Hanum mengambil handphone nya lalu membersihkan tanah yang sedikit mengotori handphone nya. Hanum terlihat berkeringat padahal udaranya dingin di desa ini.
"Num kamu nggak apa-apa kan? ", tanya ku khawatir
" Enggak apa-apa kok! ", jawab Hanum gemetar
Aku merasa Hanum menyembunyikan sesuatu dari ku, lalu aku merebut paksa handphone Hanum untuk mengecek ada apa di handphone nya sampai terjatuh dan membuat Hanum nampak aneh.
" HP Hanum mau di apain? ", tanya Hanum
Tanpa bicara aku melihat isi galeri namun tidak ada foto yang aneh, lalu aku lihat whatsapp nya juga semua chat baru tidak ada yang aneh. Setelah aku lihat, handphone nya ku berikan kembali ke Hanum.
" Yaudah yok lihat lihat ke sana barang kali ada yang jualan makanan unik gitu! ", ajak ku dengan menggandeng tangan Hanum
Kami berjalan seperti anak kembar karena tinggi badan kami sama namun tubuh ku lebih sedikit kurus, Banyak yang mengira kita kembar karena memang wajah kami lumayan mirip.
Kami melihat ada warung di pinggir waduk..
" Beli jajan yuk! ", ajak ku
Hanum hanya mengangguk mengiyakan saja.
"Permisi! ", ucap ku
"Iya monggo tumbas nopo cah ayu? ", jawab ibu-ibu gemuk pemilik warung.
"Mau es susu dua sama mi instan, dimakan disini! ", jawab ku
"susu putih apa coklat nduk? ", tanya pemilik warung
"Satunya coklat satunya putih, terus mi nya mi goreng dua porsi! ", Jawab ku
Aku dan Hanum duduk di bangku kayu dekat waduk, kami menikmati indahnya alam di desa ini karena masih murni tidak ada polusi. aku menghela nafas karena merasa tenang bisa bersantai di pinggir waduk , walau biasanya kita liburan ke pantai untuk bersantai namun seperti nya kedepannya waduk ini bisa jadi tempat bersantai ku.
" Eh num, enak ya makan sama minum di pinggir waduk gini, ndesoo nyell , tenang damai gitu ya! ", Ucap ku
"Heem! ", jawab Hanum singkat sambil sibuk bermain handphone nya .
Tidak lama kita menunggu akhirnya mie dan es susu kita datang.
"Monggo cah ayu, Ini mi sama susunya!", Ucap Pemilik warung.
"Iya, terimakasih ya bu! ", Jawab ku
Pemilik warung itu ikut duduk di sebelah Hanum dan menemani kita makan.
"Tak lihat-lihat kok kaya ndak pernah lihat kalian ya! Orang baru ya? ", tanya pemilik warung
"Iya bu, Kami keluarga nya eyang nastiti! ", jawab ku
"Oalah keluarga nya mbok titi, pasti dari kota yahh! ", ucap pemilik warung
Kami mengangguk saja karena mulut kami masih mengunyah mie jadi tidak bisa menjawab.
"Emm kalian ini anaknya siapa? cucunya mbok titi itu ada tiga! ", Tanya pemilik warung itu lagi
"Kita anaknya Bunda sekar! ", Jawab Hanum
"Loh sekar?jadi sekarang sekar juga di sini? ", tanya nya lagi
Aku menghela nafas lalu menjawab..
"Iya, Dan kami akan tinggal disini . budhe kenal sama bunda?", Ucapku
"Wah iya lah, Bunda kalian itu dulu waktu kecil pernah kesini, lalu berteman sama saya. Kalau nggak salah waktu usianya sepuluh tahun! ", Jelas budhe pemilik warung
"Nanti kalau balik, sampaikan salam ku ke bunda kalian yo, nama budhe Wiwit! ", ucap budhe yang ternyata namanya wiwit.
Kami pun sudah kenyang dan segera kembali ke rumah eyang, Hanum ngedumel saat balik dari warung. Hanum sedikit kesal karena budhe Wiwit tidak membiarkan kita makan dan menikmati pemandangan waduk dengan tenang.
sesampainya dirumah Hanum langsung bicara sambil nyelonong masuk ke kamar.
"Dapat salam dari Wiwit di pinggir waduk, Orang lagi makan malah di wawancara i terus!! ", Kata Hanum dengan wajahnya kesal
Aku duduk di kursi untuk bergabung ikut mengobrol dengan ayah, bunda dan eyang.
"Maaf ya eyang, Hanum nya lagi bete! ", ucap ku
"Kok bisa anak ayah bete kenapa? ", tanya ayah
"Tadi waktu kita jalan jalan, kita mampir ke warung dekat waduk di sana, waktu kita lagi makan budhe pemilik warungnya tanya mulu ke kita jadi Hanum kesal! ", jelas ku
"Ohh iya iya, itu si Wiwit teman mu disini dulu!! ", ucap eyang
"Ehh iya ya, dulu aku sempat tinggal disini dua tahun dan sering main sama Wiwit! ", Ucap bunda
"Bunda pernah tinggal disini? ", tanyaku
"Iya pernah dua tahun disini karena rumah nenek mu direnov, tapi setelah itu bunda sama sekali nggak kesini! ", Jelas bunda
"Iya, sampek kangen eyang sama kamu nduk! ", ucap eyang
"Enggak apa-apq eyang, sekarang kita tinggal sama eyang jadi nanti rumah eyang bakal rame! ", Ucap ku
Eyang, ayah sama bunda tertawa karena perkataan ku. lalu ayah menyautiku.
"Belum lagi kalau Hayun sama Hanum bertengkar karena rebutan Baju, lipstik, Tas, rebutan bunda nya! ", ejek ayah
" Udah gede masa masih bertengkar? ", tanya eyang
Aku hanya tersenyum dengan menyembunyikan wajahku karena malu...
Sore hari menjelang petang , Aku membantu bunda di dapur untuk memasak makan malam. Makan malam hari ini menunya tumis kangkung dan telur ceplok. Kangkung dari kebun belakang rumah eyang . Aku benar benar tidak menduga Di usia eyang saat ini, apalagi selama ini hidup sendiri, namun masih sempat sempat nya membuat kebun dan merawat tumbuhan.
"Eyang memang hebat! ", Gumam ku sambil menggoreng telur.
" Kayanya kita lebih damai tinggal di desa deh Yun! ", kata bunda dengan memcuci kangkung nya.
"Iya deh bun nyaman. eh iya bun gimana kalau hayun cari kerja di sekitar sini? lumayan lah bun dari pada hayun nganggur, mending kerja kan! ", ucap hayun
"Em kamu gak capek yun? ", tanya bunda
"halah sekolah sama kerja sama sama capek loh bun, tenang aja hayun udah gak manja lagi! ", ucap ku meyakinkan bunda
"Iya udah, semoga cepet dapat kerjaan nya ya! ", Ucap bunda menyemangati ku
Saat malam tiba, waktunya maghrib namun aku tidak mendengarkan suara adzan maghrib .
"Ini udah gelap kok belum adzan ya! ", Gumam ku
"Ini wes maghrib nduk, Tapi gak bisa adzan karena masjid nya di perbaiki! ", sahut eyang.
Eyang pun masuk kedalam kamarnya dan menutup kamarnya. kamar di rumah eyang tidak ada pintu tapi pakai tirai.
Aku dan Hanum Duduk di kursi untuk menonton Tv, TV dirumah eyang masih TV jadul jaman dulu. Ya walau gambar di Tv nya tidak jelas tidak apa apa karena kita bosan, HP kita baterainya habis jadi di cas.
Saat magrib sampai selesai adzan isya eyang tidak kunjung keluar dari kamarnya. mungkin sedang istirahat. bunda memanggil ku untuk mengantarkan wedang jahe atau minuman air jahe hangat ke kamar eyang.
Saat ku buka tirai kamar eyang, betapa terkejutnya aku, sampai aku berteriak dan menjatuhkan gelas berisikan air jahe hangat buatan bunda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments