank q yg plg besar umur 16 Thun ada yg ngikutin ayah nya pulang jualan JM 12 an gitu, pas besok magrib anak q kejang kayak diganggu palasik,tengah malam langsung dibawa kerumah orang tua q,jarak 100 an m dr rmh aku, Alhamdulillah anak q sehat bisa tidur nyenyak.kadang aku masih suka ga yakin tapi nyatanya aku ngalami sendiri dan anak q yg besar itu rupanya bisa melihat yg tak kasat mata
2025-05-09
1
YuniSetyowati 1999
Buah kundur itu buah opo mak othor?aku tau ya kendor 😅
Saat aku hamil dulu juga selalu diberi gaman(senjata.Tolak balak)sama si mbahku.Ada gunting kecil yg dilipat terus ada bungkusan kecil juga yg entah isinya,diberi jopo montro(doa2).Bahkan sampai anakku lahirpun juga diberi gaman seperti itu juga.Kata Simbah harus selalu dibawa kemana2,jd g boleh ketinggalan.Maklum dulu aku tinggal dipelosok desa daerah lereng gunung Lawu yg masih memegang teguh hal2 seperti itu.
2025-05-09
2