"Ugggghhhhh....."
"ya-ya-ng.....mu-mu-lia......a-apakah anda baik-baik saja?" tanya Nina dengan suara yang lemah.
Ya, benar! Saat ini mereka tergeletak lemah di dalam gubuknya, karena mengonsumsi ramuan racun tingkat sedang yang di buat Lien Hua.
Istri dari kaisar Zhang Liqin itu sengaja membuat tubuhnya dan pelayannya menjadi bahan uji coba ramuan racunnya, agar tubuh mereka kebal terhadap racun.
Terlihat sadis, bukan?
Itulah keseharian jiwa bar-bar yang ada di dalam tubuh Lien Hua di dunia pertamanya, seorang 'jenius' gila, yang menggunakan tubuhnya sendiri sebagai uji coba ramuan yang dia buat untuk menjalankan misinya disana.
Jadi dia merasa keahlian itu akan berguna saat dirinya dan pelayan setianya itu kembali ke istana yang penuh dengan intrik di dalamnya.
Selama kira-kira setahun berada di dalam hutan pengasingan "Sheshan", Lien Hua dan Nina menjadi semakin kuat dan tubuh mereka kebal terhadap segala jenis racun.
Lien Hua juga menjadikan para binatang buas di dalam sana sebagai bahan percobaan ramuan herbal miliknya, akhirnya Lien Hua menemukan sebuah ramuan yang bisa membuat tubuh mereka tidak akan merasakan sakit, walau banyak luka.
Dan ramuan itu bisa langsung dengan cepat, menutup luka, serta menghilangkan bekas lukanya.
Lien Hua menamakan ramuan itu ramuan 'Ajaib'.
Kecantikan keduanya naik tingkat, dari tingkat rendah ke tingkat Dewi, saat ini Nina menyandang kecantikan no satu, di seluruh kekaisaran, sedangkan Lien Hua adalah kecantikan seorang malaikat khayangan.
Jika saja ibu suri kekaisaran Zhao Qiolin melihat mereka berdua saat ini, mungkin dia akan semakin iri dan memuntahkan darah dari mulutnya karena emosi . Dia tidak akan suka jika "menantu" tidak bergunanya ada di atas level dirinya di kekaisaran.
Nenek tua itu pasti belum mengetahui, jika menantu tidak bergunanya itu bukan lagi seorang penakut seperti dulu.
Lien Hua stmudah menjadi gadis tangguh dan tidak terkalahkan dalam segi apapun di dunia ini. Dia menjadi wanita yang kebal terhadap racun, pandai beladiri, dan menggunakan senjata, dalam pertempuran, serta kecantikan yang alami dan abadi di dunia kuno ini .
Bersama pelayan setianya, Nina ....
Amira Agatha si jiwa bar-bar yang tersasar di zaman kuno ini akan membasmi semua parasit yang pernah membuat raga Lien Hua menderita.
Jiwa bar-bar itu akan membalasnya jutaan kali lipat bersama Nina di sampingnya.
"HEH, KALIAN TUNGGU SAJA PEMBALASANKU, DI SANA! JANGAN HARAP BISA LOLOS DARI DEWA YAMA......HAHAHAHAHA.
Saat mereka kembali dari kedalaman hutan, tiba-tiba mereka melihat kemunculan beberapa orang prajurit istana disana.
Dengan ketangkasan Nina dalam bergerak, dia langsung berdiri di dekat prajurit tersebut dengan menggunakan cadar.
SRAK !
"Ada apa para prajurit seperti kalian kesini?!" tanya Nina dengan nada datar.
SREEET.......TRAK!
"Siapa kamu?" seru salah seorang prajurit bertanya.
Para prajurit itu langsung bersikap waspada, karena mereka tidak mengenali Nina yang memakai cadar di wajah cantiknya .
"Tsk! Aku Nina pelayan permaisuri Lien Hua! Ada apa kalian kesini?" jawab Nina sambil berdecak kesal.
SREEKK !
Prajurit itu mengambil dan membacakan gulungan titah dari ibu suri kekaisaran Zhao Qiolin tersebut.
Isinya adalah perintah untuk permaisuri Lien Hua, agar segera kembali ke istana, karena kaisar Zhang Liqin akan segera kembali dari perbatasan, selama tiga tahun berada di sana .
PRAKK !
Kayu yang ada di tangan Lien Hua itu patah, setelah mendengar titah tersebut .
Dia merasa geram dengan titah ibu suri Zhao Qiolin ini yang munafik! Dia meminta dirinya dan Nina kembali kesana hanya agar dirinya tidak terlihat "jahat" Dimata putranya sendiri.
Padahal aslinya jika kaisar Zhang Liqin tidak berada di istana, dia selalu menggunakan berbagai macam cara untuk menyingkirkan Lien Hua dari sana.
Lien Hua menatap dingin ke arah para suruhan ibu suri itu, tanpa bergerak sedikitpun dari tempanya berdiri.
"lalu, dimana kereta kuda yang kalian bawa untuk menjemput saya?" tanya Lien Hua dengan nada datar.
Para prajurit langsung menunjuk ke arah sebuah kereta kuda sederhana, yang sangat berbeda jauh dengan kereta kuda yang di gunakan oleh para anggota istana kekaisaran.
" Huh !"
Lien Hua mendengus kasar saat melihatnya, ternyata, wanita tua itu tidak akan memberikan kenyamanan untuk dirinya.
Kereta kuda itu, sama dengan kereta kuda yang sering digunakan oleh rakyat jelata untuk mengangkut upeti ke dalam istana kekaisaran.
TAP.......TAP......TAP......!
Nina berjalan mendekat ke arah majikannya untuk mengajak dia kembali ke istana.
Namun Lien Hua menolak dengan tegas.
"Aku tidak mau kembali, Nina ! Untuk apa aku mematuhi titahnya,sedangkan wanita tua itu tidak menghargai diriku?!" tolak Lien Hua tegas.
" Lebih baik aku memanggang daging buruan yang baru aku dapatkan tadi, aku lapar...." tambah Lien Hua dengan nada santai.
Para prajurit itu merasa geram, saat mereka mendengar penolakan Lien Hua untuk kembali ke istana, lalu mereka dengan cepat menarik pedang dari dalam sarungnya, dan mengarahkan pedang itu ke arah Lien Hua.
SRREEETTTT!
Salah seorang prajurit langsung maju dan menodongkan pedang itu ke arah leher Lien Hua.
" tunduk pada titah ibu suri! Kamu harus kembali ke istana! Apakah telinga kamu rusak, sehingga tidak mendengar apa yang kami bicarakan, hah?" hardik prajurit itu pada Lien Hua.
Emosi Lien Hua langsung memuncak!
Tidak pernah ada yang berani berteriak kepadanya di zaman modern, dan di zaman kuno ini dia di teriaki oleh prajurit tingkat rendah.?
Yang benar saja !
Di zaman modern saja, semua pembesar negara sangat menghormati dirinya,. Dan disini prajurit rendahan bisa memakai dirinya yang 'seorang permaisuri' kekaisaran .
Mereka mencari kematian!
Emosinya bergejolak sangat tinggi;
Tiba-tiba......
BUGH......BUGH !
PLAK........BUGH !
DUUAAAGHH !
BRUUUUGH!
Lien Hua langsung menghajar prajurit tersebut dengan brutal .
Mereka harus di kasih pelajaran, agar tidak lagi merendahkan dirinya yang seorang permaisuri kekaisaran.
Salah seorang rekan prajurit tersebut terpana dengan mulut terbuka. Mereka tidak percaya saat melihat rekannya sudah ambruk di tanah dengan luka lebam dan darah memenuhi wajahnya .
"Ba-bagimana bisa ?" gumam prajurit tersebut.
Bagaimana bisa seorang permaisuri yang lemah dan penakut itu menjadi seorang yang sangat mengerikan.
Prajurit yang menjadi "samsak" hidup Lien Hua saat ini terlihat memuntahkan darah segar dari dalam mulutnya, karena ada beberapa dari giginya yang tanggal.
TAP.......TAP......TAP......!
Lien Hua berjalan menghampiri prajurit yang sudah babak belur itu,
KRAK.....KRAK....!
Lien Hua langsung mematahkan lehernya dan menginjak kepalanya sampai mati.
"Cih! Dasar semut lemah! Kekutan tidak seberapa saja sudah berani berteriak kepadaku!
Nah, siapa yang mau maju selanjutnya ?!" teriak Lien Hua emosi
Tentu saja para prajurit itu langsung gemetaran saat mendengarnya, tekanan dan aura kematian yang keluar dari dalam tubuhnya sangat pekat! Ini bukanlah permaisuri Lien Hua yang penakut dan lemah, melainkan seorang "IBLIS" yang baru bangkit dari neraka!
Prajurit yang tersisa langsung diam dan berlutut di hadapan sang permaisuri. Mereka berharap tidak akan mendapatkan penyiksaan yang sama dengan rekannya yang sudah tewas itu.
"saya hanya ingin makan! Jika kalian tidak suka menunggu saya lebih baik kalian bunuh diri saja dan tidak perlu mengganggu waktu makan saya." ujar Lien Hua tegas.
"Apakah harus saya sendiri yang membunuh kalian satu persatu, karena kalian kalian sudah berani mengganggu acara makan siang saya, hah! Jawab?" teriak Lien Hua emosi.
---------------bersambung----------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Nurhayati Sobana
Keren Lien Hua., karakternya aku suka
2025-05-07
0