"Lo ngomong apa?? Hah".
"Heaf mendingan kamu ganti baju deh, nanti malah tambah kedinginan.
Tadi bajunya dimana".
Heafen mengedikan kedua bahunya,
"Mana gue tau, gue lupa".
Kamu tinggal dikamar mandi ya, ya udah aku ambilikan, tunggu sebentar ?!!!".
Nara dengan semangat menuju kamar mandi.
"Kenyang woi, mau ngapain lagi hm, mending gue kekamar kan".
Heafen kemudian pindah ke kamar Nara dan duduk di ranjang, kakinya selonjoran guna m mengotak atik iphone sebelas nya yang mirip dakjal.
Keluar kamar mandi Nara malah celingkuan mencari Heafen, Tanpa pikir panjang langsung menuju kekamar.
"Heafen kemana coba, kok malah ninggalin aku". Ohh mungkin di kamar, dasar manja. Ucap Nara, kemudian ia langsung berjalan menuju kekamarnya.
"Heaf nih baju kamu, pakai gih apa mau pakek hoodie biar anget".
Nara menyodorkan bajunya di hadapan Heafen. Tentunya sambil tersenyum riang. Yang membuat tentram setiap orang memandangnya.
"Nggak usah. Panas, gue males pakek hoodie".
Heafen masih asik melihat ponselnya, dan bodohnya Nara masih mematung tetap di depan Heafen. Tanpa marah dan ngambek.
"Heaf, tadi hujannya masih deres banget di luar, emangnya mobil kamu nggak papa kalok keujanan??".
"Biarin aja, mobil mah gampang besok di steam".
"Lo ngapain berdiri kaya patung disitu. Duduk sini gih cepet''.
"Emm, ntar dulu deh",
Nara masih senyum melihat Heafen, kemudian berbalik membelakangi Heafen dan melangkah keluar kamar.
"Loe mau kemana" ucap Heafen yang masih sibuk mengotak atik ponselnya.
"Mau beresin mangok bekas mie, kenapa??, sambil mengulas senyum manis,
"Butuh apa lagi"??? tanya Nara.
" Hemmmm" gumam Heafen Bahkan tak melirik Nara sekalipun malah sibuk dengan ponselnya.
"Cepet balik kesini lagi gue, gue gk suka nunggu lama " ucap Heafen datar.
****
"Raa raaaa....
lama banget ngapain si tu anak, junior gue udah keras ajim"
Heafen menggerutu kesal karena lama menunggu Nara.
10 menit kemudian barulah Nara membuka pintu kamar kamarnya, tanganya penuh tumpukan buku. terhitung ada 8 buku tebal.
Tubuh ringkihnya bergelayut membawa dengan penuh hati hati.
"Apa itu", ucap Heafen.
Huufff, Nara makin ngos ngosan.
"Buku heaf, buat belajar aku. Besok pagi kan harus ketemu dosen, takutnya aku nggak bisa jawab pertanyaan mereka".
Hemmmm, Heafen berdehem dan manggut manggut seakan tau apa yang Nara bicarakan. Padahal otak dan mata Heafen fokus sama Handphone dan sosial medianya.
"Heaf kenapa gak ganti baju si"
Yuk ganti dulu, sini aku bantu".
Nara tanpa kenal lelah, mengambilkan baju Heafen dan menyodorkan agar segera dipakai
"Yuk",
"Panas" celetuk Heafen.
Kipas Lo gak enak. Gue kan biasa tidur di AC. lo bisa si hidup kaya gini, gubuk reot kaya gini Gue gak nyaman. AC yang gue beliin mana Remotnya.
Heafen melihat Nara, kemudian menadahkan tanganya meminta remot Ac.
"Masa si panas, padahal aku kedinginan diluar kan hujan deras", ucap Nara.
"Halah bodox Ra ra". Kemudian Heafen melanjutkan aktifitas di ponselnya.
kadang Nara sama sekali tidak di anggap ada sama Heafen, seperti patung yang tak pernah diajak bicara. Namun hati Nara tak pernah memperdulikan perilaku Heafen. Baginya selama Heafen masih kerumah Nara, sama saja Heafen mencintain Nara. Prisip yang Nara pegang erat.
Dreett
Dreett
Detar ponsel Nara.
"Tu hp lo getar", ucap Heafen memberi tahu.
Nara melangkah mengambil handphonenya yang ada dimeja rias.
"Siapa si", ucap Nara sambil membenarkan kaca mata bulat besarnya.
"La gue mana tau, begox banget nanya ke gue".
Nara sekilas memandang Heafen, kemudian melihat ponselnya lagi, dengan malas Nara menekan layar yang berlogo hijau, untuk mengangkat panggilan telphonenya.
Nara
hallo, kenapa dit" ucap Nara
Adit
"Enggak, pengen tlpn kamu aja, kamu udah ngerjain tugas, malem malem begini kamu lagi sibuk nggak.
Nara
"Udah dit, agak susah tapi bisa si. kamu gimana".
Adit
Udah juga ini baru selesai masih didepan laptop. Gimana skripsi kamu. Udah selesai pastinya kan,hm???
Nara
udah dit.
"Siapa noh asik banget senyum senyum sendiri, bikin gue penasaran aja huff !!!".
Heafen yang awalnya asik dengan ponselnya, makin tak nyaman melihat Nara yang sedang di telphone oleh seseorang.
Heafen berjalan mendekat ke arah Nara yang berada di dekat jendela.
"Anjing, suara cowok", gerutu Heafen.
Heafen dengan cepat merebut ponsel Nara dan membantingnya kelantai.
prakk !!!
"Anjing!!"
Gue nggak suka ya Ra,
Heafen menahan Nafas sebentar.
Gue nggak suka lo kegantelan sama cowok, Anjing.
Udah gue tahan tahan ya lo tu.
Gue udah baek sama loh hah. Lo mau ngelunjak hah. Lo mau ngelunjak!!!!
Bentak Heafen dengan nada keras.
Nara yang masih berdiri didekat jendela hanya diam karena terkejut akan sikap Heafen yang begitu kasar.
"Heaf, tadi itu...." ucap Nara sambil menahan tangis ia tak mampu meneruska perkatanya, takut dengan Heafen yang mulai murka. Matanya Nara sudah berkaca kaca tak mampu lagi di bendung karena penuh dengan air mata.
"Sini lo!!!", tangan Nara di tarik sekaras mungkin oleh Heafen,
"Mau jadi lontex lo hah, iya kegatelan sama semua cowok.!!
ngaku nggak loh, hah!!!
Nggak ada maaf buat loh, ngerti..."
Maaf Heaf, Nara hanya menangis tanpa melawan sedikitpun atas perilaku gilax Heafen.
"Sini loh!!" Tubuh Nara di lempar sekuatnya oleh Heafen,
"Udah pinter ya loe sekarang mau jadi cewek murahan loe, hah!".
heafen mulai kalap dan memegangi rahang Nara.
"Engg enggak Heaf", jawab Nara.
Air mata Nara mulai mengalir.
"Gak usah nangis gue paling jijikx sama cewek cenggeng ngerti nggak " ucap Heafen.
Heafen kemudian menarik nafas dan menghembuskannya guna meredekan emosi yang sedari tadi membara.
"Jangan pernah melanggar aturan yang udah gue buat dan kita sepakati bersama, ngerti hm?, Heafen mengelus elus pipi mulus Nara, sambil tersenyum melihat Nara kesakitan.
"Ra, gue mau loh malem ini," ucapnya datar kemudian menciumin bibir Nara,
Ciuman kasar yang menghujani bibir ranum Nara. Terkadang membuat Nara nyengir karena menahan sakit.
Satu tangan Heafen beralih menjambak rambut Nara yang tergerai dain mencoba membuat posisi yang menurut Heafen semakin bergairah.
Nara yang duduk dengan posisi mendongak keatas karena jambakan keras tangan Heafen. hanya bisa pasrah menerima perlakuan kasar Heafen.
Puas melumatx bibir, tangan nakal Heafen merambat kebawah, sekarang yang di obrak abrik payudara Nara, entah berapa kali membuat bekas merah di leher dan dada, p*t*ngnya digigit berulang kali.
Heafen yang penuh Nafsu tidak peduli Nara menjerit karena sakit.
Heafen menarik dan melempar tubuh Nara keranjang agar posisi Nara terlentang tidur, tanpa menunggu
Heafen langsung melancarkan aksinya.
Dari perempuan yang sibuk merevisi novel.
Author bobrok 🐈: mulai panas
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Nara--
Hey sekali lagi jangn lupa vote komen dan like.
bila anda terngiang-ngiang oleh sosok Heafen yang bukan Heaven itu.
Ada no wa ku 082281297852
dan ada ig ku @nnaravc.
Semangat buat kalian semua.
Saranghe❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Bunga Istiqomah
thanks.
2021-11-19
0
Bunga Istiqomah
thanks
2021-11-19
0
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
likee
2021-01-04
0