Sampai pagi baru mayat Siti di urus oleh orang orang karena bila malam tidak mungkin, karena di desa ini paling tidak di sukai mengurus mayat di malam hari. mana Siti meninggal nya juga karena dalam keadaan hamil, mau mati saat melahirkan atau mati keguguran begini maka semua nya akan di kira menjadi kuntilanak nanti nya.
"Umar kok belum pulang, dia apa tidak ada firasat?" batin Umi sudah resah.
Darah dari kemaluan juga masih mengalir deras seolah tidak bisa berhenti, padahal Siti sudah meninggal beberapa jam yang lalu sehingga pasti nya darah juga sudah habis atau mengering. kasur yang di tempati sudah basah, kalau tidak segera di urus malah akan kemana mana darah nya.
"Kenapa rumah kita ramai?" Abi bingung melihat rumah nya yang di penuhi orang.
"Eh enggak tau! ayo cepat pulang, Bi." Umar bingung juga melihat nya.
Seketika Abi membeku karena melihat semua orang pakai baju koko dan pakai peci juga, bahkan bendera kuning juga sudah melambai lambai di depan halaman rumah. itu sebagai pertanda bahwa ada yang meninggal di rumah ini, sudah pasti Abi pikiran nya kemana mana karena Umi juga tidak sehat.
"Siapa yang meninggal?!" Abi langsung memegang tangan Pak RT.
"Abi, masuk lah dulu kedalam rumah dan tenangkan hati mu." suruh Pak RT dengan wajah sedih.
"Assalamualaikum!" Umar langsung masuk karena takut juga.
"Walaikum sallam, Umar!" Umi menatap menantu nya dengan pandangan sedih.
Umar membeku karena melihat Siti yang sudah pucat tidak berdarah di wajah nya yang cantik, tubuh nya kaku dan Umi juga yang menangis histeris. tidak bisa Umar mau berkata kata karena ini sangat membuat jiwa nya terguncang, bagai mana bisa istri nya meninggal begini.
"Kenapa dengan Siti, Umi? kenapa istri ku bisa meninggal!" Umar duduk di sebelah kepala nya Siti.
"Siti pendarahan dan saat Umi meminta tolong, dia sudah tidak terselamatkan lagi." ujar Umi menjelaskan.
"Ya Allah, aku dari awal sudah bilang agar tidak usah hamil saja." Umar sangat menyesali nya.
"Kau ini kenapa sih, kok istri malah di larang hamil?!" Kopsah emosi pula jadi nya.
"Karena Siti mau hamil itu akibat dorongan Umi dan Abi, padahal dia sendiri masih belum yakin mau hamil!" teriak Umar.
Semua warga menatap Umar yang malah mengamuk seolah menyalahkan Umi dan Abi, memang yang menyuruh Siti agar cepat hamil ya kedua orang tua nya. selain karena ingin segera menimang cucu, mereka juga tidak setuju soal KB yang menurut mereka di haramkan dalam agama sehingga Siti cepat di suruh hamil saja walau masih di bilang hitungan pengantin baru.
"Umar, tenangkan hati mu dulu!" Tamrin mendekati Umar yang terbawa emosi.
"Bagai mana aku mau tenang, Siti setiap hari mengeluh bahwa sebenar nya belum siap dengan kehamilan ini karena dia ingin menikmati masa pengantin baru." sengit Umar sudah gelap mata.
"Semua sudah takdir allah, Umar! Siti meninggal dalam keadaan hamil, maka insya allah akan masuk syurga!" Abi mendekati menantu nya.
"Bangsat kalian, tidak ada rasa bersalah di hati kalian walau sudah memaksa istri ku untuk cepat hamil!" geram Umar menujuk wajah Abi karena benar benar emosi dengan keadaan yang sedang dia hadapi.
Semua warga juga terdiam karena mereka sudah terbagi menjadi dua pendapat, ada yang setuju dengan Umar dan ada juga yang membela kedua orang tua nya Siti. mungkin wajar lah bila orang tua ingin cucu, lagi pula mereka juga tidak tau bahwa anak mereka bakal celaka saat sedang hamil begini.
"Bang Umar tidak bisa asal menyalahkan orang tua saja!" Arya mendekati Umar yang mulai hilang kendali.
"Lalu siapa yang mau ku salahkan? aku juga belum ingin punya anak sekarang!" sengit Umar menatap Arya tajam.
"Meninggal Siti itu sudah kehendak Allah, jadi bukan salah siapa pun." jelas Arya.
"Kau tidak usah banyak bacot, Siti mati karena hamil dan pendarahan. yang menyuruh dia hamil adalah orang tua nya, jadi orang tua ini yang bersalah!" Umar tetap saja keras kepala.
"Yang menghamili kan kau, kenapa malah kau sibuk menyalahkan orang!" celetuk wanita cantik.
Semua langsung menatap pada nya dengan pandangan kaget, wanita yang tidak lain adalah Purnama. orang yang sangat terkenal di desa ini karena dia kerap menolong orang yang berurusan dengan hal ghaib, sekarang dia juga datang untuk melayat.
"Benar apa yang di bilang Purnama, kau yang merasakan enak nya dengan Siti karena kau yang membuat bayi nya!" teriak warga.
"Gila kau ini, Umar!" Tamrin saja malu dengan kelakuan Umar.
"Tidak usah hiraukan dia, sebaik nya kita urus mayat Siti secepat nya." ujar Pak RT kesal juga pada Umar.
"Tapi kan Umar benar, mungkin Siti memang belum siap sehingga dia banyak pikiran lalu pendarahan." ujar yang lain.
"Siti itu bayi nya di makan kuntilanak!" celetuk Kopsah.
"Jangan sembarangan, Sah! belum tentu juga, karena sebelum ada kuntilanak dia sudah pendarahan." Umi tidak ingin ada fitnah lagi.
Purnama langsung melirik saat mendengar ucapan nya Kopsah, memang dia melihat ada yang aneh dari pendarahan nya Siti ini. bekas cakaran yang tidak bisa di lihat oleh mata biasa, namun yang membuat dia ragu adalah cakaran kuku tidak runcing seperti milik nya kuntilanak.
"Apa benar ulah kuntilanak, Pur?" bisik Maharani yang selalu mendampingi Adik nya.
"Bukan seperti nya." jawab Purnama pelan dan tetap memperhatikan.
"Tapi kan yang suka wanita hamil itu kuntilanak, Pur." ujar Nana lagi.
"Ya tidak semua kuntilanak lah, itu parakang yang cuma kepala saja kan makan bayi." sanggah Maharani.
Purnama mengangguk karena sebenarnya yang menyukai orang hamil memang banyak, cuma rata rata kuntilanak lah yang sering paling depan untuk mendekati. tapi Purnama merasa tidak merasa itu cakaran nya kuntilanak, sangat berbeda dan ini rasa nya pasti ada iblis lain.
"Nanti aku akan bertanya langsung agar tidak ada fitnah." ucap Purnama.
"Itu tuh wanita yang di sebelah Umi bilang kalau kuntilanak, berarti malam saat kejadian ya ada lah di sana." bisik Maharani lagi.
"Ada di kejadian bukan berarti dia pelaku nya, kau ini bagai mana sih." sengit Nana.
"Bisa jadi cuma mampir saja untuk melihat, itu aroma darah nya pasti kemana mana." ucap Purnama.
Mereka sibuk berdebat siapa yang sudah mengambil janin nya Siti, namun keluarga nya tidak tau karena menganggap ini cuma keguguran biasa yang tidak ada sangkut paut nya dengan iblis jahat.
Selamat pagi pembaca othor, buat Kakak Siti H monggo di baca lagi part ini apa kah sama dengan punya sampean ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
evi siagian
wah author2 kesayangan aku jgn ada selisih paham y,semua karya2 kalian bagus walau aku sering ganti akun Krn hpnya rusak tp aku tetap folow keduanya,plis jgn ada salah paham y,soalnya q pecinta berat kalian berdua
2025-05-08
10
V3
maaf mmg tuk di awal Bab agak mirip-mirip sich ceritanya ,,, tp tuk bab yg kedua nya Alhamdulillah aku rasa berbeda.
jujur sebelum aku ketemu karya nya Kak NoviTa ,,, sudah jauh-jauh sebelum nya aku sllu Setia baca karya nya Kak Siti H.
semoga Kak NoviTa dan Kak Siti sllu Sukses tuk semua Karya-karya nya ,,, 🤲🏻 Aamiin
jangan ada kesalahpahaman lagi yaa Akak Tersayang Semuanya 😘 Lope Sekebon tuk Kalian Berdua ❤️
2025-05-08
1
nara
beda jauh lho ksk thor aku dah pernah baca kuntilanak pemakan janin ini dulu 'pakai akun yg lama ttp smngat kak thor ,mba pur and the geng udah muncul dibab awal tambah semngat bacanya ini love sekebun "sehat slalu kak thor
2025-05-08
2