Bab04. Mayat di Waduk

Aku masuk kedalam kedai sate pak jarot, Nampak pak jarot dan istrinya sedang duduk mengawasi para pegawai nya yang bekerja melayani pembeli. Ada dua orang pegawai yang bekerja di kedai pak jarot, Satunya laki-laki dan satunya perempuan.

"Assalamu'alaikum! ", ucap ku memberi salam saat masuk kedalam kedai sate pak jarot.

Pak jarot dan istrinya serempak menjawab salam ku, Lalu aku berdiri di hadapan mereka dengan senyum-senyum agar diriku ini tampak ramah supaya langsung diterima bekerja.

" Mau pesan sate apa cah ayu? ", Tanya istri pak jarot

" Anu budhe, Apa disini masih butuh pekerja? ini saya mau kerja di kedai sate pak jarot! ", ucap ku dengan menahan malu karena pertama kalinya aku melamar pekerjaan apalagi dengan cara seperti ini yang bahkan tidak pernah ku bayangkan.

Entah apa caraku ini salah atau benar? karena selama yang aku tahu kebanyakan orang-orang dikota melamar pekerjaan itu hal yang sulit karena harus menunjukkan ijazah sekolah dan surat melamar pekerjaan juga beberapa berkas lainnya. Kini aku melamar pekerjaan di sebuah kedai tanpa membawa berkas apapun, hanya modal nekat dan niat saja.

"Ohh mau kerja disini tohh!! ", Ucap pak jarot

"Pak, kayaknya mbak ini ditakdirkan datang kesini yo pak! ", ucap istri pak jarot dengan wajah berseri-seri seperti senang dengan kedatangan ku.

"Kebetulan kami juga cari orang buat kerja disini karena kurang pekerja nya ini, tapi untungnya mbak nya ini datang! ", Ucap pak jarot

"Jadi saya diterima kerja disini? ", tanya ku memastikan

"Iya iya silahkan, mulai besok bisa kerja disini! ", jawab pak jarot

"Emm, bukanya kedai mulai jam berapa ya pak? ", tanya ku lagi

"Mulai jam sembilan pagi! ", jawab pak jarot

Setelah mengobrol sebentar dengan pak jarot juga istrinya, akhirnya aku kembali menuju warung budhe wiwit. Ternyata di desa melamar pekerjaan gampang ya, tapi tidak tahu juga kalau memang ini sudah rezeki ku. karena zaman sekarang cari kerja itu sulit.

Sesampainya di warung budhe, Aku duduk menghadap ke waduk sambil melamun. Terlintas kenangan-kenangan indah saat aku masih sekolah dan bercanda, bergurau dengan teman-teman ku. Kenangan dimana aku tumbuh di rumah ku dan banyak sekali momen indah di rumah itu. Sekarang rumah yang banyak menyimpan kenangan ku telah menjadi milik orang lain, bahkan kemungkinan besar aku tidak dapat melihat rumah itu lagi, Mungkin Aku akan menghabiskan hidup ku di lingkungan baru ini.

Saat aku mengedarkan pandangan ku, aku melihat ada yang mengambang di waduk, aku menyipitkan mataku dan memfokuskan pandangan ku untuk memastikan apa yang mengambang di atas permukaan air waduk itu.

Nampak seperti seseorang karena rambut panjang dan berbaju putih, langsung ku tebak jika itu adalah mayat atau orang tenggelam. Sontak aku langsung berdiri dari duduk ku lalu memanggil-manggil nama budhe namun budhe tidak menjawab.

Aku mengecek kedalam warung namun budhe tidak ada, aku semakin takut dan bingung, Entah aku harus bagaimana.

Selang beberapa menit akhirnya budhe datang dengan membawa Panci. Aku langsung bertanya karena warung budhe buka tapi budhe nya tidak ada.

"Budhe dari mana toh? ", tanya ku tergesa-gesa menghampiri budhe yang sedang menuju ke warung.

"Ada apa Yun? ", tanya budhe

"Budhe budhe itu a-ada mayat ngapung di waduk! ", Ucap ku gemetar.

"Hah....mana???? ",Tanya budhe panik dan langsung menuju ke pinggir warung untuk melihat waduk.

Budhe celingukan melihat waduk, Bahkan aku ikut celingukan karena Tiba-tiba saja mayatnya hilang entah kemana.

"Mana Yun? ", tanya budhe

"Tadi di tengah tengah waduk budhe ! ", jawab ku dengan celingukan mengedarkan pandanganku ke permukaan air waduk di depan ku.

"Lha ini nggak ada Yun, kamu halusinasi kali Yun. capek atau banyak pikiran kamu Yun!! ", ucap budhe.

" Enggak budhe, suer deh tadi hayun lihat dengan jelas kok. apa mayatnya hanyut dan tenggelam di dalam waduk nya!", Gumam ku

"Udah deh Yun, atur napass mu, Laper kan yun? budhe buatin mie , gratis deh! ", Ucap budhe

Budhe masuk kedalam warung, sementara aku masih linglung menatap waduk, Bulu kuduk ku tiba-tiba saja merinding membuat ku bergidik dan ikut budhe masuk ke dalam warung.

Suara sepeda motor berhenti di depan warung budhe, Ternyata itu hanum dan bunda. Mereka berdua masuk kedalam warung , Hanum duduk di pinggir ku sementara bunda langsung menghampiri budhe.

"Duh gusti, Sekar! ", kata budhe dengan ekspresi hebohnya

"Apa kabar Wit? ", tanya bunda.

"Sehat, awak mu dhewe piye kabar e? ", Tanya budhe

" Sehat kok, ini omong-omong anak-anak ku kemarin ceritain kamu, Kayaknya mereka nyaman sama kamu wit! ", ucap bunda

"Hayun udah akrab sama budhe wiwit kok bun, Yakan budhe kita bestie budhe! ", Ucap ku

Bunda dan budhe tertawa.

"Ada-ada aja cah ayu satu ini!! ", ucap budhe

"Bau anyir apa ini?", Tanya Hanum dengan menutup hidungnya.

"Anyir apaan sih num? orang bau mie Soto gini kok! ", jawab ku

"Beneran kak, masa kalian gak ada yang nyium bau nya sih! ", kata Hanum

"Gak ada bau apa-apa num! ", kata bunda

"Ini anak-anak kayanya capek ini, tadi hayun katanya lihat mayat ngapung di waduk, sekarang Hanum nyium bau anyir! ", ucap budhe

"Iya kayaknya, sedih soalnya ditinggal ayahnya merantau wit! ", ejek bunda kepada kami berdua.

Sore harinya Aku dan Hanum membantu bunda membersihkan rumah. Bunda sedang membereskan dalam rumah sedangkan aku dan Hanum membersihkan halaman rumah. Para tetangga juga nampak sedang menyapu halaman rumah mereka masing-masing menggunakan sapu lidi.

Orang di desa ini memang pagi dan sore hari selalu bersih-bersih rumah. Pantas saja lingkungan disini nampak asri, sejuk, dan nyaman karena bersih tidak ada sampah berserakan.

Aku sedang menyapu halaman rumah sedangkan Hanum menyiram tanaman di halaman rumah eyang. Ada pohon mangga yang sudah berbuah, ada pohon belimbing dan beberapa bunga melati dan kamboja kuning.

Sebuah mobil hitam melintas melewati rumah eyang, mobil itu tiba-tiba berhenti, Keluarlah seorang Laki-laki Tampan Dengan pakaian seperti Orang alim, Nampak ia menggunakan Sarung putih, kemeja hitam dan peci hitam.

"Assalamu'alaikum!! ", Ucapnya memberi salam dan memasuki halaman rumah eyang .

Laki-laki itu menghampiri ku dengan senyuman ramah.

" Waalaikumsalam! ", jawab ku

"Permisi, maaf mengganggu waktunya. ini benar desa Gondo mayit? ", tanya laki laki itu

"Iya benar? mau cari rumah siapa ya? ", tanya ku

"Rumah Ustadz Mamat Mbak! ", jawabnya

"Maaf saya warga baru jadi tidak tahu, Coba tanya ke tetangga sebalah sana! ", jawab ku

"Oh iya mbak, makasih ya!! ", jawab nya

"Gus Ghaffi, Cepetan!! ", Ucap Seorang anak perempuan yang memanggil Laki-laki itu.

"Iya iya Bentar! ", jawab laki laki bernama Ghaffi itu.

Anak perempuan itu menutup kaca mobil setelah mendapatkan jawaban dari Laki-laki bernama Ghaffi itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!