Bab 5. Elvan hilang

Alika begitu kebingungan karena Elvan yang baru berusia dua bulan itu terus saja menangis tidak mau diam sejak tadi, ini sudah mau satu jam bayi nya menangis kejer hingga dia saja tidak tau harus bagai mana. babby sister mana punya karena dalam keluarga ini yang mengurus harus Ibu nya sendiri, kalau di urus orang lain akan di cela.

Jadi Alika tidak tau harus bagai mana, orang orang di luar masih sibuk berzikir untuk mendoakan arwah nya Bu Sri agar tenang, jadi mereka tidak tau kalau di kamar belakang Alika sedang kebingungan mendiamkan anak nya yang terus menangis sampai wajah nya merah padam.

"Kamu kenapa, Elvan? Bunda tidak tau harus apa!" Alika sudah mulai naik darah.

Panik dan juga bingung serta takut bercampur menjadi satu dalam pikiran nya, sebab suara yang tadi siang masih terbayang dalam telinga nya hingga tidak bisa bila mau di lupakan begitu saja. dia kira kalau malam ini bisa pulang dan tidur di rumah, namun nyata nya masih terjebak di sini.

"Ooeeeek, oeeeeek!"

Bahkan Elvan juga menolak ketika di beri asi dan tidak mau menyedot, biasa nya kalau menangis begini akan diam saat di beri asi. Alika menatap sekeliling kamar dengan perasaan cemas, takut bila kedatangan arwah yang tadi siang sudah mengganggu nya.

"Alika, kenapa Elvan menangis terus?" Bu Ageng masuk kedalam kamar.

"Tidak tau, Bu! sudah di beri asi pun dia tetap menolak." jawab Alika bingung.

"Coba sini sama Eyang Uti, siapa tau dia akan diam." Bu Ageng menggendong cucu tersayang nya.

Alika agak tenang setelah mertua nya masuk kedalam kamar, tinggal sekarang dia merasakan lapar yang luar biasa pada perut nya. memang sebagai Ibu menyusui akan mudah lapar, sebab Elvan juga kuat menyusu, jadi Alika memang harus banyak makan.

"Aku boleh makan dulu ya, Bu?" tawar Alika meringis kelaparan.

"Cepat sana makan, biar Ibu gendong Elvan nya." suruh Bu Ageng.

Bu Ageng juga tidak mau menggendong terlalu lama, namun dia tau kalau ada sesuatu yang sedang mengganggu cucu nya, sebab wanita satu ini pun sudah banyak berurusan dengan hal ghaib. pusaka di dalam peti nya pun tidak terhitung lagi, jadi dia tau apa yang sedang mengganggu Elvan.

"Tidak akan pernah bisa kau mengganggu cucuku, kau memang di takdirkan untuk mati begitu!" geram Bu Ageng menatap sudut kamar.

Tak lama kemudian Elvan memang terlelap dalam gendingan Eyang Uti nya, Alika masih sibuk makan di belakang dan Bu Ageng meletakan cucu nya di atas kasur karena dia masih harus menemani suami nya di luar sana agar tidak di pandang sebelah mata oleh orang orang.

"Dia sangat pintar bersandiwara!" geram Anjani anak tua nya Bu Ratmi.

"Kalau tidak pintar ya tidak akan jadi kesayangan Romo mu." jawab Sanjana.

"Demi Allah aku tidak akan mau menikahi pria seperti dia, biar lah jadi perawan tua dari pada harus punya suami begitu!" Anjani memang belum menikah di usia nya yang sudah tiga puluh tahun lebih.

"Asal kuat saja mendengarkan desakan Romo mu, kalau aku sudah ku pastikan suami ku tidak begitu karena dia bukan orang keraton." Sanjana berkata pelan agar tidak di dengar Bu Ageng yang melirik nya.

"Wanita ular!" Anjani geram sekali pada istri muda Romo nya.

Semua keluarga dari Bu Ageng memang sangat berkuasa karena dia lah yang punya anak laki laki, bahkan Alika yang cuma sebagai menantu saja bisa membantah ucapan Anjani dan Sanjana karena mereka hanya lah anak perempuan yang tidak di anggap.

"Aahhh kenyang nya aku!" Alika meletakan piring yang sudah habis ia lahap isi nya.

Blaaaap.

"Hah!" Alika langsung panik karena listri padam.

Yang bagian luar sana langsung menyala lagi karena ada lampu otomatis nya, kalau bagian belajang memang harus pakai pelita seperti orang zaman dulu. tapi bukan pelita biasa, melainkan pelita mewah yang sering di gunakan bangsa ini.

"Aduh bagai mana ini, apa Elvan masih di gendong Ibu ya?" Alika sudah meraba raba karena tidak nampak jalan.

Sleeeep.

Tangan nya malah mendapatkan sesuatu yang terasa hangat namun basah, Alika tidak tau ini apa. cepat di tarik nya karena takut salah pegang, saat itu juga bau anyir tercium dalam hidung nya.

"Apa ini?" Alika sungguh tidak tau apa yang sudah di pegang nya.

"Kau memegang leher ku, bagai mana dengan darah ku itu?" tanya suara yang tidak lain adalah suara Bu Sri.

"Si...siapa kau?!" Alika ketakutan dan mundur kebelakang.

Tap.

Punggung nya menabrak sesuatu dan ini rasa nya seperti tubuh manusia, Alika menelan ludah dengan susah payah karena masih belum bisa juga mau memastikan ini apa. tapi detik berikut nya dia menjadi kaget bukan kepalang, tangan orang ini merangkul leher nya erat dan bau darah kembali tercium.

"Selama nya kau akan merasakan derita yang sudah ku alami, kau tidak akan pernah merasakan bahagia lagi!" suara Bu Sri menggema di telinga nya.

"TOLOOONG, LEPASKAN AKU!" Alika berontak dan berteriak keras.

"Anak yang menjadi kebanggan mu akan hilang dalam sekejap mata, ingat lah apa yang sudah ku katakan ini." Bu Sri mengancam dengan suara serak dan bau.

"MAS YUSUUUUF!"

Blaaaaap.

"Kamu kenapa, Alika?!" Yusuf menghampiri istri nya setelah lampu menyala terang.

"Ada hantu, huhuhuuu! sudah ku katakan kalau ada hantu di sini, dia muncul di hadapan ku barusan!" teriak Alika histeris sambil menangis.

"Siapa yang mengganggu dia barusan?" Yusuf menatap para pembantu.

"Tidak ada, Tuan Muda." pembantu juga bingung mau menjawab nya.

"Bu Sri, Mas! sudah ku bilang berapa kali kalau dia yang jadi hantu." Alika mencengkeram kemeja suami nya.

"Bawa istri mu masuk kedalam kamar, Yusuf!" Bu Ageng menatap anak nya tajam dan tidak ingin di bantah.

Yusuf segera membawa istri nya masuk kedalam kamar, untung tidak ada yang mendengar celoteh nya Alika karena ruang tamu jauh di depan. sedangkan Alika berteriak dari belakang, kalau pun dengar maka mereka mengira itu hanya lah tangisan dari yang di tinggalkan.

"Di mana Elvan, Bu?" Alika menatap kasur yang kosong.

"Di kasur, tadi Ibu tidurkan dia!" jawab Bu Ageng yang masih belum melihat.

"Tidak ada! di mana anak ku, Bu?" Alika heboh lagi karena anak nya hilang.

Kali ini Bu Ageng juga heboh karena bayi dua bulan hilang dari atas tempat tidur, padahal tadi dia letakan di sana. tangan Bu Ageng terkepal erat karena dia sudah menduga ini ulah siapa, sekarang dia harus pikirkan cara agar bisa menemukan di mana cucu nya.

Ayo ramaikan yang ini, nanti kalau yang sebelah udah selesai akan ada cerita baru lagi. Kita main dua novel horor ya, othor enggak coba coba lagi lain genre karena benar benar enggak naik, padahal comen dan like nya banyak tapi enggak bisa lolos retensi, jadi ya udah stay di horor saja.

Terpopuler

Comments

Amara

Amara

sebenarnya aku suka semua genre apapun, tapi sejak jumpa horornya jongkook yang lain jadi kurang nendang cerita mereka,bukan tidak menghargai karya orang lain tapi kurasa memang sreg dan mantep di novel horor ka novita.

untuk drama percintaan ,ceo-ceo dll aku tergantung mood,asal dari awal sudah bikin penasaran pasti akan terbaca,meski reratacerita mereka ujungnya sama saja
bahkan ada othor yang nurut2 aja sama net kalau tidak sesuai keinginan readers pasti dirubah dan itu mudah bgt di tebak

2025-04-24

25

Ela Jutek

Ela Jutek

tau kenapa gak naik walau bagus mak, karna kamu tu penulis spesialis horor jadi kalo gak horor maaf kurang meledak

2025-04-24

7

Amara

Amara

awal bu ageng gendong elvan kupikir itu arwah bu siti.
bu siti hati2 bu ageng byk piaraan ,susuk dan pegangan ghaib,takut dirimu nanti dilenyapkan oleh beliau.

2025-04-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. bangkrut
2 Bab 2. Bu Sri meninggal
3 Bab 3. arwah Bu sri
4 Bab 4. Pindah
5 Bab 5. Elvan hilang
6 Bab 6. Sampai rumah Eyang
7 Bab 7. Kuburan di dalam rumah
8 Bab 8. Meninggal dunia
9 Bab 9. Ternyata orang tua sri
10 Bab 10. Dia siapa
11 Bab 11. Kuburan berderak
12 Bab 12. Dia bukan Lisa
13 Bab 13. Misteris keluarga romo
14 Bab 14. Bertemu orang baik
15 Bab 15. Kenal dengan Laras
16 Bab 16. Kesedihan Alika
17 Bab 17. Menemukan uang dan emas
18 Bab 18. Tidak ingin pindah
19 Bab 19. Ritual sesat
20 Bab 20. Alika di serang
21 Bab 21. Tidak di urus
22 Bab 22. Menemukan uang lagi
23 Bab 23. Tidak ada yang meninggal
24 Bab 24. Bertemu Pak tua
25 Bab 25. Cerita Lisa
26 Bab 26. Bantingan
27 Bab 27. Urut
28 Bab 28. Di rumah kosong
29 Bab 29. Elia di tinggal
30 Bab 30. Purnama datang
31 Bab 31. Ketemu
32 Bab 32. Sudah di lihat
33 Bab 33. Mulai berubah
34 Bab 34. Kedatangan Romo
35 Bab 35. Arwah Bu Sri
36 Bab 36. Cerita Elia
37 Bab 37. Meminta maaf di kuburan
38 Bab 38. Pesugihan Putri Ayu
39 Bab 39. Bertengkar
40 Bab 40. Reaksi lain
41 Bab 41. Tidak bisa bangun
42 Bab 42. Meminta cerai
43 Bab 43. di paksa datang
44 Bab 44. Laras datang
45 Bab 45. Petir
46 Bab 46. Mengalahkan genderuwo
47 Bab 47. Berubah menjadi ular
48 Bab 48. Nino menemukan kitab
49 Bab 49. Di tolong Ratmi
50 Bab 50. Nekat pindah
51 Bab 51. Lisa sungguh pergi
52 Bab 52. Di intip Nino
53 Bab 53. Cita cita Purnama
54 Bab 54. Alika datang
55 Bab 55. Bertemu Lisa
56 Bab 56. Lari
57 Bab 57. Ternyata Purnama
58 Bab 58. Mencari kitab
59 Bab 59. Masuk kamar ujung
60 Bab 60. Maharani kalah
61 Bab 61. Alika demam
62 Bab 62. Makan ginjal
63 Bab 63. Di banting
64 Bab 64. Yusuf tertarik
65 Bab 65. Alika ketakutan
66 Bab 66. Tempur dua ular
67 Bab 67. Masih seri
68 Bab 68. Dapat sesuatu
69 Bab 69. Kalah
70 Bab 70. Penderitaan Harun
71 Bab 71. Arya tidak mau kekuatan
72 Bab 72. Penderitaan Harun
73 Bab 73. Menuduh Lisa
74 Bab 74. Di beri imbalan
75 Bab 75. Menuduh Laras dan Lisa
76 Bab 76. Lisa dan Purnama
77 Bab 77. Ortu Harun datang
78 Bab 78. Arif hilang
79 Bab 79. Memanggil Putri Ayu
80 Bab 80. Bertemu anak
81 Bab 81. Menyuruh Nino
82 Bab 82. Rasa bahagia dua Ibu
83 Bab 83. Membawa Arya
84 Bab 84. Di amuk Purnama.
85 Bab 85. Di hajar Purnama
86 Bab 86. Mau memakan jeroan
87 Bab 87. Nino berkilah
88 Bab 88. Kematian para keluarga
89 Bab 89. Kematian Harun
90 Bab 90. Cacing besar
91 Bab 91. Mencari solusi
92 Bab 92. Mengambil jasad Harun dan Romo
93 Bab 93. Melati mencari gara²
94 Bab 94. Menguburkan semua nya
95 Bab 95. Menemukan Brian
96 Bab 96. Cerita Purnama
97 Bab 97. Rahasia Brian
98 Bab 98. Pilihan Purnama
99 Bab 99. Fakta lagi
100 Bab 100. Mendesak Brian
101 Bab 101. Derita Melati
102 Bab 102. Mau minta dukun
103 Bab 103. Ada kamar rahasia
104 Bab 104. Masuk rumah
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1. bangkrut
2
Bab 2. Bu Sri meninggal
3
Bab 3. arwah Bu sri
4
Bab 4. Pindah
5
Bab 5. Elvan hilang
6
Bab 6. Sampai rumah Eyang
7
Bab 7. Kuburan di dalam rumah
8
Bab 8. Meninggal dunia
9
Bab 9. Ternyata orang tua sri
10
Bab 10. Dia siapa
11
Bab 11. Kuburan berderak
12
Bab 12. Dia bukan Lisa
13
Bab 13. Misteris keluarga romo
14
Bab 14. Bertemu orang baik
15
Bab 15. Kenal dengan Laras
16
Bab 16. Kesedihan Alika
17
Bab 17. Menemukan uang dan emas
18
Bab 18. Tidak ingin pindah
19
Bab 19. Ritual sesat
20
Bab 20. Alika di serang
21
Bab 21. Tidak di urus
22
Bab 22. Menemukan uang lagi
23
Bab 23. Tidak ada yang meninggal
24
Bab 24. Bertemu Pak tua
25
Bab 25. Cerita Lisa
26
Bab 26. Bantingan
27
Bab 27. Urut
28
Bab 28. Di rumah kosong
29
Bab 29. Elia di tinggal
30
Bab 30. Purnama datang
31
Bab 31. Ketemu
32
Bab 32. Sudah di lihat
33
Bab 33. Mulai berubah
34
Bab 34. Kedatangan Romo
35
Bab 35. Arwah Bu Sri
36
Bab 36. Cerita Elia
37
Bab 37. Meminta maaf di kuburan
38
Bab 38. Pesugihan Putri Ayu
39
Bab 39. Bertengkar
40
Bab 40. Reaksi lain
41
Bab 41. Tidak bisa bangun
42
Bab 42. Meminta cerai
43
Bab 43. di paksa datang
44
Bab 44. Laras datang
45
Bab 45. Petir
46
Bab 46. Mengalahkan genderuwo
47
Bab 47. Berubah menjadi ular
48
Bab 48. Nino menemukan kitab
49
Bab 49. Di tolong Ratmi
50
Bab 50. Nekat pindah
51
Bab 51. Lisa sungguh pergi
52
Bab 52. Di intip Nino
53
Bab 53. Cita cita Purnama
54
Bab 54. Alika datang
55
Bab 55. Bertemu Lisa
56
Bab 56. Lari
57
Bab 57. Ternyata Purnama
58
Bab 58. Mencari kitab
59
Bab 59. Masuk kamar ujung
60
Bab 60. Maharani kalah
61
Bab 61. Alika demam
62
Bab 62. Makan ginjal
63
Bab 63. Di banting
64
Bab 64. Yusuf tertarik
65
Bab 65. Alika ketakutan
66
Bab 66. Tempur dua ular
67
Bab 67. Masih seri
68
Bab 68. Dapat sesuatu
69
Bab 69. Kalah
70
Bab 70. Penderitaan Harun
71
Bab 71. Arya tidak mau kekuatan
72
Bab 72. Penderitaan Harun
73
Bab 73. Menuduh Lisa
74
Bab 74. Di beri imbalan
75
Bab 75. Menuduh Laras dan Lisa
76
Bab 76. Lisa dan Purnama
77
Bab 77. Ortu Harun datang
78
Bab 78. Arif hilang
79
Bab 79. Memanggil Putri Ayu
80
Bab 80. Bertemu anak
81
Bab 81. Menyuruh Nino
82
Bab 82. Rasa bahagia dua Ibu
83
Bab 83. Membawa Arya
84
Bab 84. Di amuk Purnama.
85
Bab 85. Di hajar Purnama
86
Bab 86. Mau memakan jeroan
87
Bab 87. Nino berkilah
88
Bab 88. Kematian para keluarga
89
Bab 89. Kematian Harun
90
Bab 90. Cacing besar
91
Bab 91. Mencari solusi
92
Bab 92. Mengambil jasad Harun dan Romo
93
Bab 93. Melati mencari gara²
94
Bab 94. Menguburkan semua nya
95
Bab 95. Menemukan Brian
96
Bab 96. Cerita Purnama
97
Bab 97. Rahasia Brian
98
Bab 98. Pilihan Purnama
99
Bab 99. Fakta lagi
100
Bab 100. Mendesak Brian
101
Bab 101. Derita Melati
102
Bab 102. Mau minta dukun
103
Bab 103. Ada kamar rahasia
104
Bab 104. Masuk rumah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!