bab 2: Jalan seorang iblis

Seorang tetua melangkah maju, suaranya menggema di antara murid-murid yang terkejut. “Jiang Hao! Kau telah melanggar aturan sekte dengan membunuh saudara seperguruanmu sendiri! Apa yang ingin kau katakan untuk membela diri?”

Jiang Hao menatap tubuh yang tergeletak di depannya, lalu mengangkat kepalanya menatap para tetua. Ia tidak bodoh. Ini bukan kebetulan—ini adalah rencana yang sudah diatur dengan cermat.

“Aku tidak membunuhnya,” katanya dengan suara tenang, tetapi tegas.

Tetua berjanggut putih mendengus. “Lalu bagaimana kau menjelaskan jejak Tangan Iblis di tubuhnya? Semua orang tahu hanya kau yang memiliki kekuatan ini!”

Para murid mulai bergumam. Beberapa menatap Jiang Hao dengan ketakutan, yang lain dengan kebencian.

Mo Tian, Guru Besar Sekte, akhirnya berbicara. “Jiang Hao, kami telah lama mentolerir kehadiranmu meskipun kekuatanmu berbahaya. Tapi sekarang, kau telah melampaui batas!”

Ia melambaikan tangannya, dan beberapa tetua sekte segera mengelilingi Jiang Hao.

“Sebagai hukuman atas pengkhianatan dan pembunuhan ini, kau akan diusir dari Sekte Langit Hitam! Dan jika kau mencoba melawan… kami akan membunuhmu di tempat.”

Jiang Hao mengepalkan tinjunya. Napasnya berat, amarahnya mendidih. Ini bukan hanya pengkhianatan, ini adalah penghancuran reputasinya!

Namun, ia tahu bahwa melawan sekarang sama saja dengan bunuh diri. Para tetua sudah menyiapkan segalanya. Jika ia bertindak gegabah, mereka pasti akan menyerangnya bersama-sama.

Ia mengalihkan pandangannya ke kerumunan murid. Beberapa dari mereka tampak ragu, tetapi tidak ada yang berani membela dirinya. Bahkan Xiao Lan hanya bisa menatapnya dengan mata penuh kesedihan.

Jiang Hao menarik napas dalam. Kemarahannya membara, tetapi ia menekannya.

“Baik,” katanya akhirnya. “Jika kalian ingin aku pergi, aku akan pergi. Tapi ingatlah ini—aku tidak akan melupakan penghianatan ini.”

Ia menatap Mo Tian dan para tetua dengan dingin. “Dan suatu hari nanti, aku akan kembali.”

Tanpa menunggu lebih lama, Jiang Hao berbalik dan berjalan menjauh dari sekte yang telah membesarkannya.

Hujan mulai turun, membasahi tanah. Jiang Hao melangkah keluar dari gerbang Sekte Langit Hitam, meninggalkan segalanya di belakang.

Tetapi di dalam dirinya, dendam mulai tumbuh.

Ini belum berakhir. Ia akan kembali—dan ketika hari itu tiba, dunia persilatan akan bergetar dalam ketakutan.

Hujan mengguyur Gunung Tianfeng tanpa ampun, membasahi tubuh Jiang Hao yang berjalan tanpa arah. Napasnya berat, pikirannya penuh dengan amarah dan penghinaan. Ia telah mengabdikan hidupnya untuk Sekte Langit Hitam, tetapi akhirnya justru dikhianati.

Ia mengepalkan tinjunya. Mereka menganggapku iblis? Baik. Aku akan menjadi iblis yang mereka takuti.

Langkahnya membawanya ke hutan lebat di kaki gunung. Malam semakin larut, dan hawa dingin menusuk tulangnya. Tetapi di dalam dadanya, ada bara yang membakar lebih panas dari api.

Saat itulah, dari balik kabut, terdengar suara langkah kaki.

Jiang Hao segera bersiaga. Dari bayangan pepohonan, muncul lima sosok berjubah hitam. Mereka adalah pembunuh dari Sekte Langit Hitam—jelas dikirim untuk memastikan ia tidak keluar dari tempat ini hidup-hidup.

Seorang di antara mereka maju, menatap Jiang Hao dengan sinis. “Jiang Hao, perintah sudah jelas. Kau telah diusir dari sekte, tapi kami tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja. Kau tahu terlalu banyak rahasia sekte.”

Jiang Hao menyeringai. “Jadi ini bagian dari rencana mereka? Mengusirku hanya untuk menghabisiku di luar sekte?”

Si pembunuh menghunus pedangnya. “Jangan anggap ini pribadi. Kami hanya menjalankan perintah.”

Jiang Hao menghela napas, lalu menatap mereka dengan dingin. “Kalian ingin melihat tangan iblis yang kalian takutkan? Baik, aku akan menunjukkannya pada kalian.”

Tanpa peringatan, ia bergerak.

Tangan Iblis miliknya menyambar ke depan, telapak tangannya berpendar dengan energi hitam pekat. Salah satu pembunuh mencoba menangkis dengan pedangnya, tetapi begitu tangan Jiang Hao menyentuh senjata itu, logamnya langsung berkarat dan hancur.

“Apa—?!”

Sebelum orang itu sempat mundur, Jiang Hao mencengkeram dadanya. Dalam hitungan detik, tubuhnya menghitam, merosot ke tanah tak bernyawa.

Yang lain tersentak. Mereka telah mendengar tentang kekuatan Jiang Hao, tetapi mengalaminya langsung adalah hal yang berbeda.

“Tsk! Jangan takut! Kita serang bersama-sama!”

Keempat pembunuh lainnya menerjang secara bersamaan. Pedang berkilat di bawah cahaya bulan, mengincar titik-titik vital Jiang Hao.

Tetapi Jiang Hao hanya bergerak ringan, seperti bayangan di malam hari. Ia menghindari serangan pertama dengan melompat ke belakang, lalu menangkis pedang kedua dengan lengannya yang dilapisi energi hitam.

Satu orang mencoba menyerangnya dari samping, tetapi Jiang Hao meraih pergelangan tangan lawannya dan meremukkannya dengan mudah. Jeritan kesakitan terdengar, sebelum Jiang Hao melepaskan pukulan ke dada lawannya—dan dalam sekejap, tubuhnya membiru, racun dari Tangan Iblis menyebar dengan cepat.

Dua orang tersisa mulai panik.

“Sialan! Ini tidak mungkin!”

Sebelum mereka bisa melarikan diri, Jiang Hao sudah bergerak lebih cepat. Ia meraih kepala salah satu dari mereka dan menghantamkannya ke tanah dengan kekuatan brutal. Tengkoraknya pecah seketika.

Orang terakhir hanya bisa berdiri gemetar, pedangnya terlepas dari tangannya. “A-aku… tolong… jangan bunuh aku…”

Jiang Hao menatapnya dingin. “Kau ingin hidup?”

Orang itu mengangguk cepat.

Jiang Hao mendekat, lalu berbisik di telinganya, “Sampaikan pesan ini ke Mo Tian—aku akan kembali. Dan saat hari itu tiba, Sekte Langit Hitam akan hancur.”

Tanpa menunggu jawaban, Jiang Hao membiarkan pria itu melarikan diri.

Ia berdiri di antara mayat-mayat yang berserakan, tubuhnya berlumuran darah dan hujan yang terus mengguyur.

Malam ini, ia telah mengambil keputusan.

Ia tidak akan lagi menjadi murid yang setia.

Ia akan menjadi sesuatu yang lebih.

Iblis yang akan mengguncang dunia persilatan.

*******

Hujan telah reda, tetapi hawa dingin masih menyelimuti pegunungan Tianfeng. Jiang Hao berdiri di antara mayat-mayat para pembunuh yang dikirim untuk menghabisinya. Matanya menatap ke kejauhan, menembus kegelapan malam.

Ia telah membuat keputusan—bukan lagi sebagai murid Sekte Langit Hitam, tetapi sebagai seseorang yang akan menghancurkannya.

Namun, untuk melawan sekte sekuat itu, ia membutuhkan kekuatan yang jauh lebih besar dari yang ia miliki sekarang.

“Aku harus menjadi lebih kuat…” gumamnya.

Dengan langkah mantap, ia meninggalkan hutan dan mulai berjalan ke arah selatan, menuju dunia persilatan yang luas.

Tiga Hari Kemudian – Kota Heiyun

Kota Heiyun adalah kota yang terkenal dengan pusat perdagangan dan hiburan malamnya. Namun, di balik kemegahannya, kota ini adalah sarang para kriminal, pembunuh bayaran, dan sekte-sekte gelap yang beroperasi di bawah tanah.

Jiang Hao memasuki kota dengan mengenakan jubah sederhana, menyembunyikan identitasnya. Luka-luka di tubuhnya masih terasa, tetapi rasa sakit itu bukanlah hal baru baginya.

Ia butuh tempat untuk mendapatkan informasi. Jika ada tempat yang tahu segalanya tentang dunia persilatan, itu adalah Paviliun Seribu Bayangan, sebuah rumah judi yang juga menjadi markas organisasi intelijen paling berbahaya di kota ini.

to be continued ✍️

Terpopuler

Comments

MN.Aini

MN.Aini

Jiang akan menjadi mimpi buruk kalian setiap hari HAHAHA

2025-05-09

1

MN.Aini

MN.Aini

Thor aku mau nanya. itu tangan iblisnya klo kena badan Jiang sendiri gmna? gapapa? atau dia pakai penutup tangan biar ga kena?

2025-05-09

1

MN.Aini

MN.Aini

gila ya. Demi memfitnah Jiang, si orang tua bau tanah itu sampai bunuh muridnya sendiri/Frown/

2025-05-09

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 – Murid Terkuat Sekte Langit Hitam
2 bab 2: Jalan seorang iblis
3 bab 3: Menyusup ke benteng
4 bab 4: Pertumpahan Darah di Benteng Batu hitam
5 Bab 5– Kuil Seribu Cahaya
6 Bab 6: kota Biang Yuan yang Berbahaya
7 Bab 7: Kebenaran yang Membusuk
8 bab 8– Dosa yang Diwariskan
9 bab 9: Api di Balik Kabut
10 bab 10 Dalang di Balik Tirai
11 bab 11Bayangan Neraka Melangkah
12 Bab 12 Saudara yang Terluka ---
13 Bab 13: Bayangan dari Masa Lalu
14 bab 14 – Kuil Langit Senja
15 bab 15 Api yang Tak Pernah Padam
16 bab 16Rahasia yang Terkubur
17 bab 17. Kelahiran Iblis
18 Bab 18Surat dari Kegelapan
19 bab 19. Luka Tubuh
20 bab 20. Luka Jiwa
21 BAB 21 – Cermin Dendam
22 BAB 22 – Simfoni Darah dan Bayangan
23 Bab 23 – Badai yang Mengintai
24 Chapter 24 Tangan Iblis, Cahaya Malaikat
25 Bab 25 Jalan yang Harus Kupilih
26 Bab 26 Api yang Membentuk Sayap:
27 Bab 27Kebangkitan Sang Penghisap Jiwa
28 Bab 28 Gerbang Asal Jiwa
29 Takhta Dunia yang Baru
30 Pengorbanan Sang Takhta
31 Bab 31 Jalan yang Tak Terlihat
32 Penguasa Jiwa yang Baru
33 bab 33: Bunga yang Tumbuh dari Abu
34 bab 34:
35 bab 35: Saudara Tertua yang Mengkhianat
36 Bab 36:Cahaya Pertama di Mata Buta
37 bab 37:
38 bab 38:
39 bab 38:
40 bab 40: – Malaikat Terluka, Iblis Terbangun
41 Bab 41:
42 Bab 42:
43 bab 43:
44 bab 44:Panggilan Neraka
45 bab 45:Darah Ibu, Darah Dosa
46 bab 46:Saat Cinta Membakar Neraka
47 bab 47:
48 Bab 48:Jika Dunia Tak Mau Menerimamu, Biar Aku Hancurkan Duluan
49 bab 49:
50 bab 50:
51 Bab 51:Antara Aku dan Bayanganku
52 52:Api Ritual dan Duka yang Membara
53 bab 53:Dunia Tanpa Nama
54 54:
55 bab 55:
Episodes

Updated 55 Episodes

1
BAB 1 – Murid Terkuat Sekte Langit Hitam
2
bab 2: Jalan seorang iblis
3
bab 3: Menyusup ke benteng
4
bab 4: Pertumpahan Darah di Benteng Batu hitam
5
Bab 5– Kuil Seribu Cahaya
6
Bab 6: kota Biang Yuan yang Berbahaya
7
Bab 7: Kebenaran yang Membusuk
8
bab 8– Dosa yang Diwariskan
9
bab 9: Api di Balik Kabut
10
bab 10 Dalang di Balik Tirai
11
bab 11Bayangan Neraka Melangkah
12
Bab 12 Saudara yang Terluka ---
13
Bab 13: Bayangan dari Masa Lalu
14
bab 14 – Kuil Langit Senja
15
bab 15 Api yang Tak Pernah Padam
16
bab 16Rahasia yang Terkubur
17
bab 17. Kelahiran Iblis
18
Bab 18Surat dari Kegelapan
19
bab 19. Luka Tubuh
20
bab 20. Luka Jiwa
21
BAB 21 – Cermin Dendam
22
BAB 22 – Simfoni Darah dan Bayangan
23
Bab 23 – Badai yang Mengintai
24
Chapter 24 Tangan Iblis, Cahaya Malaikat
25
Bab 25 Jalan yang Harus Kupilih
26
Bab 26 Api yang Membentuk Sayap:
27
Bab 27Kebangkitan Sang Penghisap Jiwa
28
Bab 28 Gerbang Asal Jiwa
29
Takhta Dunia yang Baru
30
Pengorbanan Sang Takhta
31
Bab 31 Jalan yang Tak Terlihat
32
Penguasa Jiwa yang Baru
33
bab 33: Bunga yang Tumbuh dari Abu
34
bab 34:
35
bab 35: Saudara Tertua yang Mengkhianat
36
Bab 36:Cahaya Pertama di Mata Buta
37
bab 37:
38
bab 38:
39
bab 38:
40
bab 40: – Malaikat Terluka, Iblis Terbangun
41
Bab 41:
42
Bab 42:
43
bab 43:
44
bab 44:Panggilan Neraka
45
bab 45:Darah Ibu, Darah Dosa
46
bab 46:Saat Cinta Membakar Neraka
47
bab 47:
48
Bab 48:Jika Dunia Tak Mau Menerimamu, Biar Aku Hancurkan Duluan
49
bab 49:
50
bab 50:
51
Bab 51:Antara Aku dan Bayanganku
52
52:Api Ritual dan Duka yang Membara
53
bab 53:Dunia Tanpa Nama
54
54:
55
bab 55:

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!