Rumah Baru

"Hey letakkan di sana,"

"Hati-hati jangan sampai pecah, ku pecahkan juga kepalamu nanti." Salwa mencubit pinggang Sean yang saat ini sedang memerintah anak buahnya. Suaminya itu selalu saja berbicara kasar tanpa bisa dicegah.

"Mas lembut dikit kenapa," Sean hanya nyengir saja mendapat teguran dari istrinya itu. Tangannya mengusap bekas cubitan Salwa dengan ekspresi pura-pura kesakitan.

Hari ini Sean dan Salwa memasuki rumah baru mereka, beberapa furniture yang mereka pesan sudah berdatangan sehingga membuat hari ini benar-benar hari yang menyibukkan.

Sean membeli rumah di kawasan elit yang letaknya agak dekat dengan pusat kota. Sean memulai bisnisnya di bidang property dan pariwisata. Ia sudah benar-benar keluar dari dunia hitamnya sesuai dengan janjinya kepada istrinya itu.

"Pegangin," Sean meminta Salwa memegang tangga yang akan ia gunakan untuk memasang foto pernikahan mereka.

"Jangan deh mas, kenapa gak minta mereka yang melakukan. Kalau mas jatuh nanti gimana?" Salwa mencegah agar Sean tidak perlu repot-repot naik tangga portable itu. Biarkan saja yang profesional yang bekerja. Sean hanya cukup mengarahkan saja tanpa harus turun tangan sendiri.

Sean menyandarkan tangga itu, lalu menarik ke dua sisinya hingga membentuk segitiga.

"Mas bisa melakukannya sendiri. Ini pekerjaan mudah," Sean masih bersikeras melakukannya sendiri. Mana mungkin ia mau diremehkan hanya karena melakukan pekerjaan sepeleh seperti itu saja tidak bisa.

"Ya... tapi tetap harus hati-hati," Salwa akhirnya mengalah, ia tahu suaminya itu sangat keras kepala. Lebih baik ia menurut saja daripada harus banyak membuang energi hanya untuk berdebat. Ia sudah cukup lelah karena seharian sibuk mengatur dan merenovasi rumah barunya.

Sean mulai menaiki tangga dengan Salwa yang menahan tangga itu supaya tidak bergeser. Tangan kirinya menentukan titik dengan memasang paku di permukaan dinding sementara tangan kanannya sudah bersiap dengan palu.

"Kurang ke atas lagi kayaknya," Salwa memberikan aba-aba setelah melihat titik yang ditandai Sean dengan paku. Sean naik lagi satu anak tangga untuk mencapai tempat yang lebih tinggi tapi sebelum ia menginjakkan kaki dengan tepat tiba-tiba ponselnya bergetar sehingga membuatnya terkejut. Kakinya yang hendak menanjak ke anak tangga tidak tepat dan....

"Aaaahhh....." Salwa berteriak saat Sean kehilangan keseimbangan

BRUUUKK

Tangganya oleng karena terhempas berat badan Sean yang jatuh. Sean mengaduh kesakitan, Salwa dan beberapa orang yang menyaksikan segera membantu Sean berdiri.

"No..." Sean mengangkat ke dua tangannya agar orang-orang tidak membantunya. Mana mungkin ia mau dipermalukan di depan banyak orang seperti itu. Sean mencoba berdiri dengan menyeret tangga yang menghalangi tubuhnya. Ia menapakkan kakinya , namun lagi-lagi ia terjatuh.

"Aaauuhh" Salwa memutar bola matanya melihat tingkah suaminya yang keras kepala itu. Ia membungkuk mengulurkan tangannya agar Sean menerima bantuannya.

"Mas bisa sendiri," ucap Sean yang masih berusaha berdiri sendiri. Salwa mengerutkan ke dua alisnya. Suaminya itu benar-benar menguras kesabaran.

"Kalau gak mau dibantu nanti malam gak ada jatah" Salwa berucap dengan sedikit malu. Tapi apa boleh buat, Sean hanya menurut kalau sudah diancam seperti itu. Entah mengerikan darimananya, tetapi cara yang digunakan Salwa sering kali berhasil membuat suaminya itu patuh.

"Yaaa.. jangan gitu," Sean menerima uluran tangan Salwa lalu berusaha menegakkan tubuhnya. Dengan merangkul bahu Salwa dan berjalan pincang Sean berhasil melangkah menuju kamar utama yang sudah selesai direnovasi.

"Masih sakit?" Salwa memperhatikan kaki Sean yang tampak kemerahan dan sedikit membiru. Sean hanya mengangguk tanpa bersuara, rasanya memang benar-benar sakit.

"Tulangnya patah gak ya?" Ucap Salwa memprovokasi, yang benar saja masak Sean harus mengenakan tongkat karena kakinya patah akibat hal konyol yang baru saja terjadi. Sungguh tidak keren bukan?

"Harusnya aku menyuruh Alan untuk ikut pindah ke sini, aku yakin laki-laki itu akan berguna kedepannya," Sean kembali menggerutu karena ia belum mendapatkan dokter pribadi yang terbaik seperti sahabatnya Alan.

Salwa menepuk perlahan ujung hidung suaminya dengan jari telunjuknya.

"Mas, kamu bukan sultan yang membuat semua orang harus patuh dengan perintahmu. Dokter Alan mungkin mempunyai alasan tersendiri menolak untuk pindah. Kamu harus menghargai keputusannya."

Salwa beralih mengambil lap bersih yang sudah di rendam dengan air hangat. Ia mengusap perlahan kaki Sean yang terlihat lebam itu. Ia mengoleskan minyak urut di bagian yang sakit lalu melakukan pijatan secara perlahan.

Sean tersenyum melihat begitu telatennya Salwa merawatnya. Hemm.. dia memang tidak salah memilih istri. Sudah cantik, baik dan juga penuh pengertian. Sungguh Sean merasa sangat beruntung.

Setelah selesai memijat kaki Sean, Salwa memakaikan selimut menutupi tubuh suaminya itu karena Sean terlihat sudah terlelap. Ia menghadiahkan kecupan hangat di kening suaminya itu sebelum memutuskan keluar dari kamar mereka.

"Selamat beristirahat suamiku," bisiknya lirih.

Salwa membereskan semua peralatan yang ia gunakan untuk merawat Sean lalu mengembalikannya ke tempat masing-masing. Seolah tidak tega, Salwa kembali menyibakkan selimut yang dipakai Sean untuk memeriksa kembali memar di kaki suaminya itu.

Salwa menghela napasnya perlahan. Ia merasa sepertinya kaki Sean akan segera membaik dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan penanganan medis. Salwa menutup kembali selimut tersebut lalu menegakkan tubuhnya untuk segera kembali ke ruang tamu dimana anak buah Sean sedang merenovasi rumahnya.

"Mau kemana?" Sean menarik tangan Salwa saat perempuan itu beranjak pergi.

"Bukannya mas tidur?"

"Tidak mungkin, kau punya satu janji dan mas mau menagihnya sekarang." Sean menipiskan bibirnya melihat Salwa yang mengingat-ingat tentang janji yang Sean maksudkan.

"Apa..." Sepertinya Salwa belum mengingat apa-apa tentang janji itu. Sean menangkup jemari Salwa dengan kedua tangannya lalu mencium punggung tangan Salwa lembut.

"Kau berjanji akan memberikan jatah malam ini," wajah Salwa terlihat merona mendengar penuturan Sean itu. Ia tadi hanya menggertak saja, tidak menyangka bahwa Sean dengan tidak tahu malu akan menagihnya secara terang-terangan secepat itu.

"Ini masih siang mas, belum malam. Lagi pula.... kakimu masih sakit, kau akan kelelahan dan kesakitan nantinya," Salwa menopangkan dagu dengan berjongkok di sisi ranjang sambil memberi pengertian kepada suaminya yang sedang manja itu.

"Yang sakit hanya kaki, bukan yang lain. Dan mas merasa tidak ada perbedaan jika kita melakukannya di atas sini," Sean menepuk-nepuk sisi ranjang yang kosong itu dengan memperlihatkan senyumnya yang tampak menawan.

"Tapi...."

"Sudahlah... mas akan cepat tidur kalau sudah tidak memikirkan hal itu lagi," bisikan Sean tersebut berhasil meluluhkan hati Salwa, tiada alasan lagi baginya untuk menolak.

"I..iya, baiklah. Tapi janji setelah ini harus beristirahat," ucap Salwa memperingatkan Sean.

"Iya... iya istriku..."

🙈🙈🙈🙈

Lanjut aja yaahh... mereka berdua gak usah dibahas lagi. Palingan juga gitu-gitu aja kelakuannya... 😄😄😄

Terpopuler

Comments

epifania rendo

epifania rendo

sean sean

2022-08-23

0

.sehuniiee

.sehuniiee

hadee😘😘😘😉

2022-01-31

0

serpihan 💔

serpihan 💔

betolll itu Thor, kelakuan mereka gitu2 aja ya kan😜, ada yg ingat GK, di season pertama si Salwa mandi di tengah hutan waktu terdampar di pulau, trus bendera mafia dijadikan penutup nya🤦, eh si Sean dtg malah ikutan mandi bareng sambil ehem ehem... 🤭🤭🤭

2021-08-10

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rumah Baru
3 Tamu Pertama
4 Cemburu
5 Mendaftar
6 Gugup
7 Di Terima
8 Bodyguard
9 Ospek
10 Marah
11 Pertikaian
12 Maaf
13 Pamit
14 Gelisah
15 Makan Bersama
16 Egois
17 Meminta izin
18 PDKT
19 Pertemuan Keluarga Besar
20 Evelyn
21 Mencari
22 Ayah
23 Menunggu
24 Cemas
25 Pingsan
26 Hamil ?
27 Nasehat
28 Meracau
29 Gagal
30 Positif
31 Menjenguk Irine
32 Menjenguk Irine bag. 2
33 Alvaro part 1
34 Alvaro part 2
35 Alvaro Part 3
36 Kecewa
37 Ikhlas
38 Angela Part 1
39 Angela Part 2
40 Rencana Angela Bag. 1
41 Rencana Angela bag.2
42 Rencana Angela Bag. 3
43 Menginap
44 Keputusasaan Angela
45 Mengganggu
46 Menitipkannya
47 Pencarian Catherine
48 Berlibur part 1
49 Berlibur part 2
50 Berlibur Part 3
51 Berkumpul kembali
52 Yes, I will
53 Wedding Part 1
54 Wedding Part 2
55 Wedding Part 3
56 Wedding Part 4
57 Aku Mencintai mu
58 Orang tua baru
59 Kesakitan lagi
60 Memutuskan Bersama
61 Menahan
62 Ke makam Ibu
63 Lelaki Misterius
64 Marah
65 Meminta maaf
66 Markas rahasia
67 Mencurigakan
68 Bertahan
69 Menyelamatkan
70 Mencari kebahagiaan
71 Kembali pulang
72 Menjaga Kinan
73 Ekstra Chapter 1 (Reuni Akbar part 1)
74 Ekstra Chapter 2 (Reuni Akbar part 2)
75 Ekstra Chapter 3 (Keluarga Bahagia Part 1)
76 Ekstra Chapter 4 (Keluarga Bahagia part 2)
77 Ekstra Chapter 5 ( Pesta Kejutan Part 1)
78 Ekstra Chapter 6 (Pesta Kejutan Part 2)
79 Ekstra Chapter 7 (Tamat)
80 Penutup dari Author
81 Kenalan sama Visualnya yuuk...
82 Trailer 1
83 Trailer 2 & Pengumuman
84 Pengumuman
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Prolog
2
Rumah Baru
3
Tamu Pertama
4
Cemburu
5
Mendaftar
6
Gugup
7
Di Terima
8
Bodyguard
9
Ospek
10
Marah
11
Pertikaian
12
Maaf
13
Pamit
14
Gelisah
15
Makan Bersama
16
Egois
17
Meminta izin
18
PDKT
19
Pertemuan Keluarga Besar
20
Evelyn
21
Mencari
22
Ayah
23
Menunggu
24
Cemas
25
Pingsan
26
Hamil ?
27
Nasehat
28
Meracau
29
Gagal
30
Positif
31
Menjenguk Irine
32
Menjenguk Irine bag. 2
33
Alvaro part 1
34
Alvaro part 2
35
Alvaro Part 3
36
Kecewa
37
Ikhlas
38
Angela Part 1
39
Angela Part 2
40
Rencana Angela Bag. 1
41
Rencana Angela bag.2
42
Rencana Angela Bag. 3
43
Menginap
44
Keputusasaan Angela
45
Mengganggu
46
Menitipkannya
47
Pencarian Catherine
48
Berlibur part 1
49
Berlibur part 2
50
Berlibur Part 3
51
Berkumpul kembali
52
Yes, I will
53
Wedding Part 1
54
Wedding Part 2
55
Wedding Part 3
56
Wedding Part 4
57
Aku Mencintai mu
58
Orang tua baru
59
Kesakitan lagi
60
Memutuskan Bersama
61
Menahan
62
Ke makam Ibu
63
Lelaki Misterius
64
Marah
65
Meminta maaf
66
Markas rahasia
67
Mencurigakan
68
Bertahan
69
Menyelamatkan
70
Mencari kebahagiaan
71
Kembali pulang
72
Menjaga Kinan
73
Ekstra Chapter 1 (Reuni Akbar part 1)
74
Ekstra Chapter 2 (Reuni Akbar part 2)
75
Ekstra Chapter 3 (Keluarga Bahagia Part 1)
76
Ekstra Chapter 4 (Keluarga Bahagia part 2)
77
Ekstra Chapter 5 ( Pesta Kejutan Part 1)
78
Ekstra Chapter 6 (Pesta Kejutan Part 2)
79
Ekstra Chapter 7 (Tamat)
80
Penutup dari Author
81
Kenalan sama Visualnya yuuk...
82
Trailer 1
83
Trailer 2 & Pengumuman
84
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!