Episode 4. Ayesha dan Ahmed

Dua minggu kemudian.

Ayesha sedang merenungi terjemahan ayat Al Quran yang baru selesai dibacanya dengan khusyuk ketika kemudian terdengar suara Hp nya berdering.

Ia tersenyum ketika melihat siapa yang calling.

“Assalamualaikum cantik”

“Waalaikumussalaam… ku kira ada yang sudah melupakanku sebulan ini”. Wajah Ayesha ditekuk cemberut seolah-olah ia sedang dilihat oleh orang yang berbicara dengannya saat ini.

“Oh sorry sayang… kau tahu aku sangat sibuk menyelesaikan disertasiku saat ini. Hampir tak ada waktu kecuali ke kampus dan perpustakaan serta hunting dosen pembimbingku. Apakah engkau baik-baik saja? Ayolah jangan menunjukkan wajah jelek itu…..”, terdengar suara renyah di seberang.

Dan benar saja entah kenapa makhluk yang satu ini selalu tepat menduga apa yang terjadi dengan Ayesha bahkan walau ia tak melihat wajah Ayesha sekalipun.

Ayesha tersenyum.

“Nah gitu dong ...Ayesha-ku sangat manis kalau tersenyum”.

“Kapan kakak akan kemari”

“Insyaa Allah besok aku akan sidang terakhir. Doakan yang terbaik untuk kakakmu yang tersayang ini… Jika semuanya sudah tuntas, paling tidak 2 hari lagi aku akan mengunjungimu… aku sudah tak sabar ingin melihatmu dan menjewer telingamu itu”

“Enak aja. Aku bukan anak kecil lagi”

“Kau memang bukan anak kecil lagi tapi gadis kecil. Selama aku belum punya adik ipar aku akan terus memanggilmu gadis kecil”

“Aku sudah besar. Lihatlah nanti aku duluan yang akan duduk di pelaminan. Kakak bahkan akan punya keponakan yang lucu-lucu sebelum sempat merasakan bulan madu”

“Hai gadis kecilku sudah punya calon kah? Siapa dia? Jangan pernah memanggilku Ahmed jika aku tidak berhasil mengalahkannya dalam hafalan Quran dan berkuda.” Sahut Ahmed di seberang.

“Ah sudahlah. Omomg kosong apa ini. Aku hanya mengancammu. Cepatlah kemari dan pastikan aku dan kakek serta Uncle John akan kakak bawa untuk melamar calon kakak iparku. Jangan banyak omong. Aku tak mau mengurus keponakanku karena ayahnya sudah kakek-kakek”.

Terdengar tawa renyah di seberang.

“Hahaha….ok lah adikku yang sholihah… doakanlah kakakmu yang tampan ini segera memperoleh tambatan hati. Oh ya bagaimana kondisi pria yang kau tolong itu? Siapa namanya? James?”

“Oh James… Alhamdulillaah kata Ali sepertinya dia sudah mulai membaik…sudah bisa pakai kursi roda..”

“Kata Ali? Kau bahkan tidak memantau langsung kondisinya? Walau tinggal dalam satu atap?”

“Ayolah kak jangan menggodaku. Satu atap pun di sini bisa seperti lima buah rumah luasnya dan kau tahu sendiri aku paling malas berurusan dengan orang yang tak dikenal. Aku membawanya ke rumah kita karena aku merasa ia dalam bahaya. Itu saja.”

“Sebaiknya memang demikian. Oh ya kurasa sesekali tak apa kau jenguk pasien yang tampan itu Ayesha. Apa kau tidak rugi untuk mengabaikannya?”

Ayesha seketika merona mendengar godaan kakaknya. Refleks ia melirik ke arah monitor CCTV di dekatnya, di lihatnya orang yang sedang mereka bicarakan sedang berusaha duduk bersandar di tempat tidurnya sambil memegang sebuah buku tebal. Al Qur’an. Ayesha tersenyum. Entah kenapa hatinya merasa sangat senang. Seperti ada sebuah rasa yang tak tau apa namanya mulai bersemayam di sebuah ruang hatinya.

“Ayesha?”, sejenak Ahmed merasa diabaikan oleh adiknya. Ayesah tergagap.

“Hai dari mana kakak tau dia tampan?”

“Hmm….mengapa engkau tergagap sayang… apakah engkau sedang menatap seseorang saat ini?”

“Kak Ahmed…”

Ahmed sukses membuat wajah Ayesha berpaling dari monitor di depannya dan memerah. Untunglah, dia tidak melihatku, batinnya. Kak Ahmed, kamu seperti malaikat, tau saja. Pikirnya gemas. Astaghfirullaah, batinnya, menyesali perasaan anehnya tadi.

“Ali yang bercerita padaku. Bahkan ia lebih tampan dariku katanya. Yang benar saja”, Ahmed tertawa kecil di seberang sana.

“Ok lah kalau begitu Kau harus jaga jarak dengannya. Aku khawatir dia bukan orang baik sehingga mendapat kasus pembunuhan yang mengerikan seperti itu”

“Aku tidak mau berburuk sangka pada siapapun jika aku tidak punya alasan yang kuat untuk itu. Apalagi aku melihatnya selama di sini tidak melakukan hal-hal yang mencurigakan. Kakak tahu, harta dan jabatan bisa membutakan siapapun. Bisa jadi ia mengalaminya karena persoalan tersebut. Ah entahlah. Itu bukan urusan kita. Kita hanya berkewajiban menolong sesama manusia dari kematian di depan mata. Bukankah begitu?"

“Iya. Kau benar adikku yang baik dan cantik. Oh ya, by the way, Insyaa Allah beberapa hari lagi aku akan datang dan mudah-mudahan dengan kabar gembira kelulusanku. Sudah dulu ya… jangan lupa doakan aku sukses sidang besok. Salam untuk Grandfa. Sampaikan maafku padanya belum bisa mengunjungi”

“Sampaikanlah sendiri. Kakek pasti senang kakak langsung meneleponnya. Ok. Jangan lupa berdoa di tengah malam. Aku pasti mendoakan juga yang terbaik untukmu. I love you”.

Ayesha menutup telponnya. Ia tersenyum senang. Ahmed memang selalu membuatnya ceria. Ia sangat merindukan kakaknya yang jenius namun humoris dan pastinya sangat tampan itu. Sudah sebulan ini ia belum datang mengunjungi Ayesha dan kakeknya, bahkan menelepon pun cuma empat kali dan itu pun hanya beberapa menit. Selebihnya hanya bertanya kabar di whatsapp. Ayesha sadar, sepertinya kali ini kakak kandung seayah seibunya ini betul-betul sangat serius menyelesaikan gelar doktornya. Padahal biasanya hampir tiap malam ia selalu menelepon Ayesha dan kakeknya dan minimal sepekan sekali Ahmed datang untuk sekedar silaturahim melepas rindu sekaligus mengunjungi perusaahaan-perusahaan keluarga dan rumah sakit amal yang mereka bangun di pinggiran kota Rusia ini.

Ayesha mendesah pelan seraya mengucapkan hamdalah. Setelah menyelesaikan tadabur terjemahan Qurannya, Ia kemudian bersiap berkuda ke kebun belakang rumahnya yang sangat luas. Dia memakai baju kaus panjang berwarna hijau daun yang terbelah kanan dan kirinya dengan celana panjang warna senada untuk memudahkannya bergerak di atas kuda. Tak lupa ia mengenakan kembali jilbab dan cadarnya yang berwarna hijau muda. Kaus kaki tak lupa dipakainya dengan menggunakan sepatu boot khusus untuk para pekuda pada umumnya. Untuk melengkapi kostum berkudanya, ia juga memakai topi lebar untuk menutupi wajahnya dari sengatan matahari, karena pagi ini sangat cerah, secerah hati sang bidadari yang saat ini diliputi kegembiraan.

Pagi ini gadis cantik itu berencana hendak melatih kecepatannya berkuda dengan target waktu tertentu seperti yang pernah diarahkan oleh pelatihnya. Selain itu ia juga akan mengunjungi teman kecilnya yang rumahnya masih di dalam area halaman belakang rumahnya tersebut. Elena, teman kecilnya ini membantunya mengurus kebun bunganya yang seluas satu hektar yang berada di ujung pekarangan belakang rumahnya.

Suara ringkikan kuda menyentakkan lamunan Maxwell yang saat ini sedang duduk di kursi roda di teras samping rumah Ayesha yang sangat luas. Sudah dua minggu lebih dirawat oleh Ali, asisten perawat yang ditugaskan Ayesha, baru sekali ini ia bisa bebas menghirup udara luar kamarnya. Mulutnya sudah mulai pulih dan kakinya yang terluka sudah mulai kering lukanya. Hanya saja dia belum bisa berdiri lama dan ditambah dadanya yang masih lumayan nyeri akibat operasi mengeluarkan peluru yang ditembakkan oleh musuhnya.

Maxwell memilih duduk di teras ini sambil mencoba berlatih menggunakan kursi roda otomatis yang baru saja diajarkan Ali cara penggunaannya malam tadi. Sambil berlatih menggunakan kursi roda tersebut dengan menekan tombol-tombol tertentu di sisi kursi, Maxwell juga senang menghirup udara asri di halaman ini. Beragam jenis bunga tumbuh di sekitar teras dan halaman samping ini. Semua bunga yang ada sedang mekar dan sedang harum-harumnya mengeluarkan bau yang sangat menyegarkan dan menggairahkan. Semua saperti aroma parfum alam yang tak ada bandingnya.

Terdengar suara ringkikan kuda.

Suara kuda? Apakah ada kuda di sini? Sepertinya pemiliknya baru saja membawa kudanya untuk berlatih. Oh, apakah itu Ayesha yang sedang menunggang kudanya? Hendak kemanakah ia? Maxwell ngoceh sendiri di dalam hatinya. Sekarang kekagumannya pada gadis misterius itu semakin bertambah seiring dengan kecurigaanya pada Ayesha dan orang-orang sekitarnya yang sudah mulai memudar secara perlahan. Selama dua minggu lebih bersama Ali, dari pemuda yang suka bercerita itu, ia mendapatkan banyak cerita tentang gadis muslimah itu. Ia mendapat cerita dari Ali bahwa Ayesha dan keluarganya adalah para malaikat yang tinggal di bumi.

Mereka sudah sering menolong orang tanpa pandang bulu, bahkan tanpa perlu tau siapa orang yang ditolongnya, termasuk dirinya saat ini. Mereka perlakukan semua orang dengan sama, baik orang tersebut sebagai kerabatnya atau hanya sebagai pekerjanya. Seperti yang dialami Ali. Pemuda itu bercerita padanya bagaimana awalnya ia bisa berada di sini.

Dulunya Ali hanyalah seorang anak gelandangan yang penyakitan. Waktu itu usianya masih 15 tahun ketika ditemukan oleh Ahmed, kakak lelaki Ayesha, di pinggir jalan sedang mengemis. Badannya sedang demam tinggi dan tangannya menengadah mengemis ke orang-orang yang lewat pada waktu itu dengan gemetaran. Ahmed yang sedang berjalan kaki waktu itu merasa iba dan tanpa berpikir panjang membawa Ali untuk diobati di rumah sakit milik keluarganya.

Sejak saat itu, Ali ditawarkan untuk belajar di rumah sakit dan menjadi asisten para perawat di sana sehingga diharapkan memiliki keterampilan sendiri. Ali sangat gembira bukan main mendapatkan tawaran itu. Ia sangat serius belajar di sana. Ia tidak pernah merasa menjadi pembantu. Ia selalu diajarkan untuk menjadi manusia yang paling banyak manfaatnya untuk orang banyak.

Sebelum hidupnya berubah total saat ini, Ali dulunya adalah seorang atheis yang tidak percaya sama sekali dengan adanya Tuhan, tapi sejak hidup bersama keluarga Ayesha, dia mulai melihat eksistensi Tuhan itu. Setelah kurang lebih setahun tinggal di rumah sakit milik keluarga Ayesha, ia mulai merasakan sesuatu yang membawanya pada kenyataan bahwa Tuhan itu ada. Mustahil tidak ada. Dan agama yang dianut oleh orang-orang yang menolongnya dan memperlakukannya dengan baik saat ini memberikan kedamaian dalam hatinya. Akhirnya ia memutuskan untuk memeluk agama Islam, tanpa paksaan dari siapapun.

Ketika Ali bercerita tentang keadaannya yang dirawat di rumah sakit, Maxwell sempat bertanya mengapa Ayesha tidak membawanya dan merawatnya juga di rumah sakit. Ali menjawab bahwa khusus untuk Maxwell, Ayesha dan keluarganya memang memutuskan untuk merawat di rumah karena selain kondisi Maxwell yang sangat parah juga dikarenakan untuk keamanan Maxwell, karena Ayesha khawatir orang-orang jahat yang akan membunuh Maxwell saat itu bisa saja kembali dan mencari Maxwell di rumah sakit-rumah sakit Rusia. Maxwell tertegun mendengarnya. Segitunya Ayesha dan keluarganya mempertimbangkan kondisi Maxwell dan sepertinya memang benar-benar berusaha ingin menolongnya secara total.

Selain Ali dan kini Maxwell yang ditolong oleh keluarga Ayesha, ternyata dokter Anne yang cantik itu juga sama. Dulunya Anne bahkan ditemukan Ayesha hendak melompat untuk bunuh diri di atas sebuah jembatan yang di bawahnya terbentang jurang yang sangat dalam. Gadis itu waktu itu sedang depresi, entah apa yang menjadi penyebabnya, namun kemudian Ayesha dengan cerdas dan penuh kelembutan berusaha menyadarkan wanita itu dan kini mereka bisa berteman akrab.

Kabarnya, profesi Anne yang sekarang sudah menjadi dokter spesialis bedah yang handal juga tak lepas dari bantuan keluarga Ayesha. Saat ini dr Anne bekerja untuk membantu rumah sakit milik keluarga Ayesha, sebuah rumah sakit yang hanya diperuntukkan untuk orang-orang miskin yang membutuhkan. Konon katanya semua orang yang berobat ke sana cukup membayar semampunya saja. Doa dari orang-orang yang dibantu oleh rumah sakit diharapkan bisa mengetuk pintu langit sehingga rezeki akan terus mengalir ke keluarga Ayesha sehingga bisa terus menopang keberadaan rumah sakit tersebut. Adapun sisi ekonomi keluarga Ayesha, kata Ali ada beberapa perusahaan kecil dan pabrik yang mereka miliki yang dari semuanya itu profitnya digunakan untuk menyanggah biaya rumah sakit amal yang mereka dirikan.

Maxwell tersenyum. Ia mulai mengerti sekarang. Ia sadar bahwa saat ini ia hanyalah seseorang yang dianggap orang yang sedang membutuhkan pertolongan oleh Ayesha dan keluarganya. Ia cuma orang yang patut dikasihani, makanya selama ini yang mengurusnya hanyalah Ali. Sejak kedatangan Ayesha dan dr Anne waktu itu seterusnya kedua wanita aneh itu tak sekalipun pernah mengunjunginya lagi. Dan barusan saja ia mendengar suara kuda. Pastilah itu Ayesha, yang diceritakan Ali beberapa bulan ini sedang kursus berkuda dan memanah dengan gurunya. Dan wanitu itu memang punya kesibukan lainnya yang kata Ali sama halnya dengan kesibukan para pria. Tapi entahlah kesibukan apa saja. Ali belum bercerita, atau tepatnya Maxwell belum berhasil memancingnya untuk bercerita. Maxwell bergegas untuk masuk kembali. Ia ingin membersihkan diri.

Terpopuler

Comments

나의 왕자

나의 왕자

max betul" mendapatkan hidayah semoga dia bisa menjalankan dengan baik

2021-11-15

1

sahata silalahi

sahata silalahi

seru..

2021-05-21

2

Bill

Bill

Aaaauuww sosis:v mampir aku kak

2021-03-07

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Pertolongan
2 Episode 2. Siuman
3 Episode 3. Murottal Al Quran
4 Episode 4. Ayesha dan Ahmed
5 Episode 5. Peduli
6 Episode 6. Melihat Kedua Kali
7 Episode 7. Ditolong lagi
8 Episode 8. Belum Kembali
9 Episode 9. Diburu
10 Episode 10. Ditolong Orang Suruhan
11 Episode 11. Kembali
12 Episode 12. Pengakuan
13 Episode 13. Jawaban Ayesha
14 Episode 14. Mengapa Menolong?
15 Episode 15. Bersyahadat
16 Episode 16. Permintaan
17 Episode 17. Terima Kasih Tuhan
18 Episode 18. Dua Syarat
19 Episode 19. SAH
20 Episode 20. Membuka Cadar
21 Episode 21. First Kiss
22 Episode 22. Minum Obat
23 Episode 23. Pingsan
24 Episode 24. Merawat
25 Episode 25. Menyentuh
26 Episode 26. JJP ke Kebun
27 27. Romantisme di Kebun Bunga
28 28. Aysh Parfume Company
29 29. "Flash Disk"
30 30. Masalah Pabrik. (Part 1)
31 Episode 31. Masalah Pabrik (Part 2)
32 Episode 32. Masalah Pabrik (Part 3)
33 Episode 33. Masalah Pabrik (part 4)
34 Episode 34. Masalah Pabrik (Part 5)
35 Episode 35. Masalah Pabrik (Part 6)
36 Episode 36. Masalah Pabrik (Part 7-end)
37 Episode 37. Elena dan Linores
38 Episode 38. Maafkan Ayah, Elena.
39 Episode 39. Progress Maxwell
40 Episode 40. Pamit
41 Episode 41 : Back to Ausy
42 Episode 42. Siapa Penghianat di Mansion?
43 Episode 43. Terungkap
44 Episode 44. You Are So Beautiful
45 Episode 45. Joeris
46 Episode 46. Still Joeris
47 Episode 47. Siapa Selain Joeris?
48 Episode 48. I Miss You
49 Episode 49. I Do Miss You Too
50 Episode 50. Jebakan Luke
51 Episode 51. Pencarian (Part 1)
52 Episode 52. Pencarian (Part 2-end)
53 Episode 53. Pertemuan
54 Episode 54. Bidadari
55 Episode 55. Waqaf
56 Episode 56. Konferensi Pers
57 Episode 57. Zooming with Rusia's Family
58 Episode 58. Istighfarlah Hubby
59 Episode 59. Perjuangan Awal
60 Episode 60. Alot
61 Episode 61. Ternyata
62 Episode 62. AKHIRNYA
63 Episode 63. Lagi dan Lagi
64 Episode 64. Betapa Beruntungnya Aku
65 Episode 65. Dosen Muslimah Cantik
66 Episode 66. What Happen with Bibi Cristine?
67 Episode 67. Penyanderaan.
68 Episode 68. Penyelamatan
69 Episode 69. Apa Hubunganmu dengan Bibi Christine?
70 Episode 70. Suntikan Energi Baru
71 Kata-Kata Author
72 Episode 72. Mark dan Grace
73 Episode 73. Sambutan untuk Ahmed
74 Episode 74. The Power of Ahmed
75 Episode 75. Sambutan Belum Berakhir
76 Episode 76. I'm Sorry Bro
77 Episode 77. Aku Pergi Dulu Sebentar
78 Episode 78. Siapa Sebenarnya Julia Grace?
79 Episode 79. Jebakan Musuh Berhasil
80 Episode 80. Berhadapan
81 Episode 81. Kemenangan
82 Episode 82. Mr Abraham Alexander Al Qudri dan Sofia Alexander Al Qudri
83 Episode 83. Luke Kembali
84 Episode 84. Cinta Luke
85 Episode 85. Ikatan Batin
86 Episode 86. Engkau Anakku
87 Episode 87. Wanita Super
88 Episode 88. Berhasil Melarikan Diri
89 Episode 89. Pertemuan Berdarah
90 Episode 90. Maafkanlah Luke
91 Episode 91. Jangan Beritahukan Aku
92 Episode 92. I Do Love You
93 Episode 93. Rahasia Masa Lalu (Part 1)
94 Episode 94. Rahasia Masa Lalu (Part 2-end)
95 Episode 95. Terima Kasih Sayang
96 Episode 96. Ungkapan Bibi Christine
97 Episode 97. Rahasia Berikutnya dan Penyerangan
98 98. Pertarungan Hidup dan Mati
99 Episode 99. Bantuan Tak Terduga
100 Episode 100. Kedatangan Tamu
101 Episode 101. Panggil Aku Paman
102 Episode 102. Katakanlah
103 Episode 103. I Love You
104 Episode 104. A Love Trap
105 Episode 105. Kita Sudah Sampai
106 Episode 106. Haruskah Resepsi?
107 Episode 107. Gombalan Receh?
108 Episode 108. Apa Sih Yang Tidak Untukmu?
109 Episode 109. Extra Ordinary Walimatul 'Urs
110 Episode 110. Anda Sudah Mengingatku?
111 Episode 111. Lolos
112 Episode 112. Menikahlah Denganku
113 Episode 113. Jangan Tinggalkan Aku
114 Episode 114. Allah Menguji Setara dengan Kemampuanmu
115 Episode 115. Nyawa Dibayar dengan Nyawa
116 Episode 116. Kita Harus Kuat
117 Episode 117. Siapa Boss Kalian?
118 118. Thank You Allah
119 Episode 119. Move to Indonesia
120 Episode 120. Grandfa
121 Episode 121. Aku Terlalu Merindukanmu
122 Episode 122. Maafkan Aku...
123 Episode 123. My Daughter
124 Episode 124. Ikut Daddy Ya....
125 Episode 125. Tinggalkan Putriku
126 Episode 126. Aku Tidak Layak untuk Siapapun
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Episode 1. Pertolongan
2
Episode 2. Siuman
3
Episode 3. Murottal Al Quran
4
Episode 4. Ayesha dan Ahmed
5
Episode 5. Peduli
6
Episode 6. Melihat Kedua Kali
7
Episode 7. Ditolong lagi
8
Episode 8. Belum Kembali
9
Episode 9. Diburu
10
Episode 10. Ditolong Orang Suruhan
11
Episode 11. Kembali
12
Episode 12. Pengakuan
13
Episode 13. Jawaban Ayesha
14
Episode 14. Mengapa Menolong?
15
Episode 15. Bersyahadat
16
Episode 16. Permintaan
17
Episode 17. Terima Kasih Tuhan
18
Episode 18. Dua Syarat
19
Episode 19. SAH
20
Episode 20. Membuka Cadar
21
Episode 21. First Kiss
22
Episode 22. Minum Obat
23
Episode 23. Pingsan
24
Episode 24. Merawat
25
Episode 25. Menyentuh
26
Episode 26. JJP ke Kebun
27
27. Romantisme di Kebun Bunga
28
28. Aysh Parfume Company
29
29. "Flash Disk"
30
30. Masalah Pabrik. (Part 1)
31
Episode 31. Masalah Pabrik (Part 2)
32
Episode 32. Masalah Pabrik (Part 3)
33
Episode 33. Masalah Pabrik (part 4)
34
Episode 34. Masalah Pabrik (Part 5)
35
Episode 35. Masalah Pabrik (Part 6)
36
Episode 36. Masalah Pabrik (Part 7-end)
37
Episode 37. Elena dan Linores
38
Episode 38. Maafkan Ayah, Elena.
39
Episode 39. Progress Maxwell
40
Episode 40. Pamit
41
Episode 41 : Back to Ausy
42
Episode 42. Siapa Penghianat di Mansion?
43
Episode 43. Terungkap
44
Episode 44. You Are So Beautiful
45
Episode 45. Joeris
46
Episode 46. Still Joeris
47
Episode 47. Siapa Selain Joeris?
48
Episode 48. I Miss You
49
Episode 49. I Do Miss You Too
50
Episode 50. Jebakan Luke
51
Episode 51. Pencarian (Part 1)
52
Episode 52. Pencarian (Part 2-end)
53
Episode 53. Pertemuan
54
Episode 54. Bidadari
55
Episode 55. Waqaf
56
Episode 56. Konferensi Pers
57
Episode 57. Zooming with Rusia's Family
58
Episode 58. Istighfarlah Hubby
59
Episode 59. Perjuangan Awal
60
Episode 60. Alot
61
Episode 61. Ternyata
62
Episode 62. AKHIRNYA
63
Episode 63. Lagi dan Lagi
64
Episode 64. Betapa Beruntungnya Aku
65
Episode 65. Dosen Muslimah Cantik
66
Episode 66. What Happen with Bibi Cristine?
67
Episode 67. Penyanderaan.
68
Episode 68. Penyelamatan
69
Episode 69. Apa Hubunganmu dengan Bibi Christine?
70
Episode 70. Suntikan Energi Baru
71
Kata-Kata Author
72
Episode 72. Mark dan Grace
73
Episode 73. Sambutan untuk Ahmed
74
Episode 74. The Power of Ahmed
75
Episode 75. Sambutan Belum Berakhir
76
Episode 76. I'm Sorry Bro
77
Episode 77. Aku Pergi Dulu Sebentar
78
Episode 78. Siapa Sebenarnya Julia Grace?
79
Episode 79. Jebakan Musuh Berhasil
80
Episode 80. Berhadapan
81
Episode 81. Kemenangan
82
Episode 82. Mr Abraham Alexander Al Qudri dan Sofia Alexander Al Qudri
83
Episode 83. Luke Kembali
84
Episode 84. Cinta Luke
85
Episode 85. Ikatan Batin
86
Episode 86. Engkau Anakku
87
Episode 87. Wanita Super
88
Episode 88. Berhasil Melarikan Diri
89
Episode 89. Pertemuan Berdarah
90
Episode 90. Maafkanlah Luke
91
Episode 91. Jangan Beritahukan Aku
92
Episode 92. I Do Love You
93
Episode 93. Rahasia Masa Lalu (Part 1)
94
Episode 94. Rahasia Masa Lalu (Part 2-end)
95
Episode 95. Terima Kasih Sayang
96
Episode 96. Ungkapan Bibi Christine
97
Episode 97. Rahasia Berikutnya dan Penyerangan
98
98. Pertarungan Hidup dan Mati
99
Episode 99. Bantuan Tak Terduga
100
Episode 100. Kedatangan Tamu
101
Episode 101. Panggil Aku Paman
102
Episode 102. Katakanlah
103
Episode 103. I Love You
104
Episode 104. A Love Trap
105
Episode 105. Kita Sudah Sampai
106
Episode 106. Haruskah Resepsi?
107
Episode 107. Gombalan Receh?
108
Episode 108. Apa Sih Yang Tidak Untukmu?
109
Episode 109. Extra Ordinary Walimatul 'Urs
110
Episode 110. Anda Sudah Mengingatku?
111
Episode 111. Lolos
112
Episode 112. Menikahlah Denganku
113
Episode 113. Jangan Tinggalkan Aku
114
Episode 114. Allah Menguji Setara dengan Kemampuanmu
115
Episode 115. Nyawa Dibayar dengan Nyawa
116
Episode 116. Kita Harus Kuat
117
Episode 117. Siapa Boss Kalian?
118
118. Thank You Allah
119
Episode 119. Move to Indonesia
120
Episode 120. Grandfa
121
Episode 121. Aku Terlalu Merindukanmu
122
Episode 122. Maafkan Aku...
123
Episode 123. My Daughter
124
Episode 124. Ikut Daddy Ya....
125
Episode 125. Tinggalkan Putriku
126
Episode 126. Aku Tidak Layak untuk Siapapun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!