Episode 3. Murottal Al Quran

Ayesha terbangun ketika suara kokok ayam piaraan Bibi Leida, khadimat (asisten rumah tangga) mereka mulai beraksi. Tasbih mereka di setiap dini hari sebelum subuh tak pernah terlambat, dan inilah hal yang sangat membantu seisi rumah terjaga dari mimpi indah mereka sepanjang malam. Bergegas turun dari tempat tidur, gadis jelita berkulit putih dan tinggi semampai itu mengikat rambut lebat keemasannya dan kemudian menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap qiyamul lail seperti biasa. Sekitar 10 menit kemudian ia sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah basah dan berseri. Diambilnya mukena yang terletak di ujung kamarnya dan tak lama kemudian ia pun mulai hanyut dalam ibadah di sepertiga malam terakhir yang sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari sebelum tiba waktu subuh.

Ayesha baru saja menyudahi aktivitas sholat tahajjud dan tilawah qurannya yang merdu ketika ia mendengar suara bel yang tersambung dari dalam kamar Maxwell. Sejurus kemudian ia menatap layar komputer di meja samping tempat tidurnya yang ternyata menampilkan semua aktivitas di kamar Maxwell. Ada CCTV yang memang khusus dipasang di ruang tersebut, yang letaknya tak akan disadari oleh siapapun yang berada di dalamnya. Ayesha dan kakeknya sengaja memasang alat tersebut di figura lukisan tulisan Allah berbahasa Arab yang berada di dinding kamar yang saat ini digunakan Maxwell selama masa pengobatannya dan letak CCTV tersebut tepat menghadap ke wajah pasien yang terbaring. Ayesha mengamati layar komputer.

Apakah Ali akan segera datang? Ia masih menunggu. Di layar nampak pria yang masih lemah terbaring itu gusar dan mulai menekan kembali tombol di sisi bed nya. Ayesha kembali memperhatikannya. Apakah ia hendak buang hajat lagi? Pikirnya. Dan ia melihat lelaki asing itu mulai memegangi perutnya. Ayesha pun langsung berpaling dan me-minimize komputernya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya salah tingkah. CCTV itu dipasang untuk mengamati kondisi setiap pasien emergency yang dirawat di kamar itu agar update kondisi di dalamnya bisa diketahui tanpa terlewatkan sedikitpun. Namun jika ada hal pribadi di dalamnya Ayesha pun langsung menahan pandangannya. Selama ini kamar rawat itu hanya pernah dipakai dua kali yaitu ketika seorang wanita paruh baya yang sedang sekarat dan kemudian koma yang kakak dan kakeknya temukan di lorong jembatan salah satu kota kecil di negeri itu beberapa tahun yang lalu dan kini Maxwell, seorang pemuda antah berantah yang kondisinya juga tak jauh berbeda yang lebih dramatis lagi Ayesha sendiri yang menemukan dan membawanya seorang diri dari tempat yang sangat jauh, tempat yang sebenarnya ia ingin relaksasi dari beragam kegiatan rutinitas dunia yang sangat melelahkan dengan melatih kembali kemampuan berkuda dan memanahnya.

Ayesha tahu apa yang harus dilakukannya. Ia bergegas keluar masih dengan balutan mukenanya dan ditambah dengan cadar yang seperti biasa dipakainya menuju kamar Ali yang letaknya tepat di samping kamar Maxwell. Setelah melewati dapur dan ruang tengah ia pun berhenti di depan sebuah kamar dan langsung mengetuknya. Karena tak ada respon Ayesha mengetuk lebih keras. Tak lama pintu pun terbuka. Ali nampak gelagapan seperti baru terbangun sambil mengucek matanya. Ia tertegun melihat siapa yg datang.

“Non Ayesha? Ada apa?”

“Pasien kita memanggilmu brother. Cepatlah. Ia sudah sangat gelisah.”

“Oh ya non. Maaf saya gak dengar tadi”

“Ohya brother Ali sebaiknya brother seterusnya menemani pria itu sepanjang tidur di kamarnya karena mungkin beberapa hari ini proses detoksifikasi melalui cairan buang air besar akan sangat melelahkan. Dan tahu sendiri kan gimana psikologi orang yang kemudian nantinya akan merasa sangat lemah dan melelahkn orang lain”.

Ali mengangguk. Ia paham apa yang dimaksud oleh tuannya. Setelah minta maaf kembali dan menutup pintunya sendiri, ia pun beralih ke pintu kamar di sampingnya lalu masuk karena memang tidak dikunci. Sekilas Ayesha mendengar suara Ali yang meminta maaf pada Maxwell dan gadis itu pun tak mendengar apapun lagi karena ia segera berlalu kembali ke kamarnya.

Sementara itu, di kamar Maxwel, Ali seperti sebelumnya mengurusi hajat Maxwell dengan telaten dan wajah ceria, serta tak lupa dengan celotehannya yang khas, sehingga membuat siapapun yang mendengarnya akan terhibur dan mengurangi beban di hatinya. Setelah selesai, Ali pun membereskan semua peralatannya dan bermaksud membersihkan tubuh Maxwell seperti biasa agar lelaki itu merasa lebih fresh.

“Bolehkah aku bersihkan tubuh tuan sekarang? Agar tuan lebih fresh lagi”.

“Tentu…saja…. Thanks…brother”,

Ali tersenyum mendengarnya dan mulai melakukan pekerjaannya sambil bersenandung riang.

Maxwell merasa kaku menyampaikan kata-katanya. Ia bersusah payah mengucapkannya karena tenggorokannya masih sakit. Seumur hidupnya, kata “terimakasih” sangat jarang diucapkannya. Namun di bumi asing ini ia mulai terbiasa karena ia memang seharusnya melakukannya. Semua kebaikan Ali dan Ayesha yang nampak tulus menolongnya perlahan meruntuhkan tembok kesombongannya selama ini yang merasa tak akan pernah membutuhkan pertolongan orang lain.

Setelah Ali selesai, Maxwell memberi tanda dengan menunjuk tape mini di dekatnya. Ali tersenyum kembali.

“Tuan ingin aku menghidupkan ini?”

Maxwell mengangguk. Matanya berbinar senang. Ali memahaminya dengan baik.

Ali pun menghidupakan tape mini yang ditunjuk Maxwell dan tertegun ketika mendengar suara lantunan qori’ membaca QS Arrahman di dalamnya. Tuan James suka mendengarkan Murottal Quran? Batinnya takjub. Sepertinya Allah akan segera memberikan hidayahNya pada pria tampan ini. Semoga dia mampu memeluk hidayah itu dengan erat dan tidak pernah melepaskannya. Ali mulai berkaca-kaca. Ia teringat masa lalunya. Dengan rasa penasaran ia pun bertanya,

“Tuan James….apakah Anda menyukai Murottal Quran ini?”

Maxwell mengangguk. Oh jadi ini namanya suara Murottal Quran? Batinnya. Ia bingung tidak paham.

Dengan susah payah ia pun bertanya pada Ali.

“Apakah…. Murottal….. Quran…. Itu… Brother… Ali? Aku… tidak… tau…. Yang…jelas…hatiku…merasa…tenang….sejuk…mendengarnya…”

“Tuan…. Murottal Quran yang kita dengarkan ini adalah perkataan-perkataan Allah yang dibukukan dalam sebuah mushab bernama Al Quran, kitab suci orang Muslim. Perkataan Allah ini diturunkan pada Nabi terkasih kami Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril. Kemudian sepeninggal nabi kami para sahabatnya berinisiatif membukukan perkataan Allah Tuhan kami ini dalam bentuk kitab, dan sekarang yang kita dengar ini adalah bacaan Quran itu sendiri. Ya perkataan Allah itu disebut Quran. Ia bukan sekedar firman Tuhan tapi juga sebagai pedoman hidup dan bahkan solusi dari semua persoalan hidup di dunia ini”, jelas Ali panjang lebar sambil tersenyum.

Maxwell hanya terpaku mendengarkan. Kemudian Ali menuju ruangan di sudut dekat pintu, dimana ada sebuah buku tebal terletak di atas meja kecil di atas karpet tebal. Ia mengambilnya dan bergerak kembali menuju ke arah Maxwell.

Maxwell melihat dengan seksama benda di depannya dan dengan penasaran bertanya. Ali lalu meletakkan mushab Quran tersebut di dekat tape mini di samping Maxwell.

“Brother Ali…apakah….ini kitab Quran yang engkau katakan tadi…? Kitab suci…kalian…umat…Islam?”

“Ya tuan James… tuan benar. Kalau boleh tau apakah agama Tuan? Maaf jika saya lancang”

“Aku…tidak…punya…agama…”

Ali menarik nafas sejenak. Ia sudah menduga. Masih banyak orang atheis di luar sana.

“Tuan… alangkah ruginya kalau kita tidak mengenal pencipta kita. Padahal kita hidup Karena Dia yang menciptakan kita. Dan kelak kita mati juga karena Dia yang mencabut nyawa kita. Dan kita ini akan kembali pada Pencipta kita.”

Ali berhenti sesaat. Ia melirik Maxwell yang nampak tertegun dan mendengarkan dengan seksama semua yang disampaikan Ali.

“Tuhan yang menciptakan kita ini punya tujuan, dan kebanyakan manusia tidak ingat dan tidak sadar apa tujuan hidupnya di dunia ini, yaitu semata-mata beribadah kepadaNya, melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dan ketika kita manusia mampu melakukannya dengan baik, maka kelak Tuhan pencipta kita akan memberikan balasan yang setimpal pada kita, yaitu memberikan syurga yang luar biasa besar kenikmatan di dalamnya, yang nikmatnya tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pula pernah terbersit sedikitpun dalam pikiran karena memang pengetahuan manusia amatlah terbatas.”

Maxwell terkesima. Dia tidak menyangka ada konsep pemikiran seperti itu dalam kepala pria muda di hadapannya. Ia seperti dihadapkan pada petuah orang-orang tua pemuka agama yang pernah ia tonton di televis yang itu pun secara tidak sengaja pernah ia buka channelnya karena gak sengaja.

“Sebaliknya, jika kita manusia tidak mampu dan tidak mau melakukan ibadah kepada Rabb pencipta kita, bahkan dengan pongah melanggar segala larangannya seperti berbuat jahat pada orang lain maupun lingkungannya maka Allah, pencipta kita juga sudah menyiapkan pembalasan yang setimpal, yaitu neraka, yang kekejaman di dalamnya juga tidak pernah terlintas sedikitpun dalam bayangan pemikiran kita.”

“Lalu…bagaimana..jika..seseorang…yang…sudah berbuat kesalahan dan ingin…menebusnya…apakah ia juga…akan dibalas oleh Tuhan….kalian”

“Tuhan kita Tuan…hakekatnya pencipta kita semua adalah sama. Satu zat yang sama. Hanya saja pengetahuan manusia yang berbeda membuat mereka memberi nama pencipta berbeda-beda dan membuat cara beribadah menyembahnya juga berbeda-beda. Tuan paham maksud saya”

Maxwell mengangguk. Ia tahu banyak nama agama dan keyakinan pada Tuhan di dunia ini. Dan tentu saja agama-agama yang berbeda itu membuat manusia yang memeluknya juga mempunyai cara yang berbeda dalam beribadah.

“Dalam agama kami, seseorang yang sudah bertaubat, tidak mau lagi melakukan kesalahan yang sama maka ia akan diampuni oleh Rabb, Allah swt. Allah akan merahmatinya dan memberinya hidayah untuk bersegera menuju syurgaNya. Dan berbahagialah kita semua jika termasuk ke dalam golongan hamba Allah yang suka bertaubat dan menebus setiap kesalahan yang kita lakukan”

Maxwell terpana. Agama ini sungguh ringan. Ia mulai tertarik. Sambil menutup mata karena mulai merasa mengantuk, Maxwell terus meresapi suara dari tape mini disampingnya. Sebelumnya ia tersenyum pada Ali sebagai isyarat terimakasih dan mempersilakan Ali untuk pergi. Sebenarnya Ali berniat untuk tinggal dan menemani Maxwell sepanjang hari tapi pria itu menolaknya dan mengatakan untuk tidak mengkhawatirkannya. Ia yakin akan baik-baik saja dan ingin tidur kembali karena semalam memang sulit tidur. Ali pun berpesan untuk tidak lupa memanggilnya jika ada perlu.

Tak berapa lama setelah Ali pergi , ia tertidur ditemani murottal quran yang terus mengalun merdu di dekatnya.

Terpopuler

Comments

Indah Nihayati

Indah Nihayati

bagus thor

2022-03-02

1

나의 왕자

나의 왕자

ceritanya bagus aku suka

2021-11-15

1

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

ceritanya bagus knp like nya sedikit,ayoo readers like" yg banyak bantu author utk membalas lelahnya bikin cerita menarik ini

2021-11-13

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Pertolongan
2 Episode 2. Siuman
3 Episode 3. Murottal Al Quran
4 Episode 4. Ayesha dan Ahmed
5 Episode 5. Peduli
6 Episode 6. Melihat Kedua Kali
7 Episode 7. Ditolong lagi
8 Episode 8. Belum Kembali
9 Episode 9. Diburu
10 Episode 10. Ditolong Orang Suruhan
11 Episode 11. Kembali
12 Episode 12. Pengakuan
13 Episode 13. Jawaban Ayesha
14 Episode 14. Mengapa Menolong?
15 Episode 15. Bersyahadat
16 Episode 16. Permintaan
17 Episode 17. Terima Kasih Tuhan
18 Episode 18. Dua Syarat
19 Episode 19. SAH
20 Episode 20. Membuka Cadar
21 Episode 21. First Kiss
22 Episode 22. Minum Obat
23 Episode 23. Pingsan
24 Episode 24. Merawat
25 Episode 25. Menyentuh
26 Episode 26. JJP ke Kebun
27 27. Romantisme di Kebun Bunga
28 28. Aysh Parfume Company
29 29. "Flash Disk"
30 30. Masalah Pabrik. (Part 1)
31 Episode 31. Masalah Pabrik (Part 2)
32 Episode 32. Masalah Pabrik (Part 3)
33 Episode 33. Masalah Pabrik (part 4)
34 Episode 34. Masalah Pabrik (Part 5)
35 Episode 35. Masalah Pabrik (Part 6)
36 Episode 36. Masalah Pabrik (Part 7-end)
37 Episode 37. Elena dan Linores
38 Episode 38. Maafkan Ayah, Elena.
39 Episode 39. Progress Maxwell
40 Episode 40. Pamit
41 Episode 41 : Back to Ausy
42 Episode 42. Siapa Penghianat di Mansion?
43 Episode 43. Terungkap
44 Episode 44. You Are So Beautiful
45 Episode 45. Joeris
46 Episode 46. Still Joeris
47 Episode 47. Siapa Selain Joeris?
48 Episode 48. I Miss You
49 Episode 49. I Do Miss You Too
50 Episode 50. Jebakan Luke
51 Episode 51. Pencarian (Part 1)
52 Episode 52. Pencarian (Part 2-end)
53 Episode 53. Pertemuan
54 Episode 54. Bidadari
55 Episode 55. Waqaf
56 Episode 56. Konferensi Pers
57 Episode 57. Zooming with Rusia's Family
58 Episode 58. Istighfarlah Hubby
59 Episode 59. Perjuangan Awal
60 Episode 60. Alot
61 Episode 61. Ternyata
62 Episode 62. AKHIRNYA
63 Episode 63. Lagi dan Lagi
64 Episode 64. Betapa Beruntungnya Aku
65 Episode 65. Dosen Muslimah Cantik
66 Episode 66. What Happen with Bibi Cristine?
67 Episode 67. Penyanderaan.
68 Episode 68. Penyelamatan
69 Episode 69. Apa Hubunganmu dengan Bibi Christine?
70 Episode 70. Suntikan Energi Baru
71 Kata-Kata Author
72 Episode 72. Mark dan Grace
73 Episode 73. Sambutan untuk Ahmed
74 Episode 74. The Power of Ahmed
75 Episode 75. Sambutan Belum Berakhir
76 Episode 76. I'm Sorry Bro
77 Episode 77. Aku Pergi Dulu Sebentar
78 Episode 78. Siapa Sebenarnya Julia Grace?
79 Episode 79. Jebakan Musuh Berhasil
80 Episode 80. Berhadapan
81 Episode 81. Kemenangan
82 Episode 82. Mr Abraham Alexander Al Qudri dan Sofia Alexander Al Qudri
83 Episode 83. Luke Kembali
84 Episode 84. Cinta Luke
85 Episode 85. Ikatan Batin
86 Episode 86. Engkau Anakku
87 Episode 87. Wanita Super
88 Episode 88. Berhasil Melarikan Diri
89 Episode 89. Pertemuan Berdarah
90 Episode 90. Maafkanlah Luke
91 Episode 91. Jangan Beritahukan Aku
92 Episode 92. I Do Love You
93 Episode 93. Rahasia Masa Lalu (Part 1)
94 Episode 94. Rahasia Masa Lalu (Part 2-end)
95 Episode 95. Terima Kasih Sayang
96 Episode 96. Ungkapan Bibi Christine
97 Episode 97. Rahasia Berikutnya dan Penyerangan
98 98. Pertarungan Hidup dan Mati
99 Episode 99. Bantuan Tak Terduga
100 Episode 100. Kedatangan Tamu
101 Episode 101. Panggil Aku Paman
102 Episode 102. Katakanlah
103 Episode 103. I Love You
104 Episode 104. A Love Trap
105 Episode 105. Kita Sudah Sampai
106 Episode 106. Haruskah Resepsi?
107 Episode 107. Gombalan Receh?
108 Episode 108. Apa Sih Yang Tidak Untukmu?
109 Episode 109. Extra Ordinary Walimatul 'Urs
110 Episode 110. Anda Sudah Mengingatku?
111 Episode 111. Lolos
112 Episode 112. Menikahlah Denganku
113 Episode 113. Jangan Tinggalkan Aku
114 Episode 114. Allah Menguji Setara dengan Kemampuanmu
115 Episode 115. Nyawa Dibayar dengan Nyawa
116 Episode 116. Kita Harus Kuat
117 Episode 117. Siapa Boss Kalian?
118 118. Thank You Allah
119 Episode 119. Move to Indonesia
120 Episode 120. Grandfa
121 Episode 121. Aku Terlalu Merindukanmu
122 Episode 122. Maafkan Aku...
123 Episode 123. My Daughter
124 Episode 124. Ikut Daddy Ya....
125 Episode 125. Tinggalkan Putriku
126 Episode 126. Aku Tidak Layak untuk Siapapun
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Episode 1. Pertolongan
2
Episode 2. Siuman
3
Episode 3. Murottal Al Quran
4
Episode 4. Ayesha dan Ahmed
5
Episode 5. Peduli
6
Episode 6. Melihat Kedua Kali
7
Episode 7. Ditolong lagi
8
Episode 8. Belum Kembali
9
Episode 9. Diburu
10
Episode 10. Ditolong Orang Suruhan
11
Episode 11. Kembali
12
Episode 12. Pengakuan
13
Episode 13. Jawaban Ayesha
14
Episode 14. Mengapa Menolong?
15
Episode 15. Bersyahadat
16
Episode 16. Permintaan
17
Episode 17. Terima Kasih Tuhan
18
Episode 18. Dua Syarat
19
Episode 19. SAH
20
Episode 20. Membuka Cadar
21
Episode 21. First Kiss
22
Episode 22. Minum Obat
23
Episode 23. Pingsan
24
Episode 24. Merawat
25
Episode 25. Menyentuh
26
Episode 26. JJP ke Kebun
27
27. Romantisme di Kebun Bunga
28
28. Aysh Parfume Company
29
29. "Flash Disk"
30
30. Masalah Pabrik. (Part 1)
31
Episode 31. Masalah Pabrik (Part 2)
32
Episode 32. Masalah Pabrik (Part 3)
33
Episode 33. Masalah Pabrik (part 4)
34
Episode 34. Masalah Pabrik (Part 5)
35
Episode 35. Masalah Pabrik (Part 6)
36
Episode 36. Masalah Pabrik (Part 7-end)
37
Episode 37. Elena dan Linores
38
Episode 38. Maafkan Ayah, Elena.
39
Episode 39. Progress Maxwell
40
Episode 40. Pamit
41
Episode 41 : Back to Ausy
42
Episode 42. Siapa Penghianat di Mansion?
43
Episode 43. Terungkap
44
Episode 44. You Are So Beautiful
45
Episode 45. Joeris
46
Episode 46. Still Joeris
47
Episode 47. Siapa Selain Joeris?
48
Episode 48. I Miss You
49
Episode 49. I Do Miss You Too
50
Episode 50. Jebakan Luke
51
Episode 51. Pencarian (Part 1)
52
Episode 52. Pencarian (Part 2-end)
53
Episode 53. Pertemuan
54
Episode 54. Bidadari
55
Episode 55. Waqaf
56
Episode 56. Konferensi Pers
57
Episode 57. Zooming with Rusia's Family
58
Episode 58. Istighfarlah Hubby
59
Episode 59. Perjuangan Awal
60
Episode 60. Alot
61
Episode 61. Ternyata
62
Episode 62. AKHIRNYA
63
Episode 63. Lagi dan Lagi
64
Episode 64. Betapa Beruntungnya Aku
65
Episode 65. Dosen Muslimah Cantik
66
Episode 66. What Happen with Bibi Cristine?
67
Episode 67. Penyanderaan.
68
Episode 68. Penyelamatan
69
Episode 69. Apa Hubunganmu dengan Bibi Christine?
70
Episode 70. Suntikan Energi Baru
71
Kata-Kata Author
72
Episode 72. Mark dan Grace
73
Episode 73. Sambutan untuk Ahmed
74
Episode 74. The Power of Ahmed
75
Episode 75. Sambutan Belum Berakhir
76
Episode 76. I'm Sorry Bro
77
Episode 77. Aku Pergi Dulu Sebentar
78
Episode 78. Siapa Sebenarnya Julia Grace?
79
Episode 79. Jebakan Musuh Berhasil
80
Episode 80. Berhadapan
81
Episode 81. Kemenangan
82
Episode 82. Mr Abraham Alexander Al Qudri dan Sofia Alexander Al Qudri
83
Episode 83. Luke Kembali
84
Episode 84. Cinta Luke
85
Episode 85. Ikatan Batin
86
Episode 86. Engkau Anakku
87
Episode 87. Wanita Super
88
Episode 88. Berhasil Melarikan Diri
89
Episode 89. Pertemuan Berdarah
90
Episode 90. Maafkanlah Luke
91
Episode 91. Jangan Beritahukan Aku
92
Episode 92. I Do Love You
93
Episode 93. Rahasia Masa Lalu (Part 1)
94
Episode 94. Rahasia Masa Lalu (Part 2-end)
95
Episode 95. Terima Kasih Sayang
96
Episode 96. Ungkapan Bibi Christine
97
Episode 97. Rahasia Berikutnya dan Penyerangan
98
98. Pertarungan Hidup dan Mati
99
Episode 99. Bantuan Tak Terduga
100
Episode 100. Kedatangan Tamu
101
Episode 101. Panggil Aku Paman
102
Episode 102. Katakanlah
103
Episode 103. I Love You
104
Episode 104. A Love Trap
105
Episode 105. Kita Sudah Sampai
106
Episode 106. Haruskah Resepsi?
107
Episode 107. Gombalan Receh?
108
Episode 108. Apa Sih Yang Tidak Untukmu?
109
Episode 109. Extra Ordinary Walimatul 'Urs
110
Episode 110. Anda Sudah Mengingatku?
111
Episode 111. Lolos
112
Episode 112. Menikahlah Denganku
113
Episode 113. Jangan Tinggalkan Aku
114
Episode 114. Allah Menguji Setara dengan Kemampuanmu
115
Episode 115. Nyawa Dibayar dengan Nyawa
116
Episode 116. Kita Harus Kuat
117
Episode 117. Siapa Boss Kalian?
118
118. Thank You Allah
119
Episode 119. Move to Indonesia
120
Episode 120. Grandfa
121
Episode 121. Aku Terlalu Merindukanmu
122
Episode 122. Maafkan Aku...
123
Episode 123. My Daughter
124
Episode 124. Ikut Daddy Ya....
125
Episode 125. Tinggalkan Putriku
126
Episode 126. Aku Tidak Layak untuk Siapapun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!