3. Tamu tak diundang

   "Baik Miranda, terimakasih atas bantuannya." Jawab Kartika dengan senyuman.Miranda pun membalaskan dengan anggukkan kepala kearah wanita itu.

    Miranda langsung pergi meninggalkan tempat itu,posisi Miranda berada didalam mobil bersama sopir pribadinya,selama perjalanan mobil yang ditumpangi Miranda berjalan lambat.

  "Ada apa?" Tanya Miranda pada sopir pribadinya.

  "Maaf nona,sepertinya didepan sedang ada keributan."

  "Keributan?"

  "Iya nona,didepan ramai dengan anak muda saling tawuran." Mendengar kata-kata itu,Miranda hanya menghembuskan nafas pelan-pelan.

  "Dasar anak muda,bukannya cari ilmu malah tawuran." Gumam Miranda yang terlihat kesal.

  "Sepertinya kita harus putar arah nona,kalau begini terus kapan kita bisa melanjutkan perjalanan lagi." Jawab sopir pribadinya yang mau tak mau mencari alternatif lainnya.

  "Kita putar sekarang." Perintah Miranda pada sopir pribadinya,Pada akhirnya mereka mencari jalan lainnya.

  Setelah menempuh perjalanan 1 jam akhirnya Miranda sampai di rumahnya dengan posisi tangan kanan dan kirinya membawa tas belanjaannya yang penuh dengan barang yang dia beli,Bibi Ami langsung datang menyambut kedatangan nonanya.

  "Mari non,saya bantu." Ucap Bibi Ami menawarkan bantuan pada nonanya, Miranda pun langsung memberikan semuanya pada bibi Ami.

  "Ini bi,tolong masukkan ke dalam kamar ya."

  "Baik non." Jawab Bibi Ami dengan senyuman,bibi Ami segera naik ke lantai atas menuju kamar nonanya.Sedangkan Miranda terdiam menatap ke arah salah satu pelayan yang berdiri didekatnya.

  "Dimana teman kalian yang cerewet itu?" Tanya Miranda pada mereka.

  "Nita berada di kamarnya nona,kebetulan dia sedang istirahat." Jawab salah satu dari mereka.

  "Dasar anak manja,hanya sakit seperti itu sudah berani beralasan tak mau kerja." Jawab Miranda dengan nada kesal.

  Mereka semua hanya terdiam sembari menundukkan kepala.

  "Aku peringatkan untuk kalian semua, jangan sekali-kali berbuat masalah denganku.jika ada dari salah satu dari kalian berani,lihat saja akibatnya." Ucap Miranda yang mulai berani mengancam mereka semua yang hanya bisa menganggukkan kepala setelah apa peringatan yang di keluarkan oleh Miranda pada mereka.

  Apalagi kejadian yang menimpa teman mereka membuat semakin ketakutan, bahkan menurut mereka orang yang sedang mereka hadapi bukan sekedar main-main.

  "Bagus,jika kalian sudah mengerti.Sekarang kalian kembali ke tempat kerja kalian masing-masing." Perintah Miranda yang pada akhirnya mereka membubarkan diri dan kembali ke tempat kerja mereka.

   Miranda langsung menuju kamarnya yang saat itu semua barang miliknya sudah ada didalam kamar.Ia segera membuka mengecek barang yang dia beli.

  "Sepertinya semuanya sudah lengkap ,tinggal Aku mencari beberapa benda lagi untuk berjaga-jaga." Ucap Miranda yang saat itu menyempatkan waktunya untuk istirahat sebentar setelah seharian sibuk keluar mencari beberapa keperluan miliknya.

  Ditempat lain

  Nampak ada seorang pria yang sibuk dimeja kerjanya dengan tumpukan dokumen diatas meja kerjanya.

  "Tok...tok..."

  "Masuk."

  Datanglah seorang pria yang saat itu membawa selembar kertas untuk dia serahkan pada pria itu."Maaf tuan,saya hanya ingin melaporkan hal penting pada anda tuan." Seketika pria itu mengalihkan pandanganya pada pria didepannya.

  "Ada hal sesuatu apa?"

  " Ini tuan." Pria itu langsung memberikan hasil laporannya,sontak saja pria yang membaca hasil laporan itu terkejut.

  " Apa kamu yakin jika dia membeli semua barang ini?" Tanya lagi pria itu yang masih tak percaya.

  "Iya tuan,dari hasil laporan memang nona Miranda membeli barang itu semua bahkan saya mendapatkan informasi jika nona Miranda ribut dengan salah satu pelayan tuan."

  "Ribut dengan pelayan?"

  Akhirnya pria itu menceritakan kronologi kejadian itu pada tuannya,sontak saja pria itu kaget karena wanita yang dia kenal pendiam dan tiba-tiba saja dia berubah menjadi lebih agresif dan berani menunjukkan kekerasan pada orang lain

  "Kenapa dia bisa lebih kasar." Gumam pria itu yang kaget mendengar perubahan sikap istrinya itu.

  "Kelanjutannya bagaimana tuan?" Tanya pria itu yang tak lain asisten pribadinya sendiri.

  "Terserah dia, masalah dia dengan orang lain aku tak mau ikut campur." Ucap tuan Arsya yang tak ingin ikut campur masalah wanitanya itu.

  "Baik tuan." Jawab pria itu yang langsung pergi keluar dari ruang kerja tuannya,sedangkan Tuan Arya masih duduk terdiam memikirkan apa yang di laporkan oleh asistennya itu.

  "Sebenarnya apa yang terjadi pada dia,kenapa dengan tiba-tibanya dia langsung berubah.Apa mungkin ini rencana dia dan keluarganya." Batin Arsya yang sudah menuduh wanita itu yang tidak-tidak.

  Di lokasi yang lain

  Miranda keluar dari kamarnya dengan membawa baju handuk yang dia pakai saat itu.

  "Bibi Ami."Bibi Ami langsung lari mendekati nonanya.

  "Ada apa non?" Tanya bibi Ami.

  "Saya minta tolong siapkan minuman jus orange dingin,sekalian antarkan ke samping didekat kolam renang." Perintah Miranda pada bibi Ami.

  "Baik non, akan saya siapkan." Jawab Bibi Ami yang langsung pergi kebelakang,posisi Miranda sudah ada di dekat kolam renang niatnya dia ingin berenang sekaligus Menghilangkan rasa bosannya setelah berjam-jam duduk santai di kamar.

  Miranda benar-benar menikmati waktu dengan olahraga,sudah hampir setengah jam dia melakukan aktivitas olahraga berenang kini saatnya dia duduk santai didekat kolam renang sembari menikmati minuman dingin yang sudah disiapkan.

  Miranda begitu santai dengan Menikmati kehidupan barunya walaupun tak sama dengan kehidupan sebelumnya yang dimana kehidupan awalnya dia hidup sendiri tanpa ada suami tapi setelah menjalani kehidupan yang kedua dia harus menerima dengan kondisi dia sekarang yang dimana dia memiliki suami tapi tidak begitu dia pedulikan.

  "Aku harus mencari cara untuk menaklukkan pria itu." Gumam Miranda mencari informasi tentang suaminya itu

Setelah selesai berenang dia langsung menuju kamarnya, Miranda pun duduk santai didekat jendela sembari melihat situasi diluar sana.

  Malam hari

  Seperti biasanya Miranda sudah ada diruang meja makan,saatnya makan malam setelah semua makanan tersedia di atas meja makan.Tiba-tiba saja datanglah bibi Ami yang langsung mendekati Miranda.

  "Maaf non,didepan ada tamu yang ingin bertemu dengan non." Ucap bibi Ami yang melaporkan ada seseorang yang ingin bertemu dengan dirinya.

  "Tamu siapa?"

  "Itu ibu dan adik nona yang ingin bertemu dengan nona." Mendengar nama itu reaksi Miranda sedikit kaget dengan kehadiran keluarganya yang secara berani datang dikediamannya.

  "Untuk apa mereka datang." Batin Miranda yang sedikit kaget dengan kehadiran keluarganya.

  "Baiklah,suruh mereka menunggu diruang depan." Jawab Miranda yang langsung menyelesaikan makan malamnya.

  "Baik nona." Jawab Bibi Ami yang terlihat nampak kebingungan melihat ekspresi nonanya yang nampak santai tidak seperti biasanya.

  "Tumben sekali non santai begitu." batin bibi Ami.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!