Bab 2 ( Surga Yang Terenggut )

Bu Meri kembali angkat suara, apalagi dia tidak rela melihat Dirga terpojok oleh perkataan Pak Adnan.

"Wajar saja jika Dirga menikah lagi. Dirga juga menginginkan keturunan. Seharusnya Anda sadar jika Amira tidak bisa memberi Dirga keturunan."

"Bu Meri, Anda juga seorang perempuan. Bagaimana jika Anda berada pada posisi Amira? Apa Anda akan ikhlas berbagi Suami?" tanya Pak Adnan sehingga membuat Bu Meri diam tidak berkutik.

Amira yang masih diam mematung karena begitu terkejut dengan kejadian di depan matanya, baru tersadar ketika mendengar teriakan Bu Meri.

"Amira, sekarang juga kamu bawa pergi Ayah kamu dari sini? Berani sekali kalian mempermalukan keluarga kami."

Amira bergegas menghampiri Pak Adnan ke atas pelaminan, apalagi saat ini semua orang yang berada di sana terdengar membicarakan Dirga dan keluarganya.

"Yah, sebaiknya sekarang kita pergi dari sini," ucap Amira dengan lembut.

"Tidak Nak. Ayah ingin mencari keadilan untuk kamu. Ayah tidak rela mereka menginjak-injak harga diri kita," ucap Pak Adnan dengan mata berkaca-kaca.

"Sudah Yah, Amira tidak apa-apa. Amira ikhlas berbagi Suami, karena Amira sadar diri jika Amira adalah perempuan tidak sempurna," ucap Amira dengan menggenggam tangan Pak Adnan.

Bu Meri tersenyum puas mendengar perkataan Amira.

"Anda dengar sendiri perkataan Amira. Amira saja tidak keberatan Dirga menikah lagi, kenapa Anda harus keberatan? Seharusnya Anda bahagia karena kelak Amira bisa mendapatkan Surga jika dia rela dimadu," ucap Bu Meri dengan entengnya.

Pak Adnan semakin tidak rela apabila Putri kesayangannya harus berbagi Suami dengan perempuan lain. Beliau terus berusaha menasehati Amira supaya tidak menerima pernikahan kedua Dirga.

"Jalan menuju Surga itu banyak, bukan hanya dari poligami. Amira tidak harus menyakiti diri sendiri, apalagi bukan Surga yang akan Amira dapat jika dia tidak ikhlas, tapi Neraka dunia yang harus ia jalani," tegas Pak Adnan.

Semuanya terdiam mendengar perkataan lelaki paruh baya tersebut, terutama para tamu perempuan yang turut merasakan bagaimana rasa sakit hati Amira.

"Nak, dalam syari'at seorang Lelaki memang boleh memiliki lebih dari satu Istri, tapi di Dunia ini tidak akan ada manusia yang bisa adil termasuk Dirga. Ayah juga yakin jika di Dunia ini tidak akan ada perempuan yang rela berbagi Suami termasuk kamu," sambung Pak Adnan.

"Jika Amira bisa mendapatkan Surga dengan cara berbagi Suami, Amira akan ikhlas melakukannya Yah," ucap Amira dengan memaksakan diri untuk tersenyum.

"Tidak Nak, Ayah tidak ikhlas. Apalagi ikhlas itu tidak semudah yang di ucapkan. Lebih baik sekarang juga kamu ikut Ayah pulang. Ayah lebih rela kamu bercerai dengan Dirga dari pada harus melihat kamu menderita karena berbagi Suami," ujar Pak Adnan.

"Astagfirullah Yah, Ayah tidak boleh berkata seperti itu," ucap Amira.

Bu Meri yang tidak ingin acara pernikahan Dirga dan Regina kacau karena kehadiran Pak Adnan, akhirnya kembali menyuruh Amira membawa pergi Ayahnya tersebut.

"Amira, sebaiknya sekarang juga kamu bawa pergi Ayah kamu dari sini. Apa kamu ingin membuat malu keluarga Cakra dinata?" bisik Bu Meri dengan mencengkram kuat bahu Amira.

"Yah, sebaiknya sekarang kita pergi dari sini," ucap Amira dengan meringis kesakitan.

Dirga masih diam mematung. Mulutnya seakan tidak dapat mengeluarkan satu patah kata pun ketika berhadapan dengan Pak Adnan.

"Dirga, jika Ayah sampai melihat Amira meneteskan air mata. Ayah tidak akan segan-segan membawa pergi Amira dari kehidupan kamu. Kamu jangan lupa jika Amira masih memiliki Ayah yang akan selalu menjadi perisainya," tegas Pak Adnan sebelum akhirnya ke luar dari tempat acara pernikahan Dirga dan Regina.

"Mas, aku antar Ayah dulu ya," ucap Amira yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh Dirga.

Sebelum pulang ke kampung halamannya, Pak Adnan mengajak Amira duduk di sebuah bangku Taman untuk berbicara.

"Nak, kenapa Amira bersedia dimadu? Apa semua itu keinginan Dirga? Atau Bu Meri yang memaksa kalian?" tanya Pak Adnan.

"Semua itu memang permintaan Mama, bahkan Mas Dirga sudah sering menolak permintaan Mama tersebut," jawab Amira.

Amira kembali teringat dengan kejadian pada saat Bu Meri memaksa Dirga untuk menikah lagi.

Bu Meri menginginkan calon penerus perusahaan besar milik keluarga Cakra dinata, apalagi Dirga merupakan Anak laki-laki satu-satunya.

Dirga adalah putra sulung dari tiga bersaudara, jadi Bu Meri selalu menekan Dirga supaya bisa secepatnya memiliki keturunan, apalagi menurut tradisi keluarga Cakra dinata, hanya Anak laki-laki dari putra sulung yang bisa menjadi penerus perusahaan keluarga.

"Dirga, sampai kapan kamu akan terus menunggu Amira hamil? Sekarang pernikahan kalian sudah berjalan selama lima tahun, tapi Amira masih tidak kunjung hamil juga. Bagaimana jika Amira mandul? Siapa yang akan menjadi penerus bisnis dalam keluarga kita?" ujar Bu Meri.

Amira hanya diam saat Mertuanya meminta Dirga menikah lagi. Dia tidak sanggup mengucapkan satu patah kata pun untuk menolak saran dari Mertuanya tersebut, tapi Amira yakin jika Dirga pasti akan menolak permintaan Bu Meri, apalagi selama ini Dirga begitu mencintai Amira.

"Dirga harus bagaimana lagi Ma? Segala usaha telah Dirga dan Amira lakukan, tapi mungkin kami masih belum dipercaya memiliki keturunan. Ma, Dirga sama sekali tidak masalah apabila Amira tidak memiliki Anak, karena Dirga akan selalu mencintai Amira."

Amira merasa tersentuh saat mendengar pembelaan yang selalu di ucapkan Suaminya, sedangkan Bu Meri semakin murka karena sejak mengenal Amira, Dirga selalu saja membantah bahkan tidak segan melawan perintahnya.

"Terus saja kamu bela Istri kamu yang mandul itu. Kamu mungkin tidak keberatan, tapi Mama keberatan. Dirga, kamu tau sendiri bagaimana tradisi keluarga kita. Hanya Anak laki-laki dari Putra sulung yang bisa menjadi pewaris perusahaan, karena perusahaan akan hancur jika dikelola oleh orang lain selain Anak laki-laki dari keturunan kamu," ujar Bu Meri.

Dirga menghela napas panjang mendengar perkataan Ibunya tersebut, apalagi keluarga Cakra dinata sangat mempercayai tradisi turun temurun yang diwariskan oleh keluarga dari mendiang Ayah kandung Dirga.

"Kenapa Mama masih saja percaya dengan takhayul seperti itu? Sekarang sudah jaman modern, perempuan juga bisa bersaing dengan laki-laki. Jadi Sinta dan Vania bisa membantu Dirga mengelola perusahaan."

"Tidak, Mama tidak akan pernah membiarkan kedua Adik kamu bekerja. Mereka perempuan, kodrat seorang perempuan itu diam di rumah untuk merawat Anak serta mengurus Suami."

"Lalu apa gunanya Sinta dan Vania mengenyam pendidikan sampai Perguruan tinggi jika ilmu yang mereka dapat tidak boleh digunakan?" tanya Dirga.

"Dirga, pokoknya Mama tidak mau tau. kamu harus menikah lagi supaya memiliki keturunan. Dari dulu Mama sudah sabar karena pernikahan kalian belum lima tahun, tapi sekarang sudah terbukti jika kalian tidak kunjung memiliki Anak juga. Jadi, menurut hukum Agama, bukankah sah saja apabila kamu melakukan poligami?" ucap Bu Meri dengan entengnya tanpa memikirkan perasaan Amira yang masih berada di sana.

"Mama jangan bicara seperti itu, kasihan Kak Amira, Ma," ucap Vania, yaitu Adik bungsu Dirga.

"Vania, kamu itu masih kecil, jadi jangan pernah ikut campur urusan orang dewasa," ujar Sinta yang memang tidak suka terhadap Amira.

"Ma, setidaknya Mama pikirkan perasaan Amira, apalagi Amira ada di sini. Mama juga seorang perempuan, bahkan Mama memiliki dua Anak perempuan juga. Bagaimana jika Mama, Sinta, atau Vania berada pada posisi Amira?" tanya Dirga.

*

*

Bersambung

Terpopuler

Comments

Indah MB

Indah MB

padahal g ada perempuan yang tubuhnya sehat itu mandul, kecuali ia punya suatu penyakit di rahimnya, itu pun tergantung juga... jangan jangan anakmu Mer yg mandul

2025-04-17

3

Sunshine

Sunshine

semangat terus Kak Thor, makasih banyak double up nya, ☕ mendarat biar tambah semangat

2025-04-16

2

Sunshine

Sunshine

betul bgt, aku setuju, karena tidak akan ada perempuan yang pernah ikhlas berbagi suami. kamu jangan bodoh Amira

2025-04-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!