"Hiks.....hiks......hiks...."
"Tsk ! Jangan menangis! Aku memang tidak mengingat apa-apa, bahkan aku lupa siapa diriku ini" ujar Amira dengan nada kesal.
"Hiks......hah...?!
Gadis pelayan itu langsung terdiam karena kaget , lelucon apa ini.....?
Apakah majikannya benar-benar melupakan semuanya?
Apa yang terjadi dengan majikannya setelah koma selama dua bulan?
Akhirnya gadis pelayan itu menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh Amira.
"nama hamba Nina, dan hamba adalah pelayan pribadi yang mulia....." jawab Nina .
" kenapa bisa aku berada disini, bukannya berada di istana kekaisaran...?" tanya Lien Hua
Nina menundukkan kepalanya sejenak sambil menahan tangis dia mencoba menjelaskan dengan baik.
" Yang Mulia Permaisuri di asingkan oleh Ibu Suri ke dalam hutan ini, dan yang mulia kaisar tidak mengetahui nya, karena beliau masih berada di Medan perang..." jawab Nina menjelaskan kepada majikannya.
"Apakah suamiku itu baik ? Maksudku, apakah dia selalu, memperlakukan diriku dengan baik?" tanya Lien Hua kembali
"menjawab yang mulia , yang mulia kaisar tidak pernah memperdulikan yang mulia permaisuri. Beliau terlalu sibuk berperang dan memperluas wilayah, sedangkan untuk pemerintahan di kekaisaran, di ambil alih oleh Ibu suri...." jawab Nina.
Lien Hua dengan jiwa baru itu pun menganggukkan kepala tanda mengerti. Jiwa didalam tubuh ini mulai mengerti apa yang terjadi dengan raga ini, sehingga berada di pengasingan.
Kemungkinan besar ibu suri merasa tersaingi oleh keberadaan Lien Hua, yang mungkin saja bisa merebut kekuasaan dari tangan ibunda sang kaisar tersebut
"apakah diriku masih memiliki keluarga, Nina? Tanya Lien Hua kembali.
" Yang Mulia Permaisuri sudah sebatang kara, ayah permaisuri adalah jendral perang Lien, dan dia sudah tewas dalam pertempuran setahun lalu, sedangkan ibu dari permaisuri sudah meninggal saat melahirkan permaisuri kedunia.." jawab Nina dengan nada sedih.
" Baiklah ! Terima kasih, Nina, sekarang kita istirahat, dan menyambut hari esok dengan semangat !" ujar Lien Hua pada Nina.
"baik tang mulia ..." jawab Nina
Nina membantu Lien Hua untuk berbaring dan menyelimuti tubuhnya
setelah semua selesai , Nina segera keluar dari ruangan itu untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda
TAP !
TAP !
TAP !
Sebenarnya Nina sangat khawatir dengan keadaan sang permaisuri Lien Hua yang hilang ingatan, namun di satu sisi, Nina juga sangat bersyukur karena majikannya itu telah sadar dari komanya selama dua bulan ini
"semoga kaisar cepat kembali ke istana, sehingga penderitaan permaisuri akan berangsur-angsur hilang...." harap Nina sambil menengadahkan kepala ke langit.
CUIT !
CUIT !
CUIT !
WUSSH !
Keesokan harinya Semilir angin menggoyangkan dedaunan di pagi yang cerah, terasa menenangkan jiwa seorang gadis yang sedang berdiri sambil melakukan peregangan otot-otot untuk melakukan pemanasan
SATU......DUA !
SATU.......DUA !
SATU........DUA !
Teriak lantang gadis itu menggema sampai ke dalam hutan pengasingan itu.
Lien Hua bertekad untuk menguatkan tubuhnya dengan latihan-latihan yang pernah dia lakukan pada kehidupan sebelumnya.
Lien Hua berpikir untuk masuk ke dalam hutan tersebut sambil mencari tanaman herbal dan hewan yang bisa dia buru untuk makannya.
Sedangkan Nina, yang baru saja selesai mengambil persediaan air dari sungai di dekat sana , melihat majikannya yang menggunakan pakaian lusuh yang terlihat di ikat- ikat itu pun menghampiri nya.
" selamat pagi, yang mulia permaisuri, apa yang sedang anda lakukan saat ini ?" tanya Nina dengan nada bingung.
" pagi, Nina ...... Kenapa memangnya? Aku hanya sedang meregangkan otot-otot aku yang kaku setelah koma kemarin !" jawab Lien Hua dengan santai .
Nina langsung paham dengan apa yang di ucapkan majikannya, lalu dia langsung mengikuti gerakan yang dilakukan oleh majikannya.
"oh, iya..... Nina! Aku ingin berlari masuk ke dalam hutan sambil mencari hewan yang bisa dimakan siang nanti, apakah kamu ingin ikut denganku?" ujar Lien Hua pada Nina
"Akhhhhh ! "
tubuh Nina hampir terjerambah saat mendengar ucapan majikannya, jika refleks Lien Hua tidak bagus untuk menahannya.
"Apa, yang mulia?! Ke-kedalam hutan?!..... Ti-tidak...... tidak boleh, yang mulia! Akan ada banyak hewan buas disana, dan kita tidak boleh kesana! Lebih aman di sekitaran sini saja!" seru Nina terkejut.
Wajah Nina langsung pucat pasi saat mendengar rencana itu, Nina tidak habis pikir, apa yang diinginkan oleh majikannya itu, sampai ingin pergi ke dalam hutan pengasingan itu,
"Tenang saja, Nina! Tidak akan terjadi apa-apa..." ujar Lien Hua dengan santai.
"ja-jangan, yang mulia!..... Sahut Nina yang mencoba melarang majikannya.
"Tsk! Dasar penakut! Jika kamu tidak ingin pergi sama aku tidak apa-apa! Kamu disini saja...." ujar Lien Hua sambil berdecak kesal
ini adalah dunia kuno yang baru saja jiwa Amira datangi, tentu saja dia ingin melihat keadaan dunia ini, terutama hutan sheshan tempat raga Lien Hua di asingkan
"saya ikut, yang mulia..!" ujar Nina dengan cepat.
Dia tidak mungkin membiarkan majikannya pergi sendirian ke dalam hutan sana, jika majikannya terluka, Nina bagaimana nanti? Dia pasti di penggal oleh kaisar karena lalai menjaga permaisuri-nya.
Oh! Tidak ! Nina masih ingin hidup lebih lama lagi.
SRAK !
SRAK !
SRAK !
Lien Hua berlari dengan semangat, di ikuti oleh Nina di belakangnya, Lien Hua banyak menyakan pertanyaan kepada Nina, dan Nina dengan bersemangat menjawabnya semua pertanyaan Lien Hua itu.
SRAK !
SRET !
Tiba-tiba saja Lien Hua berhenti dengan mendadak, karena melihat beberapa pohon buah mangga dan sirsak yang sudah matang.
BRUGH !
"Awwwwsssss !
Nina menabrak tubuh bagian belakang Lien Hua, karena Lien Hua berhenti secara mendadak .
"Tsk ! Fokus dong Nina..... Fokus!" decak Lien Hua kesal.
" maaf, yang mulia......" jawab Nina dengan nada menyesal
" tunggu disini! Aku mau memanjat pohon - pohon buah itu untuk kita makan nanti. Ujar Lien Hua pada Nina
"baik, hati -hati yang mulia...? Jawab Nina patuh
HOP !
SRAK !
SRAK !
Tiba-tiba Lien Hua langsung melompat ke atas pohon mangga dan langsung bergerak dengan lincah di antara cabang-cabang pohon tersebut, sambil tangannya memetik buah-buahan yang matang dan melemparkannya ke bawah.
BUK !
BUK !
BUK!
"kumpulkan buah-buahan tersebut dan masukan ke dalam kantong besar yang aku lemparkan tadi Nina !" teriak lantang Lien Hua dari atas pohon.
"Baik, yang mulia ! Hati-hati di atas sana !" balas Nina dengan berteriak juga
setelah puas memetik buah mangga tersebut, Lien Hua segera pindah ke pohon lain dengan lincah
HOP !
HOP !
HOP !
Dan berakhir dengan menjejakkan kakinya di atas tanah.
TAP !
Nina membelalakkan matanya karena terkejut, dia tidak pernah tau jika majikannya bisa memanjat pohon dengan lincah seperti itu. Padahal ! Dia menjadi pelayan di keluarga "Lien" itu sudah hampir sembilan tahun terakhir.
"Ayo, Nina ! Kita lanjutkan perjalanan kembali !" ujar Lien Hua kepada Nina.
"Baik, yang mulia ..." jawab Nina sambil membawa kantung besar berisi buah-buahan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
LalyGamer 590
Aduh, thor, aku tak sabar menanti kelanjutan ceritanya!
2025-04-23
0