Bab 3

Saat ini, Keisya sudah berada di dalam sel tahanan. Banyak bukti dan saksi yang dihadirkan untuk memberatkan kasus nya.

Keisya bahkan sama sekali tidak tahu dengan saksi-saksi dan bukti-bukti itu. Entah siapa yang mencoba untuk memfitnah diri nya sedemikian rupa.

Bahkan, pengacara pun ia tak punya. Ia seperti seorang diri menghadapi semua nya. Semua tuduhan yang tak benar itu, terpaksa ia terima.

Karena semua bukti, mengarah pada nya. Entah bagaimana mereka yang memfitnah nya itu, merekayasa. Kini, Keisya berada di dalam penjara dan meratapi nasib nya di sana.

"Hay anak baru. Sini pijitin aku."

"Baik, Bos."

Wanita yang di panggil Bos adalah wanita yang sangat di takuti di dalam sana. Entah mengapa, tak pernah ada yang tahu apa kesalahan wanita itu.

Ia sudah berada di sana selama bertahun-tahun lamanya. Ia juga memiliki pengikut yang banyak di dalam sana.

Keisya pun mencoba memijit wanita itu dengan benar. Karena terakhir kali ia salah dalam melakukan nya, tubuh nya langsung di ten-dang dan ia kehilangan banyak da-rah.

Semua tahanan yang ada di sana, begitu ke-jam dalam memperlakukan Keisya. Bahkan, seminggu sekali akan ada tim khusus yang datang untuk menyik-sa nya.

Tim itu, adalah tim yang di datangkan oleh keluarga Atmajaya, untuk membalas rasa sa-kit yang telah di lakukan Keisya pada Karla.

"Bagaimana rasa nya, Karla?" Ucap Nyonya Atmajaya saat itu. Ia sedang menjenguk Keisya di tahanan.

Dengan kaki pincang, dan wajah yang bengkak, Keisya berusaha untuk menemui wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi Mama nya.

"Ma, apa tak ada sedikit belas kasih padaku? Kita sudah bertahun-tahun bersama, tapi Mama sama sekali tak bisa melihat, apakah aku mungkin melakukan semua itu."

"Jangan panggil aku Mama. Anak bungsu ku hanya Karla. Kau adalah penipu. Andai saja aku dulu tidak begitu saja mempercayai hasil tes DNA itu. Pasti, aku tidak akan salah dalam mengenali kalian berdua."

"Ma, sudah lah. Karla sudah memaafkan segala nya." Ucap gadis itu. Kini, ia tampak lebih baik dan cantik dari sebelumnya.

Bahkan, ia tak tampak seperti pernah terlu-ka parah. Tidak seperti Keisya. Tubuh nya hancur lebur luar dalam.

"Karla, bukan kah kita berteman? Aku sama sekali tidak tahu tentang yang terjadi beberapa tahun yang lalu." Ucap Keisya.

"Keisya, apa kamu lupa? Dulu, kamu pernah meminta sehelai rambut ku."

"Untuk apa aku meminta sehelai rambut mu? Aku bisa menemukan rambut mu yang berserakan dimana-mana. Karena sejak dulu, kamu paling malas menjaga kesehatan rambut."

"Diam kamu! Masih berani nya kamu mengatakan hal itu pada anak kandung ku. Oh ya, hari ini aku datang untuk memberitahukan mu sesuatu."

"Apa itu?"

"Pertama. Jangan pernah panggil aku Mama. Kedua, Karla akan menggantikan mu menikah dengan Tama. Karena memang dari awal, dia lah anak keturunan kami. Dan ketiga, ini adalah terakhir kali nya kita bertemu. Setelah ini, silahkan nikmati hidup mu di dalam penjara."

"Bu Ratih, apa benar anda akan melupakan ku begitu saja?"

Keisya bangkit dari duduk nya secara perlahan. Dengan menahan rasa sa-kit di area wajah nya, ia tatap wajah Wanita yang pernah ia panggil Mama.

"Memang nya siapa kau? Tak ku bu-nuh saja kau harus bersyukur. Kau benar-benar ja-hat, Keisya. Kau ja-hat sekali."

"Aku tidak seperti itu. Semua nya fitnah. Aku di fitnah."

"Sudah lah! Ayo Karla, kita pergi. Mama muak lama-lama di sini. Habis ini, kita ke salon, ya. Trus makan dan belanja keperluan kamu."

"Iya, Ma. Terima kasih."

"Tak perlu berterima kasih. Kamu adalah anak Mama."

Mereka pergi setelah mengatakan hal itu di depan Keisya. Dan kini, Keisya pun kembali lagi ke dalam sel tahanan.

Semakin hari, lu-ka di tubuh dan wajah nya semakin banyak. Bahkan, ia sering tak makan dan di beri makanan basi.

Tak ada satu pun yang iba pada nya. Keisya hanya menunggu untuk ma-ti. Mungkin dengan jalan itu, ia bisa tenang di alam sana.

"Keisya! Ayo bangun. Waktu nya menerima hukuman mu." Ucap salah satu wanita berbadan tegap.

Wanita ini, sudah beberapa kali datang dan menyik-sa nya. Bahkan, tak ada satu pun yang tahu tentang sik-saan demi sik-saan yang di terima oleh Keisya.

Mereka biasa nya beraksi di malam hari. Supaya tak ada yang menjadi saksi mata. Jaga-jaga, jika Keisya mati. Maka tak ada yang akan melihat nya.

"Kali ini, hukuman apa yang akan aku terima?" Tanya Keisya dengan lemah. Ia sudah pasrah dan tak tahu harus apa.

Namun, ia masih bingung. Sebelum ia di datangi oleh wanita-wanita ini. Salah satu teman sekamar nya memberikan ia satu pil.

Ia tak tahu dan tak mau tahu apa fungsi pil itu. Yang ia tahu, wanita sekamar dengan nya membisikkan sesuatu.

"Makan lah pil ini. Ia akan membantu kamu keluar dari semua masalah yang ada. Ingat lah aku. Ingat lah nama ku. Aku yang memberi mu pil ini. Nama ku, Agnes."

Tanpa bertanya, Keisya langsung menelan pil itu. Tak ada yang terjadi. Semua baik-baik saja sampai wanita-wanita yang menyik-sa diri nya itu datang.

Dan di sana lah mereka saat ini. Di sebuah ruangan tertutup yang bau amis. Keisya sudah biasa mencium aroma itu.

"Keisya, kau sungguh tangguh. Sudah beberapa bulan kau di sini dan menerima hukuman ini. Tapi, kau sama sekali belum ma-ti juga."

"Jika tujuan kalian adalah membuat ku ma-ti, mengapa tidak kalian bu-nuh saja aku langsung."

"Ooh,, jika kau cepat ma-ti, kami akan menerima sedikit uang. Kami harus mengirim video saat kau di sik-sa pada Tuan. Supaya mereka puas. Semakin kau tersik-sa, semakin banyak uang kami."

"Apakah itu keluarga Atmajaya?"

"Tentu saja. Mereka semua bahkan tertawa bahagia saat melihat video penyik-saan mu. Bahkan, mantan calon suami mu. Laki-laki itu, bisa langsung akrab dengan Anak kandung yang baru di temukan."

"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Bukan kah kalian ingin uang?"

"Oh, tentu saja."

Mereka semua pun, mulai menyik-sa Keisya lagi. Kali ini, seluruh tubuh nya di si-ram oleh air panas. Rambut nya di gunduli. Tangan nya di patahkan.

Keisya benar-benar sudah tak sanggup lagi menahan seluruh sik-saan itu. Hingga tiba-tiba, nafas nya pun terhenti.

"Udah ma-ti dia." Ucap salah satu dari mereka.

"Ah, bagaimana ini? Dapat uang sedikit kita. Belum apa-apa juga. Masih ada ja-rum yang mau aku ma-sukkan ke dalam kuku nya."

"Iya. Aku pun sama. Nih, aku bawa si-let. Tapi, sekarang nggak guna. Jadi, kemana kita bawa mayat nya?"

"Bawa aja ke dapur umum. Katakan saja, ia ma-ti terkena minyak panas. Lagian pun, tak ada yang peduli dengan kematian wanita ini. Paling juga, mayat nya akan di buang begitu saja ke hutan."

Mayat Keisya pun di letakkan di dapur. Mereka membuat seolah-olah Keisya mati karena sesuatu yang ada di sana.

Dan benar saja, pihak kepolisian pun tak ada yang peduli dengan jasad wanita itu. Tak ada yang menyelidiki. Semua nya di anggap kecelakaan.

Kini, jasad Keisya terbaring di kamar mayat. Tak ada siapapun yang datang untuk membawa jasad itu.

Hingga tiba-tiba, seorang laki-laki datang dan membawa jasad nya. Entah siapa laki-laki itu. Sebelum ia membawa jasad itu, ia menangis sesenggukan dan begitu han-cur.

"Kei, jangan tinggal kan Aku. Aku mencintaimu."

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

keysa.. sunguh kejam mereka menyiksamu
tgu saja pembalasan nya
aq harap ini blm berkahir dr pil itu mgkin ada harapan baru ohh kk thor dr dlu knp awal karya mu bikin mewek sihhh

2025-06-30

0

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

terlambat laki laki ituu datang,, setelah key jadi mayat

2025-05-12

0

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃

Othor kenapa dirimu buat kesya seperti itu

2025-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!