kutukan yang di derita ayu

Ayu suciati adalah namaku. Sesuai dengan arti namaku ayu yang berarti cantik, aku sangat cantik. Namun masalahnya adalah benar apa kata orang orang, cantik itu luka... kalau dalam kasusku cantik itu adalah kutukan.

Kecantikanku telah membuat banyak pria mendatangiku dan berusaha untuk melamarku, termasuk seorang petapa tua yang sangat jelek.

Petapa tua itu menginginkan aku untuk menjadi istrinya dan melayani nafsunya. Sebagai seorang wanita muda tentu saja aku menolak lamaran dari seorang kakek tua.

Akhirnya penolakan tersebut berubah menjadi hal yang pahit dalam hidupku, petapa itu memberikanku sebuah kutukan yang sangat mengerikan, di mana bila ada pria yang mendekat kepadaku, pria itu akan mati.

Karena saking berbahayanya kutukan itu, akhirnya keluargaku memilih untuk mengisolasi diriku di tempat ini, agar saudaraku, dan ayahku serta semua orang yang aku cintai tidak mati karena aku...

Hal ini membuat diriku kesepian di sini...

Siang ini sama seperti siang siang sebelumnya, aku duduk di sebuah kursi sambil memandangi sungai kecil yang berada di lereng bukit. Di temani dengan hawa sejuk dan pemandangan yang sangat indah.

"Hufffttt!" Aku menghela nafas, "apa selamanya aku akan hidup sendirian?" Tanyaku dalam hati.

Pertanyaan ini adalah pertanyaanku setiap hari sambil memandangi pemandangan indah ini.

"Pemandanganya bagus ya.." tiba tiba seorang pria muncul dari samping dan mengucapkan hal tersebut.

Aku menganggukan kepalaku lalu berucap, "benar sangat indah, hampir setiap hari aku melihat pemadangan ini, namun tetap saja pemadangan ini tidak bisa membuatku bos-- ehh! Tunggu!" Aku langsung berdiri dari kursi sambil mundur selangkah kebelakang kemudian menatap ke arah seorang pria tidakterlalu tampan yang muncul begitu saja.

"Mengapa kamu bisa berada di tempat ini!" Tanyaku dengan sangat tegas. Aku sama sekali tidak menyangka akan ada pria yang berdiri cukup dekat denganku, "apakah kamu tidak takut mati?" Tanyaku kepadanya. dengan jarak yang lumayan dekat ini pria itu bisa mati terkena kutukan dari sih petapa tua bajingan itu.

Ketika pria itu mendengar ucapanku, wajah pria itu langsung berubah menjadi sangat gugup, "tu-- tunggu nona, aku sepertinya nyasar, aku tidak tahu kalau ternyata tempat ini adalah tempat terlarang, aku sama sekali tidak memiliki niat jahat, tolong jangan laporkan kepada tuan herlambang dan yang lainnya!" Ucap pria itu.

Aku termenung mendengar ucapan dari pria itu, mengapa rasanya pria itu sepetinya sedikit salah faham dengan apa yang aku ucapkan?

Tiba tiba pria itu berucap, "maafkan aku nona, saya tidak bermaksud untuk mengganggu anda, saya akan pergi sekarang, tolong jangan laporkan saya..." ucap pria itu sambil membalikan badan.

Melihat pria itu yang membalikan badannya, secara tidak sengaja aku menggigit bibirku sendiri. Sudah berapa lama aku tidak berbicara dengan lawan jenis? Hatiku yang kesepian menyuruhku untuk menahan pria itu.

"Tu--- tunggu!" Ucapku dengan sedikit gugup. Pria itu membalikan badannya. Tiba tiba pria itu berjalan ke arahku, sontak aku langsung membuat jarak, kemudian berucap, "hentikan, jangan terlalu dekat! Kamu bisa mati terkena kutukanku!"

***

Tentu saja pria itu tidak lain tidak bukan adalah galih, ehh sugi. Sugi secara tidak sengaja menemukan tempat indah dengan seorang wanita cantik yang tampak duduk santai sambil memandangi sungai.

"Apa? kutukan?" Sugi terlihat bingung ketika mendengar hal ini, "memangnya kutukan apa yang kamu derita hingga kamu mengatakan aku akan mati jika aku mendekatimu?"

Ayu memandangi sugi kemudian menghela nafas panjang. Dalam hati ayu berucap, "dia hanya manusia biasa, dia tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan... namun tetap saja aku harus menjelaskannya." Ucapnya.

Kemudian ayu berucap, "aku memiliki kutukan yang sangat mengerikan, di mana setiap pria yang mendekat akan mati secara misterius... kutukan yang aku derit sangat kuat dan mengerikan, oleh karena itu aku berada di tempat ini agar tidak membuat orang lain mati karena aku..." ucap ayu.

Mendengar ucapan wanita ini sugi langsung merenung, kemudian memandang ke arah wanita ini dengan ekspresi wajah yang sangat aneh.

Ayu melihat manusia biasa ini memandangi dirinya dengan pandangan aneh, kemudian ia bertanya, "kenapa memandangiku seperti itu?"

Sugi langsung menjawab, "memangnya ada kutukan seperti itu? Kalau kutukan itu benar, mengapa aku tidak merasakan apapun?" Tanya sugi kepada ayu.

Seketika keheningan menyelimuti tempat ini. Ayu bingung ingin menjawab seperti apa karena dia sedang bingung memikirkan hal ini.

Bahkan ayu menggaruk kepalanya, saking bingungnya dirinya. Mengapa pria di depannya ini masih hidup?

Kemudian sugi melangkahkan kakinya untuk mendekati ayu. Seketika itu juga ayu panik, ia mundur beberapa langkah kebelakang. Namun tentu saja itu tidak bisa membuat jarak menjauh.

Setelah cukup dekat dengan ayu sugi berucap, "lihat, tidak ada apapun yang terjadi!" Ucap sugi.

Jujur saja konsep kutukan yang di jelaskan wanita cantik ini cukup aneh. Sugi sendiri tidak percaya akan hal aneh seperti ini, hanya anak kecil yang bisa tertipu dengan hal semacam ini.

"Dengarkan aku nona! Kutukan, ilmu hitam, kesaktian, itu hanya ada di novel fiksi saja. Atau hal hal semacam itu hanya untuk hiburan anak kecil, kutukan yang berada di dalam dirimu juga termasuknya itu hanya khayalanmu semata! Kalaupun ada maka sekarang aku nyatakan hilang!" Ucap sugi dengan santai.

Apa yang tidak di ketahui oleh ayu, setelah sugi mengatakan hal seperti ini. Kutukan yang berada di dalam dirinya menghilang begitu saja, namun sayang sekali ayu tidak merasakan atau menyadarinya.

"Tunggu! Itu tidak mungkin! Kutukanku ini sangat kuat. Ada lima orang pria yang telah mati karena terlalu dekat denganku, salah satunya adalah sepupuku sendiri! Kamu jangan mengatakan hal ngaco! Kutukanku ini sangat berbahaya!"

Sugi menggaruk kepalanya dengan wajah kebingungan, ia bingung untuk menjelaskan kepada nona cantik ini bahwa tidak ada yang namanya kutukan.

"Jangan ngelantur, nona.... tidak ada kutukan apapun pada dirimu!" Ucap sugi sambil menghela nafas.

Tiba tiba mata sugi melebar, ia menatap ke arah wanita cantik itu dengan ekspresi terkejut kemudian sugi mundur beberapa langkah kebelakang dengan raut wajah ngeri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!