Episode 03

(Di Ruang Rahasia)

Pertemuan antar clan digelar.

(suasana ramai berdiskusi)

Pertemuan clan kali ini sedikit rumit sehingga konflik pun tak terhindarkan. Di ceritakan dalam sebuah ramalan leluhur kuno,bahwa suatau saat akan datang se seorang yang lahir dari cinta murni.Se seorang yang istimewa. Memiliki hati dan tubuh murni. Yang akan menjadi pengendali bangsa vampir dan menjadi pemimpin abadi.

Rumor yang ada jika bisa meminum darahnya akan menjadi vampir yang abadi (jika mati dapat bangkit kembali meskipun kepala dan tubuh terpisah). Seluruh clan vampir gencar mencarinya. Karena beredar rumor juga bahwa "SANG ABADI" yang diramalkan oleh leluhur ada di antara para clan dan bersembunyi. Tanda tanda adanya "SANG ABADI" sudah hadir sudah ada 25 tahun yang lalu.

Clan clan saling bersekutu dengan clan clan yang lebih kuat untuk mendapatkan "SANG ABADI"

Berbagai cara ditempuh,Gencar pencarian selama 25 tahun ini, tapi tidak bisa menemukan keberadaan "SANG ABADI". Mereka berdebat karena rumor.

"bagaimana pendapat anda tuan Bells?" tanya seorang pada James Bells.

"apa maksud anda tuan Zeto? saya tidak mengerti." tatap James Bells kepada Max Zeto.

"anda tidak perlu berkelak sekarang, beri tahu kebenarannya sekarang." jawab Max Zeto berdiri dari duduknya dan berjalan perlahan mengeliling meja.

"kita semua tahu, anda adalah pimpinan clan tertinggi, anda mampu menutup rahasia dari kami semua. Akan tetapi.... (Max Zeto mendekti James Bells) apakah mereka semua tau anda memiliki istri seorang manusia? dan hidup sampai detik ini?" Max Zeto menekan kan suarannya, suasan ricuh ramai berbicara.

"Bagaimana bisa begitu tuan Bells?" kata seseorang di samping James Bells.

"mana ada ada yang sepeti itu." kata seseorang lainnya.

"bukan kah seharusnya manusia itu mati? karena tidak akan ada manusia yang bertahan hidup dengan kita para vampir untuk waktu yang lama, lelucon apa ini tuan Zeto?" jawab seseorang berdiri dari duduknya.

"bahkan seorang yang selalu diam bisa berbicara ya?" Max zeto berjalan mendekatinya.

"se seorang dari clan Wall yang biasanya selalu diam sekarang sudah berubah ya?" dengan tertawa, Max Zeto mengibaskan jubahnya.

"ada hal yang lebih mengejutkan, bahwa tuan Bells dan istri manusia nya, juga memeliki seorang putri yang sangat cantik. Benarkan tuan Bells?" tatapan Max Zeto tajam kepada James Bells.

"tolong jaga bicara anda tuan Zeto! Tidak kah ini sedikit keterlaluan?" Jawab seseorang berdiri dari duduknya.

"apa salah saya tuan Fox? ini kebenaran yang disembunyikan clan Emperial dari kita." jawab Max Zeto dengan nada tinggi.

"bahkan jika ini benar, itu bukan urusan anda tuan Zeto." menjawab dengan menatap tajam ke arah Max Zeto.

"ya, tentu bukan urusanku.. hanya saja aku penasaran bagaimana caranya hidup lama dengan manusia biasa." jawab Max Zeto dengan senyum sinis, membuat Steve Fox kesal.

"anda ben......" Steve Fox ingin menjawab tapi terpotong oleh kata kata James Bells.

"Baiklah (James bersikap tenang) semua sudah tau kebenaran yang kami clan Emperial rahasia kan selama 25 tahun, benar istri ke 3 ku adalah manusia biasa, dan kami memiliki seorang putri. Lalu untuk rasa penasaran dari tuan Zeto, saya pun juga tidak punya jawaban pasti, yang pasti saya dan istri saya saling mencintai satu dengan yang lain. Apa kah anda sudah puas dengan jawaban saya tuan Max Zeto?" James Bells mengangkat kepalanya menatap tajam kearah Max Zeto.

"baiklah, sekarang kita semua sudah tau kebenarannya, jika diperkenan kan kami ingin melihat istri dan putri anda tuan Bells." Max Zeto menekan kan kata katanya.

"maaf itu terlalu berlebihan, kami juga punya privasi tuan Zeto." jawab James Bells tegas.

"oh ya.... privasi ya, apa anda takut kami akan memangsa istri ke tiga dan putri anda tuan Bells?" jawab Max Zeto, membuat gaduh suasana.

James Bells menahan amarah, tak ingin mencari keributa . "maaf tuan Zeto, saya rasa lebih baik kita akhiri pertemuan kita kali ini, saya tidak ingin berbicara hal tidak penting. Maaf kan saya, saya permisi. James Bells berdiri dan melangkah menuju pintu keluar. Langkah nya terhenti, terdengar ketukan pintu dari luar.

Tok..

Tok..

Tok..

(suara pintu di ketuk)

kleeeek

(pintu terbuka)

James bells keluar dari ruangan menuju aula,

Seseorang yang datang menundukan kepala lalu berlari ke arah Max Zeto, dan berbisik di telinga Max Zeto, seketika nata Max Zeto terbelalak. Max Zeto mengerutkan dahinya.

"semua saya juga permisi, ada sedikit urusan." Max Zeto dan bawahannya pergi meninggalkan ruangan.

Sementara diruangan masih terjadi keributan. Steve Fox terpaksa turun tangan untuk meredakan kegaduhan.

"Tenang semua, ini hanya kesalah pahaman saja. Saya harap anda bisa menikmati jamuan makan malam yang telah kami sediakan diluar, terimkasih telah hadir dalam pertemuan kali ini. Mari kita akhiri pertemuan kita hari ini dan kita bersenang senang bersmaa." Steve fox menundukan kepala lalu berjalan keluar ruangan, yang lain mengikuti.

---

(Taman samping Aula)

"benarkah yang kau katakan? adakah orang seperti itu?" Max Zeto bertanya penuh rasa penasaran.

"benar tuan, bahkan tua muda juga heran." meyakinkan jawaban.

"cari tau asal orang itu, dari clan mana?" perintah Max Zeto.

"kami akan selidiki dengan segera tuan," jawab bawahan itu, di ikuti tundukan kepala lalu pergi meninggalkan Max Zeto.

"ada apa papa mencariku?" seseorang datang menghampiri Max Zeto.

"siapa dia?" Max Zeto bertanya.

"dia?? maksud papa dia siapa?" bingung.

"orang yang bisa melihat bentuk kita sesungguhnya, X apa kau melihat wajahnya sendiri?" jawab Max Zeto kesal.

"oooh itu, dia hanya seorang gadis papa, mungkin asistenku melakukan kesalahan dalam penyamaran sehingga ketauan." jawab Exel dengan santai.

"apa kau bergurau? Leo adalah asisten pilihan, penyamaran nya sudah di akui clan. Mana mungkin ada kesalahan!" jawab Max Zeto "dasar bodoh," Max Zeto kesal lalu pergi.

"apa?? papa mengatai ku bodoh, yang benar saja. Ini semua gara gara gadis sialan itu." batin Exel kesal.

"aku akan buat perhitungan dengannya lain waktu." Exel pergi mengikuti papanya menuju dalam aula.

---

(Aula)

James bells duduk disebelah Queeny, dan berbincang dengan anak anaknya di meja makan.

"papa ada masalah?"

"papa terlihat kesal," kata Jhony.

"pasti melelahkan menghadiri pertemuan seperti itu." imbuh Rhony.

"semua baik baik saja, setelah bertemu dengan keluarga Fox kita kembali kerumah saja." jawab James Bells tegas.

"pa, mereka datang." Mattew menatap dari kejauhan kedatangan keluarga Fox.

"bersiaplah memberi salam," ajak James kepada anak anaknya sambil berdiri dari duduknya. James Bells dan ke 4 anaknya mendekati keluarga Fox untuk menyapa.

"Terimakasih tuan Fox untuk jamuan anda, maaf jika merepotkan." kata James Bells dengan berjabat tangan dan saling berpelukan.

"Tentu saja tuan Bells, saya sekeluarga senang anda dan keluarga hadir. Tidak perlu sungkan, kita adalah teman." Steve Fox tersenyum dan melihat ke arah belakang James Bells.

"ah iya, saya perkenalkan anak-anak saya."

menunjuk ke arah anak anaknya.

"si kembar Jhony dan Rhony, si genius Mattew, dan putriku Queeny." Steve fox terkejut melihat ke arah Queeny tak lama kemudian tersenyum, mereka saling berjabat tangan.

"saya juga akan perkenalkan kelurga saya, ini Melly istri saya, dan.. (melihat kekiri kekanan) ya entah kemana si nakal itu." Steve fox tertawa kecil.

"aku disini papa.." suara di belakang Steve fox.

"oh ya ini anak kami, Stanlie." menarik tangan anaknya maju ke depan James Bells.

"sangat tampan sepertimu, Steve." James Bells menggoda temannya sambil menepuk bahu Stanlie.

Stanlie tersenyum, "terimakasih tuan Bells".

Terpopuler

Comments

Mams Lucky

Mams Lucky

Lqnjut

2020-12-16

0

axsela Orlando

axsela Orlando

penasaran ama visual nya

2020-07-29

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!