Para kuntilanak hanya bisa terdiam ketakutan melihat tatapan nya Ratu ular yang begitu bengis, mana ketua juga tidak bisa di andalkan untuk melindungi, yang ada malah cuma latah terus sejak tadi dan mulut nya juga sampai habis di tampar oleh Nilam menggunakan kipas rotan yang dia dapat entah dari mana.
"Bila tidak ada satu pun yang mau mengaku, maka kalian semua akan ku masukan kedalam penjara bawah tanah." ancam Purnama menyeringai.
Sudah pasti siapa pun yang melihat seringai dia akan sangat ketakutan di buat nya, bukan cuma manusia saja yang ngeri bila sedang bicara dengan Purnama. para setan pun juga ketakutan dan sebisa mungkin untuk tidak cari masalah dengan dia, karena kalau cari masalah maka hidup mereka sebagai setan akan hancur.
"Tapi kalau kalian mau mengaku, air ini akan ku bagi rata lalu setidak nya bau kalian tidak akan amis dan busuk lagi." Purnama tersenyum manis.
"Aku sungguh tidak tau siapa yang tadi malam terbang itu, Pur!" Wati berkata serius.
"Kau kan ketua tidak berguna, jadi mana mungkin akan tau apa apa!" hina Maharani dengan mulut pedas nya.
Rasa terjungkal sampai jungkir balik Wati mendengar hinaan yang sangat masuk kedalam hati, seolah dia memang sama sekali tidak ada guna nya jadi Ketua kuntilanak kawasan ini karena anak buah nya ada yang terbang mendekati wanita yang keguguran pun dia tidak tau.
"Tapi kan kuntilanak itu cuma terbang saja, Purnama! tidak bisa juga mau langsung tuduh kalau dia pelaku nya." seorang kuntilanak berbaju compang camping membuka suara.
"Oh kau tau kalau dia cuma terbang saja." Purnama mendekati kuntilanak tadi.
"A..anu, kan tadi kamu bilang kalau ada yang terbang, tidak jelas juga kalau dia yang memakan nya!" ujar kuntilanak gugup.
"Tatap mata ku!" Purnama membentak kasar karena satu ini mencurigakan.
Kuntilanak tidak berani mau mengangkat pandangan nya karena dia tau Purnama bisa membaca pikiran, bila dia sampai menatap nya maka habis lah sudah. Wati merasa anak buah nya yang satu ini agak mencurigakan, jadi dia datang mendekat juga untuk bertanya.
"Jawab lah apa yang Purnama tanyakan, Micel!" perintah Wati.
"Wadaaauw, nama nya keren sekali dia!" Maharani terkejut.
"Dia itu keturunan bule, mati saat hamil dan perut nya tertusuk paku lalu tetanus." jelas Wati.
"Eh sepele sekali mati nya!" celetuk Purnama ingin tertawa.
Maharani dan Nilam sudah tertawa kencang karena Micel mati karena perut nya tertusuk paku dan tetanus, maka nya jadi kuntilanak karena dia tidak terima mati begitu sehingga berkeliaran kesana kemari dan jadi lah anak buah nya Wati.
"Itu kau kan!" Purnama sudah tau kalau Micel yang terbang.
"Demi Allah aku cuma terbang saja dan tertawa karena saat itu bau darah nya sangat wangi, tapi aku sama sekali tidak menyentuh nya!" Micel langsung mengangkat tangan.
"Tuh kan kau pasti yang membuat ulah, kau jawab jujur sekarang! kau yang memakan janis nya?" Wati mulai naik darah juga.
"Gaya kau sumpah demi Allah pula, kau itu setan!" Nilam kesal juga dengan Micel.
Micel sudah tidak bisa lagi mau berkata kata karena sangking panik nya, hanya gara gara dia lewat dan tertarik mencium bau darah. kini malah kena fitnah kejam, padahal sama sekali tidak ada menyentuh Siti.
"Tadi malam aku sudah kena fitnah, sekarang malah aku di tuduh begini! aahahaaa sial nya nasib ku, aku tidak ada memakan janin dia." Micel menangis sudah.
"Kau jangan bertingkah ya, gara gara kau ini kami hampir kena tuduh semua!" para kuntilanak mematahi Micel.
"Pur, percaya lah padaku! lihat mulut ku ini, tidak ada bekas janin di dalam nya." Micel membuka mulut nya lebar.
"Hueeek!" Purnama malah mau muntah karena jijik.
"Kau makan apa sih kok bau sekali mulut mu, tidak gosok gigi ya kau?!" seru Maharani ikut jijik.
Micel sudah tidak menjawab lagi karena dia sibuk menangis di kaki Purnama sampai membuka mulut nya lebar, agar Ratu ular ini percaya bahwa bukan dia yang sudah memakan janin nya Siti. dia hanya kebetulan lewat dan mencium bau darah lalu hinggap di atas pohon, namun semua tidak ada yang percaya dengan ucapan nya.
Bahkan ketua saja tidak percaya kalau Micel cuma melihat kejadian itu, pasti lah dia datang kesana karena niat jahat ingin mencelakai Siti dan memakan janin nya. Micel merasa sangat tertuduh sekarang, mana tidak ada saksi mata juga saat kejadian sehingga dia bingung harus menjelaskan bagai mana.
"Bagai mana, Pur?" Maharani menatap adik nya.
"Bukan dia pelaku nya!" jawab Purnama sudah membaca pikiran Micel.
"Hah, serius? benaran bukan kuntilanak bule ya!" Nilam agak tidak percaya juga.
"Sudah ku bilang kalau bukan aku, Huhuhuuu." Micel lega sekali karena Purnama percaya.
"Maka nya kau lain kali kalau ada hal begitu tidak usah mendekat, kau hampir membuat nama bangsa kita tercoreng!" Wati menarik telinga nya Micel.
Yang di tarik langsung mengaduh karena rasa nya pasti sangat sakit, Purnama menarik nafas berat karena ini bakal jadi tugas nya pula sekarang. kaum kuntilanak bukan lah pelaku nya, sebab biasa nya memang kuntilanak menunggu orang yang mau melahirkan, bukan nya malah mengganggu orang sampai keguguran dan mati begini.
"Kau sempat melihat tidak kejadian nya?" Purnama menatap Micel.
"Tidak lah, aku cuma di luar saja dan tidak mendekat! ku lihat Ibu nya wanita itu berlari mencari pertolongan, tapi aku juga tidak masuk kok saat itu." jelas Micel.
"Ada pelaku lain, apa yang sudah membunuh wanita itu?" Wati juga bertanya tanya.
"Aku yakin sekali kekuatan dia besar." ucap Micel yang bisa merasakan dari jauh.
Purnama kembali duduk di atas batu karena pikiran nya sudah melayang layang entah kemana, masih bingung mencari tau siapa yang sudah membuat ulah ini sampai kuntilanak juga hampir kena tuduh. lagi pula salah Micel sendiri yang datang mendekat, kalau dia tidak datang maka pasti tidak akan kena.
"Ambil lah!" Purnama melemparkan air suci itu pada Wati.
"Pakai rata semua, jadi lah walau cuma menghilangkan bau kalian itu!" Maharani membuka suara.
"Satu botol kecil di bagi kuntilanak dua puluh satu, aigo irit nya." keluh Wati.
"Kalau tidak mau kembalikan sini!" Purnama menyentak keras.
Cepat Wati menjauh dan segera bagi rata agar semua dapat bagian masing masing, tidak tau dia kalau Purnama sudah mulai banyak pikiran karena pusing mencari tau siapa yang sudah memakan janin hingga yang mengandung juga sampai mati di buat nya.
Jangan lupa like dan comen nya ya guys, udah ganti judul sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Siti Sarifah
terima kasih author dan sehat selalu author karna aku selalu menunggu bab selanjutnya
2025-05-08
3
Mom's Wijaya
apa pun judulnya aku tetap suka karya author NoviTa Jungkook,, semangat terus author💪☺️
2025-05-09
1
Hilya Nur
Thor jangan sampai ini ada kaitannya dengan anaknya purnama Zahra atau pun ayahnya purnama Adi sudah cukup penderitaan dan kesedihan purnama melawan anaknya nya
2025-05-08
1