Part 5

Betapa terkejutnya Jihan melihat Pria itu. Jihan langsung mendekat sambil melebarkan kedua bola matanya, menatap penuh iba wajah babak belur pria itu. Hidung dan ujung bibirnya mengeluarkan cairan darah.
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Berhenti ....! Jangan main hakim sendiri! Minggir ...!
Ia mendekati Alex yang telah tersungkur di atas aspal, merintih kesakitan di sekujur tubuhnya. Ia berjongkok mencoba membantunya untuk bangun.
Sontak saja 5 orang masa yang memukuli Alex berhenti saat Jihan menyerobot ke arah mereka. Sala satu pria bertubuh kurus tak terima ia menatap tajam pada Jihan.
Pria
Pria
Hai... jangan cegah kami. Pria ini pantas kita pukuli
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Aku, tidak tahu kejadian awalnya seperti apa! Tapi, alangkah baiknya diselesaikan dengan cara baik baik. Aku akan tuntut kalian jika sampai Bos ku mati akibat ulah kalian main hakim sendiri *menatap tajam
4 orang itu langsung ketakutan. Mereka mundur beberapa langkah menjauh dari Alex. Sekarang pria bertubuh cungkring tersebut ikut melangkah mundur dengan nafas terengah.
Jihan berulang kali mencoba membangunkan Alex namun, ia tak berhasil menopang tubuh kekar Alex.
Aslan yang sedari tadi diam saja bingung antara membantu Alex dan Jihan takut juga jadi sasaran 5 orang tersebut, akhirnya saat Jihan menatapnya penuh iba, memberi isyarat rasa kemanusiaan akhirnya Aslan membantu Jihan memapah tubuh Alex agar berdiri.
Alex diam saja, dengan wajah babak belur ia seperti orang hilang kesadaran tapi tak pingsan.
Jihan dan Aslan membawanya ke mobil. pintu kemudi terbuka lebar sejak Alex turun dari mobil setelah beberapa menit kecelakaan terjadi.
Aslan mendorong pelan tubuh Alex kedalam mobil. Ketika Aslan ingin menutup pintunya, John tiba tiba-tiba datang dari arah depan.
John //Asisten
John //Asisten
Ada apa ini? Apa yang terjadi dengan Tuan Alex?
Aslan
Aslan
*menjelaskan
John //Asisten
John //Asisten
Ya Tuhan... Tuan! *menatap wajah lebam Alex nampak mengeluarkan darah
Tak lama mobil polisi datang. Aslan sebagai saksi diminta untuk ikut ke kantor polisi. Sedangkan John ia harus segera menemui korban di rumah sakit.
Sedangkan Jihan ia teringat akan sang Ibu sedang menunggu nya pulang. Menunggu obat yang ia beli.
John //Asisten
John //Asisten
Kamu ..., bawa Tuan Alex ke rumahnya
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Saya ... Pak! *tertegun
John //Asisten
John //Asisten
Iya ... kamu. Siapa lagi?
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Tapi, Pak. Saya harus segera pulang. Ibu sedang menunggu. Beliau sakit, dan sedang menunggu obat yang saya beli
John //Asisten
John //Asisten
Tidak peduli, masalah ini harus segera beres *tersenyum licik
John //Asisten
John //Asisten
Jika tidak kamu tahu sendiri, Bukan? Kerjakan perintahku atau kamu pilih dipecat besok?
Mata Jihan terbelalak, ia tidak menyangka jika John tak kalah kejamnya dengan Alex. Ia Menarik tangan Aslan menjauh sebentar dari kedua polisi dan juga John. Sambil menunggu John dan kedua polisi itu membahas masalah ini, Jihan meminta bantuan Aslan.
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Aslan, kamu bawa kendaraan?
Aslan
Aslan
Tidak kak, kebetulan tadi aku naik angkot dan ingin dijemput temanku.
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Syukurlah...
Aslan
Aslan
Maksud Kak Jihan? *memicing
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Kamu bawa motor itu, tolong berikan obat ibu, beliau sedang butuh obat saat ini. Aku akan kasih uang jajan sama kamu, jika kamu membantuku
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Gimana Aslan? Pergilah ke rumahku terlebih dulu, lalu kamu bisa pergi ke kantor polisi
Aslan
Aslan
Tapi Kak, aku takut ke kantor polisi. Nanti aku tidak akan dipenjara 'kan?
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Tidak lah, jangan takut, kamu hanya datang sebagai saksi, bukan tersangka *terkekeh
Aslan mengusap keringat di keningnya, ia bisa bernafas lega. Ia pikir akan masuk penjara, tak lagi was was.
Aslan
Aslan
Ya sudah, kalau begitu aku segera ke rumah Kaka dan berikan obat itu pada Bibi
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Terima kasih, Aslan *sambil memberikan sejumlah uang pada Aslan.
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Nanti kalau Lala tanya, jawab saja kalau aku sedang ada urusan pekerjaan. Dan akan Segera pulang
Aslan mengangguk paham sambil tersenyum sumringah mendapat uang jajan dari Jihan.
Segera melangkah menuju motor. Setelah kepergian Aslan, Jihan kembali menemui John dan kedua polisi itu.
Polisi :Lho... dia mau kemana?
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Dia kerumah saya dulu, Pak. Saya pastikan setelah itu Aslan akan ke kantor polisi
Polisi itu percaya dengan apa yang dikatakan Jihan barusan. Segera polisi itu pamit. Meninggalkan Jihan dan John.
Jihan Prameswari
Jihan Prameswari
Gimana Pak, saya antar Pak Alex kemana?
John //Asisten
John //Asisten
Antar ke rumahnya, di mansion. Pria itu, dia sopir pribadi Tuan Alex *sambil arah pandangannya menatap pria umur 50 tahun masuk kedalam mobil Alex
Jihan mengangguk paham. Lalu ia pun segera menuju mobil Alex. Sedangkan John segera pergi ke rumah sakit membereskan korban kecelakaan.
Setelah berada di dalam mobil. Jihan melihat Alex tertidur. Dirasa wanita yang ia nanti sudah masuk ke dalam mobil. Pak sopir itu langsung menyalakan mesin mobil dan segera membawa Tuan Alex ke mansion.
Tak ada obrolan di dalam mobil, Jihan sesekali melirik pada Alex yang kini sedang tertidur pulas. Beberapa saat kemudian pria tampan beralis tebal itu mengigau menyebut nyebut nama Sandra, Jihan yang mendengarnya dengan sangat jelas menautkan kedua alisnya.
Siapa Sandra itu? Kenapa Alex menyebutnya saat mengigau? Tak ingin terlalu peduli dengan urusan Alex, Jihan mencoba abai, tugasnya hanya mengantar Alex, selamat sampai di rumah.
Alex Ferguson
Alex Ferguson
Sandra .... Jangan pergi! Sandra Jangan tinggalkan aku *racaunya memejamkan mata
Jihan tertegun mendengar dan melihat ekspresi wajah Alex yang siapapun melihatnya pasti akan merasa pilu, seperti Perasaan Jihan saat ini. Bagaimana seorang Alex yang memiliki kekuasaan, dan memiliki banyak uang harus menjadi manusia paling menyedihkan.
Ditempat lain. Aslan telah sampai di rumah Jihan. Di Teras, Lala dan Mimi nampak sedang menunggu Jihan dengan wajah cemas.
Lala
Lala
Aslan ....! bingung
Aslan turun dari motor dan segera menghampiri Lala dan tak lupa membawa obat Bu Tiara.
Aslan
Aslan
Iya La. Ceritanya panjang. Ini obat ibumu
Lala langsung menerima obat itu dan segera memberikannya pada sang Ibu, Aslan masih menunggu Lala di teras ditemani Mimin.
Aslan
Aslan
Aku boleh pinjam motormu, Kak?
Mimi
Mimi
Buat apa? Sudah malam juga
Aslan
Aslan
Buat ke kantor polisi. Kejadian tadi membuatku harus bersaksi di kantor polisi
Mimi
Mimi
Apa?? Ke kantor polisi? *terkejut
Aslan
Aslan
*menjelaskan
Lala
Lala
Ya Tuhan..., lalu kenapa kamu bisa bawa motor Mimi sementara kak Jihan ke mana?
Aslan
Aslan
*menghela nafas panjang Kak Jihan sedang ada urusan sebentar. Nanti dia pasti pulang
Aslan
Aslan
Gimana kak, aku boleh pinjem motornya? Malam begini sulit dari ojek
Mimi
Mimi
Nggak boleh. Siapa bilang susah pesan gojek. Akan ku pesankan
Aslan
Aslan
Tapi Kak, aku ngak punya uang naik gojek
Mimi
Mimi
*menggeleng Segini cukup! *memberikan 2 lembar uang pada Aslan
Aslan
Aslan
Rejeki nomplok malam ini. Lumayan bisa buat jajan *batin
Aslan
Aslan
Cukup kak, terima kasih kak
Tak lama ojek yang dipesan Mimi sudah datang. Aslan pun pamit pada Lala dan Mimi segera menuju ke kantor polisi.
Terpopuler

Comments

i am

i am

crazy up thor

2025-05-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!