Setelah pergi menenangkan diri dengan segala pengkhianatan yang diterimanya. Akhirnya Sandrina bangkit dari duduknya dengan sebuah tekad yang sudah dipikirkannya matang-matang. Jika kakaknya sudah mengambil tunangannya, maka sudah seharusnya dia membalaskannya, bukan? Bukan hal sulit untuk merayu pria, apalagi Sandrina memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang menggoda
Jika kakaknya sudah pernah berbagi selimut dengan Tommy, tunangannya. Maka Sandrina harus bisa mengambil resiko untuk berbagi selimut dengan pria yang dijodohkan dengan kakaknya, Bastian Helford. Tidak peduli jikapun nanti Bastian akan tergoda atau tidak, dia setidaknya harus mencoba. Kakaknya harus menerima sesuatu yang setimpal dengan apa yang diberikan padanya
Jika Tommy menjadi bekas sang kakak, maka Bastian harus menjadi bekas dirinya. Baru setelah itu mereka impas.
Alih-alih membuat perhitungan akan pengkhianatan tunangannya dengan sang kakak. Sandrina kini malah menyibukkan diri mencari tahu info apapun tentang Bastian, bahkan untuk hal sekecil apapun tidak luput dari perhatiannya terhadap pria kakaknya yang sekarang menjadi incarannya
🍀🍀🍀
Tap...tap...
High heel yang dipakainya berdetak seiring langkah menuju tempat tujuannya. Sandrina terhenti sembari menatap bangunan di depannya yang banyak orang berlalu lalang disana, ada yang masuk dan ada yang keluar. Siapapun yang berada disana jelas tahu gedung apa yang saat ini terpampang dihadapan Sandrina, karena ada tulisan besar yang menghiasi didepannya
BAR HEAVEN
Sandrina menyentuh dadanya yang berdetak dua kali lebih cepat, ini adalah pengalaman pertamanya memasuki bar dan juga pertama kali dirinya memakai pakaian yang begitu kurang bahan. Dia memakai pakaian yang begitu ketat membungkus tubuh indahnya, pakaian yang bahkan hanya menutupi sebagian pahanya, sedang kerah lehernya berbentuk V, membuat bongkahan kembar dibaliknya tampak mengintip dengan menggoda. Sandrina kini terlihat persis seperti wanita penggoda pada umumnya.
"Tenang Sandrina, kamu hanya perlu masuk ke dalam sana lalu temukan pria itu dan jalankan rencanamu" ujar Sandrina pada dirinya sendiri sembari menarik nafas dan menghembuskannya. Dia harus berani mengambil resiko jika sudah berniat kan?
Sandrina sudah terlalu putus asa dan jalan yang ditemuinya sudah buntu, jadi resiko apapun akan dihadapinya. Persetan dengan rasa takut didalam diri, bahkan tikus yang dipermainkan oleh kucing juga akan menggigit saat terpojok. Dan begitulah gambaran dirinya sekarang. Sandrina sudah benar-benar buntu untuk memikirkan apapun sekarang. Dia hanya ingin membalas kakaknya, Odette
Dress merah kurang bahan yang dipadukan dengan heel warna senada terlihat cukup memukau pada tubuh Sandrina. Baru saja kakinya melangkah masuk kedalam bar, sudah ada beberapa pria nakal yang bersiul menggodanya, mengatakan hal-hal awam yang didengarnya. Sandrina menjadi semakin gugup. Apa jalan yang diambilnya sekarang ini sudah benar?
Dia mendapat info kalau Bastian suka menghabiskan waktu di bar ini pada malam minggu. Walau sering keluar masuk bar, tapi pria itu tidak pernah terkena rumor buruk dan tidak pernah terdapat kabar Bastian dekat dengan wanita atau menghabiskan waktu dengan para wanita. Pria itu hanya sering menghabiskan waktu dengan teman-temannya di bar tersebut. Info itu cukup membuat Sandrina pesimis untuk menggoda Bastian, tapi dia sudah bertekad. Mustahil di dunia ini ada pria yang tidak tergoda dengan wanita, kecuali pria itu memang punya penyakit yang berkelainan
"Jangan gugup. Kamu pasti bisa melakukannya, Sandrin!" Sandrina sekali lagi menyemangati dirinya sendiri lalu berjalan tegak mengabaikan siulan dan panggilan nakal para lelaki disana. Dia hanya memfokuskan diri mencari keberadaan Bastian ditengah hiruk pikuk manusia yang larut dalam kesenangan duniawi
"Dimana dia?" Sandrina berucap lirih sembari mempertajam tatapannya mencari keberadaan Bastian. Selang beberapa saat mencari, Sandrina akhirnya menemukan pria itu duduk di meja bartender dengan seorang pria lainnya yang Sandrina yakini sebagai teman pria itu
"Itu dia," gumam batinnya dengan mata yang tertuju fokus pada sang pria. Bastian terlihat cukup mencolok diantara kerumunan orang yang sedang asik meliuk liukkan tubuh mengikuti irama musik yang terhentak. Pria itu masih memakai jas kerjanya dengan kemeja putih yang membaluti tubuh. Namun bukan itu yang membuatnya mencolok, melainkan wajah sang pria yang terpahat seakan tanpa cela. Sungguh Odette begitu beruntung dijodohkan dengan pria itu
Bastian Helford, dia adalah putra tunggal sekaligus pewaris mutlak dari perusahaan raksasa Holding group. Perusahaan yang bergerak hampir disemua bidang dan menguasai tangga bisnis di kotanya. Pria yang sudah dijodohkan dengan kakak tirinya Sandrina
Sandrina tertegun sejenak menikmati pemandangan saat Bastian mengangkat gelasnya dan meneguk minuman itu, jakunnya yang bergerak naik turun saat minuman itu melewati kerongkongannya sungguh pemandangan yang sangat menggoda
"Tidak ada yang berubah sedikit pun. Dia masih begitu tampan. Masih terlihat begitu mempesona," batin Sandrina menatap pada Bastian dari jauh. Sandrina memang mengenal Bastian dari dulu dikarenakan pria itu selalu jadi topik perbincangan keluarganya. Keluarganya begitu senang dengan perjodohan yang terjadi antara Bastian dan Odette hingga terus menerus menggaungkan topik itu di setiap perkumpulan, seakan sedang memperjelas pada Sandrina kalau Odette begitulah istimewa karena menjadi jodoh pria se sempurna Bastian.
Lalu, apakah Bastian mengenal Sandrina? Sandrina ragu untuk menjawabnya, karena jelas jawabannya adalah Bastian sama sekali tidak tahu menahu tentangnya. Karena sudah jelas, Bastian pasti hanya mendengar nama Odette yang disebutkan tanpa pernah tahu apapun tentangnya yang nyata terstatus hanya sebagai anak angkat
Menilai sikap dan sifat Bastian, Sandrina jadi ragu dia akan berhasil merayu pria itu. Dia bahkan dengan begitu bodohnya masuk kedalam sini tanpa rencana yang matang. Sandrina hanya berencana menggoda Bastian untuk tidur dengannya sebagaimana kakaknya yang tidur dengan Tommy, tunangannya. Tapi Sandrina bahkan tidak tahu cara menggoda yang benar, lalu bagaimana dia akan merayu orang seperti Bastian, yang terkenal dingin dengan setiap wanita
"Apa aku bisa merayunya?" batin Sandrina bertanya sembari berjalan mendekat kearah meja bartender dari sisi lain dimana Bastian saat ini duduk dan berbincang dengan teman disebelahnya.
Sandrina terus saja memperhatikan pria itu hingga pria lain yang tadi berada disamping Bastian terlihat pamit pergi pada Bastian dan berlalu dengan terburu-buru. Kini tinggallah Bastian seorang yang duduk sembari kembali meneguk minumannya.
Merasa seperti sedang diperhatikan, Bastian dengan mata tajamnya langsung memalingkan wajahnya menatap pada Sandrina. Gadis itu terpaku saat tatapan mereka bertemu,
"Oh, astaga!" serunya terkejut saat dia ketahuan. Kegugupan mulai kembali mengisi dirinya. Buru-buru Sandrina memutuskan tatapannya lalu menunduk sembari membatin
"Apa aku terlalu fokus menatapnya hingga dia bisa merasakannya, ya?" tanya batinnya sembari menarik kursi di meja bartender untuk didudukinya
"Tenanglah! Kamu harus tetap bersikap tenang, Sandrin." gumamnya lirih memperingati diri. Dia tidak boleh terlihat gugup jika ingin membuat mangsanya masuk jebakan
"Berikan aku segelas Wine," ujarnya pada bartender yang segera bergerak mengambil gelas. Sandrina butuh untuk menenangkan diri saat kegugupan mulai kembali melandanya
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
sari
wuah seru/Drool//Drool/
sandrin aku suka gayamu
ayo goda terus mas babas/Joyful//Joyful/
2025-05-06
3
Adek Abang
ayo sandrina Pepet terus si Bastian biar tau rasa itu si odette
2025-05-17
1