Episode 04

James bells berbincang dengan steve fox dengan santai, sedangkan melly berbincang dengan queeny dan Stanlei. Jhony, Rhony dan Mattew sedang duduk di kursi dekat meja makan.

"kau bekerja dimana cantik? tanya Mely kepada Queeny yang duduk disebelahnya.

"oh saya bekerja di rumah sakit nyonya Fox" jawab Queeny dengan tersenyum ke arah Melly.

"dia yang membantuku ma, dokter yang aku ceritakan." Stanlie menamhkan.

"oh,benarkah? terimaksih sayang," kata Melly memegang tangan Queeny di atas meja.

"sama sama, sudah jadi tugas kami sebagaj dokter." Queeny mengembangkan senyumnya lebar.

Dari kejauhan Steve fox memberi isyarat kepada Melly, Melly mengangguk.

"ok, berbincang lah dengan Queeny stanlie. Mama akan menemui papamu." Melly melihat ke arah Stanlie.

"senang melihat mu Queeny, mampirlah lagi jika kamu ada waktu luang, okey?" Melly menatap Queeny dan tersenyum.

"oke.." jawab Queeny membalas senyuman Melly.

Melly pergi menghampiri Steve dan james yang sedang berbincang tak jauh dari mereka. Queeny dan Stanlie terdiam, suasana canggung.

"bahagaimana bisa cepat keluar dari rumah sakit?meskipun kamu seoarang vampir tapi luka mu dalam saat itu." tanya Queeny memecah suasana.

"oh itu, aku pergi ke rumah sakit keluarga temanku." jawab Stanlie.

"dimana? apakah keluarga dari clan hurt??" Queeny penasaran.

"benar, bagaimana kamu tau? aku bahkan tidak bercerita kepadamu soal dokternya" Stanlie sedikit terkejut mendengar jawaban Queeny sebelumnya.

"ya semua tahu hanya clan Hurt yang bisa menguasai pengobatan, dengan bantuannya pasti lukamu sembuh. Tetapi mereka selalu menginginkan bayaran yang tidak masuk akal, bagaimana bisa kau membayarnya?" Queeny semakin penasaran.

"ya kamu benar juga soal itu, memang tidak ada yang cuma-cuma. Yang sebenarnya terjadi saat itu adalah, aku terluka aku menolong putri dari clan Hurt." Standlie memberi penjelasan.

"pantas saja." jawab Queeny singkat seakan sudah mengerti.

"kamu seorang dokter berbakat, kenapa tidak masuk saja di rumah sakit clan Hurt??" tanya Standlie pada Queeny.

"oh tidak, semoga saja tidak. Aku tak ingin berurusan dengan clan Hurt yang terkenal membelit seperti ular." jawaban Queeny membuat Stanlie tertawa.

"hahaha...(tertawa) ya jika kamu bekerja dengan baik, tentu tidak akan jadi masalah kan, clan hurt tak akan membelitmu." jawab Stanlie.

Terlihat beberapa orang berjalan mendekat ke arah James, Steve dan Melly yang sedang berbincang. Stanlie mengerutkan dahinya menatap orang orang itu.

"sepertinya si ular akan merepotkan." bisik Stanlie ditelinga Queeny, mata Queeny mencari kearah yang di maksud.

"oh jadi mereka? temuilah mereka juga yang menolongmu." Queeny menatap Stanlie.

"oke, kamu carilah kakak kakakmu, jangan seorang diri disini." kata Stanlie membalas tatapan Queeny.

"kamu berhati hatilah, jangan sampai masuk perangkap ular." Queeny berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan Stanlie.

Stanlie menghampiri papanya yang sedang berbincang.

"hallo tuan Fox, terimakasih untuk jamuan nya." sapa seseorang pria.

"hallo tuan juan Filp, terimakasih berkenan hadir" jawab Steve Fox, mereka saling berjabat tangan.

Juan Filp menatap James bells. "Hallo tuan james bells," Juan Flip menyapa.

"hallo tuan juan Filp." James balas menyapa.

---

Quenny pergi mencari kamar kecil, saat hendak masuk ada seseorang yang keluar sehingga mereka bertabrakan, seseorang itu jatuh dan marah.

"heii, kalau jalan lihat lihat! apa kau tak bisa melihat hah??" wanita itu mencoba berdiri.

"maaf, aku tidak sengaja." Queeny mengulurkan tangan mencoba menolong, tapi tangan Queeny ditarik sehingga ikut terjatuh.

"tidak perlu, aku bisa sendiri." wanita itu berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan Queeny.

Queeny tak pikir panjang, dia bangkit berdiri dan masuk ke dalam kamar kecil untuk mencuci tangannya. Tak lama Queeny keluar dari kamar kecil dan berjalan kembali ke aula.

---

(Aula)

Exel Zeto melihat Queeny yang sedang berjalan, Exel zeto menghentikannya, dia geram karena Queeny lah dia dikatai 'bodoh' oleh papanya dan karena dia juga penasaran pada Queeny.

---

Di kamar kecil, Exel menunggu Queeny keluar dari ruangan. Exel bersandar dinding di lorong.

"hallo nona cantik.." sapa Exel Zeto dengan ramah, Queeny terhenti dan menoleh.

"oh hai." jawab Queeny singkat, memalingkan wajah.

"kau sendiri? bagaimana jika aku menemanimu makan, kita bisa makan bersama." Exel mendekati Queeny, Queeny melangkah mundur.

"maaf seperti nya kau salah orang, aku bukan wanita yang kau cari. Aku tidak suka berdekatan dengan laki laki lain kecuali papa dan dan kakak kakakku. Maaf tuan, permisi." Queeny pergi tapi langkahnya tertahan, tangannya di tarik oleh Exel, Queeny terpojok pada dinding.

Exel tersenyum jahat, dengan pandangan yang mematikan. "kamu.. berani menolak seorang Exel?apa kau ingin mati hah??" Exel memegang rahang bawah Queeny, Queeny berontak.

"lepaskan aku brengs*k, lepas.." Queeny meronta ronta.

Dua tangan Queeny dipegang dengan satu tangan Exel diatas kepala Queeny, dan satu tangan Exel yang lain memegang rahang Quenny, Exel membelai wajah cantik Queeny dan Exel tersenyum.

"wajahmu cantik sekali sayang, bagaimana jika kita saling memuaskan?" Exel mengedipkan satu matanya dan mencoba mendekat mencium Queeny, tapi Queeny langsung memalingkan mukanya, Exel pun geram.

"tidak ada wanita yang menolak ku selama ini, bahkan wanita wanitalah yang mengerjaku, kamu beruntung aku mau bersikap baik padamu. Tapi kamu membuat aku kesal." Exel Zeto marah.

"aku sudah bilang, aku bukan seperti wanita wanita ****** itu. Siapa kamu begini padaku? apa mau mu sebenarnya?" dengan nada tinggi dan melotot ke arah Exel.

"wah sayang kau benar benar sexy, kau menggodaku dengan suara cantikmu hah? sayang jika aku melewatkanmu." Exel memegang erat kepala Queeny.

Queeny tak bisa memalingkan muka, dia terpojok. Queeny berharap ada yang menolongnya, jika dia mengelurakan kekuatannya maka keluarga Bells akan terkena masalah, Queeny tak ingin keluaraga nya dalam masalah.

Queeny memejamkan matanya, dia ketakutan. Makin lama makin mendekat, tiba-tiba exel ditarik oleh seseorang dari belakang. Tubuhnya dihempaskan ke lantai. Seseorang menghampiri queeny dan menutup tubuh queeny dengan jasnya.

"kamu baik baik saja nona?" kata pria itu, Queeny membuka mata dan panik. Dia melihat Exel tersungkur dilantai dan berusaha bangkit.

"kamu benar benar pria brengs*k Exel, di tempat orang pun kamu akan melecehkan wanita. Benar benar tidak tahu malu." kata pria itu berdiri di depan Exel, dengan sempoyongan Exel berdiri, Exel marah.

"bukan urusanmu, siapa kamu? aku hanya ingin wanita itu, minggir." bentak Exel.

"aku tidak mau!" jawab singkat pria itu.

"minggir, jika tidak....." (kata-katanya terpotong, Exel melihat Leo dalam bentuk transparan yang datang menghampirinya)

"tuan muda, tuan besar mencarimu." bisik Leo ditelinga Exel, Exel mengangguk.

"kali ini aku lepaskan kamu sayang, (melihat ke arah Queeny) aku pasti akan menemui mu lagi lain waktu. Aku harus pergi, dan kamu pahlawan kesiangan, (melihat ke arah pria itu) aku akan buat perhitungan denganmu karena sudah mengusikku."Exel pergi tak lama menghilang.

Terpopuler

Comments

MamiihLita

MamiihLita

masih lanjuutt bacaa

2021-08-09

0

axsela Orlando

axsela Orlando

Excel bangke

2020-07-29

1

Mia Glx

Mia Glx

suka dg cerita ny.

2020-01-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!