episode 3

Mentari pagi melukis langit dengan warna-warna emas dan jingga, menyinari rambut panjang Anya yang hitam legam. Di depan cermin, ia merapikan rambutnya, gerakannya lincah. Sepasang anting mungil tersemat di telinganya, bergoyang-goyang mengikuti irama detak jantungnya yang berdebar. Anya bersiap untuk kembali bekerja, setelah tiga tahun menjalani hidup yang berbeda di luar negri.

Kinan, putri kecilnya, masih tertidur lelap, mimpinya melayang seperti awan putih di langit biru. Anya mendekat, mencium lembut keningnya. "Mama pergi bekerja, Sayang," bisiknya, lembut.

Langkah Anya menuruni anak tangga, irama langkahnya mengalun pelan seperti alunan musik gamelan yang menenangkan. Aroma kopi robusta yang harum, bercampur dengan wangi roti panggang yang menggoda, menyambutnya. Bibi, dengan senyum ramahnya tengah menyiapkan sarapan.

"Pagi, Bibi," sapa Anya.

"Pagi, Nyonya," jawab Bibi, senyumnya merekah seindah bunga matahari.

Anya memakan sarapan paginya dengan tenang, setiap suapan terasa syahdu, seperti menikmati melodi indah sebuah simfoni. Selesai makan, Anya berpamitan pada Bibi.

"Bibi, jika Kinan bangun, sampaikan padanya bahwa aku pergi bekerja dan akan pulang siang ini," pesan Anya.

"Baik, Nyonya," jawab Bibi.

Anya melangkah keluar rumah, meninggalkan bangunan yang menyimpan sejuta kenangan; kenangan indah yang membahagiakan, dan luka yang menggores kalbu bagai sayatan duri yang tajam. Sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapannya.

David, dengan senyum ramah yang menawan, turun dari mobil, menyapa Anya dengan tatapan yang dalam.

"Pagi, Anya. Siap berangkat kerja?"

"Pagi, David. Ya," sahut Anya, senyumnya mengembang tulus.

"Aku antar. Perusahaan kita searah," tawar David. Senyumnya masih terukir, namun matanya yang peka menangkap keraguan yang bersemayam di kedalaman mata Anya.

"Aku pakai mobilku saja, David. Lagipula, aku ingin merasakan perjalanan sendiri setelah sekian lama." Jawab Anya.

Namun, David membuka pintu mobilnya. Keinginannya untuk mengantar Anya, begitu kuat. "Masuklah," ajaknya.

Anya menatap David dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia masuk ke mobil, tak kuasa menolak ketulusan hati David. Mobil melaju, meninggalkan rumah Anya yang menyimpan semua kenangan. Perjalanan dimulai, membawa Anya menuju hari baru, menuju babak baru dalam hidupnya yang dipenuhi ketidakpastian.

Anya melirik David. Kebaikan David padanya, tak terhitung jumlahnya, ia tak mampu membalas dengan apa pun. Hatinya selalu dipenuhi rasa bersalah dan keraguan yang membebani jiwanya, setiap kali menerima kebaikannya.

"Terima kasih, David," bisiknya, suaranya hampir tak terdengar.

"Untuk apa?"

"Untuk semua kebaikanmu," jawab Anya.

David tersenyum, "Jangan sungkan, kita sahabat."

Sahabat? Ya, mereka sahabat sejak pertemuan tak terduga di bandara tiga tahun lalu, sebuah pertemuan yang telah merajut ikatan persahabatan yang kuat. Namun, Anya merasakan beban berat yang menindih dadanya. Ia menyadari perasaan cinta David untuknya, namun hatinya masih terbelenggu bayang-bayang Arga, seperti burung yang terperangkap dalam sangkar kenangan, tak mampu melepaskan diri dari belenggu masa lalu.

Anya menarik napas, mencoba menenangkan badai emosi yang menghempas jiwanya, badai yang bergulung-gulung di lautan hatinya. Ia bersyukur atas kehadiran David, namun rasa bersalah menggerogoti hatinya, seperti rayap yang perlahan-lahan merusak sebuah bangunan tua yang megah.

"Kamu baik-baik saja?" tanya David, suaranya lembut, menangkap helaan nafas Anya yang berat.

"Ya."

"Tapi kamu terlihat tidak baik," kata David, penuh perhatian.

Anya kembali menarik napas, mencoba meredakan kegugupannya. "Aku baik-baik saja. Hanya... aku sedikit gugup kembali bekerja."

"Tidak perlu gugup. Kamu juga karyawan tetap di perusahaan itu. Atasanmu justru senang dengan kembalinya kamu," kata David, suaranya seperti embun pagi yang menyejukkan.

Mobil berhenti di depan gedung kantor perusahaan MN. Anya menatap bangunannya dengan perasaan campur aduk. Di bangunan ini, dia pernah menjalani masa muda yang penuh semangat. Namun, setelah perpisahan dengan Arga, ia terpaksa meninggalkan kantor ini dan mencari hidup baru di luar negri.

"Baik-baik saja?" tanya David lagi, tatapannya penuh kekhawatiran.

"Iya. Aku baik-baik saja," jawab Anya, sambil menarik napas dalam, mencoba mengumpulkan keberanian, mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi hari baru.

"Oke, kalau begitu aku langsung ke kantorku, ya. Nanti aku hubungi lagi," kata David. Anya mengangguk.

Mobil David menghilang di balik kerumunan kendaraan. Langkah Anya ringan memasuki lobi kantor, seolah beban di pundaknya sedikit berkurang. Suasana hangat langsung menyambutnya.

"Anya! Kamu sudah balik?" Suara riang teman-temannya membanjiri telinganya, memecah kesunyian di hatinya.

"Kamu kelihatan makin cantik!" pujian lain berdatangan, membalut Anya dalam sambutan yang tulus.

"Kirain kamu lagi melanjutkan studi di luar negeri? Kok udah balik?" Pertanyaan-pertanyaan ramah silih berganti, menandakan kerinduan terpendam selama tiga tahun Anya meniti jalan hidupnya sendiri.

Senyum Anya merekah, mencerahkan wajahnya yang selama ini terselubung kesedihan. Dia merasa bahagia, dikelilingi kehangatan persahabatan yang tulus.

"Iya, aku sudah selesai studi. Sekarang aku mau fokus bekerja lagi," jawab Anya, suaranya bergema dengan semangat baru.

"Keren! Kita bisa bareng-bareng ngopi lagi nih!" Ajakan untuk kembali bersenda gurau bersama teman-temannya membuatnya merasa lebih utuh.

"Tentu saja." Kata-kata itu keluar begitu saja, tanpa paksaan, mencerminkan kegembiraannya yang sesungguhnya.

Namun, di tengah sambutan hangat itu, sebuah rasa janggal mulai merayap. Anya merasakan sebuah tatapan tajam menusuk punggungnya, tatapan yang intens dan membuatnya sedikit merinding. Dia menoleh, mencoba mencari sumber tatapan itu di antara teman-temannya, namun tak seorang pun tampak menatapnya dengan intensitas seperti itu. Hatinya berdebar-debar, seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan, sesuatu yang mengusik ketenangannya. Apakah dia salah mengira?

Anya memutuskan untuk mengabaikan perasaan gelisah itu. Dia memasuki ruangannya, kantor yang masih terlihat bersih dan teratur, foto dan bunganya masih terpajang di atas meja kerjanya. Atasannya sudah menunggunya di sana.

"Anya, selamat datang kembali!" Suara atasannya ramah, menyapa Anya dengan senyum tulus.

"Terima kasih, Pak."

Anya duduk di kursi. Atasannya menjelaskan beberapa tugas baru yang menunggu Anya. Anya mengangguk, menyimak dengan seksama, semangatnya kembali menyala. Dia harus fokus, mengurai setiap detail tugasnya dengan tekun.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

2 iklan untukmu kak...semangat

2025-05-11

0

Aldin Andi

Aldin Andi

terimakasih 🙏🙏🙏🙏 semangat juga untukmu

2025-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 episode 2
3 episode 3
4 episode 4
5 episode 5
6 episode 6
7 episode 7
8 episode 8
9 episode 9
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 episode 15
16 episode 16
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 episode 22
23 episode 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80.
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1
2
episode 2
3
episode 3
4
episode 4
5
episode 5
6
episode 6
7
episode 7
8
episode 8
9
episode 9
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
episode 15
16
episode 16
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
episode 22
23
episode 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80.
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!