Ketika hari sudah menjelang sore, mereka membuka matanya, Nina langsung berjalan ke belakang gubuk itu, untuk mengambilkan majikannya sebaskom air, guna mencuci wajahnya.
TAP !
TAP !
TAP !
Lien Hua langsung mencuci wajahnya, ketika Nina menyodorkan baskom tersebut kepadanya.
BYUUURR !
BYUUURR!
Wajah Lien Hua yang awalnya menakutkan itu akhirnya terlihat berubah, jerawat penuh nanah yang ada di wajahnya, perlahan mulai mengering.
Lien Hua terlihat tersenyum puas, ini masih jauh dari kata 'sempurna' untuk wajahnya. Akan tetapi! Jika dia rajin menggunakan racikan tersebut, dirinya yakin bahwa kecantikannya akan kembali berkali-kali lipat dari yang dulu.
"*tidak sia-sia aku belajar semua keahlian di zaman modern....,semuanya bisa aku terapkan di zaman kuno ini, dan hasilnya memuaskan! Racikan alami yang membuat raga ini semakin cantik dan sehat*..." puji Lien Hua pada dirinya sendiri.
Sedangkan Nina , dia pergi ke belakang gubuk untuk membersihkan wajahnya, tidak lama kemudian dia melihat pantulan wajahnya di dalam air, wajahnya begitu mulus, kencang dan terlihat putih, sampai Nina membelalakkan matanya karena terkejut.
"*Demi Dewa....! Apakah ini,.. Diriku? Wajah ini benar-benar terlihat ......cantik! Aku bahkan tidak pernah memimpikan punya wajah yang sehalus ini*..." monolog Nina dalam hati.
Nina langsung berbalik dan melangkahkan kakinya untuk melihat majikannya.
TAP !
TAP !
TAP !
"yang mulia.....yang mulia....!"
Saat Nina sampai di dalam kamar majikannya dia terpana saat melihat wajah majikannya yang berangsur-angsur pulih, semua jerawat bernanah yang ada pada wajahnya mulai mengering.
"Ya Dewa!....... Yang mulia permaisuri...."
\#
Sementara itu di perbatasan yuanyang .....
TAP !
TAP !
TAP !
Seorang prajurit terlihat berjalan menuju ke arah seorang pemuda tampan yang ada disana.
"yang mulia, ada kiriman surat dari istana...." ujar prajurit tersebut melapor kepada pemuda itu.
"Bawa kesini ..." titah pemuda itu dengan nada datar.
Prajurit tersebut mengulurkan tangannya untuk memberikan gulungan kertas tersebut, setelah surat itu di terima oleh pemuda itu. Prajurit tersebut bergegas pergi dari sana.
Dia harus kembali ke pos penjagaan, agar tidak di masukin oleh para penyusup, yang ingin masuk ke kamp militer milik mereka.
Pemuda tampan itu adalah seorang kaisar, dia adalah kaisar yang sangat di takuti oleh para musuhnya, pemuda tampan berwajah dingin, dengan tatapan tajam setajam elang.
Dia adalah kaisar Zhang Liqin, seorang pemimpin dari kekaisaran Naga Sejati dan menempati istana Naga Emas.
Hampir dua tahun dirinya di perbatasan yuanyang ini , untuk memenuhi ambisinya dan menaklukkan seluruh kekaisaran yang ada agar tunduk di bawah kekuasaannya.
Kaisar Zhang Liqin adalah anak lelaki pertama dari kaisar Zhang Feng dan permaisuri Zhao Qiolin, yang saat ini menjadi ibu suri kekaisaran.
Zhang Liqin berhasil naik ke atas tahta, setelah membuat kedua tangannya berlumuran darah . Dia membantai semua saudaranya dengan kejam, harinya sudah membeku, dan dia menjadi "**mesin pembunuh**" kejam untuk semua orang yang menentang keinginannya.
kaisar Zhang Liqin mengepalkan tangannya, dan meremas kertas tersebut setelah dia selesai membacanya.
Dirinya benar-benar tidak menyangka, jika keberadaan Lien hua itu berhasil membuat ibundanya merasa geram, wanita tua itu terus saja melakukan sesuatu untuk menyakiti Lien Hua .
Lien Hua ini terlalu 'lemah' untuk menjadi pendamping seorang kaisar seperti Zhang Liqin. Dirinya bahkan tidak mempunyai kemampuan untuk membela diri di hadapan ibu suri kekaisaran, Zhao Qiolin.
Zhang Liqin bertekad untuk menemui Lien Hua, setelah pertempuran ini, dia akan memperingatkan Lien Hua , agar tidak mencari masalah dengan ibundanya.
Kaisar Zhang Liqin sangat paham dengan paham dengan pergerakan ibundanya selama dirinya ada di perbatasan.
Selama ibundanya menjabat sebagai permaisuri kekaisaran, wanita itu tidak segan - segan menghancurkan dan melenyapkan para selir yang berada di istana saat itu, dan dia selalu mengajarkan dirinya menjadi kejam, agar bisa menundukkan semua di bawah kakinya.
" Ibunda tidak akan melepaskan Lien Hua sampai dia mati di tangannya! Aku sudah menduga hal ini setelah menikahi Lien Hua dan menjadikannya permaisuri satu-satunya di kekaisaran Naga Sejati......" monolog Zhang Liqin.
Tatapannya memandang jauh ke area perbatasan yang dia jaga itu.
"Ibunda tidak akan membiarkan siapa pun yang memiliki kekuasaan yang sama dengan dirinya, selama ibunda masih hidup! Dia pasti melakukan berbagai cara untuk menyingkirkan Lien Hua..." gumam Zhang Liqin dalam hati.
Dirinya pun sadar, jika selama ini dia hanyalah sebuah 'boneka' yang di kendalikan oleh ibundanya sendiri. Karena kekuasaan tertinggi yang ada saat ini di pegang oleh ibundanya di kekaisaran Naga Sejati.
Mengingat hal itu, wajah kaisar Zhang Liqin semakin muram.
Membawa Lien Hua masuk ke dalam kekaisaran adalah sebuah kesalahan yang fatal.
Andai saja Zhang Liqin mengetahui dari awal jika putri jendral Lien itu adalah seorang wanita yang lemah mungkin dia tidak akan menjadikannya seorang permaisuri kekaisaran, karena pertarungan di dalam haremm istana jauh lebih mengerikan , di bandingkan Medan pertempuran.
"Haaaahhhh! Bagaimana caraku untuk membuat Lien Hua berhenti lemah dan menjadi pecundang disana? Dia selalu diremehkan ibunda, karena mempunyai wajah yang sangat buruk!" keluh Zhang Liqin lelah.
"padahal, Lien Hua dulu sangat cantik! Entah apa yang terjadi saat dirinya masuk kedalam istana dan menjadi permaisuri, sangat jauh berubah dan membuatku merasa 'jijik' hanya untuk berdekatan dengan dirinya...." gumam Zhang Liqin.
Bukan hanya dirinya yang merasa 'jijik' dengan perubahan Lien Hua, semua orang yang disana pun merasa takut dengan hanya menatap wajahnya.
Zhang Liqin bukanlah tipe seseorang yang peduli akan pertarungan para wanita di harem, cukup baginya mendapatkan kekuasaan yang besar yang sudah membuat hatinya merasa senang.
Untuk urusan yang lainnya , biarkan 'takdir' yang menentukan jalannya.
Bukankah dirinya seorang kaisar yang sangat berkuasa? Jadi dia bisa mengangkat ratusan selir yang dia inginkan, untuk masalah Lien Hua, untuk apa dia harus membuat lelah dirinya dengan mengurusi dan melindunginya? Dia bisa mendapatkan penggantinya lebih dari seorang Lien Hua.
Dirinya hanya menikahi Lien Hua untuk memenuhi 'amanat' sang jendral yang sudah tiada itu saja, bukan keinginannya.
Menempatkan Lien Hua di dalam istana kekaisaran, juga sudah merupakan berkah yang luar biasa, untuk gadis biasa yang merupakan seorang putri dari jendral perang.
Jendral perang yang sudah menorehkan begitu banyak jasa di dalam setiap pertempuran yang terjadi.
# HUTAN SHESHAN
Lien Hua dan Nina masih terus berlatih dengan keras di dalam hutan pengasingan itu, keahlian beladiri keduanya menjadi semakin baik dan kuat, fisik yang tegap dan sehat, serta wajah yang menjadi lebih cantik.
Keduanya bertekad agar tidak ada lagi orang - orang yang meremehkan mereka , saat mereka berdua kembali ke istana nanti, Lien Hua melatih Nina beladiri dari zaman modern dan mengasah kembali keahliannya dalam meracik obat dan racun.
Jika dulu Nina seorang gadis penakut dan cengeng, sekarang Nina adalah seorang yang menakutkan
Tidak beda jauh dengan majikannya.
Lien Hua juga sudah membagikan ilmunya pada Nina tentang cara merawat diri, memasak, dan membuat racun.
Lien Hua juga mengajarkan Nina cara memainkan berbagai senjata saat mereka berdua berlatih tanding, mereka akan berusaha terus menjajal semuanya sampai 'garis batas' yang mereka punya .
SRING!
BUGH !
BUGH !
CRASSH !
Pukulan dan sayatan senjata sudah menjadi makanan mereka sehari-hari disana, mereka tidak takut akan luka tersebut berbekas di tubuh mereka, karena Lien Hua sudah meracik berbagai macam obat-obatan herbal untuk luka akibat latihan yang mereka jalani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
gaby
Jd kaisarnya pny bny selir y thor?? Jijik lah kalo tokoh utama pny bny selir. Mending permaisuri cerai aja, cari pria biasa aja yg ga punya selir
2025-05-15
0
Viona Syafazea
lahhhh kalo pasangannya gini sifatnya gk cocok lah jadi pendamping Lin hua, mending siapin jodoh lain aja buat Lin hua thor.. /Proud/
2025-05-17
0