Perlahan Mentari mulai naik keperedarannya. Menerangi bumi dengan sinarnya. Kicauan burung pun kian terdengar saling bersahutan.
Seorang gadis yang tak lain adalah Mentari atau yang sering dipanggil Tata mulai terbangun dari tidurnya. Meninggalkan sejuta mimpi yang sempat di singgahinya kala tertidur.
Matanya perlahan terbuka seiring dengan biasan cahaya yang masuk lewat celah tirai yang tidak tertutup sempurna. Berusaha mengumpulkan segenap kesadarannya sebelum akhirnya beranjak meninggalkan temat tidur.
"Selamat pagi, dunia." Bibirnya perlahan mulai terangkat menyambut hari yang akan ia lewati. Namun seketika senyuman itu pudar tak kala mengingat akan sesuatu hal yang akan membuatnya kesepian selama beberapa tahun kedepan.
"Huft... Hari ini akan menjadi sejarah terakhir dimasa putih abu-abu. Hari ini juga akan ada pengumuman penentuan kelulusan di sekolah. Dan itu artinya tidak lama lagi, perpisan itu akan menghampiri." Tata tertunduk setelah mengatakan itu. Dada nya mulai sesak dan matanya pun berkaca-kaca. Sungguh ia belum sanggup untuk sebuah perpisahan. Tapi, kehidupan harus terus berjalan.
Tak ingin terlalu lama larut dalam kesedihannya. Tata menghela nafas dengan berat sebelum akhirnya ia beranjak memasuki kamar mandi.
Cukup lama dengan ritual mandinya, Tata akhirnya keluar dengan seragam sekolah yang telah melekat pada tubuhnya. Seperti biasa, gadis itu memolesi wajahnya dengan make up tipis dan seadanya. Karena sebenarnya, tanpa memakai itu semua pun ia sudah kelihatan cantik.
Tata keluar dari kamarnya, lalu segera turun dan ikut bergabung dengan anggota keluarga lainnya di meja makan.
"Good morning my first love."
"Good morning my second love."
"Good morning juga bunda ku yang tersayang." Kecupan bertubi-tubi ia berikan pada wajah sang bunda.
"Kalau ayah adalah cinta pertama kamu dan abang adalah cinta keduamu. Lalu bunda apa ?" Protes sang bunda.
Tampaknya ibu dari dua anak itu, sedang memprotes ucapan sang putri barusan. Ia tidak terima karena disapa berbeda dari suami dan anak laki-lakinya.
Tata terkekeh mendengar sang bunda yang melayangkan protes padanya. "Hhehe... Kalau bunda sih pemilik seluruh cintanya, Tata," ucap gadis itu.
Bunda Tasya tersenyum tipis mendengarnya. Sebenarnya ia sama sekali tidak cemburu, hanya saja ia ingin mengisengi putri kesayangannya itu.
"Masa sih ? Kok bunda ngak percaya ya !" Seru sang bunda.
"Ih, masa bunda ngak percaya sih sama Tata," cemberutnya.
"Hhaha... Iya-iya bunda percaya kok sama kamu." Tawa sang bunda. "Udah, sekarang duduk disana, kita sarapan dulu," Titahnya kemudian.
Tata menarik kursi disamping Arkana - Abangnya, lalu mendudukkan dirinya disana. Mereka semua menikmati sarapan mereka tanpa suara sedikitpun. Karena itu sudah menjadi bagian dari peraturan sang ayah, bahwa tidak ada yang boleh bicara saat makan.
"Sayang, kamu kesekolah sama ayah atau mau bawa mobil sendiri ?" Tanya ayah Herlambang memberikan pilihan.
"Ngak deh yah. Hari ini, Tata mau diantar sama abang aja. Udah lama ngak berduaan sama orang ganteng," ucap Tata sembari mengedipkan matanya pada Arkana.
"Ihh, lihat tuh bun. Tata keganjenan, masa aku di kedipin sih," adu Arkana.
Tata, bunda Tasya dan ayah Herlambang pun tertawa mendengar ucapan Arkana. Sudah lama sekali mereka tidak tertawa bersama seperti ini.
"Mau ya bang, anterin Tata, please," ucap Tata memelas.
Melihat wajah memelas sang adik, Arkana pun menjadi tidak tega. Meskipun mereka sering berantem karena hal sepele, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa mereka saling menyayangi.
Arkana yang jahil, tidak akan tega melihat adiknya sedih. "Iya, nanti abang anterin," jawab Arkana sembari mengacak rambut Tata.
"Oh iya yah, nanti Tata izin pulang telat ya." Izin Tata pada sang ayah.
"Pulang telat ?" Beo sang ayah. "Mau kemana memangnya ?" Tanya sang ayah lagi.
Herlambang memang sangat overprotektif pada anak-anaknya terlebih pada putri semata wayangnya. Ia tidak akan mengizinkan anak-anaknya pergi apalagi pulang malam melebihi jam 8 malam. Kecuali jika alasannya tepat.
"Hari ini kan hari pengumuman kelulusan di SMA Nusa bangsa yah.. Jadi nanti kita mau jalan-jalan untuk ngerayain hari kelulusan. Apalagi setelah ini Tata ngak tau kapan akan ketemu sama empat krucil-krucil itu," jawabnya sedikit sendu mengingat sebentar lagi dia akan berpisah dengan sahabat-sahabatnya.
"Boleh ya yah, please," ujarnya semberi memelas pada laki-laki yang dia panggil ayah itu. Tangannya mengatup rapat memohon pada ayah nya.
"Okee. Ayah izinin tapi dengan syarat ngak boleh pulang lewat dari jam 8 malam," ujar Herlambang.
"Okee siap ayah," jawabnya sumringah. Ia segera berdiri dari duduknya lalu memeluk manja ayahnya. Sementara bunda dan kakaknya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah ayah dan anak itu.
☆☆☆
Arkana menginjak rem mobilnya ketika mereka telah sampai di depan gerbang SMA Nusa Bangsa.
"Gue masuk dulu ya, bang." Tata mencium punggung tangan Arkana sebelum turun dari mobil.
"Iya." Arkana melayangkan sebuah kecupan di wajah sang adik sebelum ia keluar. Itu sudah menjadi kebiasaan Arkana untuk mencium Tata sebelum berpisah.
Arkana kembali melajukan mobilnya ketika Tata sudah memasuki gerbang sekolah. Langkah Tata terhenti ketika mendengar suara orang memanggil namanya.
"Tata." Teriak seseorang yang tak lain adalah Abel - sahabatnya.
"Abel." Mereka berdua saling melemparkan senyuman setelah saling menyapa.
"Lo diantar sama siapa ?" Tanya Abel tiba-tiba.
"Sama abang." Abel mengangguk. Sebenarnya ia sudah tahu siapa barusan mengantar sahabatnya itu. Hanya saja, ia kembali menanyakan untuk sekedar basa-basi.
Fakta lainnya adalah, ternyata selama ini Abel menyimpan perasaan terhadap Arkana. Namun, ia memilih memendamnya karena tahu bahwa Arkana hanya menganggapnya sebagai seorang adik atau sahabat dari adiknya.
"Yang lain mana bel ?" Tanya Tata.
Abel mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban. "Ngak tau gue, mereka pada kemana."
Kini, keduanya kembali melangkah memasuki kelas mereka.
☆☆☆
Teriknya mentari membuat banyak orang mengeluh ketika berada dibawahnya. Kelima sahabat itu kini sedang duduk dikantin setelah menerima pengumuman hasil kelulusan.
"Gimana guys, kalian lulus ngak ?" Tanya Tata.
"Iya lulus lah," jawab Ara songong.
"Tentu aja lulus," sahut Gilang.
"Alhamdulillah lulus kok," seru abel.
Lalu keempatnya menoleh pada Kenzie yang hanya diam sedari tadi. "Lo gimana ken ? Lulus atau ngak nih, diam aja dari tadi," ujar Tata.
Kenzie yang awalnya tertunduk pun, mengangkat kepalanya dengan gaya coolbya. Sudut bibirnya mulai terangkat perlahan. "Lulus lah, masa ngak lulus sih," jawabnya kemudian.
"Masa kalian merangukan kemampuan dan kecerdasan seorang Kenzie sih," tambahnya dengan percaya diri.
Semua sahabatnya terperangah mendengar ke Pd-an Kenzie. "Dasar playboy cap alim," Teriak mereka semua yang disusul oleh tawa.
"Guys, aku punya rencana," seru Ara tiba-tiba.
"Rencana apa ?" Tanya Gilang.
"Hari ini adalah hari terakhir kita disekolah ini. Dan juga mungkin hari terakhir kita bersama, Karena setelah ini kita akan pergi mengejar mimpi kita masing-masing," ujar Ara dengan sendu.
"Jadi ?" Tanya Abel.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama hari ini ?" usul Ara lagi. Tapi tiba-tiba kepala gadis itu dijitak oleh gilang.
"Aww.. Kenapa malah di jitak sih !" Seru Ara kesal.
"Hey, nona Ara yang terhormat. Kita sudah membicarakan hal ini kemaren. Dan hari ini kita memang akan jalan-jalan," jawab Gilang.
"Benarkah ? Lalu kenapa kalian tidak memberi tahu ku ?" Tanya Ara lagi.
"Bukan tidak memberi tau mu. Tapi lebih tepatnya kau sendiri yang tidak mendengar karena terlalu sibuk dengan makanan mu." Kali ini Abel yang menjawab pertanyaan Ara. Gadis itu ikutan jengkel melihat sahabat nya yang hobi mengemil itu.
"Hhehe.. Maafkan aku," jawabnya terkekeh karena merasa malu dengan perilakunya yang tidak bisa fokus jika ada makanan dihadapannya.
☆☆☆
Saat ini mereka telah sampai disebuah wisata dikabupaten kerinci. Sebuah kabupaten yang memiliki motto "Sakti Alam Kerinci". Iya, saat ini mereka memilih pergi ke Rawa Bento.
Rawa Bento merupakan rawa tertinggi yang ada di Sumatera yaitu pada ketinggian 1333 mdpl. Rawa ini terletak di terletak di Desa Jernih Jaya, Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi. Kawasan rawa dengan luas kurang lebih 1000 ha ini memiliki ekosistem rawa yang terdiri atas rumput rawa gambut, hutan rawa kerdil, serta danau rawa kecil. Rawa Bento berasal dari kata Bento, dalam bahasa lokal berarti rumput. Rumput rawa gambut pada rawa Bento didominasi oleh rumput Bento (Leersia hexandra: Poaceae). Sedangkan hutan rawa kerdilnya terdiri atas pohon-pohon Eugenia spicata, Palaquium sp., Syzygium sp, Elaeocarpus sp., Ficus sp, dan lain-lain.
Sungai dan danau Bento memiliki banyak kandungan ikan seperti ikan semah (Tor douronensis), ikan pareh (Tor tambroides), ikan saluang (Rasbora lateristriata) dan belut (Monopterus albus). Tingginya kandungan ikan yang hidup di danau dan sungai Bento ini membuatnya menjadi sumber mata pencaharian utama bagi nelayan yang hidup di sekitarnya. Rawa Bento juga merupakan salah satu tempat favorit bagi para pengamat burung.
"Sungguh Indah Ciptaan mu Tuhan," ujar Tata menikmati pemandangan yang ada disana.
"Maka nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan," timpal Kenzie yang tiba-tiba ada disamping Tata. Tata mengalihkan pandangan, bibirnya terangkat mendengar ucapan Kenzie.
"Lo tau ngak, hanya lo playboy cap alim yang pernah gue temui muka bumi ini. Bagaimana mungkin lo bisa jadi playboy dengan tingkat ilmu agama yang tinggi," cerocos Tata.
Kenzie tersenyum mendengar perkataan sahabatnya itu, "Gue tuh sebenarnya cuma mau dan menikmati masa muda aja. Sebelum akhirnya nanti memberi seluruh cinta gue buat istri gue," jawab Kenzie
"Dasar cowok aneh," ucap Tata yang langsung pergi meninggalkan laki-laki itu.
To Be Continue...
Hallo Gengs !!!
Hari ini author update lagi yups !
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan cara Vote, Like dan Koment.
16 Sept 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nur Saqilla
jadi pengen ngunjungin danau yang ada di kerinci...indah banget
2020-12-10
1
diya
ternyata cantik sekali dikerinci, pemandangannya masya Allah luar biasa banget, suka sama novel nich
2020-09-18
1
Nova Yuliati
lanjut
2020-09-17
0