Hari ini adalah hari Minggu Anak' panti sedang duduk sambil bercerita bersama Sekar dan Irma yang sedang menggendong kenzio
Sebuah mobil Mewah berhenti tepat di depan Panti Sekar dan Irma saling memandang
" permisi" ucap Seorang wanita cantik berpenampilan glamor tersenyum
" iyah nyonya silakan masuk" ucap Irma
" terimakasih perkenalkan nama saya Widia Anjani " ucap Widia
" Saya irma nyonya dan ini Sekar " ucap Irma
Widia tersenyum dan menatap mereka semua tatapannya tertuju pada gadis kecil yang memegang Boneka Tedy bear
" oiya ada keperluan apa ya nyonya kemari dan kami baru pertama kali bertemu nyonya ?" tanya Sekar
" Maaf kedatangan saya kesini ingin mengadopsi salah satu Anak panti ini " ucap Widia
Sekar dan Irma saling memandang
" Saya tau apa yang kalian pikirkan tapi saya mohon percayalah saya ingin memiliki Anak saya adalah seorang Janda suami saya menceraikan saya karena saya Mandul selama ini saya merasa sepi saya tidak memiliki saudara dan orang tua lagi" ucap Widia menceritakan kehidupan nya
Sekar merasa terharu dengan menatap mata Widia sekar tau jika dia tidak berbohong
" Maaf nyonya jika kami membuat Anda tidak nyaman" ucap Sekar
" tidak apa' saya tau kalian hanya menginginkan yang terbaik bagi Anak' Wajar jika kalian waspada dengan orang baru " ucap Widia
" Baiklah nyonya jika begitu kami hanya menjaga Anak' tapi jika memang takdir salah satu dari mereka menjadi Anak Angkat nyonya kami percaya jika nyonya bisa menjaganya " ucap Sekar
" Terimakasih saya merasa sangat senang " ucap Widia tersenyum
" Anak' kemarilah ada yang ingin bunda sampai kan " ucap Sekar
Mereka semua mendekat
"Bunda ingin bertanya sesuatu Apa Anak' bunda ingin memiliki keluarga?" tanya Sekar
" Iyah bunda " jawab mereka serempak
" bunda ingin kalian tau bunda senang bisa merawat kalian dari kecil tapi ada saatnya kalian pergi dari panti ini" ucap Sekar pelan
" Maksud nya bunda tidak sayang kami lagi dan tidak ingin kami di sini " ucap gadis kecil bernama Vania
" Apa kita nakal jadi bunda marah?" tanya Varo
" Maaf maksud bunda bukan seperti itu nak bunda Sayang kalian semua dan semuanya tau jika kalian berada di sini bukanlah saudara kandung tapi Mungkin takdir yang mempertemukan kalian di sini sebagai saudara " ucap Sekar tersenyum pelan' memberi pemahaman bagi mereka karena mereka masih sangat kecil
" nyonya ini datang kemari dengan niat baik ingin mengadopsi salah satu dari kalian menjadi anaknya" ucap Sekar tersenyum
Mereka saling menatap dengan perasaan sedih
" Jadi itu maksud bunda tadi?" tanya Asila
" iyah sayang " ucap Sekar lembut
" Silakan nyonya" ucap Sekar memberi kesempatan pada Widia
" halo sayang perkenalkan nama ibu Widia seperti yang bunda kalian sampai kan ibu ingin salah satu dari kalian menjadi anak ibu" ucap Widia tersenyum
"mengapa ibu ingin mengambil salah satu dari kami sedang kan orang tua kami tidak menginginkan kami " ucap Varo
Deg Jantung ketiga orang dewasa itu merasa sakit dan tidak terasa air mata mereka menetes
" Sayang percayalah semua ibu menyayangi anaknya,kalian adalah anugerah terindah jangan berpikir jika ibu kalian tidak menginginkan kalian nak mungkin mereka miliki alasan Walaupun terlihat tidak adil bagi kalian " ucap Widia lembut
" Apa sekarang percaya jika anak Semanis kalian adalah harta yang paling berharga " ucap Widia
" iyah kami percaya bunda " ucap mereka serempak dan tersenyum
" Manisnya " ucap Widia merasa gemas dengan senyum dan tatapan mereka
" baiklah ibu akan memilih kamu" ucap Widia memilih Asila
" Nama kamu siapa nak?" tanya Widia
" Asila bunda" ucap Asila dengan tatapan polosnya
" nama yang cantik secantik orangnya " ucap Widia mengelus kepala Asila
" Selamat Asila " ucap semua temannya memeluk Asila walaupun mereka sedih akan berpisah
" Jangan lupa kan Kami ya Asila" ucap Vania
Asila mengangukan kepalanya sambil meneteskan airmata
" Bunda" panggil Asila pada Sekar dan Irma
" Kemarilah " panggil sekar lalu memeluk erat Asila
" Selamat nak Semoga asila selalu sehat dan bahagia bersama bunda Widia" ucap Sekar terisak
" Asila akan merindukan semuanya " ucap Sila
" Adik zio kakak Sila pamit ya semoga adik Zio sehat terus "ucap Asila
" Bunda Sila titip boneka sila untuk adik Zio " ucap Asila
" Terimakasih Sayang " ucap Sekar
Hari ini mereka melepas Asila dengan perasaan sedih
Sila mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil dan melambaikan tangan pada semuanya
" Bunda akan merindukan kamu nak" batin Sekar sambil mengusap air mata nya
Blacklock Covent Garden
Maura sedang makan bersama Jeny di restoran ini
" Kamu kenapa aku perhatikan sedari tadi kamu diam saja?" tanya Jeny
" Aku merindukan Anakku " ucap Maura
Uhuk uhuk
Bukan Jeny yang tersendak makanan tapi seorang di meja belakang mereka ..
Maura dan Jeny menoleh ke belakang
" Kamu" ucap Maura menatap malas Edwar
Edwar dan James yang kebetulan makan di restoran yang sama setelah bertemu klien dan Edwar yang menyadari kehadiran Maura bersama temannya meminta James untuk diam tapi mendengar perkataan Maura Membuat Edwar dan James keselek makanannya
" Kamu mengikuti aku ya?" tanya Maura menatap curiga Edwar dan James
Jeny yang mengenal wajah Edwar sebagai orang kaya dan berpengaruh di London merasa takut
" Tuan maafkan kelancangan sahabat saya" Ucap Jeny
" apaan sih jen mengapa harus meminta maaf " ucap Maura kesal
" Maura apa kamu tidak tahu siapa dia?" tanya Jeny panik
" Dia hanya lelaki dewas yang suka marah' dan sangat percaya diri " ucap Maura dengan keras karena sedang bad mood
" Astaga Maura" ucap Jeny menutup mulut Maura sungguh Maura sudah membuat masalah dengan Lelaki berekspresi datar dan dingin tapi sialnya sangat tampan
Edward bangun dan menarik tangan Maura mengikuti dirinya
" James kamu antar nona ini pulang" ucap Edwar memberi kunci mobilnya pada James
" Baik Ed" ucap James
" Tuan mau di bawah kemana sahabat ku" ucap Jeny panik
" hey mengapa kamu diam saja bagaimana jika temanku di sakiti tuanmu itu" ucap Jeny menatap tajam James
" Paling cuma di kasarin dikit " ucap James sengaja membuat gadis ini semakin Panik
" Wah aku harus menyelamatkan sahabat ku" ucap Jeny tapi di cegah oleh James
" Kita pulang " ucap James menarik tangan Jeny
Sementara itu di dalam mimpi mobil Maura
" Hey berhenti mau kamu bawah kemana aku?" tanya Maura panik
" Diam " ucap Edwar tegas
" Jika Kamu tidak berhenti aku akan loncat" ucap Maura
"Silakan jika ingin mati " ucap Edwar menunjukkan pistol yang sering di bawahnya
Melihat pistol di tangan edwar membuat Maura terdiam karena takut
" Dasar kelinci kecil di ancam sedikit langsung takut" Batin Edwar menyeringai penuh kemenangan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments