"Beneran Bang?" Kirana bertanya lewat telpon sembari mengemudi. Melirik sekilas Athaya yang asik dengan mainannya.
"Iya gak papa Sayang. Gak usah khawatir tentang Athaya."
Suara Akbar yang penuh pengertian di seberang sana membuat Kirana tersenyum bahagia. Baru saja ia mendapat telpon dari Dita. Wanita itu mengajaknya bertemu.
"Ok, aku otw kesana." Kirana menuju kantor Akbar. Sang suami mengatakan bahwa masih ada pekerjaan tapi masih bisa sambil menjaga Athaya. Padahal Kirana tak keberatan membawa sang putra untuk menemui sahabatnya. Tapi bagi Akbar. Kirana seharusnya menghabiskan waktu bersama teman asal teman itu wanita. Apalagi seorang sahabat seperti Dita.
Akbar hanya ingin, Kirana meluangkan waktu untuk dirinya juga. Semacamnya Me time.
***
"Papa!"
Akbar merentangkan tangan pada Athaya. Bocah itu berlari ke dalam pelukan sang Papa. Di susul Kirana yang mencium pipi sang suami.
"Mau lagi," bisik Akbar.
Kirana menahan senyum dan menaikkan satu alis menggoda kemudian berkata, "Iya, nanti malam aja."
Akbar tersenyum senang. Lelaki itu kemudian membawa Kirana ke pelukan. Athaya memperhatikan kedua orang tuanya dengan mengerjapkan mata.
"Berangkat sekarang?" tanya Akbar dan Kirana menganggukkan kepala.
"Ya udah ayo," ajak Akbar dan Kirana malah menghalangi sang suami.
"Gak usah di antar, aku bisa sendiri kok." Kirana tak ingin merepotkan sang suami. Dengan sedikit paksaan akhirnya Akbar menyetujui. Untuk tak mengantar sang istri.
"Ya udah tapi tunggu dulu." Akbar meletakkan Athaya di sofa. Lalu melangkah ke arah Kirana.
"Mau lagi yaa?" pintanya dengan sorot mata menggoda. Kirana membelalakkan mata. Dengan sorot mata, ia berkata bahwa tak bisa karena ada Athaya. Ia tau, Akbar meminta beberapa kecupan atau sebuah ciuman yang bagi Kirana tak pantas di lihat Athaya.
"Ok Pa," ucap Athaya yang membuat Kirana mengernyitkan dahinya. Detik selanjutnya, tangan mungil itu menutup sendiri kedua matanya. Athaya menutup mata dan Akbar tersenyum lebar karena sang putra begitu paham dan menurut saja.
Selanjutnya, dengan gerakan cepat Akbar meraih pinggang Kirana dan mengecup bibir sang istri lembut dan penuh cinta.
Sebuah kecupan yang bahkan mampu menggetarkan jiwa Kirana. Mungkin karena cinta, Kirana merasa terbuai rasa. Padahal sudah sering melakukannya.
***
"Assalamu'alaikum!" Kirana berucap setelah memamerkan senyum kebahagiaan.
Dita dan Nila menjawab salam Kirana. Sementara Mia tak ada. Wanita itu sedang berada di Belgia. Ia bekerja di sana.
"Apa kabar Na?" Nila berucap ceria dengan wajah berseri bahagia. Kirana tersenyum dan mengatakan baik. Setelah bertukar kabar, Kirana mulai bertanya, sepertinya ada kabar dari dua sahabatnya.
Kirana terkesima saat Nila mengatakan bahwa itu akan mengadakan pernikahan dalam waktu dekat. Lebih kaget lagi saat tau, calon suami Nila adalah teman seangkatan mereka.
"Tapi Na, nanti di sana kemungkinan ada Raga. Ilham 'kan dulu temen deket Raga. Jadi, gue gak bisa ngelarang Ilham gak ngundang Raga." Nila berucap dengan raut wajah menyesal.
Kirana mengulas senyum seperti biasa dan berkata, "Gak papa La, lagian udah waktunya lupain masa lalu."
"Gue mau lo datang Na," ucap Nila dengan mencebik menggemaskan.
Kirana tertawa kemudian berkata, "Iya-iya Nilaaa ...." mencubit ujung hidung Nila.
"Oh yaa, Athaya kok gak di bawa Na?" tanya Dita. Kirana langsung menjawab bahwa Athaya bersama suaminya.
"Baik banget sih punya suami," puji Dita.
"Suami gue 'kan emang beda." Kirana menyombongkan diri.
"Idihh! ntar gue ambil baru tau rasa lo!" ucap Dita menggoda Kirana. Wanita itu membelalakkan mata.
"Ambil aja kalau mau. Goda aja dia sepuasnya. Kalau tergoda, gue siap pergi dari kehidupannya!" Kirana berucap berkoar-koar. Seolah menganggap perkataan Dita bukan candaan.
"Yakin?" Tapi Dita semakin penasaran.
"Iya, beneran." Kirana berucap yakin. "Tapi gue pastiin dia gak akan tergoda. Karena udah punya istri yang hampir sempurna."
Dita memutar bola mata, keangkuhan Kirana memang tak berubah sedari dulu.
"Gue cuma becanda Na," ucap Dita menyerah saat wanita itu terlihat kesal.
"Iya gue tau, tapi tetap aja kesel."
"Kata orang, suami itu kalau gak di ambil Tuhan ya pelakor," celetuk Nila tiba-tiba.
"Gue malah lebih baik di ambil Tuhan dari pada cewek lain." Kirana menjawab spontan.
***
Buat temen-temen yang takut Akbar selingkuh atau konflik yang berat semacamnya.
Maaf yaa, tapi Zaraa tipe penulis yang gak suka punya alur sama kek penulis lainnya. Kalau kalian baca semua novel Zaraa. pasti tau bahwa sebisa mungkin, Zaraa akan membuat alur yang amat berbeda.
Gak pasaran dan berusaha untuk gak mengecewakan tapi susah 'kan. Karena gak bisa buat alur sesuai keinginan ribuan pembaca. 😂😂
Maaf gak bisa buat cerita sesuai keinginan kalian, karena cerita ini punya Zaraa. Kalian bisa memberi saran. Tapi yang berhak menentukan jelas Zaraa 🙈
Untuk yang masih stay baca cerita ini nanti. Zaraa ucapkan terima kasih yaa. Terima kasih karena udah baca cerita yang Zaraa buat.
Kalau gak suka, silakan out dari lapak saya. Gak usah banyak bacot yang malah bikin mood down. Btw, sebenarnya Zaraa gak baperan. Ini baru up karena lagi sibuk di dunia nyata.
Jadi kalau sampai down berarti emang udah berasa damagenya 😭😂😂
Panjang amat yaa. 😂 maaf yaa banyak notenya. Soalnya suka berkomunikasi sama kalian semua ❤❤
Mohon dukungannya dengan like, komentar dan vote kalau ada ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PALING TIDAK SENANGKN HATI PEMBACA DONK..
2023-07-20
0
Anita Devi
karya moe memang tidak sama dengan yang lain thooor
lanjuuuut
2022-01-04
0
daripada di ambil pelakor mending di ambil tuhan ya ,setidak nya cinta terakhir suami ya kita yang mendampingi sampe akhir hayat ☺️☺️
2021-09-24
0